Anda di halaman 1dari 39

BST AND CRS

APPENDICITIS
Kelompok 5
SMF Bedah
FK UNISBA
RSUD Al-Ihsan Bandung

Eva Fieldiana S Astri Restuastuti M


STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.J
Jenis kelamin : wanita
Usia : 19 tahun
Alamat : Ciwidey
Pekerjaan : IRT
perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Sunda
Masuk RS : 18 Februari 2010
Tanggal pemeriksaan: 23 februari 2010
ANAMNESIS
Keluhan Utama: nyeri perut kanan bawah sejak 1 bulan yang lalu.

Anamnesis Khusus:
RPS
Pasien datang dengan keluhan nyeri perut kanan bawah sejak 1 bulan yang
lalu. Nyeri langsung terasa di daerah perut kanan bawah, nyeri tidak
pindah atau menyebar. Nyeri dirasakan terus-menerus. Nyeri tidak
berkurang saat berpindah posisi.
Keluhan disertai juga dengan mual, tapi tidak disertai dengan muntah dan
demam.
Saat datang, pasien sedang menstruasi tapi tidak hamil.
BAB tidak diare,tidak berdarah dan tidak konstipasi
BAK tidak sakit (N), tidak ada darah
RPD
Alergi obat dan makanan (-)
Pasien menyangkal memiliki riwayat penyakit jantung,
hipertensi, kencing manis dan asthma
Pasien sering mengalami keputihan dengan warna seperti susu,
gatal dan tidak berbau saat sebelum mens dan sesudah mens
Pasien sering mengalami nyeri perut jika datang menstruasi tiap
bulannya. Nyeri perut muncul saat hari pertama haid hingga
hari ke 5.
Siklus menstruasi normal tiap bulannya.
Pasien pernah dilakukan operasi KET 1 bulan yang lalu
PEMERIKSAAN FISIK
Status generalis :
Kesadaran : Compos Mentis
Pasien Terlihat : Sakit sedang
Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80x/menit
Suhu : 36,6oC
Respirasi : 20x/menit
Kepala : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik
Leher : tidak ada pembesaran KGB, JVP tidak
meningkat.
Thorax : Pergerakan dada dan bentuk dada simetris
 Paru : sonor, VSB normal kanan=kiri, wheezing -/-, ronchi -/
 Jantung: Bunyi jantung S1 dan S2 murni, regular, murmur (-),

gallop (-)
Abdomen: tidak ada massa, hiperemis (-),hepar dan
spleen tidak teraba, bising usus (+), metallic sound (-),
ginjal tidak teraba.
Punggung: ketuk CVA (-)
 Ekstremitas : edema -/-
pergerakan 5 5
5 5
 Genital : tidak dilakukan pemeriksaan
Abdomen : Status Lokalis
Nyeri di daerah kanan bawah.
 a/r right lower quadrant (RLQ)
 Inspeksi
 Perut datar
 Tidak tampak kemerahan/luka,terdapat bekas operasi
 Auskultasi: BU (+), metallic sound (-)
 Perkusi: timpani, pekak pindah (-), pekak samping (-)
 Palpasi
 NT (+) dan NL (-) di titik McBurney
 Rovsing’s sign (-); psoas sign (-); obturator sign (-); DM(-)
Diagnosis Banding
Appendicitis
Torsio kista ovarium
Ureterolithiasis
KET

Diagnosis kerja
appendisitis

Usulan pemeriksaan
Lab darah rutin
Tes kehamilan
USG
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab:
Hematologi:
Hemoglobin : 12,6 g/dL
Leukosit : 23.700/µL
Hematokrit : 36 %
Trombosit : 324.000/µL
Urin Mikroskopis:
Kimia urine
Mikroskopis urine
Warna urine : kuning
Kejernihan : keruh Eritrosit :penuh
pH urine : 6,5 Leukosit : 14-15
Berat jenis urine: 1.020
Albumin urine : +
Sel epitel : +
Glukosa urine : - Kristal : -
Keton urine : +++
Silinder : -
Nitrit urine : -
Urobilinogen urine:4,0 Jamur: -
Billirubin urine: - Bakteri : -
Darah samar urine: +++
USG
Ginjal kanan: tak teridentifikasi (aplasia?)
Ginjal kiri : Besar,bentuk,posisi normal. Texture echo cortex dan sinus
ginjal normal. Tak tampak pelebaran pelvocalices/ureter. Tidak tampak
gambaran batu.
Appendix: pada scanning di abdomen kanan bawah, tidak ditemukan
struktur tubuler blind end yang mencurigakan/gambaran massa
complek maupun fluid collection.
Uterus: relatif besar, anteflexi. Texture echo myometrium normal.
Endometrium tebal (os sedang mens). Tidak tampak gambaran massa.
Di adnexa kanan/kiri tampak gambaran fluid collection bersefta-sefta.
Kesan: fluid collection di adnexa kiri, adnexitis? Ginjal kiri tidak tampak
kelainan. Aplasia ginjal kanan? Uterus relatif besar ec.?? (anamnese os
sedang mens)
DIAGNOSIS AKHIR
Susp. Appendicitis
ANALISA KASUS

Diagnosis pada pasien ini ditegakkan dari:


Anamnesa: nyeri perut bagian kanan bawah,terus
menerus, nyeri tidak berpindah. Terdapat mual dan
penurunan nafsu makan.
Pemeriksaan fisik: NT (+) pada titik Mc Burney
Penunjang:
 Lab darah menunjukkan leukositosis
ACUTE APPENDICITIS
Definisi
Apendisitis: peradangan pada apendiks
vermiformis
Etiologi
Obstruksi pada lumen  faktor penyebab yang paling
dominan
Penyebab yang paling umum fecalith
Appendiceal ulceration
Infeksi organisme Yersinia
Epidemiologi
Terjadi pada 12% laki-laki dan 25% perempuan.
Peak incidence  20-40 tahun atau 20-30 tahun.
Di negara Barat: 7% populasi
Di RSHS Bandung: + 250 apendektomi / tahun
Insidensi tertinggi: dekade II - III
Laki-laki dan perempuan memiliki kemungkinan
terkena appendicitis yang sama. Namun pada usia
pubertas dan sekitar umur 25 tahun, rasio
pria:wanita=3:2 atau 1,2-1,3:1.
Ada 4 faktor yang mempengaruhi terjadinya
appendicitis
Adanya isi lumen
Derajat sumbatan yang terus-menerus
Sekresi mucus yang terus-menerus
Sifat inelastik/tak lentur dari mukosa appendix.
Patogenesis
Manifestasi Klinis
Anamnesis:
Abdominal pain: Awalnya di epigastrium atau di
area umbilicus  menyebar ke daerah right lower
quadrant setelah 4-6 jam. Pada beberapa pasien,
nyeri langsung terasa di perut kanan bawah dan
tetap terasa pada lokasi yang sama.
Anorexia, nause, vomit (self-limited/1x-2x).
Obstipasi
Gejala Klinis
Mula: nyeri ulu hati, mual,
anoreksia, makin lama
makin menetap
Nyeri kemudian ke abdo-
men kanan bawah, menjadi
terlokalisir, dan nyeri menetap
Bertambah nyeri pada
pergerakan, berjalan,
atau batuk
Gejala Klinik
Nyeri mulai di epigastrium/regio umbilikus, mual,
anorexia
Nyeri pindah ke kanan bawah: rangsangan
peritoneum lokal di titik McBurney
Nyeri tekan = tenderness
Nyeri lepas = rebound tenderness
Defans muskuler = muscular guarding
Pemeriksaan Fisik
Tampak kesakitan, membungkuk
Suhu tubuh sedikit meningkat, tanpa perforasi
Peristalsis normal atau sedikit menurun
Nyeri perut kanan bawah, lokasi jelas
Nyeri tekan, nyeri lepas di daerah yg sama
Rovsign sign(+), obturator sign(+), psoas sign(+)
Tergantung letak apendiks, colok dubur mungkin
nyeri / mungkin tidak
Pemeriksaan Fisik
Rovsing’s sign
Obturator sign
Psoas sign
Pemeriksaan Penunjang
Lab:
Mild leucocytosis (10.000-18.000/μL
Urine: sedikit eritrosit dan lekosit tanpa ditemukan
bakteri  jika appendix terletak dekat dengan right
ureter atau bladder.
X-ray: tidak khas, jarang membantu diagnosa
USG: dilatasi lumen, dinding tebal
CT: Thickened appendix dengan periappendicael
stranding
Diagnosis
1. Anamnesa:
 Nyeri perut awalnya di epigastrik,
kemudian ke perut kanan bawah.
 Anorexia, mual dan muntah(aktivasi vagus)
 Obstipasi
 Febris(komplikasi infeksi akut)
2. Pemeriksaan fisik
ALVARADO SCORE
•Nilai ≥7: appendisitis akut
 SYMPTOM : yang perlu pembedahan dini
 Migrate point pain :1 •Nilai 5-6: possible
 ANOREXIA :1 appendisitis tidak perlu
 NAUSEA/VOMIT :1 pembedahan antibiotik
 SIGN •Nilai 1-4: dipertimbangkan
 RLQ tenderness :2 appendisitis akutobservasi
 Rebound :1
 Temperature :1
 Lab
 Leukositosis :2
 Left shift :1
10
Diagnosa Banding
Adenitis mesenterial akut
Gastroenteritis akut
Torsio testis
Divertikulitis
Intususepsi
Ileitis akut
Batu ureter
Adneksitis
Kehamilan ektopik
Mittelschmerz
DIAGNOSIS BANDING
Differential diagnosis Gejala
Pelvic inflammatory disease - Terjadi selama fase proliferasi dari siklus menstruasi
- Durasi gejalanya lebih lama
- Demam lebih tinggi
- Leukocytosis lebih tinggi
- Lokasi nyerinya kurang terlokalisir
- Nyeri pelvic lebih hebat
- Cervical motion tenderness

Mittleschemerz pain (ruptured ovarian - Nyerinya terjadi terutama saat ovulasi


follicular cyst) - Terdapat riwayat nyeri ovulasi sebelumnya
- Demam jarang muncul
- Tenderness present
- Leukocytosis

Acute mesenteric adenitis - Nyeri kurang terasa atau lebih menyebar


- Nyeri tekan tidak sesakit pada appendicitis
- Voluntary guarding
- Generalized lymphadenopathy
Viral / bacterial gastroenteritis - Massive diarrhea (diarrhea pada appendicitis jarang
lama dan massive)
- Nyeri abdomennya difuse , jarang menjadi localized
- Tenderness ditemukanmild dan generalized (jarang
adanya nyeri spesifik di quadran kanan bawah)

Intussusception - Terjadi pada umur < 2 tahun (idiopatik)


- Gizi baik
- Setelah beberapa jam, BAB menjadi berdarah dan
terdapat mukus
- Teraba massa pada RLQ

Urinary tract infection - Demam


- Ketok CVA (+)
- Terdapat pus cell dan bakteri pada pemeriksaan urin

Batu ureter - Nyeri menyebar ke labia, skrotum, atau penis


- Hematuria
- Tidak demam
- Tidak ditemukan leukositosis
- Diagnosis: pyelography
Patology Anatomy
 Early acute appendicitis:
 earliest stage.
 Terdapat eksudat netrofil yang jarang pada lapisan mukosa, submukosa dan
muscularis propria.
 Reaksi inflammasi merubah lapisan serosa menjadi dull, granular, dan
memiliki membran berwarna merah.
 Acute suppurative appendicitis:
 latter stage.
 Banyak terdapat eksudat netrofilik yang menghasilkan reaksi fibrinopurulent
di sepanjang lapisan serosa.
 Terbentuk abses pada dinding serta ulceration dan foci of suppurative necrosis
pada mukosa.
 Acute gangrenous appendicitis:
 kerusakan appendix yang berkelanjutan menyebabkan large areas of
hemorrhagic green ulceration pada mukosa ditambah dengan green-black
gangrenous necrosis yang melewati dinding appendix sampai ke lapisan
serosa.
 Jika dibiarkan: rupture + suppurative peritonitis.
Patologi
MANAJEMEN
Setelah diputuskan untuk operasi, pasien harus
dipersiapkan dulu segala sesuatunya, yaitu sebagai
berikut :
Adekuat hidrasi
Memperbaiki atau memantau elektrolit
Memantau kondisi jantung, pulmonary, dan renal
Antibiotik : untuk non-perforasi appendicitis diberikan
24-48 jam,
 Open Appendectomy
Apendektomi
KOMPLIKASI
Sepsis
Gangrenous appendicitis
Intraabdominal abcess
Perforated appendicitis
Periappendicullar phlegmon (mass)
Periappendicular abcess
Local/ diffuse peritonitis
PROGNOSIS
Mortalitas: 0,1% pada appendisitis akut, 3% bila
ruptur, 15% bila ruptur pada geriatric. Penyebab
kematian: sepsis tidak terkontrol, peritonitis, abses
intraabdomen atau gram-negatif sepitecemia, aspirasi.
Daftar Pustaka
Principles of Surgery, Companion Handbook 7th
edition (December 18, 1998): by Seymour I. Schwartz
(Editor), Josef E. Fischer, John M. Daly (Editor),
Aubrey C. Galloway, G. Tom Shires (Editor), Frank C.
Spencer By McGraw-Hill Professional

Anda mungkin juga menyukai