Anda di halaman 1dari 27

SKIZOFRENIA

PARANOID
DISUSUN OLEH : DR. FELIKS LEONARDO

P E M B I M B I N G : D R . D AYA N G M A R TA
DR. HORAS

RSUD M. TH DJAMAN
SANGGAU
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Tn. P
• Umur : 47 Tahun
• Alamat : Embaong, Sanggau. Kalimantan Barat
• Agama : Katolik
• No. Rekam Medis : 184821
• Masuk : 26 Juni 2018 pukul 10.00 WIB
KELUHAN UTAMA

• Anamnesis dilakukan dengan cara Alloanamnesis dan autoanamnesis


• Os suka mengamuk
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Pada tanggal 2013 pasien dibawa ke puskesmas oleh keluarganya dengan
keluhan tanpa alasan yang jelas sering mengamuk dan memukul kakaknya.
Pasien juga sering berbicara sendiri karena pasien mengaku sering
mendengar beberapa suara yang mengajaknya untuk berdiskusi.
• Suara pertama diyakini pasien sebagai suara Tuhan yang sering mengajak
pasien berdiskusi tentang banyak hal, seperti bisnis pabrik oli milik pasien,
kondisis perekonomian dan pembangunan Indonesia dan dunia. Pasien
berdiskusi dengan Tuhan dengan cara mengangkat tangan lalu menggerak-
gerakan jarinya. Pasien mengatakan dirinya dapat berkomunikasi dengan
Tuhan sebab pasien telah diangkat sebagai anak oleh Tuhan dan pasien
yakin akan dikabulkan apapun yang pasien inginkan. Pasien mengaku
pernah dihampiri Tuhan dalam rupa seorang laki-laki berbadan tinggi dan
besar, berjenggot, memakai jubah putih dan dari seluruh tubuhnya
mengeluarkan cahaya.
• Suara berikutnya diyakini pasien sebagai suara ‘paranormal’ yang sering meminta uang dan
jabatan kepada pasien dan jika tidak dikabulkan maka pasien akan disakiti oleh paranormal
tersebut. Pasien juga sering melihat bola api yang terbang melayang – layang yang mengincar
pasien, menurut pasien jika terkena bola api tersebut akan membuat seluruh badannya sakit,
pasien meyakini itu merupakan kiriman paranormal jika permintaan paranormal tidak
dikabulkan. Pasien mengaku terkadang mencium bau sampah atau kotoran di kamar jika
permintaan paranormal tidak dikabulkan dan mencium wewangian jika dikabulkan.
• Pasien mengatakan bahwa keluarganya membawa pasien ke puskesmas karena dijadikan
tumbal oleh keluarganya yang memakai ilmu hitam untuk mencapai kesuksesan.
• Menurut kakaknya, pasien minum obat secara teratur. Keseharian pasien banyak dihabiskan
dikamar atau duduk dibangku depan kamarnya sambil merokok atau minum kopi, dan sesekali
menonton televisi saat makan. Pasien terkadang masih harus diingatkan untuk mandi. Pasien
jarang berkomunikasi dengan anggota keluarga karena pasien merasa sering dijelek-jelekkan.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

• Pasien mengatakan mulai mendengar suara – suara sejak tahun 2008 tepatnya ketika ayah
pasien meninggal. Pada awalnya pasien mendengar banyak suara di kepalanya yang mengajak
untuk berdiskusi. Tak lama setelah pasien mulai mendengar suara – suara tersebut, pasien
mengaku dapat mendengar dan berkomunikasi dengan Tuhan.
• Pada tahun 2013 pasien sempat diajak berobat ke Pontianak dan sudah mendapat obat-obatan,
awalnya pasien patuh minum obat namun setahun terakhir selama di rumah pasien menolak
untuk minum obat karena merasa sudah sembuh. Belakangan ini pasien kembali mendengar
suara – suara dan keluarga merasa pasien menjadi semakin sulit untuk diatur. Pasien sering
berbicara sendiri dan mengamuk sampai memukul kakaknya tanpa alasan, sehingga keluarga
memutuskan untuk membawa pasien ke IGD RSUD M. Th. Djaman.
Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan
Penunjang

Kesadaran : compos mentis


Keadaan umum : tampak sakit ringan
Tanda vital: TD: 120/60 N: 74x/m RR:
18x/m S: 36,60C
Mata : sklera ikterik -/- conjungtiva Tidak dilakukan
anemis -/-
Thoraks :
Cor dalam batas normal
Pulmo , inspeksi = simetris kanan dan
kiri
Palpasi = vokal fremitus kanan
sama dengan kiri
Perkusi = sonor kanan dan kiri
Auskultasi = suara napas
vesikuler +/+ , rh -/- wh -/-
Abdomen : dalam batas normal
Ekstremitas : dalam batas normal
• Berdasarkan hasil wawancara, pemeriksaan fisik dan laboratorium yang mengacu pada PPDGJ-
III, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
• AXIS I:
1. Berdasarkan gejala – gejala adanya pola perilaku atau psikologik yang secara klinik bermakna
yang ditemukan pada pasien yaitu :
– Adanya hendaya dalam kemampuan daya nilai realita :
• RTA : terganggu
• Insight : terganggu
• Aktivitas sehari-hari dan fungsi sosial : terganggu
• Keluhan dari lingkungan
– Adanya gejala psikopatologi (waham kebesaran, waham kejar, halusinasi auditorik, halusinasi visual
dan halusinasi olfaktorik)
• Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita suatu PSIKOSIS
2. Berdasarkan :
• Kesadaran : compos mentis (GCS = 15, E4 V5 M6)
• Orientasi : baik
• Daya ingat : baik
• Kemunduran intelektual : tidak ada
• Tidak terdapat kelainan organik yang dapat dikaitkan dengan gangguan jiwa atas dasar riwayat penyakit dan
pemeriksaan fisik.
• Penggunaan zat psikoaktif : tidak ada riwayat menggunakan obat-obatan
• Maka dapat disimpulkan bahwa pasien tidak menderita suatu gangguan mental organik serta tidak menderita
suatu gangguan mental dan gangguan perilaku akibat zat psikoaktif.

3. Berdasarkan penemuan bermakna yang didapat dari auto-anamnesa, didapatkan:


– Ditemukan adanya gangguan persepsi (Halusinasi auditorik, halusinasi visual dan halusinasi olfaktorik)
– Ditemukan adanya gangguan isi piker (Waham kebesaran dan waham kejar)
– Berlangsung lebih dari 1 bulan
• Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita SKIZOFRENIA (F20)
4. Berdasarkan adanya:
• Memenuhi kriteria umum diagnosis Schizoprenia
– Waham kebesaran dimana pasien merasa telah diangkat menjadi anak Tuhan, mampu berkomunikasi
dengan Tuhan dan Tuhan selalu mengabulkan permintaannya.
– Waham kejar dimana pasien merasa paranormal ingin menyakiti dirinya dengan cara mengirimkan
benda gaib berupa bola – bola api, keluaga pasien menjadikan pasien sebagai tumbal ilmu hitam.
– Halusinasi auditorik dimana pasien mendengar suara-suara.
– Halusinasi visual dimana pasien melihat sosok Tuhan dan bola – bola api yang melayang.
– Halusinasi olfaktorik dimana pasien mencium bau busuk dan bau wewangian.
• Maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita SKIZOFRENIA TIPE PARANOID (F
20.0).
AXIS II :
Dari alloanamnesa disimpulkan bahwa pasien tidak memiliki gangguan
kepribadian dan tidak ada retardasi mental. (Z 03.2)
AXIS III:
Dari alloanamnesa, autoanamnesa dan hasil pemeriksaan fisik pasien dalam
keadaan sehat fisik.
AXIS IV:
Berdasarkan autoanamnesa tdk ditemukan masalah GLOBAL ASSESMENT OF FUNCTIONING (GAF) SCALE

psikososial dan lingkungan dlm waktu 1 tahun terlahir. 100 – 91 =yang


Gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada masalah
tidak tertanggulangi.
90 – 81 = Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih
dari masalah harian biasa.
AXIS V: 80 – 71 = Gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan
GAF (HLPY): 70 – 61 (beberapa gejala ringan dalam pekerjaan, sosial, sekolah dll.
70 – 61 = Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, dalam fungsi, secara umum masih baik.
secara umum masih baik). 60 – 51 = Gejala sedang (moderate), disabilitas sedang.
50 – 41 = Gejala berat (serious), disabilitas berat.
Pasien dapat melakukan kegiatannya sendiri 40 – 31 = Beberapa disabilitas dalam hubungan dengan realita dan
komunikasi, disabilitas berat dalam beberapa fungsi.
tanpa bantuan orang lain. 30 – 21 = Disabilitas berat dalam komunikasi dan daya nilai, tidak
GAF (Current): 70 – 61 (beberapa gejala ringan mampu berfungsi dalam hampir semua  bidang.
20 – 11 = Bahaya mencederai diri sendiri atauapun orang lain,
dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan mengurus
secara umum masih baik). diri.
10 – 01 = Seperti diatas → persisten dan lebih serius.
Pasien dapat melakukan kegiatannya sendiri         0   =  Informasi tidak adekuat.
tanpa bantuan orang lain.
EVALUASI MULTI AXIAL

 
• Aksis I : F20.0 Skizofrenia Paranoid.
• Aksis II : Z 03.2 Tidak ada.
• Aksis III : t.a.k
• Aksis IV : Tidak ada
• Aksis V : GAF (HLPY) : 70-61
• GAF (Current) : 70-61
Skizofrenia tipe
Diagnosis Kerja Paranoid

Aripiprazole tablet 1 x 10
Terapi mg PO (pagi hari)
Haloperidol 2 x 1 tab

Psikoterapi: Supportive Therapy,


Family Counseling, Behavioral
Therapy
PROGNOSIS
 
• Ad vitam : ad bonam
• Ad sanationam : dubia ad bonam
• Ad functionam : dubia ad malam
Faktor Yang Meringankan
• Penyakit yang dideritanya tidak disebabkan oleh gangguan mental organik ataupun retardasi mental.
• Tidak ada riwayat trauma perinatal.
• Tidak ada tanda dan gejala neurologis.
• Selama perawatan pasien tidak menolak untuk minum obat.
• Tidak ada ide untuk bunuh diri.
Faktor Yang Memberatkan
• Perilaku menarik diri (pasien kurang bergaul dengan pasien lain).
• Riwayat retardasi mental dalam keluarga.
• Perjalanan penyakit sudah kronis dan berulang.
• Tidak menikah.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFENISI

• Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani, “schizen” yang berarti “terpisah” atau “pecah”, dan
“phren” yang artinya “jiwa”.
• Pada skizofrenia terjadi pecahnya atau ketidakserasian antara afeksi, kognitif dan perilaku.
EPIDEMIOLOGI
• Menurut DSM-IV-TR, insidensi tahunan berkisar antara 0,5
sampai 5,0 per 10.000 dengan beberapa variasi geografik.
• Menyerang kurang lebih 1 persen populasi, biasanya bermula
di bawah usia 25 tahun, berlangsung seumur hidup, dan
mengenai orang dari semua kelas sosial.
• Skizofrenia terjadi pada 15 - 20/100.000 individu per tahun,
dengan risiko morbiditas selama hidup 0,85% (pria/wanita) dan
kejadian puncak pada akhir masa remaja atau awal dewasa.
• Awitan skizofrenia di bawah usia 10 tahun atau di atas usia 60
tahun sangat jarang.
ETIOLOGI
Hubungan Presentasi Terjadinya
Skizofrenia

Faktor Neurobiologis Populasi umum 1%


-Faktor gen
-Faktor neuroanatomi Kembar monozigotik 40 - 50 %

•- struktural Kembar dizigotik 10 - 15 %

-Faktor neurokoimia Saudara kandung 10 %


skizofrenia
Faktor Psikososial
-Faktor keluarga & Orang tua 5%
lingkungan
Anak dari salah satu 10 - 15 %
-Faktor stressor orang tua skizofrenia

Anak dari kedua orang 30 - 40 %


tua skizofrenia
PATOFISIOLOGI

B. Jalur
Mesolimbik C. Jalur Mesokortikal
A. Jalur Nigrostriatal

E. Jalur Thalamus D. Jalur


Tuberoinfundibular
Kriteria
Diagnosis

PPDGJ III DSM-IV-TR


PPDGJ III

1 gejala berikut ini yang amat jelas atau 2 gejala kurang jelas dan gejala-
gejala khas tersebut telah berlangsung selama kurun waktu satu bulan atau lebih : 
(a) “Thought echo” 
“Thought insertion or withdrawal”
“Thought broadcasting” 
(b) “delusion of control”
“delusion of influence”
“delusion of passivity”
“delusional perception”
(c) Halusinasi auditorik : 
-Suara halusinasi yang berkomentar secara terus menerus
-Mendiskusikan perihal pasien
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh. 
(d) Waham-waham menetap jenis lainnya, yang menurut budaya setempat
dianggap tidak wajar dan sesuatu yang mustahil
DSM-IV-TR

A. Terdapat 2 atau lebih gejala dibawah ini selama 1 bulan


- Waham
- Halusinasi
- Bicara disorganisasi
- Perilaku disorganisasi/katatonik yang jelas
Symptom negative (afek datar, alogia, avolition)
Catatan = dapat hanya 1 gejala bila dijumpai waham bizarre/halusinasi dengar

B. Disfungsi social/pekerjaan
C. Durasi gangguan terus menerus selama 6 bulan
D. Disingkirkan gangguan penggunaan zat atau kondisi medis umum
E. Disingkirkan gangguan penggunaan zat atau kondisi medis umum

Jika terdapat gangguan perkembangan parsive, diagnosis tambahan skizofrenia


dibuat bila waham dan halusinasi menonjol
DIAGNOSIS BANDING

• Skizofreniform
• Gangguan skizoafektif
PENATALAKSANAAN

• Non Farmakologi
– Rawat Inap / Hospitalisasi
– Terapi Psikologis (Psikoterapi)
– Dukungan Sosial (Sosioterapi)
• Farmakologi
OBAT APG-I = OBAT ANTI-PSIKOSIS
KONVENSIONAL = TIPIKAL
Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjurkan
Chlorpromazine Chlorpromazine Tab. 25 - 100 mg 150 - 600 mg/hari
Promactil Tab. 100 mg
Meprosetil Tab. 100 mg
Cepezet Tab. 100 mg
Perphenazine Perphenazine Tab. 4 mg
Trilafon Tab 2 - 4 - 8 mg
Trifluoperazine Stelazine Tab. 1 - 5 mg 10 - 15 mg/hari
Fluphenazine Anatensol Tab. 2,5 - 5 mg 10 - 15 mg/hari
Thioridazine Melleril Tab. 50 - 100 mg 150 - 300 mg/hari
Haloperidol Haloperidol Tab. 0,5 - 1,5 mg 5 - 15 mg/hari
Dores Tab. 1,5 mg
Serenace Tab. 0,5 - 1,5 mg
Haldol Tab. 2 - 5 mg
Govotil Tab. 2 - 5 mg
Lodomer Tab 2 - 5 mg
Pimozide Orap Forte Tab. 4 mg 2 - 4 mg/hari
ANTI-PSIKOSIS GENERASI II (APG-II) = ATIPIKAL

Nama Generik Nama Dagang Sediaan Dosis Anjurkan


Sulpride Dogmatil Forte Tab. 200 mg 300 - 600 mg/hari
Clozapine Clorazil Tab. 25 - 100 mg 25 - 100 mg/hari
Sizoril Tab. 25 - 100 mg
Olanzapine Zyprexa Tab. 5 - 10 mg 10 - 20 mg/hari
Quetiapine Seroquel Tab. 25 - 100 mg 50 - 400 mg/hari
Zotepine Lodopin Tab. 25 - 50 mg 75 - 100 mg/hari
Risperidone Risperidone Tab 1 - 2 - 3 mg 2 - 6 mg/hari
Risperidal Tab. 1 - 2 - 3 mg
Neripros Tab. 1 - 2 - 3 mg
Persidal Tab. 1 - 2 - 3 mg
Rizodal Tab. 1 - 2 - 3 mg
Zofredal Tab. 1 - 2 - 3 mg
Aripiprazole Abilify Tab. 10 - 15 mg 10 - 15 mg/hari
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai