Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
DI DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Disusun oleh :
Galih Ayu Setyarini 19360011
Guruh Pradana Nur Sidiq 19360057
Herlin Mega Susanti 19360014
Ibnu Sina Sukardi 19360058
Kiki Mulyawati 19360018
Kinanti Wulan Sabdorini 19360019
Muhamad Irawan Fauzi 19360063
Muhamad Naufal Rizal 19360065
Musli 18360216
Widya Warap Sari 19360036

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
TAHUN
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut UU RI No.36 tahun 2009
Perpres RI No.72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional (SKN)
Visi Dinkes Provinsi Sumatera Utara  “Sumatera Utara Yang Maju, Aman
Dan Bermartabat.”
Misi Dinkes Provinsi Sumatera Utara :
Get a modern PowerPoint Presentation that is beautifully designed

1 Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Bermartabat Dalam Kehidupan

2 Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Bermartabat Dalam Politik

3 Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Bermartabat Dalam Pendidikan

4 Mewujudkan Masyarakat Sumatera Utara Yang Bermartabat Dalam Pergaulan


karena terbebas
Tujuan
Tujuan Umum Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mengetahui program 1. Mahasiswa mengerti tentang
pembangunan kesehatan nasional. langkah-langkah perencanaan
2. Mahasiswa mengetahui program strategi bidang kesehatan.
pembangunan kesehatan di 2. Mahasiswa mengerti tentang
Provinsi Sumatera Utara. langkah-langkah kebijakan pusat
3. Mahasiswa mengetahui kebijakan Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
dan kewenangan pembangunan 3. Mahasiswa mengerti tentang
kesehatan di Provinsi Sumatera pokok, unggulan maupun spesifik
Utara dan Kabupaten/Kota. Dinas Kesehatan Provinsi
Sumatera Utara.
4. Mahasiswa mengerti tentang
masalah-masalah yang dihadapi
dalam melaksanakan
pembangunan kesehatan.
BAB II

KEPENDUDUKAN, SOSIAL BUDAYA, EKONOMI, KEADAAN LINGKUNGAN, KEADAAN


PERILAKU, DERAJAT KESEHATAN DAN STATUS GIZI MASYARAKAT
PROVINSI SUMATERA UTARA
1. KEPENDUDUKAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Berada di bagian barat Indonesia, 10 – 40 Lintang Utara dan 980 – 1000 Bujur Timur,
Luas daratan  72.981,23 km2
Your Text Here Your Text Here Your Text Here
 Simple PowerPoint  Simple PowerPoint  Simple PowerPoint

Berdasarkan luas daerah Laju Pertumbuhan


menurut kabupaten/kota Sex Ratio
di Sumatera Utara :
- Luas daerah terbesar  Kabupaten - Laki-laki < perempuan dengan Berdasarkan data BPS Provinsi
Langkat (6.262,00 km2) /8,58% dari sex ratio sebesar 99,76 Sumatera Utara tahun 2018 tercatat
total wilayah Sumatera Utara memiliki jumlah penduduk 14.415.391
- Rata-rata pada setiap keluarga jiwa terdiri dari 7.193.200 jiwa laki-laki
- Luas daerah terkecil  Kota Tebing terdiri dari 4-5 anggota keluarga dan 7.222.191 jiwa Perempuan.
Tinggi (31,00 km2)/ 0,04% dari total
luas wilayah Sumatera Utara.
2. SOSIAL BUDAYA DAN EKONOMI

Berdasarkan hasil Susenas 2018, AMH penduduk Sumatera Utara


sebesar 99,07

Agama tahun 2016 terdapat sebanyak 10.818 unit masjid, 6.235 unit
langgar/musola, 12.401 unit gereja protestan, 2.318 unit gereja katolik,
82 unit kuil, 353 unit wihara dan 83 unit kelenteng disumatera utara
3. KEADAAN LINGKUNGAN
Rumah Sehat :
Tahun 2018 terdapat 558.223 rumah yang dibina (47,28%) dimana dari jumalah tersebut 332.184
rumah diantaranya (59,51%) tlelah memenuhi syarat kesehatan dengan total rumah yang memenuhi
syarat kesehatan sampai dengan akhir 2017 adalah sebesar 2.391.328 unit (73,81%)

Persentase Rumah Tangga Memiliki Akses Terhadap Air Minum :


- Air Isi Ulang (32,24%) -Sumur terlindungi (10,51%)
- Sumur bor/pompa (19,42%) -Ledeng sebesar (14,12%)
- Mata air terlindungi (8,27%) -Masih terdapat 4,13% air minum bersumber
dari sungai dan air hujan
- Air kemasan bermerek (3,51%)sungai dan air hujan

Persentase Rumah Tangga menurut Tempat Pembuangan Kotoran/Tinja :


Berdasarkan Susenas 2018 SPAL 83,69%, lobang tanah/ pantai/ tanah lapang/ kebun sebesar
10,39%, kolam/ sawah/ sungai/ danau/ laut sebesar 4,46% dan lainnya sebesar 1,47%.

Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM):


Tahun 2018  dari 16.026 unit TTU, yang memenuhi syarat kesehatan 10.615 (62,54%).
4. KEADAAN PERILAKU MANUSIA

Keadaan Perilaku :
Tahun 2018 Penilaian RT ber-PHBS baik 
rumahtangga yang melaksanakan 6 indikator dari 10
indikator PHBS RT yang mempunyai balita dan 5
indikator untuk tidak punya balita

PHBS cenderung naik dalam 3 tahun terakhir yaitu dari


18,38 % RT tahun 2016 menajdi 23,08% ditahun 2017
serta meningkat menjadi 27,25% ditahun 2018.
5. DERAJAT KESEHATAN
Angka Kematian Bayi (AKB) :
 Berdasarkan laporan profil kesehatan Kabupaten/Kota tahun 2018 dari 296.443 bayi lahir hidup,
jumlah bayi yang meninggal sebelum mencapai ulang tahun yang pertama berjumlah 771 bayi.

Angka Kematian Balita (AKABA) :


 AKABA) di Sumatera Utara tahun 2018 kematian balita 1.123

Angka Kematian Ibu (AKI):


 tahun 2018 kematian ibu tercatat 205 kematian

Morbiditas (Angka Kesakitan) :


Diare :
 Tahun 2018 Jumlah perkiraan kasus ada sebanyak 214.303 kasus yang ditemukan dan ditangani
sebanyak 30.92% dari target penemuan kasus.
 Kasus diare tertinggi  Pakpak Bharat yaitu sebanyak 2.163 penderita atau 166.64%, Tapanuli
Selatan 7.147 penderita atau 94.44%.
Pneumonia :
Tahun 2018  Perkiraan kasus sebesar 142.153 kasus, diamana 54,92 (3,86 %) diantaranya telah
ditangani.

TB Paru :
Tahun 2018  Cross Notification Rate/CNR (kasus baru) TB Paru BTA (+) mencapai 104,3/100.000
penduduk

Acute Flaccid Paralyses (AFP)


Tahun 2018  kasus AFP (Non Polio) yang ditemukan sebanyak 85 kasus dari 4.283.795 jiwa anak
berumur < 15 tahun

HIV/AIDS :
Tahun 2017  Penambahan kasus baru HIV yaitu dari 1.352 kasus tahun 2018 menjadi 1498 kasus pada
tahun 2017.

Kusta :
prevalensi rate kusta di Provinsi Sumatera Utara masih melatif rendah  1.0 per 100,000 penduduk
Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)

PD3I merupakan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. PD3I


yang dibahas di bawah ini mencakup penyakit Difteri, Pertusis (Batuk
Rejan), Tetanus, Tetanus Neonatorum, Campak, Polio dan Hepatitis B.

a) Difteri
-Tahun 2018, ditemukan 5 kasus difteri di Sumatera Utara, yaitu 2 kasus di Kota Medan, dan masing-masing 1 kasus di
Kabupaten Asahan, Kabupaten Langkat dan Kabupaten Tapanuli Tengah.

b) Pertusis (Batuk Rejan)


-Tidak terdapat laporan adanya kasus pertussis pada tahun 2017 dan tahun 2018. Kasus pertussis terakhir di Sumatera Utara
dilaporkan pada tahun 2015 yaitu ditemukannya 7 kasus yang terdiri dari 3 orang penderita laki-laki dan 4 orang penderita
perempuan.

c) Tetanus Non Neonatorum


-Tahun 2018 tidak ditemukan kasus non neonatorum.Kasus Tetanus Non Neonatorum dilaporkan terjadi pada tahun 2015,
yakni sebanyak 11 kasus di Kabupaten Mandailing Natal.
d) Tetanus Neonatorum (TN)
e) Campak
Tahun 2017 ditemukan 3 kasus Tetanus
Neonatorum di Kabupaten Mandailing Natal, Tahun 2017 jumlah kasus campak ditemukan
sementara tidak ditemukan kasus ini di tahun sebanyak 591 kasus, menurun 70 kasus
2016. Kota Gunung Sitoli melaorkan 1 kasus dibandingkan dengan jumlah kasus yang ditemukan
tetanus neonatorum di tahun 2015. Diketahui tahun 2016 (sebesar 661 kasus). Campak merupakan
bahwa dalam beberapa kurun waktu terakhir kasus terbanyak dari kategori penyakit yang dapat
jumlah kasus TN terus mengalami fluktuasi bila dicegah dengan imunisasi (PD3I) dan tersebar di 20
dibandingkan dengan gambaran: Tahun 2014 kabupaten/kota seperti terlihat pada grafik di bawah
sebanyak 2 kasus, tahun 2012 sebanyak 3 kasus ini.
dan tahun 2011 sebanya 11 kasus, 2010 yaitu 5
kasus dan tahun 2009 yaitu 6 kasus.
01 02
Hepatitis B
Polio

Tahun 2018 ditemukan sebanyak 12 kasus


yang tersebar di Kabupaten Deli Serdang
sebanyak 6 kasus, Kabupaten Simalungun
sebanyak 3 kasus, dan Kota Gunung Sitoli
Penyakit polio merupakan penyakit sebanyak 2 kasus, Kota Tanjung Balai
penyebab kelumpuham pada anak- sebanyak 1 kasus. Jumlah kasus hepatitis B
anak, tidak ditemukan di Provinsi tahun 2018 ini menurun sebanyak 4 kasus
Sumatera Utara pada tahun 2018 dibandingkan tahun 2017 sebanyak 16
maupun pada tahun 2017. kasus.
Penyakit Penyakit Tidak Menular

Demam Berdarah Dengue (DBD)


Tahun 2018 kasus DBD di Sumatera Utara sebanyak 5.786 kasus dengan angka
kesakitan atau Insidance Rate (IR) sebesar 39,6/100.000 penduduk
Jumlah kasus tertinggi DBD terjadi di Kota Medan yakni sebanyak 1.490 kasus dengan
CFR 0,91%

Filariasis
Pada tahun 2018 jumlah kasus baru filariasis dilaporkan sebanyak 204 kasus baru dan
angka kesakitan penduduk akibat filariasis dikonversikan sebesar 1,10/100.000
penduduk (Profil Dinkes Prov. Sumut, 2018).
PROFIL DINAS KESEHATAN PROVINSI
SUMATERA UTARA
STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DINAS KESEHATAN PROVINSI
SUMATERA UTARA
PROFIL DINAS KESEHATAN KOTA
MEDAN
STRUKTUR ORGANISASI DAN PROGRAM DINAS KOTA MEDAN
PROFIL UPT PUSKESMAS SIMPANG LIMUN
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS SIMPANG LIMUN

Sejarah Singkat Puskesmas Puskesmas Simpang Limun dibangun pada


tahun 1972 dan diresmikan oleh Gubernur Sumatera Utara Bapak Halim
dan Kepalan Dinas Kesehatan Tingkat II dr. Hamsar Siregar. Puskesmas
Simpang Limun terletak di Jl. Kemiri I No. 33, Kelurahan Sudirejo II,
Kec. Medan Kota, Kode Pos: 20218. Luas bangunan Puskesmas
Simpang Limun adalah 197 m2 sedangkan luas bangunan rumah dinas 80
m2.
Jumlah Penduduk Berdasarkan Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun

No Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah Penduduk

1 Sudirejo I 6.653 6.586 13. 239


Content Here
2 Sudirejo Ii 4.418 4.848 9.266
3 Sitirejo I 3.570 3.642 7.212
Total 40% 14.641 15.076 29.717

60%
Posyandu di wilayah Puskesmas Simpang Limun
No Kelurahan Posyandu Tipe
1 Sudirejo Cempaka 1 Purnama
Cempaka 2 Purnama
Cempaka 3 Purnama
Cempaka 4 Purnama
Cempaka 5 Purnama
Cempaka 6 Purnama
Cempaka 7 Purnama
Cempaka 8 Purnama
Cempaka 9 Purnama
Cempaka 10 Purnama
Cempaka 11 Purnama
Cempaka 12 Purnama
Cempaka 13 Purnama

2 Sudirejo 2 Melati 1 Purnama


Melati 2 Purnama
Melati 3 Purnama
Melati 4 Purnama
Melati 5 Purnama
Melati 6 Purnama
Melati 7 Purnama
Melati 8 Purnama
Melati 9 Purnama

3 sitirejo Mawar Purnama


Melati Purnama
Anggrek Purnama
Sedap malam Purnama
Teratai Purnama
Kenanga Purnama
Laporan Kasus TB di Wilayah Kerja Puskesmas
Simpang Limun
Bulan Suspek TB TB dengan BTA + TB dengan BTA - TB Anak TB Extra Paru Kambuh TB DM

Januari 9 1 3 - 1 - -

Februari 19 2 1 - - - 2

Maret 27 3 1 - 1
10% - -

April 19 3 2 - - - 2

Mei 18 2 3 - - - 2
20%
Juni 18 1 - - - - 1

Juli 63 9 1 - 2 - 3
70%
Agustus 11 1 3 - 1 - 1

September 45 5 1 - - - 1

Oktober 23 4 2 - - 1 2

November 12 5 3 - 3 2 4

Desember 26 4 7 - 4 2 7

Jumlah 290 40 17 - 12 5 25
Laporan Kasus Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Limun Januari s/d Desember 2019

No Bulan Pasien Diare Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 Januari 12 7 19

2 Februari 5 9 14

3 Maret 5 10 15

4 april 7 8 15

5 Mei 8 11 19

6 Juni 6 10 16

7 Juli 1 14 15

8 Agustus 9 9 18

9 September 13 8 21

10 Oktober 15 20 35

11 November

12 Desember

Jumlah 81 106 187


Data Bulanan 10 Penyakit Terbesar UPT Puskesmas
Simpang Limun Januari sampai Desember 2019
No Diagnosis Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sept Okt Nov Des

1 ISPA 205 216 299 167 291 267 288 274 297 316

2 Hipertensi 187 174 135 204 184 129 196 206 177 150

3 Reumatik 150 116 111 89 177 151 192 199 150 89

4 Gangguan gigi dan 7 61 76 88 65 64 94 83 72 77

penyakit lainnya

5 Diare 15 14 15 14 19 10 11 10 20 52

6 Penyakit kulit karena 7 13 14 12 14 16 20 19 7 51

jamur

7 Penyakit pulpa dan 9 10 16 11 22 7 15 9 17 30

jaringan periapikal

8 Penyakit kulit infeksi 13 10 12 7 10 15 15 13 13 15

9 Infeksi mastoid 11 10 7 12 5 8 14 9 11 13

10 Penyakit mata lain- 7 4 7 8 9 12 17 8 7 13

lain

Jumlah 611 628 692 612 736 679 862 830 771 806
PROFIL UPT PUSKESMAS MEDAN AREA SELATAN
Puskesmas Medan Area Selatan didirikan pada tanggal 28
Februari 1974 dan diresmikan langsung oleh Bapak
WalikotaMedan Drs. Syoekarni. Puskesmas Medan Area Selatan
sebagai Pusat Kesehatan Masyarakat dibawah naungan dinas
kesehatan Kota Medan
Laporan Kunjungan Puskesmas Januari - Desember 2019

Jumlah Kunjungan KIS


Bulan
PBI/Kartu Sehat Non PBI
Januari 338 292 0
Februari 247 341

Maret 230 323

April 272 241

Mei 230 251

Juni 248 342

Juli 324 496

Agustus 271 485

September 395 416

Oktober 335 536

November 303 500

Desember 262 496

Jumlah 3455 4719


FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN AREA
SELATAN.
LATAR RUMUSAN TUJUAN MANFAAT
BELAKAN MASALAH
G
Latar Belakang
Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular langsung
yang disebabkan oleh kuman Mikobakterium Tuberkulosis. Sebagian
besar kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ
lain. Sumber penularan adalah penderita TB paru BTA (+) yang dapat
menularkan kepada orang di sekelilingnya terutama yang melakukan
kontak lama. Setiap satu penderita BTA (+) akan menularkan pada
10-15 orangpertahun

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah Faktor- Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian
Penyakit Tuberkulosis Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Medan Area
Selatan
TUJUAN 1. Untuk mengetahui hubungan Pengetahuan
dengan kejadian TB Paru di Puskesmas
Medan Area Selatan
2. Untuk mengetahui hubungan Sosial Ekonomi
dengam kejadian TB Paru di Puskesmas
Medan Area Selatan
3. Untuk mengetahui hubungan Status Gizi
dengan kejadian TB Paru di Puskesmas
Medan Area Selatan
4. Untuk mengetahui hubungan Riwayat Kontak

01 TUJUAN UMUM dengan kejadian TB Paru di Puskesmas


Medan Area Selatan

• Untuk mengetahui faktor- faktor yang


berhubungan dengan kejadian penyakit
TUJUAN KHUSUS
02
Tuberkulosis paru di wilayah kerja
Puskesmas Medan Area Selatan
MANFAAT PENELITIAN
A. Manfaat Bagi Dinas
Kesehatan

Sebagai bahan informasi dan


masukan dalam membuat
kebijakan untuk menyusun B. Manfaat Bagi Perguruan
perencanaan penanggulangan Tinggi
penyakit TB paru.
Sebagai perwujudan Tri
Dharma PerguruanTinggi. C. Manfaat Bagi Peneliti
Sarana bagi universitas,
pimpinan fakultas, staf Sebagai bahan untuk
pengajar, dan mahasiswa menambah wawasan dalam
untuk menjalin kerjasama. mengkaji program
penanggulangan TB paru
beserta faktor-faktor yang
mempengaruhinya yang sampai
saat ini masih menjadi masalah
DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan
pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang dilakukan dan
diamati dalam satu waktu

TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


Penelitian ini dilakukan dari tanggal 31 Agustus-19 September
2020 dilakukan di Puskesmas Medan Area Selatan

PENGUMPULAN DATA
Populasi dalam penelitian ini adalah Suspek penderita TB yang
berada di puskesmas yang berusia 20 – 60 tahun.Populasi
dalam penelitian ini berjumlah 211 orang.
KERANGKA KONSEP

Variabel Independen
Variable
1. Pengetahuan Dependen
2. Sosial ekonomi
3. Status gizi TB Paru
4. Riwayat kontak
Hubungan Pengetahuan dengan Kejadian TB Paru di
Puskesmas Medan Area Selatan Medan Tahun 2020

TB Paru

Ya Tidak CI 95%
PR (Prevalence
Pengetahuan P Value (confidence
Ratio)
interval)
F % F %

Kurang Baik 60 76.9 18 30

Baik 0.000 7.778 3.626-16.683


18 23.1 42 70

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis dari hasil Chi-Square didapatkan


bahwa nilai prevalence ratio sebesar 7.778 ini artinya bahwa responden yang
memiliki pengetahuan kurang baik mempunyai risiko7.778kali terkena TB Paru
Hubungan Status Gizi dengan Kejadian TB Paru di
Puskesmas Medan Area Selatan, Medan Tahun 2020
Add
Title

TB Paru
Ya Tidak PR CI 95%
Status Gizi P Value (Prevalence (confidence
Ratio) interval)
F % F %
Add
Ti tle
Kurang
65 83.3 19 31.7
.000 10.789 4.817-24.169
Cukup 13 16.7 41 68.3

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis dari hasil Add


Title
Chi-Square didapatkan bahwa nilai prevalence ratio
sebesar10.789 ini artinya bahwa responden dengan status
gizi kurang berisiko 10.789 kali terkena TB Paru dibanding
responden yang memiliki status gizi yang cukup.
Hubungan Sosial Ekonomi dengan Kejadian TB Paru
di Puskesmas Medan Area Selatan, Medan Tahun 2020

TB Paru

Ya Tidak PR CI 95%
Sosial P
(Prevalenc (confidenc
Ekonomi Value
e Ratio) e interval)
F % F %

Rendah
45 57,7 20 33.3
1.354-
0.008 2.727
Tinggi 33 42 40 66.7 5.492

Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis dari hasil Chi-


Square didapatkan bahwa nilaiprevalence ratiosebesar2.727 ini
artinya bahwa responden dengan sosial ekonomi yang rendah
berisiko 2.727 kali terkena TB Paru dibanding responden yang
memiliki sosial ekonomi yang tinggi
Hubungan Riwayat Kontak dengan Kejadian TB Paru
di Puskesmas Medan Area Selatan, Medan Tahun 2020

TB Paru
PR CI 95%
Riwayat Ya Tidak
P Value (Prevalence (confidence
Berdasarkan hasil penelitian dengan analisis
Kontak
Ratio) interval) dari hasil Chi-Square didapatkan bahwa
F % F %
nilaiprevalence ratio sebesar 8.143ini artinya
Ya bahwa responden yang memiliki riwayat kontak
57 73.1 15 25
berisiko 8.143kali terkena TB Paru dibanding
0.000 8.143 3.773-17.574
Tidak 21 26.9 45 75 responden yang tidak memiliki riwayat kontak
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
PUSKESMAS SIMPANG LIMUN

Permasalahan di Contents Contents Pemecahan Masalah di


PuskesmasSimpang Limun: Here Here PuskesmasSimpang Limun

1. Sanitasi lingkungan yang buru. 1. Memberikan pengawasan dan


2. Sirkulasi udara yang kurang baik di bekerja sama dengan masyarakat
dalam rumah. untuk membersihkan lingkungan.
3. Kekurangan air bersih 2. Setiap penderita tb paru di
4. Gizi penderita Tb yang tidak di damping PMO (Pengawasan
perhatikan oleh keluarga Contents Contents menelan Obat)Memberikan
5. Ketidak patuhan Penderita Tb paru Here Here Penyuluhan dan memberikan
minum obat contoh makanan yang dibutuhkan
bagi penderita TB yang seseuai
dengan ekonomi masyarakat.
Contents
Here
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN MASALAH
PUSKESMAS MEDAN AREA SELATAN
Pemecahan Masalah Penyakit TB Paru di
Permasalahan di Puskesmas Medan Area Selatan : Puskesmas Medan Area Selatan
1. Pembentukan kader TB Paru karena merupakan
1. Masih tingginya kasus TB Paru di Contents Contents faktor penting dalam penemuan suspek TB Paru
Puskesmas Medan Area Here Here sehingga akan meningkatkan penemuan kasus TB
Selatan(Januari-Desember 2019) Paru BTA positif.
2. Masih kurangnya pengetahuan dan 2. Tenaga kesehatan melakukan penyuluhan dan
informasi masyarakat mengenai pembinaan untuk mencegah penyebaran
penyebab, gejala, serta pencegahan penyakit TB Paru kepada masyarakat.
pada penyakit TB Paru. 3. Tenaga kesehatan memberikan edukasi tentang
3. Masih kurang patuhnya masyarakat pentingnya minum obat TB Paru secara rutin
untuk rutin minum obat TB Paru. kepada pasien TB Paru.
4. Masih kurang pengetahuan keluarga Contents Contents4. Tenaga kesehatan memberikan edukasi tentang
pasien TB Paru tentang pentingnya Here Here etika batuk yang benar kepada masyarakat dan
menjaga kebersihan rumah, ventilasi, pasien TB paru di Puskesmas Medan Area Selatan.
dan pencahayaan rumah dalam upaya 5. Tenaga kesehatan memberikan edukasi untuk
pencegahan penularan TB Paru. menerapkan perilaku hidup sehat dan gizi
5. Kurangnya pengetahuan dan seimbang kepada masyarakat dan pasien TB Paru.
kesadaran pasien TB Paru akan Contents 6. Tenaga kesehatan memberikan edukasi penggunaan
pentingnya gizi seimbang. Here masker untuk mencegah penularan kepada pasien.
6. Kurangnya kesadaran pasien TB Paru
akan pentingnya menggunakan
masker.
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN PUSKESMAS SIMPANG LIMUN KESIMPULAN PUSKESMAS MEDAN AREA


SELATAN :

Masyarakat kurang menyadarinya Dari pembahasan di atas dapat di Tarik


pentingnya pola hidup yang sehat berupa pola kesimpulan bahwa penyuluhan TB Paru masih
makan sehat dan olahraga teratur. Kurangnya menjadi masalah di Puskemas Medan Area
informasi masyarakat di Kecamatan Simpang Selatan. Masalah yang terkait dengan TB Paru
LimunmengenaiTb, Penularan dan pencegahan adalah kurangnya pengetahuan masyarakat
serta tindakan yang di dibutuhkan untuk terhadap memakai masker, membuka jendela
penaganan Tb menyebabkan angka penyakit Tb rumah, tidak merokok di dalam rumah dan tidak
tidak pernah mengalami penurunan ikut serta menghadiri penyuluhan yang
diselenggarakan dari pegawai puskesmas.
SARAN

SARAN DI PUSKESMASSIMPANG LIMUN SARAN DI PUSKESMAS MEDAN AREA SELATAN


1. Meningkatakan kinerja petugas puskesmas yang Tenaga kesehatan diharapkan sebelum melakukan
berkontribusi pada peningkatan kesehatan penyuluhan diharapkan untuk memberi tahu kader yang
masyarakat ada di wilayah puskesmas tersebut minimal tiga hari
2. Petugas yang berkontribusi diharapkan bisa bekerja sebelum dilaksanakan penyuluhan mengenai TB Paru
sama untuk meningkatkan kesehatan lingkungan agar masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Medan
dengan melakukan gotong royong. Area Selatan. Tenaga kesehatan mengadakan program
3. Meningkatkan informasi terkait kesehatan PMT kepada masyarakat kurang mampu .
lingkungan kepada masyarakat dapat dilakukan
secara langsung maupun melalui media massa
mengenai kesehatan lingkungan.
4. Meningkatkan kader-kader kesehatan bagi keluarga

80%

70%
Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Diharapkan kepada mahasiswa Fakultas Kedokteran


Universitas Malahayati menjadikan penulisan ini sebagai bahan
acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai