Anda di halaman 1dari 21

Kelainan Kulit Akibat Alergi

Makanan

Disusun oleh :
Muhammad Naufal Rizal
19360065

Dosen Pembimbing :
dr. Hj. Hervina, Sp.KK, FINSDV, MKM

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER


DEPARTEMEN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
RSUD DR. RM. DJOELHAM BINJAI
2021
1. Definisi
Alergi adalah suatu reaksi hipersensitivitas yang diawali oleh
mekanisme imunologis, yaitu akibat induksi oleh IgE yang spesifik
terhadap alergen tertentu, yang berikatan dengan sel mast.
Reaksi timbul akibat paparan terhadap bahan yang pada
umumnya tidak berbahaya dan banyak ditemukan dalam
lingkungan, disebut allergen.

Alergi makanan adalah respons hipersensitifitas sistem imun


tubuh terhadap makanan tertentu. Terkadang alergi makanan
sering disamakan dengan intoleransi makanan karena gejala
keduanya mirip. Padahal, intoleransi makanan tidak melibatkan
sistem imun, melainkan disebabkan oleh defisiensi enzim, obat-
obatan, atau bahan makan itu sendiri.

(Wistiani & Notoatmojo, 2016).


2. Etiologi
Etiologi alergi makanan lebih dari 170
makanan dilaporkan dapat menyebabkan
alergi, terutama golongan protein. Berikut
adalah makanan penyebab alergi yang
paling sering:
Bayi dan anak kecil : susu, kedelai, telur,
kacang, tepung
Remaja dan dewasa : kacang, seafood.

(Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2010)


3. Epidemiologi
Sekitar 11-26 juta anggota populasi Eropa diperkirakan
menderita alergi makanan. Jika prevalensi ini
diproyeksikan ke populasi dunia sebesar
6.659.040.000, berarti menjadi 220-250 juta orang;
merupakan beban kesehatan global yang besar. Istilah
alergi makanan digunakan untuk menggambarkan
respon imun yang merugikan terhadap makanan.

(Sicherer SH, 2018).


4. Faktor Resiko/Pencetus
Riwayat keluarga. Jika ada salah satu anggota keluarga Anda
memiliki alergi makanan, maka lebih tinggi risiko Anda untuk
mengalami hal yang sama.
Memiliki alergi lain. Jika Anda telah memiliki alergi terhadap satu
makanan, Anda berisiko tinggi untuk bereaksi negatif terhadap
makanan lain. Demikian juga jika Anda memiliki jenis reaksi alergi
lain, seperti alergi debu, risiko Anda akan meningkat.
Umur. Alergi makanan umumnya terjadi pada anak-anak,
khususnya anak-anak kecil dan bayi. Untungnya saat tumbuh
besar, sistem pencernaan menjadi lebih matang sehingga mampu
meminimalisir mencerna makanan yang mengandung alergen.
Namun jika alerginya cenderung parah, hal ini bisa terbawa
sampai dewasa.
Asma. Asma dan alergi makanan umumnya terjadi bersamaan.
Ketika hal ini terjadi, gejala keduanya cenderung lebih berat.

(Dienstag J.L,2017):
5. Cara Menegakan Diagnosa
1. Anamnesis
Keluhan utama :
Gatal, bintik-bintik merah, ruam pada
kulit. Pembengkakan disekitar wajah, bibir,
dan lidah, serta kulit mengelupas dan pecah-
pecah.

(Ishak K,2018).
Lanjutan…
2. Pemeriksaan Fisik

Inspeksi :

Lokalisasi : sekitar kulit wajah, lidah, bibir, serta sekitar


kulit tubuh
Efloresensi: eritema, eksaserbasi dermatitis atopic ruam
kulit, edema di sekitar wajah, lidah, bibir, serta kulit
mengelupas dan pecah-pecah
Palpasi : Terasa kasar

(Kels-Grant JM, 2017)


3. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes alergi kulit
Dalam tes alergi pada kulit, kulit pasien akan ditusuk dengan jarum kecil. Setelah
itu, dokter akan memasukkan sedikit protein pada makanan yang diduga
menyebabkan alergi ke area kulit yang ditusuk tadi untuk melihat reaksinya.

2. Tes Darah

Sampel darah pasien akan diambil untuk mengukur kadar imunoglobulin E (IgE)
spesifik. Bila kadar IgE yang terkait makanan tertentu cukup tinggi dalam darah
pasien, artinya pasien memiliki alergi terhadap makanan tersebut.

3. Tes Alergi Makanan


Pasien akan diminta menghindari jenis makanan yang diduga menjadi
penyebab alergi selama 1-2 minggu. Jika pasien alergi terhadap jenis makanan
tadi, maka dalam kurun waktu tersebut pasien tidak akan mengalami reaksi
alergi, dan akan kembali mengalaminya bila makanan tersebut kembali
dikonsumsi.

(Ishak K, 2018)
6. Patogenesis

Tidak ada
7. Patofisiologi
Alergi Makanan yang dimediasi Alergi Makanan yang tidak
IgE dimediasi IgE
Kulit

Protein dari makanan masuk Sal.


Masih belum jelas
kedalam tubuh pencernaan

Sal.
pernapasan Diperkirakan yang terlibat
Antigen Precenting Cell (APC)
adalah sel T

Sel B

IgE yang spesifik terhadap


antigen
(Wiradharma, et al., 2018)
8. Diagnosis Banding

1. Dermatitis Atopik

2. Dermatitis Herpetiformis

3. Sindrom Alergi Oral


(Gormley, 2012; Yanofsky, 2017)
(Dorland W, 2017)
Etiologi Subjek Predileksi Efloresensi
Dermatitis Atopik
Bayi dan anak kecil : susu, eritema, eksaserbasi dermatitis
kedelai, telur, kacang, atopic ruam kulit,edama di
tepung Gatal, bintik-bintik Wajah, bibir, dan lidah, serta sekitar wajah, lidah, bibir, serta
Remaja dan dewasa : merah, ruam pada kulit
kacang, seafood. sekitar kulit tubuh kulit mengelupas dan pecah-
pecah

(Unstundag Y, 2017)
Dermatitis
herpetiformis

Pada permukaan ekstensor


Sangat gatal, seperti rasa Eritema, papulo vesikel, vesikel/bula
Belum diketahui secara pasti terbakar, atau rasa tersengat seperti siku, lutut, sacrum, yang berkelompok, erosi atau krusta
bokong, punggung.

(Darus, 2018)

Sindrom Alergi
Oral
Konsumsi sayur, buah, pembengkakan oral
atau kacang oleh orang mukosa, gatal dan rasa
terbakar pada bibir, lidah, Orofaring, bibir, lidah, edema mukosa(angioedema),
yang alergi serbuk sari palatum, dan orofaring. palatum pruritus, eritema
(pollen)
(Wagner W.V,2017)
9. Penatalaksanaan
1. Farmakologi

Penatalaksanaan alergi makanan dibedakan menjadi


dua, yaitu mengatasi gejala alergi akut dan mencegah
terjadinya reaksi alergi. Pengobatan gejala akut
dilakukan dengan menggunakan epinefrin atau
antihistamin. Sedangkan, pencegahan reaksi alergi yang
paling manjur adalah dengan menghindari paparan
alergen.   
Penatalaksanaan Alergi Makanan Reaksi Akut
Pada pasien dengan gejala yang lokal (mulut gatal,
urtikaria lokal, dan lain-lain) cukup diberikan
antihistamin oral difenhidramin 25–50 mg setiap 6–8
jam, atau cetrizin 5–10 mg/hari, atau loratidine 10-20
mg/hari).

(S. H. Sicherer,2017)
10. Komunikasi dan Edukasi
?

1. Memberikan edukasi dan promosi kesehatan alergi


makanan
2. Memberikan edukasi untuk menjaga kebersihan
11. Komplikasi

Reaksi anafilaksis merupakan salah satu komplikasi


yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan
kematian. Suatu meta-analisis dari 13 studi (1946–2012)
mengatakan bahwa insiden anafilaksis berat akibat
makanan terjadi pada 1,81 per satu juta orang.

(Darrel, SR, 2018)


12. Prognosis
Prognosis alergi makanan yang dialami anak-anak
cukup baik, karena dilaporkan 50% saat dewasa. 
Komplikasi alergi makanan yang paling bahaya
adalah anafilaksis karena dapat menyebabkan
kematian.

(Djuanda A., 2016).


13. Profesionalisme
Membantu mengontrol kesembuhan pasien dengan
01 pemberian dosis, dan penjelasan tata cara
pengobatan dengan benar

Kontrol ulang, bila keluhan tidak membaik bisa


02 dirujuk ke dokter spesialis yang bersangkutan
untuk dilakukan terapi lebih lanjut.
14. Kesimpulan
Alergi makanan adalah respons
DEFINISI hipersensitifitas sistem imun tubuh terhadap
makanan tertentu

Anamnesis
Keluhan Utama : Gatal, bintik-bintik merah, ruam
pada kulit

Pemeriksaan Fisik :
Lokalisasi : sekitar kulit wajah, lidah, bibir, serta
CARA sekitar kulit tubuh
MENEGAKKAN
Efloresensi : eritema, eksaserbasi dermatitis atopic
DIAGNOSIS ruam kulit, hipertrofi di sekitar wajah, lidah, bibir,
serta kulit mengelupas dan pecah-pecah

Palpasi : Teraba kasar

Pemeriksaan Penunjang : Tes alergi kulit, Tes darah,


Tes alergi makanan
Pada pasien dengan gejala yang lokal (mulut gatal, urtikaria lokal,
dan lain-lain) cukup diberikan antihistamin oral difenhidramin
TERAPI  25–50 mg setiap 6–8 jam, atau cetrizin 5–10 mg/hari, atau 
loratidine 10-20 mg/hari).

1. Memberikan edukasi dan promosi kesehatan alergi makanan


EDUKASI 2. Memberikan edukasi untuk menjaga kebersihan
Reaksi anafilaksis merupakan salah satu komplikasi yang paling berbahaya

KOMPLIKASI karena dapat menyebabkan kematian. Suatu meta-analisis dari 13 studi (1946–
2012) mengatakan bahwa insiden anafilaksis berat akibat makanan terjadi pada
1,81 per satu juta orang.

Prognosis alergi makanan yang dialami anak-anak cukup baik, karena


PROGNOSIS dilaporkan 50% saat dewasa.  Komplikasi alergi makanan yang paling
bahaya adalah anafilaksis karena dapat menyebabkan kematian.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai