KEPERAWATAN
PADA SISTEM
ENDOKRIN
Kep B2020 UR
ANGGOTA KELOMPOK 3
1. ANITA ASTUTI
2. DIEN FADILAH
3. FENNI ARZIMUSTIKA
4. FENNI INDRAYATI
5. NORA SITIMEANG
6. RAHMAT HIDAYAT
7. RATIH OKTAVIANI
8. SANDRA MOREYNA
9. SONIA PUTRI HASIHOLO
10. WINDA GAOLIS
11. ZULKHAIRI
DEFINISI KELENJAR ENDOKRIN
(Nugroho,2016)
ANFIS KELENJAR ENDOKRIN
ANFIS KELENJAR ENDOKRIN
Kelenjar yang seluruhnya kelenjar endokrin: Organ- organ yang dilengkapi dengan kumpulan
1. Hypophysis (Glandula pituitaria) sel-sel endokrin adalah :
2. Glandula thyreoidea 1. Pulau-pulau Langerhans di dalam pancreas
3. Glandula parathyreoidea 2. Organ reproduksi atau gonad
4. Thymus 3. Ovarium pada perempuan
5. Glandula pinealis 4. Testis pada laki-laki
6. Glandula suprarenalis/adrenal 5. Gaster dari intestinal
Perubahan fungsi sistem endokrin secara khusus pada lansia yaitu :
a) Penurunan kemampuan mentoleransi stress.
b) Konsentrasi glukosa darah meningkat dan tetap naik lebih lama
dibandingkan orang yang lebih muda.
c) Penurunan kadar ekstrogen dan peningkatan kadar fsh selama
menopouse, yang menyebabkan trombosis dan osteoporosis.
d) Penurunan produksi progesteron.
e) Penurunan kadar aldosteron serum sebanyak 50%.
f) Penurunan laju sekresi kortisol sebanyak 25%
(Stockslager,2011)
DEFINISI DIABETES MELLITUS
(Henderina, 2010)
KLASIFIKASI DIABETES MELLITUS
Diabetes tipe 1
Diabetes tipe 2
Tipe DM
Diabetes gestational
Pada diabetes tipe I terdapat ketidakmampuan untuk menghasilkan insulin karena sel–sel beta pankreas
telah dihancurkan oleh proses autoimun. Disamping itu, glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat
disimpan dalam hati meskipun tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia postprandial
(sesudah makan), (Brunner and Suddarth, 2013). Tidak adanya insulin disebabkan oleh reaksi autoimun
yang disebebkan karena adanya peradangan di sel beta pankreas. Ini menyebabkan timbulnya reaksi
antibodi terhadap sel beta yang disebut ICA (Islet Cell Antibody). Reaksi antigen dengan antibodi yang
ditimbulkan menyebabkan hancurnya sel beta (Julianto Eko, 2011).
Pada diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang berhubungan dengan insulin, yaitu resistensi insulin
dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel.
Sebagai akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu reaksi dalam metabolisme glukosa
dalam sel. Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan penurunan reaksi intrasel ini. Dengan
demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Meskipun
terjadi gangguan sekresi insulin, namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat untuk
mencegah pemecahan lemak dan produksi badan keton yang menyertainya.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Terapi Farmakologi
1. Sulfonilurea
2. Insulin
1. Identitas klien
2. Riwayat kesehatan sekarang
3. Riwayat kesehatan dahulu
4. Riwayat kesehatan keluarga
5. Riwayat pengobatan sebelumnya
6. Aktivitas istirahat
7. Eliminasi
8. Makanan/cairan
9. Neurosensori
10. Nyeri/kenyamanan
11. Pernapasan
12. Keamanan
13. Pemeriksaan penunjang
14. Pengkajian status fungsional, kognitif, psikologis dan sosial
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa
Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
Manajemen Nutrisi
Setelah dilakukan tindakan
1. kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori
keperawatan diharapkan status nutrisi
1. Perubahan nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria hasil : dan nutrisi yang dibutuhkan
kurang dari 2. anjurkan klien untuk meningkatkan intake Fe, vit c dan
1. Adanya peningkatan berat badan
kebutuhan tubuh protein
sesuai dengan tujuan
b.d 3. berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
2. Berat badan ideal sesuai sesuai
ketidakadekuatan Monitoring Nutrisi
dengan tinggi badan
insulin, perubahan 3. Mampu mengidentifikasi 4. berat badan klien dalam batas normal
masukan oral 5. monitor adanya penurunan berat badan
kebutuhan nutrisi
6. monitor tipe dan jumlah aktivitas yang bisa dilakukan
4. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
7. jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
5. Menunjukan fungsi peningkatan
makan
fungsi pengecapan dari menelan
8. monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
6. Tidak terjadi penurunan berat
9. monitor kalori dan intake nutrisi
badan yang berarti
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
Diagnosa
Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan Manajemen Tekanan
keperawatan diharapkan integritas 1. Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian yang
jaringan: penyembuhan luka kulit dan longgar
mukosa dengan kriteria hasil : 2. Mobilisasi klien (ubah posisi klien) setiap 2 jam sekali
1. Integritas kulit yang baik bias 3. Monitor kulit akan adanya kemerahan
3. Kerusakan dipertahankan (sensasi, 4. Oleskan lotion atau minyak pada daerah yang tertekan
integritas kulit b.d elastisitas, temperature, hidrasi 5. Memandikan klien dengan sabun dan air hangat
kerusakan dan pigmentasi)
sirkulasi, Perawatan Situs Insisi
penurunan 2. Tidak ada luka atau lesi pada kulit
3. Perfusi jaringan baik 6. Membersihkan, memantau dan meningkatkan
sensasi
4. Menunjukan pemahaman dalam penyembuhan luka
proses perbaikan kulit dan 7. Monitor proses kesembuhan diarea insisi
mencegah trjadinya cedera 8. Monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi
berulang 9. Bersihkan area sekitar luka dengan lidi kapas steril
5. Mampu melidungi kulit dan 10. Gunakan preparat antiseptic sesuai program
mempertahankan kelembaban 11. Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai atau
kulit dan perawatan alami biarkan luka tetap terbuka (tidak dibalut) sesuai program
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan Manajemen Tekanan
keperawatan diharapkan klien dapat 1. Anjurkan klien untuk menggunakan pakaian yang longgar
mempertahnkan keseimbangan 2. Mobilisasi klien (ubah posisi klien) setiap 2 jam sekali
cairan, tidak adanya dehidrasi, 3. Monitor kulit akan adanya kemerahan
asupan cairan dalam batas normal 4. Oleskan lotion atau minyak pada daerah yang tertekan
4. Kekurangan dengan kriteria hasil: 5. Memandikan klien dengan sabun dan air hangat
volume cairan 1. Mempertahankan urine output
b.d diuresis sesuai dengan usia dan BB, Perawatan Situs Insisi
osmotik, jumlah urin normal, HT normal 6. Membersihkan, memantau dan meningkatkan
kehilangan 2. Tekanan darah,nadi,suhu tubuh penyembuhan luka
gastrik yang dalam batas normal 7. Monitor proses kesembuhan diarea insisi
berlebihan 3. Tidak ada tanda –tanda 8. Monitor tanda dan gejala infeksi pada area insisi
dehidrasi, elasstisitass turgor 9. Bersihkan area sekitar luka dengan lidi kapas steril
kulit baik, membrane mukosa 10. Gunakan preparat antiseptic sesuai program
lembab, tidak ada rasa haus 11. Ganti balutan pada interval waktu yang sesuai atau
yang berlebihan biarkan luka tetap terbuka (tidak dibalut) sesuai program
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan diharapkan tidak terjadi
kelelahan dengan penurunan Terapi Aktivitas:
produksi energy klien dengan 1. Kolaborasikan dengan tenanga rehabilitasi medic dalam
kriteria hasil: merencanakan program terapi yang tepat
5. Intoleransi 1. Berpartisipasi dalam kegiatan 2. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu
aktivitas b.d aktivitas fisik tanpa disertai dilakukan
kelemahan peningkatan tekanan darah, 3. Bantu untuk memililah aktivitas konsisten yang sesuai
akibat nadi, dan RR dengan kemampuan fisik, psikolog, dan social
penurunan 2. Mampu melakukan aktivitas 4. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber
produksi energy sehari-hari secara mandiri yang diperluka untuk aktivitas yang diinginkan
3. Tanda-tanda vital dalam batas 5. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas yang
normal diinginkan
4. Mampu berpindah tanpa 6. Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
bantuan alat 7. Monitor respon fidik,emosi,soaial dan spiritual
5. Status respirasi pertukaran gas
dan ventilasi adekuat
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa
Tujuan (NOC) Intervensi (NIC)
Keperawatan
(Nursalam, 2013)
EVALUASI KEPERAWATAN
(Nursalam, 2013)
Thanks!