Anda di halaman 1dari 27

Asuhan Keperawatan

Pada Pasien
Cronic Kidney
Diseases (CKD)
KMB 2 KEP UR B2020
Anggota Kelompok
Disusun Oleh :

Kelompok 3

2011166006 Anita Astuti 2011166601 Rahmat Hidayat

2011166204 Dien Fadillah 2011166603 Ratih Oktaviani

2011166201 Fenni Indrayati 2011166014 Sandra Moreyna

2011166001 Fenny Arzi 2011166737 Sonia Putri Sihaloho

2011166010 Nora Situmeang 2011165996 Winda Gaolis


SKENARIO

Seorang pasien perempuan usia 50 tahun dirawat di RS sejak 1 hari yang lalu saat ini
pasien mengeluh sejak 2 minggu yang lalu kencing sangat sedikit, kedua kaki lama-
lama membengkak, kulit gatal dan luka. Selain itu pasien merasa agak sesak, merasa
kadang-kadang mual dan tak selera makan. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan adanya
edema pada kedua kaki, kulit bersisik, dan banyak luka akibat garukan kuku pasien.
Sklera ikterik, pucat dan linu-linu pada tulang. Hasil TTV didapatkan TD: 160/190
mmHg, Frekuensi nadi: 102 kali/menit, Frekuensi napas: 28 kali/menit dan suhu 37oC.
Pasien mempunya riwayat DM sejak 10 tahun yang lalu dan berobat tidak teratur. Hasil
pemeriksaan fisik didapatkan nilai ureum, kreatinin sangat tinggi. Hb rendah, pospat
tinggi, eritrosit rendah.
KLARIFIKASI ISTILAH

1. Edema => Edema adalah pembengkakan yang disebabkan oleh penumpukan cairan pada jaringan tubuh.

2. Pemeriksaan Fisik => Sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan
tanda klinis penyakit.

3. Sclera Icteric => Perubahan warna membrane mukosa mata menjadi kuning diakibatkan akumulasi
bilirubin di dalam jaringan atau cairan interstitial.

4. Nilai Ureum dan Kreatinin => Nilai normal kreatinin < 1,5 mg/dl dan ureum 10 – 50 Page 4 3 mg/dl.

5. HB Rendah => Hemoglobin adalah metal oprotein di dalam sel darah merah yang berfungsi sebagai
pengangkut oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh, Kadar Hb normal laki-laki dewasa:14-18 g/Dl dan
wanita dewasa:12-16 g/dL
KLARIFIKASI ISTILAH

6. Fosfat => Fosfat merupakan sebuah zat kimia yang mengandung mineral fofor, kadar fosfat darah dalam
tubuh orang berusia 18 tahun keatas adalah 2.5-4.5 mg/dL

7. Diabetes Melitus (DM) => Diabetes (diabetes melitus) adalah suatu penyakit metabolik yang diakibatkan
oleh meningkatnya kadar glukosa atau gula darah.

8. Linu-Linu => Linu-linu adalah nyeri dan tidak nyaman terasa pada persendian dan otot.
IDENTIFIKASI MASALAH

a) Apakah ada hubungan keluhan-keluhan pasien dengan riwayat penyakit DM pasien 10 tahun yang lalu
dan tidak berobat teratur ?
b) Apakah ada hubungan kadar HB rendah dengan penyakit DM?
c) Apakah penyebab edema pada penyakit DM?
d) Apakaha edema bisa di sebabkan kencing yang sangat sedikit selama 2 minggu?
e) Mengapa pasien dengan DM dapat mempengaruhi fungsi ginjal?
f) Apa yang menyebabkan ureum kratinin meningkat, Hb rendah, fosfat tinggi dan eritrosit menurun?
ANALISA MASALAH

a) Jawabannya ada, karena pasien DM kronik dan tidak teratur berobat akan mengakibatkan keadaan
hiperglikemi tidak terkontrol sehingga menimbulkan komplikasi perusakan organ organ tubuh lainnya
seperti, Kerusakan syaraf, mata kabut, kerusakan cardiovascular, penebalan pembuluh darah, dan
kerusakan ginjal
b) Gula darah yang tidak terkontrol dapat mempengaruhi ginjal (diabetic neuropathy). Akibatnya, ginjal
tidak dapat menghasilkan cukup eritropoietin, yaitu hormon yang mengontrol produksi sel darah merah.
c) Edema merupakan pertanda adanya kebocoran cairan tubuh melalui dinding pembuluh darah
d) Bisa karena saat ginjal tidak normal kandungan garam dalam tubuh akan melonjak, garam tersebut dapat
menahan air sehingga kaki bengkak
ANALISA MASALAH

e) Tingginya gula darah membuat ginjal bekerja ekstra keras untuk membuang kelebihan kadar gula dalam
darah menjadi urine. Sehingga orang dengan penyakit DM memiliki resiko untuk gagal ginjal.
f) Pada pasien DM dapat terjadi kerusakan pada ginjal sehingga ginjal tidak mampu menjalankan fungsinya
untuk menyaring darah dg benar, sehingga kadar ureum, kreatinin dan pospat meningkat. Gula darah yang
tidak terkontrol dapat mempengaruhi ginjal (diabetic neuropathy). Akibatnya, ginjal tidak dapat
menghasilkan cukup eritropoietin, yaitu hormon yang mengontrol produksi sel darah merah.
LEARNING OBJECTIF

Topik Pembahasan : Asuhan Keperawatan pada Pasien CKD


1. Defenisi CKD.
2. Klasifikasi CKD.
3. Etiologi CKD.
4. Patofisiologi CKD.
5. Manifestasi CKD.
6. Pemeriksaan Penunjang.
7. Komplikasi CKD.
8. Penatalaksanaan CKD.
9. Askep CKD (pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi, dokumentasi).
DEFINISI CKD

Chronic Kidney Disease (CKD) adalah gangguan


fungsi ginjal yang progresif dan irreversible dimana
ginjal gagal untuk mempertahankan metabolisme
dan keseimbangan cairan dan elektrolit, yang
menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah
nitrogen lain dalam darah). CKD ditandai dengan
penurunan fungsi ginjal yang irreversible pada suatu
derajat atau tingkatan yang memerlukan terapi
pengganti ginjal yang tetap berupa dialisis atau
transplantasi ginjal.

(Smeltzer, 2010).
KLASIFIKASI CKD

Pengukuran fungsi ginjal terbaik adalah dengan mengukur Laju Filtrasi Glomerulus (LFG). Menurut Chronic
Kidney Disease Improving Global Outcomes (CKD KDIGO) proposed classification, dapat dibagi menjadi :
KLASIFIKASI CKD

Berdasarkan albumin didalam urin


(albuminuia), penyakit ginjal kronis dibagi
menjadi :
* berhubungan dengan remaja dan dewasa
** termasuk nephrotic syndrom, dimana
biasanya ekskresi albumin > 2200mg/ 24 jam
ETIOLOGI CKD

Penyebab dari ginjal : Penyebab umum di luar ginjal :


1. Penyakit pada saringan
(glomerulus) : glomerulonephritis 1. Penyakit sistemik: diabetes melitus,
2. Infeksi kuman : pyelonefritis, hipertensi, kolesterol tinggi,
ureteritis Dyslipidermia
3. Batu ginjal : nefrolitiasis 2. Infeksi di badan : TBC Paru, sifilis,
4. Kista diginjal : polcytis kidney malaria, hepatitis, Preklamsi, Obat-
5. Trauma langsung pada ginjal obatan, Kehilangan banyak cairan
6. Keganasan pada ginjal,sumbatan : yang mendadak (kecelakan) dan
batu ginjal, penyempitan/struktur toksik.
PATOFISIOLOGI CKD

Proses terjadinya penyakit ginjal kronik pada awalnya


tergantung pada penyakit yang mendasarinya, tapi dalam
proses perkembangannya yang terjadi kurang lebih sama.
Dua adaptasi penting dilakukan oleh ginjal untuk
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.

Penurunan massa ginjal mengakibatkan hipertropi


structural dan fungsional nefron yang masih bertahan
(surviving nephrons) sebagai upaya kompensasi ginjal
untuk melaksanakan seluruh beban kerja ginjal, yang
diperantarai oleh molekul vasoaktif seperti sitokinin dan
growth factors. Hal ini menyebabkan peningkatan
kecepatan filtrasi, yang disertai peningkatan tekanan
kapiler dan aliran darah glomerulus.
MANIFESTASI KLINIS CKD

1.Tahap awal: lesu malaise, kelelahan, retardasi pertumbuhan dan


penurunan berat badan, nafsu makan berkurang, perubahan output
urine, pucat, sakit kepala, nausea, nyeri otot dan sendi/tulang,
amenorea, kulit kering dan gatal; seiring perkembangan anoreksia,
nausea/muntah.
2.Perdarahan, feses berdarah, perdarahan mulut
3.Peningkatan rasa gatal
4.Kejang, tremor
5.Respirasi/pernafasan yang dalam
6.Sensasi tumpul
7.Kebingungan progresif
(Purwati & Sulastri, 2019)
8.Koma
PEMERIKSAAN PENUNJANG CKD

1. Pemeriksaan lab.darah
a) Hematologi : Hb, Ht, Eritrosit, Lekosit, Trombosit
b) RFT ( renal fungsi test ) : ureum dan kreatinin
c) LFT (liver fungsi test )
d) Elektrolit : Klorida, kalium, kalsium
e) Koagulasi studi : PTT, PTTK
f) BGA

2. Urine
a) urine rutin
b) urin khusus : benda keton, analisa kristal batu
PEMERIKSAAN PENUNJANG CKD

3. Pemeriksaan kardiovaskuler
a) ECG
b) ECO

4. Radidiagnostik
a) USG abdominal
b) CT scan abdominal
c) BNO/IVP, FPA
d) Renogram
e) RPG ( retio pielografi )
KOMPLIKASI CKD

1. Gastrointestinal, yang ditandai dengan nafsu makan menurun, mual, muntah, mulut kering, rasa pahit,
perdarahan ephitel.
2. Kulit kering, mengalami atrofi, dan gatal.
3. Pada sistem kardiovaskuler yaitu hipertensi, pembesaran jantung, payah jantung, pericarditis.
4. Anemia dan asidosis
5. Pada sistem neurologi yaitu apatis, neuropati perifer, depresi, prekoma.
6. Anemia Anemia merupakan salah satu gejala komplikasi akibat dari penyakit gagal ginjal kronik.
7. Hiperkalemia Kelebihan kalium atau hiperkalemia biasanya akibat dari disfungsi ginjal sementara atau
permanen.
8. Hipokalemia adalah konsentrasi kalium plasma kurang dari 3,5 mEq/1
(Irwan ,2016)
PENATALAKSANAAN MEDIS CKD

1. Konservatif 3. Operasi
a) Dilakukan pemeriksaan lab.darah a) Pengambilan batu
dan urin b) transplantasi ginjal
b) Observasi balance cairan
c) Observasi adanya odema
d) Batasi cairan yang masuk

2. Dialysis
a) Peritoneal dialysis biasanya
dilakukan pada kasus – kasus
emergency.
b) Hemodialisis,yaitu dialisis yang
dilakukan melalui tindakan infasif
di vena dengan menggunakan
mesin.
ASKEP
CKD
PENGKAJIAN

1. Anamnesa
Anamnesa adalah mengetahui kondisi klien dengan cara wawancara atau interview.

2. Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum dan TTV
b) Sistem pernapasan
c) Sitem hematologi
d) Sistem neuromuskuler
e) Sistem kardiovaskuler
f) Sistem Endokrin
g) Sistem Perkemihan
h) Sistem pencernaan
i) Sistem Muskuloskeletal

(Irwan ,2016)
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Menurut Herdman dan Kamitsuru (2015), diagnosa yang muncul pada pasien chronic
kidney disease (CKD) adalah :
a) Kelebihan volume cairan b.d gangguan mekanisme regulasi
b) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d factor biologis
c) Intoleransi aktifitas b.d ketidak seimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1  Kelebihan NOC: NIC:
volume cairan Fluid balance Fluid Management:
b.d gangguan Tujuan : 1. Pertahankan intake dan output secara akurat
mekanisme Setelah dilakukan tindakan 2. Kolaborasi dalam pemberian diuretic
regulasi keperawatan selama 3x24 jam 3. Batasi intake cairan pada hiponatremi dilusi dengan
kelebihan volume cairan teratasi serum Na dengan jumlah kurang dari 130 mEq/L
 
dengan kriteria: 4. Atur dalam pemberian produk darah (platelets dan
1. Tekanan darah fresh frozen plasma)
2. Nilai nadi radial dan perifer 5. Monitor status hidrasi (kelembaban membrane
3. MAP mukosa, TD ortostatik, dan keadekuatan dinding nadi)
4. CVP 6. Monitor hasil laboratorium yang berhubungan dengan
5. Keseimbangan intake dan retensi cairan (peningkatan kegawatan spesifik,
output dalam 24 jam peningkatan BUN, penurunan hematokrit, dan
peningkatan osmolalitas urin)
 
INTERVENSI KEPERAWATAN

2.  Ketidakseimbangan NOC: NIC:


nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan, 1. Monitor nutrisi
factor biologis diharapkan kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi. 2. Konseling nutrisi
Kriteria hasil : 3. Monitor tanda-tanda vital
  4. Manajemen gangguan makan
1. Adanya peningkatan berat badan sesuai 5. Penahapan diet
dengan tujuan.
2. Berat badan ideal sesuai berat badan.  
3. Mampu mengidentifikasi kebutuhan
nutrisi.
4. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
5. Tidak terjadi penurunan berat badan yang
berarti.
INTERVENSI KEPERAWATAN

3.  Intoleransi aktifitas NOC: NIC:


b.d ketidak
seimbangan antara Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1. Bantu perawatan diri
suplai dan diharapkan klien bisa aktivitas secara 2. Manajemen nyeri
kebutuhan oksigen mandiri dan normal. Kriteria Hasil : 3. Terapi oksigen
4. Manajemen lingkungan : nyaman.
1. Berpartisipasi dalam aktivitas fisik 5. Peningkatan tidur
tanpa ada peningkatan tekanan
darah, nadi dan RR.
2. Mampu melakukan aktivitas sehari-
hari secara mandiri.
3. Tanda-tanda vital normal.
4. Mampu berpindah dengan atau
tanpa bantuan alat.
5. Status kardiopulmonari adekuat.
Sumber:

Smeltzer, S.C. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta: EGC
Martin, Mona (2017). Asuhan Keperawatan pada Pasien ckd. Fakultas Ilmu Kesehatan. UMP
Suyono, Slamet. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi 3. Jilid I II. Jakarta.: Balai Penerbit FKUI.
Vardiansyah. 2016. Pemeriksaan Fungsi Ginjal. CDK/ vol 43 No. 2
Brunner & Suddarth. (2008). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 vol 1, alih bahasa, Agung Waluyo et al ;
editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester. Jakarta: EGC
Kemenkes. 2017.Diagnosa, Klasifikasi, Pencegahan, terapi penyakit Ginjal Kronik.
Suyono. 2011. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : BalaiPenerbit FKUI.
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddart, edisi 8. Jakarta:EGC
Smeltzer, S. C. & Bare, B.G. 2015. Buku Keperawatan Medikal-Bedah
Brunner & Suddarth Edisi 11. Jakarta : EGC
Purwati, Nyimas Henri & Sulastri, Titi 2019. Tinjauan Elsevier Keperawatan Anak. Indonesia: Indonesia Edition.
Thanks!

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icon by Flaticon, and infographics &
images from Freepik

Anda mungkin juga menyukai