Anda di halaman 1dari 44

ETIKA PROFESI TENAGA

KESEHATAN
Oleh:
dr. Dewa Nyoman Sutanaya, S.H., M.Hkes., M.ARS.
CURRICULLUM VITTAE
1. PENDIDIKAN DOKTER (UNVERSITAS AIRLANGGA 2010)

RIWAYAT 2. SARJANA HUKUM (UNIVERSITAS AIRLANGGA, TRANSFER UNIVERSITAS UNITOMO,


2011)
PENDIDIKAN 3. MAGISTER HUKUM KESEHATAN (UNIVERSITAS HANGTUAH, 2015)
4. MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH SAKIT (UNIVERSITAS AIRLANGGA, 2018)

RIWAYAT 1.
2.
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.SOEROTO (NGAWI, JAWA TIMUR) (2011-2012)
RUMAH SAKIT DARMO (SURABAYA, JAWA TIMUR) (2012-2016)
PEKERJAAN 3. RUMAH SAKIT ROYAL SURABAYA (SURABAYA, JAWA TIMUR) (2017- SEKARANG)

1. MEDIATOR NASIONAL PENYELESAIAN SENGKETA MEDIS Indonesian Institute For

KEGIATAN SAAT Conflict Transformation (IICT, JAKARTA, 2014)


2. ANGGOTA TIM ABH MEDICAL ETHICS & MEDICO-LEGAL (2018)
INI 3. KEPALA BIDANG PENUNJANG MEDIS RS ROYAL SURABAYA (2018)
4. KETUA TIM AKREDITASI RS ROYAL SURABAYA (2017)
SURABAYA
9 SEPTEMBER 1984
LATAR BELAKANG MASALAH
• Persoalan etika tenaga kesehatan menjadi bahasan yang sangat penting
dalam lingkup dunia kesehatan karena berhubungan perilaku tenaga
kesehatan dalam melaksanakan tugas sehari-hari.

• Institusi kesehatan membutuhkan interaksi antara manusia yang dilandasi


dengan sikap dan perilaku yang mengandung etika.

• Etika kesehatan dan hukum kesehatan mempunyai batasan yang mendasar


dan wajib untuk diketahui batasan tersebut
ISU MASALAH
• Sejauh mana persoalan etika kesehatan mempengaruhi kegiatan
tenaga kesehatan sehari-hari?

• Bagaimana tenaga kesehatan berinteraksi antara satu dan yang lain


dengan profesi yang berbeda-beda?

• Batasan apa saja yang mendasari perbedaan antara etika dan


hukum kesehatan?
TUJUAN PAPARAN
• Agar mahasiswa mengetahui persoalan yang berkaitan dengan etika
bagi tenaga kesehatan dalam pelaksanaan kegiatan sehari-hari

• Agar mahasiswa mengetahui etika profesi antar tenaga kesehatan


dalam berinteraksi sehari-hari

• Agar mahasiswa mengetahui batasan etika kesehatan dan hukum


kesehatan
URUTAN PAPARAN
1. PENGERTIAN DAN PEMAHAMAN PERSOALAN ETIKA KESEHATAN
DI RUMAH SAKIT

2. ETIKA PROFESI TENAGA KESEHATAN DALAM BERINTERAKSI


SEHARI-HARI

3. BATASAN ETIKA KESEHATAN DAN HUKUM KESEHATAN


PENGERTIAN DAN PEMAHAMAN
PERSOALAN ETIKA KESEHATAN DI
RUMAH SAKIT
1
PENGERTIAN ETIKA
• Kata “etika” berasal dari bahasa yunani kuno, yakni ethos (bentuk kata
tunggal) dan ta etha (bentuk kata jamak jadi secara umum etika dimengerti
sebagai ilmu apa yang biasa kita lakukan
• Etika adalah ilmu yang mencari orientasi (ilmu yang memberi arah dan pijakan
pada tindakan manusia). Apabila manusia memiliki orientasi yang jelas, ia tidak
akan hidup dengan sembarang cara atau mengikuti berbagai pihak tetapi ia
sanggup menentukan nasibnya sendiri. Dengan demikian, etika dapat
membantu manusia untuk bertanggung jawab atas kehidupannya. (Prof. DR.
Franz Magniz Suseno) 8
PENGERTIAN ETIKA
1. ETIKA SEBAGAI SISTEM NILAI
nilai - nilai atau norma - norma moral yang menjadi pegangan (landasan,
alasan, orientasi hidup) seseorang atau kelompok orang dalam mengatur
tingkah lakunya sehari-hari
2. ETIKA SEBAGAI MORAL
kumpulan asas – asas akhlak (moral) atau semacam kode etik dalam
berperilaku sehari-hari
3. ETIKA ILMU BAIK DAN BURUK
Perilaku baik dan buruk yang ada dalam kehidupan sehari-hari
9
MANFAAT ETIKA
1. Memberi rasa tanggung jawab.
2. Dapat dijadikan pedoman.
3. Dapat digunakan sebagai kontrol sosial.
4. Dapat digunakan sebagai rujukan dalam penyelesaian berbagai
masalah, baik itu masalah internal maupun eksternal

10
FUNGSI ETIKA
1. Digunakan untuk pengambilan suatu keputusan dan sikap yang wajar
2. Digunakan untuk membedakan mana yang bisa dirubah dan mana
yang tidak bisa dirubah.
3. Digunakan untuk menyelesaikan masalah moralitas maupun masalah
sosial lainnya
4. Menggunakan nalar untuk dijadikan pijakan, bukan menggunakan
suatu perasaan yang dapat merugikan banyak orang.
11
8 PRINSIP ETIKA DALAM BIDANG
KESEHATAN
AUTONOMY (OTONOMI) FIDELITY (MENEPATI JANJI)

BENEFICIENCE (BERBUAT BAIK) FIDUCIARITY (KEPERCAYAAN)

NON MALEFICIENCE (TIDAK


JUSTICE (KEADILAN)
MERUGIKAN)

CONFIDENTIALITY (KERAHASIAAN) VERACITY (KEJUJURAN)

12
AUTONOMY
• Prinsip yang menghormati hak-hak pasien, terutama hak otonomi pasien (the rights to
self determination)
• Dimiliki pasien untuk memutuskan suatu prosedur medis  melahirkan konsep
Informed consent.
• Didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir secara logis dan membuat
keputusan sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus
dihargai dan tidak dapat dipaksa.

13
BENEFICIENCE
• Bertujuan untuk kebaikan pasien dan menyeimbangkan keuntungan tersebut dengan
risiko dan biaya.

• Perbuatan yang sisi baiknya (manfaat) lebih besar daripada sisi buruknya.

• Kebaikan memerlukan pencegahan dari kesalahan, penghapusan kesalahan atau


kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain.

• Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini
dengan otonomi.
14
NON MALEFICIENCE
• Menghindari terjadinya kerusakan atau prinsip moral yang melarang tindakan yang
memperburuk keadaan pasien.

• Prinsip ini dikenal sebagai “primum non nocere” atau “ above all do no harm “.

• Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya atau cidera fisik dan psikologis pada klien
atau pasien

15
CONFIDENTIALITY
• Menjaga kerahasiaan informasi yang bisa merugikan seseorang atau masyarakat.
• Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang pasien harus dijaga. Segala
sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan pasien hanya boleh dibaca
dalam rangka pengobatan pasien.
• Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh
pasien dengan bukti persetujuan.
• Diskusi tentang pasien diluar area pelayanan, menyampaikan pada teman atau
keluarga tentang pasien dengan tenaga kesehatan lain harus dihindari
16
FIDELITY
• Menghargai janji dan komitmennya terhadap orang lain.
• Tenaga Kesehatan setia pada komitmen dan menepati janji serta menyimpan rahasia
pasien. Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk mempertahankan
komitmen yang dibuatnya.
• Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan tenaga kesehatan terhadap kode etik yang
menyatakan bahwa tanggung jawab dasar dari tenaga kesehatan adalah untuk
meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan kesehatan dan
meminimalkan penderitaan.
17
FIDUCIARITY
• Etika kepercayaan antara dua atau lebih pihak.
• Kepercayaan dibutuhkan untuk komunikasi antara professional kesehatan dan pasien.
Seseorang secara hukum ditunjuk dan diberi wewenang untuk memegang aset dalam
kepercayaan untuk orang lain.

18
JUSTICE
• Prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam
• bersikap maupun dalam mendistribusikan sumber daya (distributive justice) atau
pendistribusian dari keuntungan, biaya dan risiko secara adil. Prinsip keadilan
• dibutuhkan untuk tercapai yang sama rata dan adil terhadap orang lain yang menjunjung
prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan

19
VERACITY
• Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran.
• Nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan kesehatan untuk menyampaikan
kebenaran pada setiap pasien dan untuk meyakinkan bahwa pasien sangat mengerti.
• Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan
kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif
untuk memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan
yang sebenarnya kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
keadaan dirinya selama menjalani perawatan.
20
ETIKA PROFESI TENAGA KESEHATAN
DALAM BERINTERAKSI SEHARI-HARI
2
PEMAHAMAN TENTANG PROFESI DAN
PROFESIONAL
• Bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan, dan
sebagainya) tertentu  PROFESI

• Pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan atau dididik untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut dan mereka mendapat imbalan atau hasil berupa
upah atau uang karena melaksanakan pekerjaan tersebut  PROFESIONAL

• Tidak semua profesi atau pekerjaan bisa dikatakan profesional karena dalam tugas
profesional itu sendiri terdapat beberapa ciri-ciri dan syarat

22
KAPAN PROFESI DISEBUT PROFESIONAL?
• Lebih mementingkan pelayanan kemanusiaan yang ideal dibandingkan dengan
kepentingan pribadi.
• Seorang pekerja profesional, secara relatif memerlukan waktu yang panjang untuk
mempelajari konsep-konsep serta prinsip-prinsip pengetahuan khusus yang
mendukung keahliannya.
• Memiliki kualifikasi tertentu untuk memasuki profesi tersebut serta mampu mengikuti
perkembangan dalam pertumbuhan jabatan.
• Memiliki kode etik yang mengatur keanggotaan, tingkah laku, sikap dan cara kerja.
23
KAPAN PROFESI DISEBUT PROFESIONAL?

• Membutuhkan suatu kegiatan intelektual yang tinggi.


• Adanya organisasi yang dapat meningkatkan standar pelayanan, disiplin diri dalam
profesi, serta kesejahteraan anggotanya.
• Memberikan kesempatan untuk kemajuan, spesialisasi dan kemandirian.
• Memandang profesi sebagai suatu karier hidup (a live career) dan menjadi seorang
anggota permanen.

24
“Profesional adalah orang-orang yang memiliki tolak ukur perilaku yang
berada di atas rata- rata. Seandainya semua bidang kehidupan dan bidang
kegiatan menerapkan suatu standar profesional yang tinggi, bisa
diharapkan akan tercipta suatu kualitas masyarakat yang semakin baik”

Robert W. Riche

25
PERAN ETIKA DALAM SEBUAH PROFESI
• Etika menjadi kebutuhan penting bagi semua profesi yang ada agar tidak melakukan
tindakan yang menyimpang dari hukum
• Profesi pada hakekatnya adalah suatu pernyataan atau suatu janji terbuka, bahwa
seseorang akan mengabdikan dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan dalam arti
biasa karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan tersebut
• Profesi tidak boleh sampai merugikan, merusak atau menimbulkan kerugian bagi
orang dan masyarakat. Sebaliknya profesi itu harus berusaha menimbulkan kebaikan,
keberuntungan dan kesempurnaan serta kesejahteraan bagi masyarakat
26
ETIKA DALAM SEBUAH PROFESI
• Etika profesi adalah bagian dari etika sosial, yaitu filsafat atau pemikiran kritis rasional
tentang kewajiban dan tanggung jawab manusia sebagai anggota umat manusia
• Profesi dapat dibedakan menjadi profesi pada umumnya (seperti: profesi hukum,
profesi kesehatan, dan lain-lain) dan profesi mulia (seperti: dokter, polisi, jaksa, hakim,
advokat, dan lain-lain)
• Pengertian profesi lebih khusus dari pengertian pekerjaan

27
PERAN ORGANISASI PROFESI
• Nilai-nilai etika itu tidak hanya milik satu atau dua orang, atau segolongan orang saja,
tetapi milik setiap kelompok masyarakat, Dengan nilai etika tersebut, suatu kelompok
diharapkan akan mempunyai tata nilai untuk mengatur kehidupan bersama 
ORGANISASI PROFESI
• Pengembangan profesi kesehatan, tuntutan profesional sangat erat hubungannya dengan
suatu kode etik untuk masing-masing bidang profesi.

28
KODE ETIK PROFESI
• Dalam organisasi ini ada tata nilai yang mengatur dan tertuang secara tertulis (yaitu
kode etik profesi) dan diharapkan menjadi pegangan para anggotanya

• Kode etik profesi merupakan produk etika terapan karena dihasilkan berdasarkan
penerapan pemikiran etis atas suatu profesi. Kode etik profesi dapat berubah dan
diubah seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga
anggota kelompok profesi tidak akan ketinggalan zaman.

• Di Indonesia ada lembaga yang membina dan mengawas tentang pelanggran etik yang
disebut dengan Majelis Kehormatan Etik (RS  MAKERSI)
29
3 HAL POKOK DALAM KODE ETIK PROFESI
• Pedoman bagi setiap anggota tentang prinsip profesionalitas, bahwa dengan kode
etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dilakukan
dan yang tidak boleh dilakukan.
• Sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan, memberikan
suatu pengetahuan kepada masyarakat
• Mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika
dalam keanggotaan profesi. Pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan
yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi dilain instansi atau perusahaan.
30
“Supaya kode etik dapat berfungsi dengan semestinya, salah satu persyaratan
utamanya adalah bahwa kode etik tersebut dibuat oleh profesi itu sendiri. Kode
etik tidak akan berjalan efektif kalau didikte begitu saja, karena kode etik harus
dijiwai oleh cita-cita dikalangan profesi itu sendiri”

Siswati Sri

31
BATASAN ETIKA KESEHATAN DAN
HUKUM KESEHATAN
3
HUBUNGAN ETIKA DAN HUKUM
• Etika berhubungan dengan semua aspek dari tindakan dan keputusan yang
diambil oleh manusia maka etika merupakan bidang kajian yang sangat luas
dan kompleks dengan berbagai cabang
• Misalnya pada Etika kedokteran sangat berhubungan dengan hukum. Hampir
di semua Negara ada hukum yang secara khusus mengatur bagaimana dokter
harus bertindak berhubungan dengan masalah etika dalam perawatan pasien
dan penelitian

33
HUBUNGAN ETIKA DAN HUKUM
• Etika dan hukum kesehatan dalam dunia kesehatan umumnya berbeda namun
saling melengkapi, dimana hukum cenderung bersifat kaku, lama dalam proses
legalisasi, dan kurang menyeluruh

• Norma etika akan melengkapi kelemahan-kelemahan norma hukum sehingga


mampu mengikuti perubahan- perubahan yang terjadi di masyarakat.

• Seringkali aturan etika yang dibuat (kode etik) melebihi norma hukum yang ada

34
PERSAMAAN ETIKA DAN HUKUM
1. Sama-sama merupakan alat untuk mengatur tertibnya hidup bermasyarakat.
2. Sebagai objeknya adalah tingkah laku manusia.
3. Mengandung hak dan kewajiban anggota-anggota masyarakat agar tidak
saling merugikan.
4. Menggugah kesadaran untuk bersikap manusiawi
5. Sumbernya adalah hasil pemikiran para pakar dan pengalaman para anggota
senior.

35
PERBEDAAN ETIKA DAN HUKUM
NO PERIHAL ETIKA HUKUM
1 TARGET Membentuk masyarakat yang
Membentuk manusia yang ideal
ideal
2 RUANG LINGKUP Lingkungan anggota profesi masyarakat umum
Mengatur yang boleh dan
Mengatur yang baik dan tidak
tidak
3 HAL YANG DIATUR baik
Mengatur tentang hak dan
Mengatur kewajiban
kewajiban
Badan pemerintahan atau
4 PENYUSUNAN Kesepakatan anggota profesi
yang memegang kekuasaan
Tertulis secara terperinci
5 BENTUK Tidak semua tertulis dalam kitab, perundang-
undangan dan berita negara.

36
PERBEDAAN ETIKA DAN HUKUM
NO PERIHAL ETIKA HUKUM
Penataan datang dari manusia Penataan datang dari hukum
6 SUMBER PENATAAN
itu sendiri. itu sendiri dan sanksinya.
Sesuai keputusan organisasi
Tuntutan hukum : Hukum
profesi : teguran, tuntunan,
7 SANKSI PELANGGARAN pidana/denda, ganti rugi,
maksimal dikeluarkan sebagai
sanksi kurungan
anggota IDI
8 SYARAT PELANGGARAN Tidak selalu disertai bukti fisik Harus disertai bukti fisik

9 PENYELESAIAN Pelanggaran etika kedokteran Pelanggaran hukum


PELANGGARAN diselesaikan oleh Majelis Etik diselesaikan di pengadilan

37
TANGGUNG JAWAB ETIK DAN HUKUM
PELANGGARAN ETIK DAN HUKUM

ETIK HUKUM

kode etik administrasi perdata pidana

kode etik profesi


38
CONTOH PELANGGARAN ETIK DAN
HUKUM
Seorang dokter dengan menggunakan jas dokter terlihat merokok di sebuah
tempat makan di luar rumah sakit

PELANGGARAN ETIK

Seorang dokter dengan menggunakan jas dokter terlihat merokok di ruang operasi
sambil menunggu persiapan operasi

PELANGGARAN HUKUM

39
KESIMPULAN
1. Etika kesehatan menjadi pedoman perilaku paling dasar bagi tenaga
kesehatan dalam menjalankan kegiatan sehari-hari

2. Tenaga kesehatan memiliki profesi yang berbeda-beda, dengan kode etik


yang berbeda-beda, hal inilah yang membuat interaksi antar profesi tetap
dapat berjalan berdampingan

3. Antara etika dan hukum sama-sama memiliki batasan satu dan lainnya,
namun keduanya saling melengkapi

40
TUGAS MATA KULIAH ETIK DAN
HUKUM KESEHATAN
1
Sebutkan potensial pelanggaran yang mungkin terjadi
terkait dengan 8 PRINSIP ETIKA KESEHATAN, jelaskan
kasus apa saja yang dapat terjadi di rumah sakit, sertakan
contoh kasusnya

42
2
Berikan contoh pelanggaran etik dan pelanggaran
hukum di bidang kesehatan, beserta penyelesaiannya
(pidana, perdata, administratif, etik)

43
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai