Anda di halaman 1dari 11

PELAKSANAAN

PERJANJIAN
Pelaksanaan Perjanjian adalah realisasi
atau pemenuhan hak dan kewajiban yang
telah diperjanjikan oleh pihak- pihak supaya
perjanjian itu mencapai tujuannya.
pada dasarnya menyangkut soal pembayaran dan
penyerahan barang yang menjadi objek utama perjanjian.
Contoh : penjual menjual menyerahkan barang yang
dijualnya kepada pembeli, sebaliknya pembeli membayar
harga barang yang dibelinya kepada penjual.
Pembayaran

1. Pihak yang melakukan pembayaran


pada dasarnya adalah debitur yang
menjadi pihak dalam perjanjian
2. Alat bayar yang digunakan pada
umumnya adalah uang
3. Tempat pembayaran dilakukan sesuai
dalam perjanjian
4. Media pembayaran yang digunakan
Penyerahan Barang adalah penyerahan suatu
barang oleh pemilik atau atas namanya kepada
orang lain, sehingga orang lain ini memperoleh hak
milik atas barang tersebut.
Syarat Penyerahan Barang:
1. Harus ada perjanjian yang bersifat
kebendaan
2. Harus ada alas hak (title)
3. Dilakukan orang yang berwenang
mengusai benda
4. Penyerahan harus nyata (feitelijk)
Penafsiran dalam Pelaksanaan Perjanjian
(Pasal 1342 s.d. 1352 BW)

Pasal 1342 BW:


Dalam suatu perjanjian, pihak- pihak telah
menetapkan apa-apa yang telah disepakati.
Apabila yang telah disepakati itu sudah jelas
menurut kata-katanya, sehingga tidak
mungkin menimbulkan keraguan-keraguan
lagi, tidak diperkenankan memberikan
pengertian lain. Dengan kata lain tidak boleh
ditafsirkan lain.
pedoman melakukan penafsiran dalam
pelaksanaan perjanjian

1) Maksud pihak-pihak
2) Memungkinkan janji itu dilaksanakan
3) Kebiasaan setempat
4) Dalam hubungan perjanjian keseluruhan
5) Penjelasan dengan menyebutkan contoh
6) Tafsiran berdasarkan akal sehat
Pasal 1338 ayat (3) BW : Itikad Baik
“Perjanjian-perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik”

Prof. Subekti : “Itikad baik diwaktu membuat suatu perjanjian


berarti kejujuran. Orang yang beritikad baik menaruh
kepercayaan sepenuhnya kepada pihak lawan, yang
dianggapnya jujur dan tidak menyembunyikan sesuatu yang
buruk yang dikemudian hari dapat menimbulkan kesulitan-
kesulitan”.
itikad baik (Indonesia) = te goeder trouw (Belanda)
artinya : “kejujuran”

2 bentuk itikad baik dalam melakukan perjanjian:

1. Itikad Baik pada waktu akan


mengadakan perjanjian.
2. Itikad Baik pada waktu melaksanakan
hak-hak dan kewajiban-kewajiban
yang timbul dari suatu perjanjian.
kesimpulan Itikad Baik (Good Faith)
• Itikad baik adalah suatu sikap batin
atau keadaan kejiwaan manusia yang:
• Jujur;
• Terbuka (tidak ada yang
disembunyikan atau digelapkan);
• Tulus ikhlas;
• Sungguh-sungguh.
Fungsi Itikad Baik dalam kontrak
Rumusan pasal 1338 ayat (3) BW, dapat
disimpulkan bahwa itikad baik harus digunakan
pada saat pelaksanaan suatu kontrak. Hal ini
berarti bahwa pada waktu kontrak dilaksanakan,
selain ketentuan-ketentuan yang telah disepakati
dalam kontrak yang wajib ditaati oleh para pihak,
melainkan juga itikad baik sebagai ketentuan-
ketentuan yang tidak tertulis. Jadi, itikad baik
berfungsi menambah (aanvullend) ketentuan-
ketentuan yang telah disepakati oleh kedua belah
pihak di dalam kontrak.
Kekuasaan Hakim berdasar Pasal 1338 ayat (3)
BW:

Hakim diberikan kekuasaan untuk


mengawasi pelaksanaan suatu perjanjian,
jangan sampai pelaksanaan itu melanggar
keadilan dan kepatutan.
Hakim berkuasa untuk menyimpang
daripada isi perjanjian menurut susunan
kata-katanya, manakala pelaksanaan yan
demikian itu bertentangan dengan rasa
keadilan.

Anda mungkin juga menyukai