MIGRAIN DISUSUN OLEH: RAHMA NUR ZAKIA HERMAN (K1A114058)
PEMBIMBING dr. Happy Handaruwati, Sp.S.,M.Kes
KEPANITERAAN KLINIK SMF SARAF
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO RSU BAHTERAMAS KENDARI SULAWESI TENGGARA FEBRUARI 2020 DEFINISI
“ Istilah migrain berasal dari kata yunani yang berarti
sakit kepala sesisi
Migren merupakan gangguan nyeri kepala berulang,
serangan berlangsung selama 4-72 jam dengan “ karakteristik khas: berlokasi unilateral, nyeri berdenyut (pulsating), intensitas sedang atau berat, diperberat oleh aktivitas fisik rutin, dan berhubungan dengan mual dan/atau fotofobia serta fonofobia MANIFESTASI KLINIS a.Fase Prodromal b.Fase Aura c. Fase Serangan d.Fase Postdromal KRITERIA DIAGNOSIS MIGRAIN TANPA AURA MIGRAIN DENGAN AURA a) Sekurang-kurangnya 10 kali serangan termasuk B- a) Sekurang-kurangnya 2 serangan seperti tersebut dalam B b) Sekurang-kurangnya terdapat 3 dari 4 karakteristik D tersebut dibawah ini: b) Serangan nyeri kepala berlangsung antara 4-72 1.Satu atau lebih gejala aura yang reversible yang jam (tidak diobati atau pengobatan tidak adekuat) menunjukkan disfungsi hemisfer dan/atau batang otak dan diantara serangan tidak ada nyeri kepala 2.Sekurang-kurangnya satu gejala aura berkembang lebih c) Nyeri kepala yang terjadi sekurang-kurangnya dua dari 4 menit, atau 2 atau lebih gejala aura terjadi dari karakteristik sebagai berikut: bersama-sama 1. Lokasi unilateral 3.Tidak ada gejala aura yang berlangsung lebih dari 60 2. Sifatnya berdenyut menit; bila lebih Dari satu gejala aura terjadi, durasinya 3. Intensitas sedang sampai berat lebih lama 4. Diperberat dengan kegiatan fisik 4.Nyeri kepala mengikuti gejala aura dengan interval d) Selama serangan sekurang-kurangnya ada satu dari bebas nyeri kurang Dari 60 menit, tetapai kadang-kadang yang tersebut di bawah ini: dapat terjadi sebelum aura4 5. Mual atau dengan muntah c) Sekurang-kurangnya terdapat satu dari yang tersebut 6. Fotofobia atau dengan fonofobia dibawah ini: e) Sekurang-kurangnya ada satu dari yang tersebut di 5.Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik tidak bawah ini: menunjukkan adanya kelainan organik. 1. Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik tidak 6.Riwayat, pemeriksaan fisik dan neurologik diduga menunjukkan adanya kelainan organik adanya kelainan organik, tetapi pemeriksaan neuro imaging dan pemeriksaan tambahan lainnya tidak DIAGNOSIS BANDING Tension Type Headache
Cluster Headache
Post Traumatic Headache
PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Darah rutin, elektrolit, kadar gula darah, dll (atas indikasi, untuk menyingkirkan penyebab sekunder) 2. CT scan kepala/MRI kepala (untuk menyingkirkan penyebab sekunder) Neuroimaging diindikasikan pada : a. Sakit kepala yang pertama atau yang terparah seumur hidup penderita b. Perubahan pada frekuensi keparahan atau gambaran klinis pada migren. c. Pemeriksaan neurologis yang abnormal. d. Sakit kepala yang progresif atau persisten e. Gejala-gejala neurologis yang tidak memenuhi kriteria migren tanpa aura atau hal-hal lain yang memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. f. Defisit neurologis yang persisten. g. Hemikrania yang selalu pada sisi yang sama dan berkaitan dengan gejala-gejala neurologis yang kontralateral. h. Respon yang tidak adekuat terhadap terapi rutin. i. Gejala klinis yang tidak biasa. PENATALAKSANAAN Terapi abortif migrain: a. Abortif non spesifik : analgetik, obat anti-inflamasi non steroid (OAINS) b. Abortif spesifik : triptan, dihidroergotamin, ergotamin, diberikan jika analgetik atau OAINS tidak ad a respn.
• Analgetik dan OAINS
a. Aspirin 500 - 1000 mg per 4-6 jam b. Ibuprofen 400 – 800 mg per 6 jam c. Parasetamol 500 -1000 mg per 6-8 jam untuk terapi migrain akut ringan sampai sedang d. Kalium diklofenak (powder) 50 -100 mg per hari dosis tunggal. • Antimuntah a. Antimuntah oral atau per rektal dapat digunakan untuk mengurangi gejala mual dan muntah da n meningkatkan pengosongan lambung b. Metokloperamid 10mg atau domperidone 10mg oral dan 30mg rektal. • Triptan a. Triptan oral dapat digunakan pada semua migran berat jika serangan sebelumnya belum dapat di kendalikan dengan analgesik sederhana b. Sumatriptan 30mg, Eletriptan 40-80 mg atau Rizatriptan 10 mg • Ergotamin Ergotamin tidak direkomendasikan untuk migrain akut Terapi profilaksi migrain: • Prinsip umum : o Obat harus dititrasi perlahan sampai dosis efektif atau maksimum untuk meminim alkan efek samping. o Obat harus diberikan 6 sampai 8 minggu mengikuti dosis titrasi. o Pilihan obat harus sesuai profil efek samping dan kondisi komorbid pasien. o Setelah 6-12 bulan profilaksi efektif, obat dihentikan secara bertahap. • Beta bloker o Propanolol 80-240 mg per hari sebagai terapi profilaksi lini pertama o Timolol 10-15 mg dua kali/hari, dan metropolol 45- 200 mg/hari, dapat sebagai o bat profilaksi alternatif • Antiepilepsi o Topiramat 25-200 mg per hari untuk profilaksi migrain episodik dan kronik o Asam valproat 400-1000 mg per hari untuk profilaksi migrain episodik • Antidepresi o Amitriptilin 10-75mg, untuk profikasi migrain • Obat antiinflamasi non steroid oo Ibuprofen 200 mg 2 kali sehari TERIMA KASIH