Kemuliaan Manusia
Manusia merupakan makhluk Allah yang sangat mulia, dengan tangan-Nya Allah menciptakan mereka,
meniupkan ruh-Nya, mengajarinya dengan ilmu pengetahuan dan dijadikan khalifah di bumi
Keberadaan Dokter Bedah
Dari pendapat ulama tersebut dapat disimpulkan bahwa membedah perut mayat diperkenankan
dalam keadaan darurat demi kepentingan dan mempertahankan kehidupan manusia yang lain.
Dalam islam terdapat aturan menyerahkan segala persoalan kepada ahlinya atau yang profesional.
Atas dasar itulah dalam konteks ini dokter bedah termasuk Fardhu Kifayah.
Batasan Bolehnya Menggunakan Bahan Haram
Nabi SAW menganjurkan untuk berobat dan berkata bahwa setiap penyakit pasti ada
obatnya.
Sebagai mana dinyatakan dalam hadis al-’Araniyyin dalam al-Shahihain, Nabi menyuruh
agar meminum urine unta sebagai obat karena tidak ada obat lain dan untuk menunjukan
bahwa urine unta statusnya adalah suci.
Nabi SAW pernah melakukan penggunaan bahan yang diharamkan karena alasan sangat
dibutuhkan (al-hajat) seperti yang disebutkan dalam Sunan Abu Dawud : Ketika Arfajah bin
As’ad terpotong batang hidungnya, mulanya disarankan menambahnya dengan tembaga
namun menimbulkan bau busuk. Akhirnya disarankan menggunakan emas dan ternyata cocok.
Padahal emas haram bagi laki-laki.
Hal tersebut membuktikan bahwa dalam kondisi yang sangat dibutuhkan, bahan yang
haram boleh digunakan.
Namun tidak menganjurkan dengan barang yang secara mutlak diharamkan oleh nash.
Seperti khamr atau unsur yang membahayakan yang ditimbulkan seperti racun.
Menurut sebagian ulama keharamannya mutlak namun sebagian ulama lain membolehkan
dengan 2 syarat :
Ditentukan oleh dokter ahli yang
terpercaya, jujur, bertanggung
jawab, dan muslim.
o Menetapkan hukum transplantasi khusus untuk o Tentang dibolehkannya melakukan transplantasi organ
kornea mata. dengan syarat :
1. Kondisinya benar-benar darurat
Intinya, membolehkan dilakukan transplantasi
2. Benar-benar matinya pendonor
kornea dengan syarat pemiliknya benar-benar telah
mati, mendapatkan izin dari yang bersangkutan 3. Adanya izin semasa hidupnya atau persetujuan wali
setelah meninggal
atau walinya. Alasan yang dikemukakan, adalah
merealisasikan kadar kemashalatannya lebih besar 4. Dari orang muslim untuk orang muslim sesuai tuntunan
dalam hadits
daripada mudaratnya. Bahkan, dibolehkan
mengambil mata orang yang telah divonis harus 5. Pendonor adalah orang yang sudah balig, berakal dan
cakap, dia punya hak untuk menarik kembali jika
diambil demi kesehatannya karena dipredisikan
dikehendaki
membahayakan baginya dan tidak berdampak
6. Tidak melampaui batasan darurat yang dibenarkan
buruk kepada pihak penerimanya.
berdasarkan kaidah syariat Islam
Pemanfaatan Organ Mayat
Ulama berbeda pendapat tentang hukum Penggunaan organ mayat manusia untuk
memanfaatkan tubuh mayat manusia. Sebagian pengobatan dan keberlangsungan hidup manusia
Ulama Mazhab Hanafi, sebagian Mazhab Maliki dan merupakan suatu kemashalatan. Karena itu
Mazhab Zhahiri berpendapat tidak boleh sebagian ulama berpendapat dalam keadaan
memanfaatkan tubuh manusia untuk berobat, karena darurat organ tubuh mayat boleh dimanfaatkan.
mayat manusia harus dihormati sebagimana ia mesti
dihormati semasa hidupnya. ب أَ َخفِّ ِه َما
ِ ار ِت َكا َ س َدتاَ ِن ُر ْو ِع َي أَ ْعظَ ُم ُه َما
ْ ِض َر ًرا ب َ ضتْ َم ْف َ إ َذا تَ َع
َ ار
Hukum bermualah
antara muslim dan non-
muslim adalah boleh.
Dengan kondisi :
Allah tidak melarang orang yang tidak memerangimu
- Tidak boleh kepada orang kafir harbi
yang memerangi muslim karena agama dan (tidak pula) mengusir kamu dari
- Tidak boleh kepada orang yang murtad negerimu, sesungguhnya Allah mencintai orang orang
-Diutamakan kepada orang dengan kadar yang berlaku adil. (Q.s. Al-Mumtahinah (60):8)
kesalehannya lebih tinggi
- Dibolehkan kepada lembaga atau
yayasan yang secara khusus menangani
donor
- Diperbolehkan donor dari mayyit non-
islam, sedangkan haram jika dari mayyit
seorang muslim
Zenotranplantasi
(transplantasi sel,jaringan atau organ dari satu spesies Pendapat Ulama tentang Penggunaan Organ Babi
ke spesies lain)
Sebagaimana diperbolehkan
menginfakkan sebagian hartanya
kepada orang yang membutuhkan,
maka diperkenankan pula
mendonorkan tubuhnya kepada yang
membutuhkan.
Kebolehan itu bersifat muqayyad
(bersyarat), tidak boleh
mendonorkan sebagian anggota Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
tubuhnya jika menimbulkan memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dlarar(bahaya), kesulitan, dan dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka
kesengsaraan bagi dirinya sendiri di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
atau bagi seseorang yang punya hak sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (Q.s
tetap tas dirinya An-Nisa’(4):29
Organ yang disumbangkan bukan
merupakan organ vital yang
menentukan kelangsungan hidup
pihak penyumbang, seperti jantung,
hati, dan kedua paru-paru.
Pencangkokan Organ
Reproduksi