Anda di halaman 1dari 26

Case report:

Petani 70 Tahun dengan Katarak Senilis

Oleh: Sofi Filda Izzati (J510215084)


Pembimbing: dr. Sahilah Ermawati, Sp. M
Kasus
A. Identitas:
• Nama : Tn. T
• Umur : 70 tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Petani

B. Anamnesis
1. Keluhan Utama: mata kanan tidak bisa melihat
Kasus
2. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang mengeluhkan mata kanan mengalami
penurunan penglihatan secara perlahan-lahan sejak 5
tahun yang lalu. Bulan lalu pasien melakukan operasi pada
mata kirinya yang mengalami keluhan yang sama. Pasien
menyangkal adanya keluhan lain seperti sekret mata,
floater, nyeri, fotofobia, mual dan muntah. Sebelumnya
pasien diresepkan obat salep antibiotik namun keluhan
tidak berkurang. Pasien merupakan seorang petani yang
setiap hari ke sawah tanpa menggunakan pelindung mata.
Kasus
3. Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat hipertensi : disangkal
• Riwayat diabetes : disangkal
• Riwayat trauma mata : disangkal
• Riwayat operasi mata : ya, pada mata kiri

4. Riwayat Keluarga
• Riwayat penyakit serupa: disangkal

5. Riwayat obat-obatan
• Riwayat penggunaan steroid: disangkal
Kasus
6. Riwayat Kebiasaan
•Pasien tidak menggunakan pelindung mata saat berkerja
di sawah
•Pasien menyangkal sering beraktifitas di air, misalnya
berenang
•Pasien menyangkal sering menggunakan lensa kontak
Kasus
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
• Keadaan umum baik, compos mentis, gizi kesan cukup

2. Tanda vital
• Tekanan darah : dbn
• Denyut nadi : dbn
• Pernapasan : dbn
• Suhu : dbn
• BB/TB : dbn
Kasus
3. Status generalis
•Pada pasien tidak ditemukan kelainan, tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening
Kasus
4. Pemeriksaan visus
•Okuli dekstra: LPB
•Okuli sinistra: 0,6 perbaikan dengan pinhole

5. Pemeriksaan lapang pandang


•Sama dengan pemeriksa
Kasus
6. Pemeriksaan segmen anterior
  OD OS
1. Sekitar mata
a. Tanda radang Tidak ada Tidak ada
b. Luka Tidak ada Tidak ada
c. Jaringan parut Tidak ada Tidak ada
d. Kelainan warna Tidak ada Tidakada
e. Kelainan bentuk Tidak ada Tidak ada
2. Supercilia
a. Warna Hitam Hitam
b. Tumbuhnya Normal Normal
c. Kulit Sawo matang Sawo matang
d. Gerakan Tidak dilakukan Tidak dilakukan
3. Gerakan bola mata
a. Temporal Tidak terhambat Tidak terhambat
b. Temporal superior dan inferior Tidak terhambat Tidak terhambat
c. Nasal Tidak terhambat Tidak terhambat
d. Nasal superior dan inferior Tidak terhambat Tidak terhambat
Kasus
4. Kelopak mata
a. Pasangannya    
1.) Edema Tidak ada Tidak ada
2.) Hiperemi Tidak ada Tidak ada
3.) Blefaroptosis Tidak ada Tidak ada
4.) Blefarospasme Tidak ada Tidak ada
b. Kulit    
1.) Tanda radang Tidak ada Tidak ada
2.) Warna Sawo matang Sawo matang
c. Tepi kelopak mata    
1.) Enteropion Tidak ada Tidak ada
2.) Ekteropion Tidak ada Tidak ada
4.) Bulu mata Dalam batas normal Dalam batas normal
5. Sekitar glandula lakrimalis
a. Tanda radang Tidak ada Tidak ada
b. Benjolan Tidak ada Tidak ada
c. Tulang margo tarsalis Tidak ada Tidak ada
Kasus
6. Konjungtiva
1.) Edema Tidak ada Tidak ada
2.) Hiperemi Sedikit Tidak ada
3.) Sekret Tidak Ada Tidak ada
4.) Benjolan Tidak Ada Tidak ada
7. Sclera
a. Warna Sedikit hiperemis Putih
b. Tanda radang Tidak ada Tidak ada
c. Penonjolan Tidak ada Tidak ada
8. Kornea
a. Ukuran Normal Normal
b. Limbus Normal Normal
c. Permukaan Normal Normal
d. Sensibilitas Tidak dilakukan Tidak dilakukan
f. Fluoresin test (-) (-)
g. Arcus senilis (+) (+)
Kasus
9. Kamera okuli anterior
a. Kejernihan Tidak bisa dievaluasi Jernih
b. Kedalaman Tidak bisa dievaluasi Cukup
10. Iris
a. Warna Cokelat Cokelat
b. Bentuk Tidak bisa dievaluasi Radier
c. Sinekia anterior Tidak bisa dievaluasi Tidak tampak
d. Sinekia posterior Tidak bisa dievaluasi Tidak tampak
11. Pupil
a. Ukuran Tidak bisa dievaluasi Normal
b. Bentuk Tidak bisa dievaluasi Bulat
c. Letak Tidak bisa dievaluasi Sentral
d. Reaksi cahaya langsung Tidak dilakukan Tidak dilakukan
e. Tepi pupil Tidak dilakukan Tidak dilakukan
12. Lensa
a. Ada/tidak Ada IOL (+)
b. Kejernihan keruh Jernih
c. Letak Sentral Sentral
e. Shadow test Tidak bisa dievaluasi (-)
Kasus
7. Pemeriksaan segmen posterior
•Tidak dilakukan

8. Pemeriksaan tekanan intra ocular


•Tidak dilakukan

9. Pemeriksaan lab
•Kadar T3/T4 agak tinggi
Tinjauan Pustaka

Katarak senilis dekstra


Tinjauan Pustaka
1.) Definisi
Katarak adalah suatu keadaan dimana lensa mata yang
biasanya jernih dan bening menjadi keruh. Bila lensa
menjadi keruh atau cahaya tidak dapat difokuskan pada
bintik kuning dengan baik, penglihatan akan menjadi kabur

Katarak senilis adalah katarak yang berkaitan dengan


usia, umumnya terjadi pada usia diatas 50 tahun dengan
karakteristik penebalan lensa yang terjadi secara terus-
menerus dan progresif.
Tinjauan Pustaka
2.) Epidemiologi
Berdasarkan data dari World Health Organization
(WHO) (2012) katarak merupakan penyebab kebutaan
utama di dunia. Terdapat 39 juta orang yang buta di
seluruh dunia, dengan penyebab utama kebutaan yaitu
katarak sebesar 51%.
Pada tahun 2013, Provinsi Jawa Tengah merupakan
salah satu provinsi yang memiliki prevalensi katarak diatas
angka nasional (1,8%) dan merupakan provinsi dengan
jumlah kebutaan terbanyak di Indonesia dengan penyebab
utama kebutaan adalah katarak (Kemenkes RI, 2013).
Tinjauan Pustaka
3.) Etiologi
•Proses pada nukleus
serabut-serabut lensa yang terbentuk lebih dahulu selalu
terdorong ke arah tengah maka serabut-serabut lensa bagian tengah
akan menjadi lebih padat (nukleus), mengalami dehidrasi, penimbunan
ion kalsium (Ca) dan sklerosis. Pada nukleus ini kemudian terjadi
penimbunan pigmen. Pada keadaan ini lensa menjadi kurang
hipermetropi.

•Proses pada korteks


Timbul celah-celah diantara serabut serat lensa, yang berisi air
dan penimbunan ion Ca sehingga lensa menjadi lebih tebal, lebih
cembung dan membengkak menjadi lebih miopi.
Tinjauan Pustaka
4.) Faktor Risiko
•Stres oksidatif – radikal oksigen bebas (oksidan)
•Radiasi sinar Ultraviolet (UV)
•Merokok
•Kandungan lipid dan kolesterol
•Diabetes
Tinjauan Pustaka
5.) Patogenesis
Tinjauan Pustaka
6.) Tipe katarak senilis
• Katarak Nuklear: nukleus perlahan-lahan menjadi keruh
dan korteksnya menjadi jernih.
• Katarak Kortikal: terjadi penyerapan air sehingga lensa
menjadi cembung dan terjadi miopisasi
• Katarak Subkapsular Posterior: Katarak ini terdapat
pada korteks di dekat kapsul posterior bagian sentral
Tinjauan Pustaka
7.) Stadium Maturasi Katarak
•Katarak insipien
•Katarak imatur
•Katarak matur
•Katarak hipermatur
Tinjauan Pustaka
8.) Penegakan Diagnosis
•Anamnesis riwayat perjalanan penyakit: usia lanjut,
paparan UV
•Pasien mengalami penurunan tajam pengelihatan (visus)
yang tidak diasosiasikan dengan nyeri maupun inflamasi
pada mata
•Pada pemeriksaan segmen anterior dengan slit lamp
didapatkan kekeruhan lensa.
•Pada shadow test, jika + berarti katarak masih imatur,
sementara jika – menunjukkan katarak sudah matur
Tinjauan Pustaka
9.) Diagnosis Banding
•Glaukoma: penurunan lapanng pandang +
•Kelainan refraksi: tidak ada defek di kornea
•Retinopati: ada riwayat hipertensi/diabetes
•Keratitis: nyeri +, visus turun +, fotofobia
Tinjauan Pustaka
10.) Tatalaksana
Tatalaksana utama katarak adalah pembedahan.
Indikasi bedah:
•Penurunan visus yang tidak bisa ditoleransi pasien
•Adanya anisometropia yang bermakna secara klinis
•Kekeruhan lensa menyulitkan pemeriksaan segmen
posterior
•Terjadi komplikasi katarak, seperti glaucoma sekunder
Tinjauan Pustaka
Teknik operasi katarak yang digunakan:
1.Fakoemulsifikasi: teknik operasi yang memungkinkan
lensa dihancurkan dan diemulsifikasi kemudian dikeluarkan
dengan batuan probe dan ekstraksi dikerjakan ekstrakapsular
2.Teknik ekstraksi manual
•Intracapsular cataract extraction (ICCE): ekstraksi lensa utuh
serta seluruh kapsul lensa
•extracapsular cataract extraction (ECCE): ekstraksi lensa
utuh dengan meninggalkan bagian posterior dari kapsul lensa
•Small incision cataract surgery (SICS): ekstraksi lensa
dengan insisi yang kecil
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai