INSTRUMEN PEREKONOMIAN
INDONESIA
OUTLIN
E
PENGERTIAN DAN FUNGSI APBN
TANTANGAN PEREKONOMIAN
INDONESIA
3
Pengertian dan Dasar Hukum APBN
Bab VIII Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen IV pasal 23 yang
mengatur tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Bunyi pasal 23:
ayat (1): Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari
pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-
undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggung jawab untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat,
ayat (2): Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja
negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan
Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Daerah, dan
ayat (3): "Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui
rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diusulkan
oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara tahun yang sebelumnya". 4
Pengertian dan Dasar Hukum APBN
5
Fungsi APBN
1. Fungsi alokasi
Dana yang ada dalam APBN bisa di pakai untuk mengatur dana yang ada dari seluruh pendapatan
negara pada pos pos belanjaan yang berguna untuk mengadakan barang-barang serta berbagai
jasa public yang sudah beroperasi. Selain itu juga berguna untuk pembiayaan adanya
pembangunan yang bersifat milik pemerintah
2. Fungsi distribusi
Berguna untuk mencapai sama rasa dan sama rata antar wilayah dan daerah, sehingga kelas
social dan geps antara rakyat satu dengan lainnya akan terkurangi. Selain itu, dana juga di
gunakan untuk kepentingan bersama seperti pembangunan sarana pemerintahan yang nantinya
akan kembali ke tangan rakyat dalam bentuk lain, misalnya subsidi, beasiswa, dana pension,
serta yang lainnya. Bentuk dana dari bagian ini akan bersifat seperti payment transfer, yakni
pengalihan pembiayaan yang berasal dari satu sector ke pada sector lainnya.
3. Fungsi stabilitas
Sedangkan di tinjau dari fungsi stabilitas negara, seperti ketika terjadi ketidak seimbangan antara
masyarakat yang bersifat ekstrem karena pengaruh globalisasi, maka pemerintahlah yang akan
menangani. Yakni dengan mengembalikan melalui intervensi sehingga keadaan akan kembali ke
posisi semula atau normal. Kemudian APBN dalam menjaga stabilitas juga termasuk sebagai alat
yang berguna untuk mencegah jika nantinya terjadi inflasi dan deflasi negara yang tinggi.
6
Fungsi APBN
Fungsi Regulasi
APBN yang sudah ada dan di laksanakan berguna sebagai alat yang mampu
mendorong kebutuhan ekonomi negara, yang mana dalam jangka akhirnya bisa
meningkatkan kemakmuran rakyat. Bagaimana caranya? Yakni dengan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang ada di dalam masyarakat.
Fungsi pengawasan
Dana APBN yang di jalankan oleh pemerintah juga berguna sebagai bentuk
pengawasan. Hal ini berkaitan dengan control pihak legislative pada pihak
eksekutif mengenai dana yang di gunakan karena banyak politik luar negeri
Indonesia yang menggunakan APBN. Sebab jika perhitungan dana yang keluar
tidak sesuai dengan anggaran yang sudah di rencanakan, di khawatirkan terjadi
korupsi.
Fungsi perencanaan
Perencanaan yang berguna untuk mengatur dan merencanakan dana yang akan
di gunakan ke depannya. Rencana ini di gunakan pula sebagai acuan nantinya
negara ke depan akan berfokus pada bagian mana. Misalnya saja ingin lebih
memajukan bagian pendidikan, maka pemerintah bisa mencanangkan anggaran
beasiswa lebih besar dari sebelumnya.
7
Fungsi APBN
7. Fungsi otorisasi
Kewenangan pemerintah mengalokasikan sumber daya sesuai dengan apa yang
sudah di rencanakan saat tahun itu. Maka jika tahun 2015, pemerintah akan
membuat anggaran dana sesuai dengan tahun 2016, yang mana seluruh hak
dan kewenangannya berdasarkan apa yang sudah di tulis di APBN tahun 2016.
8. Pedoman pemerintah
Sedangkan dalam sisi menejemen, APBN yang sudah ada menjadi pedoman
pemerintah ketika hendak menyusun APBN untuk tahun ke depannya.
Bagaimana yang di rasa harus di kurangi sumber dananya, dan bagian mana
yang sebaiknya mendapatkan perhatian khusus jadi di lakukan penambahan
dana. Pedoman ini di harapkan agar alokasi dana yang ada bisa di tingkatkan
efektifitasnya.
Risiko keamanan,
geopolitik, dampak
Brexit
Isu struktural di
negara maju seperti
Proteksionisme penuaan populasi
perdagangan Re-balancing
ekonomi Tiongkok
4
Masih Terdapat Tantangan dalam
Mewujudkan Kemajuan Kesejahteraan
Umum dan Mencerdaskan Kehidupan
Bangsa…
KESENJANGAN
KEMISKINA
N
5
KEMISKINAN
Indikator kemiskinan mengalami perbaikan namun laju percepatan penurunan kemiskinan melambat
Kalimantan
0,97 jt org Sulawesi
6,45% 2,09 jt org
Sumatera 10,97%
6,21 jt org Maluku & Papua
11,13% 1,55 jt org
21,98%
7,5%
3,5%
22,4% 5,6%
Jawa
14,83 jt org
10,09% 53,4%
7,6% Bali & Nustra
2,11 jt org
% Kontribusi thd nasional 14,72%
Distribusi Pengeluaran Menurut Kelompok Pendapatan (%) Distribusi Simpanan Berdasarkan Segmen
46,89
Oktober 2016 (%)
44,79 46,45
0,25
36,11 35,89 36,09
64
19,10 17,67 17,02 98
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
40% terendah 40% menengah 20% tertinggi
14
Proporsi Jumlah Rekening Proporsi Nilai Simpanan
0,84
Indeks Wiliamson 2011-2015
0,78 kurang dari Rp 100 juta Rp 100 juta-200 juta
0,81
Rp 200 juta-500 juta Rp 500 juta-1 miliar
0,76
di atas Rp1 miliar Sumber: LPS, diolah
0,61
0,53
0,52 Pertumbuhan ekonomi lebih dinikmati oleh
0,49
0,48 0,44
kelompok 20% terkaya. Pengeluaran kelompok
20% terkaya meningkat sejak tahun 2007.
0,24 0,26
Kepemilikan aset masih timpang. Jumlah rekening
0,11 0,13 nasabah dengan simpanan di atas Rp 1 miliar
hanya 0,25% namun menguasai simpanan di
perbankan sebesar 64%.
2011 2012 2013 2014 2015
Sumatera Jawa Balinustra Kalimantan Kesenjangan output ekonomi (PDRB/kapita) secara
Sulawesi Malpapua Nasional nasional cenderung turun dari 0,81 (2011) menjadi
Sumber: hasil perhitungan PKEM – BKF 0,78 (2015), tetapi di Jawa, Balinustra, dan
Keterangan: IW < 0,35 berarti kesenjangan rendah; 0,35 ≤ IW ≤ 0,5 berarti Sulawesi cenderung naik.
kesenjangan sedang; IW > 0,5 berarti kesenjangan tinggi
Daya Saing : Penyediaan infrastruktur
Indonesia masih di bawah rata-rata negara
lain yang setara
4
China
Infrastructure Index
3,5
India Malaysia
•gap penyediaan
infrastruktur Thailand Brazil
3
2
- 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000
Sumber: LPI World Bank, 2016,
diola h
GDP per capita
8
Daya Saing : Kualitas SDM masih perlu ditingkatkan
Ruang Fiskal Masih Dibatasi Oleh Pendapatan
(perpajakan dan non Pajak)
Tingkat Pendapatan dan Belanja Indonesia Lebih Rendah Dibanding Negara
Lain
60
50
53,1
50,1
40
44,6
44,5
43,0
39,6
38,9
30
36,3
35,5
33,7
32,6
31,4
30,7
29,5
21,4
28,1
14,1
16,6
20,8
24,2
19,3
19,7
22,0
19,6
22,3
22,7
27,7
22,9
20
10
0
-10
0,1 3,0 -0,4 2,4 -0,4
-20 -3,0 -6,7 -2,5 -5,2 -3,4 -3,3 -4,1 -6,5
-10,4
Singapore
Brazil
Japan
Thailand
Kingdom
China
Germany
India
Malaysia
Philippines
Vietnam
Norway
Indonesia
United States
United
Sumber: IMF, diolah
Revenu
Pendapatan
Expenditure
Belanja
Surplus/Deficit
e
1
0
PERAN APBN DALAM
PEREKONOMIAN
Diperlukan Sinergi Antar
Untuk Menghadapi
Kebijakan Tantangan Domestik &
Global
EKONOMI YANG INKLUS
IF
a.l. neraca
APBN, a.l. suku
pembayaran,
PD bunga,
Insentif makro dan
ekspor -
B impor,
Fiskal mikroprudensial arus
modal
1
2
APBN MERUPAKAN INSTRUMEN FISKAL
NEGARA
1
3
APBN MENDUKUNG FUNGSI
PEMERINTAH
APBN merupakan:
renc ana keuangan tahunan pemerintahan negara yang
disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Sebagai jangkar
untuk menjaga
stabilitas
Kebijakan Belanja ekonomi
Perpajakan berkualitas,
yang tepat Membangun
berkeadila sasaran, institusi
n efisien yang kuat,
bersih, dan
Pendanaan Perlindungan kredibel
Pembangunan sosial,
Redistribusi transfer
Mendukung
pendapatan
Pengembang stabilitas
an usaha Keamanan
rakyat
Infrastruktur dasar 1
dan produktif 5
PENYUSUNAN APBN
MERUPAKAN PROSES
LKPP TEKNOKRATIS DAN POLITIS
KONSEP KEBIJAKAN
RAPBN
PELAKSANAA
N JAN- Arah Kebijakan dan
ANGGARAN JAN Prioritas Pembangunan
DES Nasional
KEPUTUSA
N
PRESIDE NOV
SIKLUS MAR
SURAT
PENYUSUNAN
BERSAMA
N
Pagu Indikatif
Rinc ian
APBN
Alokasi
Anggaran Belanja
Pemerintah
Pusat PERATURAN
PRESIDEN
UNDANG-UNDANG OKT MEI MENGENAI RKP
APBN
PPKF, KEM, RKP
Dibahas
bersama
RUU AGUS JUN KEPUTUSAN DPR
DAN NOTA MENTERI
KEUANGAN KEUANGAN
RAPB
N HIMP RKAKL Pagu Anggaran
1
6
Sinergi Proses Penyusunan
APBN Melibatkan Semua Pihak
KESEJAHTERAAN RAKYAT 17
KEMENTERIAN KEUANGAN
TANTANGAN
PENGELOLAAN
APBN
TANTANGAN PENGELOLAAN
APBN
2
0
KEBIJAKAN FISKAL DAN MANDATORY BELANJA DALAM
PENYUSUNAN APBN untuk keberlanjutan
2
1
Porsi Belanja Pemerintah dalam Nilai Total
Perekonomian relatif kecil, sekitar 15-16 % thd PDB,
termasuk untuk pembiayaan investasi
APB
C apex
N BUMN
PMA
85% PMDN
9%
15%
2
2
Kebutuhan Fiskal Pemerintah masih relatif tinggi dan
belum sepenuhnya dapat ditutup dari Pendapatan
diperlukan Pembiayaan Utang
Asumsi Parameter Faktor Lain
Kapasita Kebutuha
s Fiskal n Fiskal
Pembiayaan
(utamanya
Belanja
Utang) K/L
Penerimaa
Belanja Non
n
Perpajakan K/L
Transfer
PNBP dan
ke
Hibah Daerah
Hasil
Penjuala Investasi
n Aset Pemerinta
h
2
3
KEMENTERIAN KEUANGAN
PENUTU
P
INDONESIA MEMILIKI POTENSI BESAR MENJADI NEGARA MAJU
Peranan kualitas SDM sangat krusial
INDONESIA di
DEMOGRAFI 2045 • Ekonomi ke-5 terbesar
• Penduduk 309 di dunia
• Pendapatan per kapita
Potens
juta jiwa
• Usia produktif US$29.300
52% • Struktur ekonomi bergeser
pada sektor bernilai tambah
• 75% tinggal di tinggi
i
kota
• 73% kue ekonomi
• 80% berasal sektor jasa
kelas
Kesiapan
menengah Kesiapan Tata ruang
Prasyara
infrastruktur wilayah
teknologi
Sumber Daya
Kelembagaan
Kualitas Ekonomi &
Pemerintah
SDM Keuangan
t
(APBN)
27
Kesimpulan
KEMENTERIAN KEUANGAN 29