Anda di halaman 1dari 24

EFEK KONDISI KRITIS

TERHADAP PASIEN &


KELUARGA

Indah Sri Wahyuningsih, S.Kep, Ns M.Kep


Departemen Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis
UNISSULA
What is Critically Ill??
Sakit kritis adalah kejadian tiba-tiba dan tidak
diharapkan serta membahayakan hidup bagi pasien
dan keluarga yang mengancam ekuilibrium internal,
yang biasanya terpelihara dalam unit keluarga tersebut.
Kejadian tersebut dapat berupa sakit akut atau trauma
& perburukan akut penyakit kronis (Morton et al, 2011).
Keadaan ini mengancam kesejahteraan keluarga dan
dapat memicu respon stres pada pasien maupun keluarga
(Morton et al, 2011).
• .
Keadaan
stres Perilaku koping
tegang

Peningkatan
Tidak efektif efektif
kebutuhan energi

Penurunan
keadaan tegang

Peningkatan
keadaan tegang
Energi bebas
EFEK KONDISI KRITIS TERHADAP PASIEN

Psikologis Non Psikologis


EFEK PSIKOLOGIS
1. Stres akibat kondisi penyakit
2. Rasa cemas dan takut bahwa hidup terancam
(kematian)
3. Perasaan isolasi
4. Depresi
5. Perasaan rapuh karena ketergantungan fisik dan
emosional
Hasil Systematic Review Pasien mengalami stres
berhubungan dengan 3 tema besar, yaitu:
1. Stres berkaitan dengan tubuh mereka
2. Stres berkaitan dengan ruangan ICU
3. Stres berkaitan dengan relationship dengan orang lain
1. Stres berkaitan dengan tubuh : menurunnya kontrol terhadap
diri sendiri, reaksi emosi berkaitan dengan prosedur tindakan,
dan loss of meaning (kehilangan makna hidup).

2. Stres berkaitan dengan ruangan ICU : situasi yang ada di ICU


seperti terpasang selang dimulut dan dihidung (OPA, NPA,
OGT, NGT), tempat tidur yang tidak nyaman, keterbatasan
gerak karena alat yang terpasang ditubuh, sulit tidur, tidak
mampu berkomunikasi, lampu yang terang dan hidup terus
menerus, kebisingan dari suara alat-alat yang ada diruang
ICU, tidak adanya privacy (laki-laki dan perempuan berada
pada satu ruangan yang sama).

3. Stres berkaitan dengan relationship dengan orang lain


terutama keluarga : terbatasnya waktu bersama dengan
keluarga, tidak mampu berkomunikasi
EFEK NON PSIKOLOGIS
1. Ketidakberdayaan
2. Perubahan konsep diri
3. Perubahan citra diri
4. Perubahan pola hidup
5. Perubahan pada aspek sosial-ekonomi (pekerjaan,
financial pasien, kesejahteraan pasien dan keluarga)
6. Keterbatasan komunikasi (tidak mampu berkomunikasi)
EFEK PSIKOLOGIS: FENOMENA TIDUR DI ICU
r
a n p re tidu
sa
Kebia l of sleep); Cir
(Ritua usik c
-M ryh adia
age tm n
-mass i, dll -RE e;
kop
-minum -NR M
EM

-B
Sleep & Rest
pe er I Fenomena
- P ny at/ lln
ent ;
v a a rin es
- C ent in, kit ga ; i rom pu
-ti e ilat ba n v
n
ke d a r tm o n En -lam ara
a
pe ak s
a
ua
n -su hay
ra n
w
at -ca suhu
an -
Nursing Pr
ob lem
DEFINISI GANGGUAN TIDUR
DI ICU
Bukan suatu penyakit

Berbagai ggn fisik, mental dan spiritual

akibatnya tjd perubahan siklus tidur, ↓daya


konsentrasi, kelelahan, mempengaruhi
keselamatan
Pott
2005P200per Potter & Perry, 2005
GANGGUAN TIDUR DI ICU
• Kesulitan memulai tidur/untuk tetap tidur
• Pasien merasa belum cukup tidur saat terbangun
Insomnia • Gejala fisik ; muka pucat, mata sembab, badan lemas
dan daya thn tbh menurun.
• Gejala psikis ; lesu, sulit konsentrasi, berespon lambat

• Jumlah tidur berlebihan dan selalu mengantuk pada


siang hari
Hipersomnia • Gejala fisik ; ngantuk hebat, gugup, depresi, tonus otot↓,
kaku 2 saat bangun
• Gejala psikis ; halusinasi penglihatan dan pendengaran

• Gangguan tidur tidak umum yaitu secara tiba2 selama


tidur / terjadi pada ambang terjaga dan tidur
Parasomnia • Gejala fisik; jalan saat tidur, bicara saat tidur, mendadak
terduduk
• Gejala psikis ; pasien lupa kejadiannya
ETIOLOGI GANGGUAN TIDUR
Faktor Peneliti Hasil
Pasien Lee et.al (2008) Rasa tidak nyaman merupakan penyebab ggn
tidur,
Berupa nyeri, demam, sesak, dan kelelahan fisik

Morton et.al Sumber kecemasan berupa keparahan penyakit,


(2013) kesepian, rasa takut mengenai ajal, situasi asing

Lingkungan Bihari et,al Suara,cahaya, intervensi keperawatan,


(2012) pemeriksaan diagnostik, pengukuran TTV, alarm ,
suhu. Hasil menunjukkan dimensi yang paling
mengganggu kualitas tidur ; suara, cahaya dan
suhu rendah.
Intervensi Bihari et.al Tindakan keperawatan pada shift malam
Keperawatan (2012) menganggu tidur pasien, terutama tindakan
suctioning pada pasien terpasang ETT.
Medikasi Mathew et.al Obat beta bloker dapat ↓fase REM dan ↑ tidur di
(2011) siang hari.
Obat antidepresan dapat ↓ fase REM dan dapat
menyebabkan ggn tidur berkepanjangan.
AKIBAT GANGGUAN
TIDUR
●Menimbulkan persepsi nyeri semakin
meningkat

●Menimbulkan perubahan kognisi, kebingunan,


keletihan otot pernafasan dan retensi CO2  sulit
weaning

●Mempengaruhi disfungsi otot pernafasan dan


pertukaran gas
PENGKAJIAN GANGGUAN TIDUR
DI AREA KRITIS

ASPEK
DATA FOKUS
PENGKAJIAN
Keluhan pasien Laporan pasien terkait gangguan tidur

Tanda klinis Lesu, lelah, mudah tersinggung, apatis, kehitaman


disekitar mata, mata merah dan mual.

Kebiasaan Ritual sebelum tidur, jumlah jam tidur, jam memulai tidur,
tidur/ritual posisi tidur, lingkungan dan obat2 yang berpengaruh
thdp tidur
Kaji kualitas tidur -Skala Analog Visual, Rhicard Campbell Sleep
Questionnaire (RCSQ)
-Sleep in the ICU questionnaire
NOC DAN NIC
DIAGNOSA NOC NIC
Gangguan pola Peningkatan kualitas • Monitor pola tidur dan
tidur ; (C 00198, H tidur kualitas pasien
229) • Atur lingkungan (cahaya,
kebisingan, suhu dan tempat
tidur) untuk meningkatkan pola
tidur
• Fasilitasi pasien untuk
memepetahankan ritual tidur
• Bantu klien menghilangkan stess
sebelum tidur
• Ajarkan teknik relaksasi otot ;
pijat, musik, beri aroma terapi,
dan atur posisi nyaman
• Atur tindakan keperawatan untuk
meminimalkan jam terbangun
• Sesuaikan jadwal pemberian
obat untuk mendukung siklus
tidur
• Identifikasi obat tidur yang
dikonsumsi pasien
EVIDENCE BASED NURSING (EBN) GANGGUAN
TIDUR
INTERVENSI Peneliti dan Hasil
lokasi
Effect of Mahin Moeini, menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari kualitas tidur
aromatherapy et.al (2010), dalam dua kelompok eksperimen dan kontrol berbeda
on the quality Hospital Isfahan secara signifikan setelah aromaterapi dengan minyak
of sleep University, Iran. lavender (p <0,001).
Lighting, Engwall, et,al Menunjukkan perbedaan keuntungan bagi pasien di
sleep and (2015), Sweden ruang intervensi (n = 48), persepsi kecerahan siang
circadian hari (p = 0,004). Pada malam hari, variasi
rhythm: An pencahayaan yang lebih besar (p = 0,005) ditemukan
intervention di kamar biasa (n = 52). Hampir semua senang
of sleep dengan lingkungan pencahayaan. Di tingkat
pencahayaan yang sebenarnya malam membantu
pasien dan staf menimbulkan perasaan tenang.
Back Maretdhita A, Pemberian back massage kelompok durasi 40 menit
Massage (2016), RSU lebih berpengaruh terhadap peningkatan kualitas
Muhammadiyah tidur dibandingkan durasi 20 menit.
Surakarta
PROSEDUR IMPLEMENTASI

Judul Peneliti Prosedur


Effect of Mahin Moeini, • Berikan aromatherapi lavender 2 tetes pada
aromatherapy et.al (2010), kapas, masukkan dalam kotak kecil dan letakkan
on the quality Hospital Isfahan didekat TT dengan jarak 20 cm dari pasien.
of sleep University, Iran. • Anjurkan pasien menghirup udara dengan normal
• Dimulai dari jam 21.00-06.00

Back Maretdhita A, • Teknik massage yang digunakan dalam durasi


Massage (2016), RSU 20 menit adalah Effleurage atau stroking
Muhammadiyah (menggosok), Petrissage atau kneading (memijat-
Surakarta mijat), dan Tapotement ( memukul-mukul).
• Teknik massage yang digunakan dalam durasi 40
menit adalah Effleurage atau stroking
(menggosok), Petrissage atau kneading (memijat-
mijat), vibrasi (getaran), Tapotement ( memukul-
mukul) dan Frictioni (Menggerus).
• Dalam penelitian ini back massage diberikan 3x
dalam 3 hari berturut-turut.
non-pharmacological bundle of
interventions on Sleep

• menutup pintu ruang pasien


• mengurangi kebisingan
• Mengurangi pencahayaan

Patel J, et. al. (2014), The effect of a multicomponent multidisciplinary bundle of interventions on sleep and delirium in medical and
surgical intensive care patients, Department of Anaesthesia and Critical Care Medicine, Royal Preston Hospital, Lancashire Teaching
Hospitals NHS Trust, Preston, UK
EFEK KONDISI KRITIS TERHADAP KELUARGA

Psikologis Non Psikologis


EFEK PSIKOLOGIS
1. Stres akibat kondisi penyakit pasien (anggota
keluarga), prosedur penanganan
2. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian
pada pasien (anggota keluarga)
3. Pengingkaran terhadap kondisi kritis pasien (anggota
keluarga)
EFEK NON PSIKOLOGIS
1. Perubahan struktur peran dalam keluarga
2. Perubahan pelaksanaan fungsi peran dalam keluarga
3. Terbatasnya komunikasi dan waktu bersama
4. Masalah financial keluarga
5. Perubahan pola hidup keluarga
Friedman, et al. (2010). Buku ajar Keperawatan Keluarga : Riset,
Teori, & Praktik. Edisi 5. Jakarta: EGC
Herdman, et al.(2015-2017), Penterjemah; Prof. Dr. Budi Anna Keliat,
dkk, Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi, Edisi 10
Hudak & Gallo. (1997). Keperawatan Kritis : Pendekatan Holistik.
Jakarta: EGC
Morton, et al. (2011). Keperawatan Kritis : Pendekatan Asuhan
Holistik. Edisi 8. Volume 1. Jakarta: EGC
Krotsetis S, et. al. (2017), The Reliability of the German Version of the
Rhicard Campbell Sleep Questionnaire, British Association of
Critical Care Nurses.

Anda mungkin juga menyukai