Anda di halaman 1dari 57

NERACA BAHAN MAKANAN (NBM)

NERACA BAHAN MAKANAN (NBM):


MANFAAT DAN CARA PENYUSUNAN

A. SEJARAH & PENGERTIAN


Kerjasama
B. STUDI
PUSAT TUJUAN & MANFAAT
KEBIJAKAN PANGAN DAN GIZI (PSKPG)
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Dengan
C. METODE
PUSAT PENYUSUNAN
PENGEMBANGAN KETERSEDIAAN PANGAN
BBKP - DEPTAN
Dan
D. ANALISIS
PUSAT MANAJEMEN DAN PENGEMBANGAN SDM
PERTANIAN- DEPTAN

1
Sejarah & Pengertian
NBM : salah satu metode analisis situasi
dan perencanaan ketersediaan pangan

Kerangka teoritis Sejarah

masalah gizi sebagai persoalan ekologi


• hasil akhir interaksi faktor kesehatan dan situasi pangan
• situasi pangan menunjukkan jumlah dan jenis pangan
yang tersedia untuk penduduk & bervariasi antar wilayah
• situasi pangan : kondisi lingkungan (politik, iklim, jenis
tanah, teknologi pertanian, cara penyimpanan pangan,
sarana transportasi dan pemasaran) 2
Sejarah NBM

Masalah Dunia Upaya


Food Balance Shee
Penyediaan Memahami situasi (NBM)
ketersediaan
pangan sesuai pangan wilayah dg
kebutuhan gizi? cepat, teliti, mudah

 Th 1942 : Penyusunan NBM pertama oleh “Inter Allied


Committee on Postwar Requirement”
 Th 1943 : Terbit “Food Consumption Level in The United
States and The United Kingdom
 Th 1946 : “Food and Agriculture Organization (FAO)” PBB
mulai menggunakan metode NBM diantara 70
negara anggotanya.

3
Di Indonesia :
• 1963 : NBM pertama disusun oleh BPS dg bantuan FAO
Hasil : NBM periode 1963-1965, 1964-1966, 1970
• 1971-1972 : Penyusunan NBM periodik
• 1975 : Dibentuk Tim Penyusun NBM Nasional (Deptan,
BPS, instansi terkait) sesuai Inpres No
12/INS/UM/6/1975
• 1979 : Penyusunan NBM Regional/Propinsi berdasarkan
Instruksi Menteri Pertanian
• 1985 : Dibentuk Tim Penyusun NBM Regional/Propinsi
dg koordinator Sekjen Deptan
• 2001 : Pelimpahan koordinator analisis NBM dari
Sekjen Deptan ke BBKP dan menetapkan analisis
NBM sbg program kerja

4
Ö Kegiatan operasional di tingkat pusat :
a. Penyempurnaan metode pengumpulan dan
penghitungan NBM
b. Penyusunan NBM Nasional
Ö Kegiatan operasional di tingkat Propinsi :
Koordinasi dan penyusunan NBM Propinsi
Ö Kegiatan operasional di tingkat Kabupaten/Kota :
Penyusunan NBM Kabupaten
• 18 Oktober 2002 : Kesepakatan Gubernur/Ketua
DKP dlm Konferensi Pemantapan Ketahanan
Pangan Wilayah & Nasional Peningkatan
ketersediaan pangan sumber protein, vitamin &
mineral penyusunan dan analisis NBM

5
Pengertian NBM :

Penyajian data dalam bentuk tabel yang dapat


menggambarkan situasi dan kondisi ketersediaan
pangan untuk konsumsi penduduk di suatu
wilayah (negara/propinsi/ kabupaten) pada waktu
tertentu.

NBM menyajikan angka rata-rata jumlah


pangan untuk konsumsi penduduk per kapita
(kg/kap/thn atau gr/kap/hr atau zat gizi
tertentu/kap/hr)

6
NBM TERDIRI ATAS DUA INFORMASI UTAMA:

1. PENGADAAN PANGAN
a. Produksi
b. Impor
c. Ekspor
d. Perubahan Stok
2. PENGGUNAAN PANGAN
a. Pakan
b. Bibit/benih
c. Industri
d. Tercecer
e. (Tersedia untuk) Konsumsi

7
Tujuan & Manfaat

Tujuan Penyusunan NBM:

Mengetahui situasi penyediaan pangan


wilayah pada waktu tertentu

Mengetahui gambaran pengadaan,


penggunaan serta ketersediaan
pangan untuk konsumsi penduduk di
suatu wilayah tertentu
8
Kegunaan NBM:

1. Evaluasi tentang pengadaan dan


penggunaan pangan suatu negara/
wilayah
2. Perencanaan produksi/pengadaan
pangan
3. Penetapan & pemantapan kebijakan
pangan dan gizi

9
Metode Penyusunan NBM
1. JENIS DATA
• Produksi • Perubahan stok (stok awal & akhir thn)
• Pakan • Impor/ekspor
• Bibit • Penggunaan untuk industri
• Tercecer • Jumlah penduduk

2. PERSYARATAN DATA
a. Jenis bahan makanan :
Bahan makanan yang lazim dikonsumsi dan
data tersedia secara kontinyu dan resmi
b. Data penduduk :
Data penduduk tengah tahun, termasuk
penduduk asing yang mukim min 6 bln
(BPS/Kantor statistik)
 Penduduk tengah tahun’02 = ( Pddk’01 +  Pddk’02)
2 10
c. Besaran dan angka konversi
- Ditetapkan oleh Tim NBM nasional
- Jika di daerah tersedia, dapat digunakan
dengan menyebut sumbernya, jika tidak
tersedia digunakan konversi nasional
d. Komposisi gizi zat makanan:
DKBM Depkes dan FAO

11
e. Penulisan Angka
 Kolom 2-14 dan 17: bilangan bulat
 Kolom 15, 16, 18, 19: bilangan pecahan dua desimal
 Bilangan di belakang koma yang nilainya kurang dari
setengahnya dibulatkan ke bawah
 Bilangan di belakang koma yang nilainya lebih dari
setengahnya dibulatkan ke atas
 Bilangan di belakang koma yang nilainya sama dengan
setengah dan di depannya bilangan ganjil, maka
pembulatannya ke atas
 Bilangan di belakang koma yang nilainya sama dengan
setengah dan di depannya bilangan genap, maka
pembulatannya ke bawah

12
(Lanjutan)

 Semua bilangan desimal ketiga dan keempat


lebih dari limapuluh, desimal kedua dibulatkan
ke atas
 Semua bilangan desimal ketiga dan keempat
kurang dari limapuluh, dan desimal kedua
ganjil, desimal kedua dibulatkan ke atas
 Semua bilangan desimal ketiga dan keempat
kurang dari limapuluh, dan desimal kedua
genap, desimal kedua dibulatkan ke bawah

13
(Lanjutan)

 Jika tidak tersedia data hendaknya diisi


dengan notasi strip (-)
 Jika data tersedia, tapi besarnya kurang dari
500 ton hendaknya ditulis dengan notasi nol
(0) untuk NBM Nasional
 Jika data tersedia, tapi besarnya kurang dari
500 kg hendaknya ditulis dengan notasi nol
(0) untuk NBM Regional

3. FAKTOR KONVERSI
Konversi produksi --> turunan
DKBM (BDD, kandungan zat gizi)

14
4. CARA PENYUSUNAN NBM

Tabel pada NBM terdiri atas kolom-kolom sbb:

• Jenis Bahan Makanan (kolom 1)


• Produksi, terdiri atas: input dan output (kolom 2 & 3)
• Perubahan Stok (kolom 4)
• Impor (kolom 5)
• Persediaan dalam negeri sebelum ekspor (kolom 6)
• Ekspor (kolom 7)
• Penyediaan dalam negeri (kolom 8)
• Pemakaian/penggunaan dalam negeri (kolom 9 s/d
14)
• Ketersediaan untuk konsumsi per kapita (kolom 15
s/d 19 dst)
15
• Jenis Bahan Makanan (Kolom 1) :
Semua bahan makanan yg lazim/dpt dikonsumsi
oleh penduduk di wilayah bersangkutan, baik yg
diperdagangkan maupun tidak.

Susunan jenis bahan makanan pada NBM


sebagai berikut :
1. Padi-padian : Gandum, jagung, sorgum/
cantel & produksi turunannya
2. Makanan berpati : Ubikayu, ubi jalar, sagu dan
produksi turunannya
3. Gula : Gula pasir, gula merah

16
4. Buah/biji berminyak :
- Kacang hijau, kelapa, kacang tanah, kedelai,
kacang mete, kemiri, kacang bogor
- Kelapa diolah menjadi kopra minyak
goreng sehingga produk turunannya termasuk
kelompok minyak dan lemak
5. Buah-buahan : sumber vitamin dan mineral dari
bagian tanaman yang berupa buah
6. Sayuran : bagian tanaman berupa daun, bunga,
buah, batang atau umbi, umumnya berumur
kurang dari satu tahun.
7. Daging : bagian hewan yang disembelih atau
dibunuh dan lazim dimakan manusia, kecuali
yang telah diawetkan dengan cara selain
pendinginan
17
8. Telur adalah telur unggas: telur ayam buras,
ayam ras, itik.
9. Susu adalah cairan yg diambil dari ambing
ternak perah sehat dgn cara pemerahan yg
benar, terus menerus dan tidak ditambahkan
sesuatu dan atau ditambahkan di dalamnya
sesuatu bahan yang lain
10. Ikan: binatang air dan biota perairan lainnya,
hasil penangkapan di laut maupun di perairan
umum (waduk, sungai dan rawa) dan hasil dari
kegiatan budidaya (tambak, kolam, keramba
dan sawah) yg dapat diolah dan dikonsumsi.

18
11. Minyak dan lemak:
Nabati : minyak kelapa, minyak sawit,
minyak kacang tanah, minyak
kedelai, minyak jagung
Hewani : lemak sapi, lemak kerbau, lemak
kambing/domba, lemak babi

19
• Produksi (Kolom 2 dan 3)
Jumlah hasil dari proses produksi pertanian
baik belum/sudah mengalami proses
pengolahan, terdiri atas : input dan output
- Input (2) : unsur produksi yg akan
mengalami proses selanjutnya
- Output (3): unsur produksi hasil turunan
(perlu angka konversi)

20
• Perubahan Stok (Kolom 4)
Selisih antara persediaan akhir periode dengan
awal periode :
(+) bila stok meningkat --> ketersediaan turun
(-) bila stok turun --> ketersediaan meningkat

• Impor (Kolom 5)
Sejumlah bahan makanan yg masuk ke dalam
negeri/wilayah dari negara/ wilayah
administratif lain

• Penyediaan dalam Negeri sebelum Ekspor


(Kolom 6)
Sejumlah bahan makanan yang berasal dari
produksi (keluaran) dikurangi perubahan stok
ditambah impor.
21
• Ekspor (Kolom 7)
Jumlah pangan (menurut jenis) yg keluar negeri/
wilayah administratif lain

• Penyediaan dalam negeri (Kolom 8)


Produksi (keluaran) - perubh stok + impor - ekspor.

• Pemakaian/penggunaan dalam negeri (Kolom 9-14)


Jumlah pangan yang digunakan di dalam negeri/
wilayah administratif tertentu, mencakup :
 Pakan
 Bibit/benih
 Penggunaan untuk industri (makanan & non
makanan
 Penyusutan (tercecer)
(Perlu faktor estimasi utk berbagai pemanfaatan
tsb) 22
• Ketersediaan per kapita (Kolom 15-19)
Sejumlah bahan makanan yang tersedia untuk
dikonsumsi setiap penduduk suatu
negara/daerah dalam suatu kurun waktu
tertentu, dinyatakan dalam :
1) kg/kap/thn
2) zat gizi (energi, protein dan lemak perkapita/

hari) perlu DKBM

23
Cara pengisian tabel :

TD = O – S + M – X – (P+B+I+C)

Keterangan :
TD = ketersediaan pangan utk dikonsumsi penduduk
0    = Produksi (masukan/keluaran)
S = Perubahan stok
M = Impor
X = Ekspor
P = Pakan
B = Bibit
I = Industri (makanan dan bukan makanan)
C = Tercecer

24
Produksi Penyediaan
Jenis Peru- Dalam Negeri
Bahan Bahan Impor :
Makanan Stock Sebelum
Masukan Keluaran Ekspor Next
Next

1 2 3 4 5 6

7 8
Penyediaan
Eksport Dalam Diolah Untuk
Negeri Bibit Pakan
Prev Makanan
Makanan Non Makanan Next
Non Makanan Next

7 8 9 10 11 12

25
Pemakaian Dalam Negeri Ketersediaan Per Kapita

Yang Bahan Kg/ Gram/ Energi Kalori/


Prev Tercecer Makanan Tahun Hari Hari Next
Next

13 14 15 16 17

Ketersediaan Per Kapita

Protein Gram/ Lemak Gram/ BDD


Prev Hari Hari

18 19

26
Analisis NBM
Data tidak tersedia/
Tidak lengkap Faktor konversi
(lost, ekspor-impor, stok, Out of date
Industri, pakan, dll)

Dana tidak tersedia


Koordinasi lintas sektor
Tidak berjalan

?
MASALAH DALAM
PENYUSUNAN DAN
PEMANFAATAN NBM

Data “tidak” dimanfaatkan


Dalam perencanaan dan evaluasi 27
MENGAPA DATA NBM TIDAK
DIMANFAATKAN?
- Tidak akurat ?
- Tidak tepat waktu ?
- Tidak informatif ?
- Tidak pernah diinformasikan?

28
INFORMASI YANG BISA DIPEROLEH
DARI NBM ?
- TINGKAT KETERSEDIAAN
- TINGKAT SWASEMBADA
- TINGKAT KETERGANTUNGAN PADA IMPOR
- TINGKAT EFISIENSI PASCA PANEN
- KOMPETISI MANUSIA – TERNAK (PANGAN VS PAKAN)
- KUALITAS/KOMPOSISI PANGAN YANG TERSEDIA
- KECENDERUNGAN PRODUKSI, EKSPOR, IMPOR,
STOK, KETERSEDIAAN PANGAN
- DST

29
TINGKAT KETERSEDIAAN

- Menggambarkan rasio antara pangan yang tersedia


dengan yang dibutuhkan (Angka Kecukupan Gizi)
- Dihitung dengan membagi jumlah energ/zat gizi yang
tersedia dengan angka kecukupan gizi (atau jumlah
pangan yang tersedia dengan jumlah pangan yang
dibutuhkan)
- Trend tingkat ketersediaan mengindikasikan
perkembangan kemampuan daerah dalam penyediaan
pangan antar waktu

30
- TINGKAT “KETERGANTUNGAN” PADA IMPOR
Menggambarkan besarnya porsi impor terhadap total pangan tersedia
- TINGKAT EFISIENSI PASCA PANEN
Menggambarkan besarnya kehilangan pasca panen
- “KOMPETISI” MANUSIA – TERNAK (PANGAN VS PAKAN)
Menggambarkan porsi bahan pangan yang digunakan untuk pakan/
industri peternakan
- “KUALITAS”/KOMPOSISI PANGAN YANG TERSEDIA
Menggambarkan kulaitas pangan yang tersedia ditinjau dari sisi
keragamannya (eg menggunakan PPH)

31
Pola Pangan Harapan

Pengertian:
Jenis dan jumlah kelompok pangan utama yang
dianjurkan untuk memenuhi kebutuhan energi
dan gizi (FAO-RAPA, 1989) :
Tujuan PPH
Suatu rasionalisasi pola konsumsi pangan yang
dianjurkan sebagai dasar perencanan dan
evaluasi pembangunan pangan (bagi
penduduk/manusia)
32
Kegunaan:
1. Menilai jumlah dan komposisi konsumsi atau
ketersediaan pangan

2. Indikator mutu gizi dan keragaman


konsumsi atau ketersediaan pangan

3. Perencanaan konsumsi atau ketersediaan


pangan

33
Gambar 1. Faktor-faktor yang
dipertimbangkan dalam menyusun PPH
Angka Konsumsi
Kecukupan Gizi gizi saat ini
(AKG)

- Pendapatan
- Potensi agroekologi
Tingkat Pola konsumsi
- Potensi agroindustri
& ekspor Kecukupan Gizi pangan saat ini
- Tantangan global & (jumlah & jenis)
lingkungan

- Laju konsumsi pgn


- Laju ekonomi Pola Pangan
- Laju penduduk Harapan (PPH)
- Kebijakan &
regulasi

34
Zat Zat
pembangun pengatur
(100/3 %) (100/3 %)

Zat tenaga
(100/3 %)

GIZI SEIMBANG
35
Lauk Pauk Sayur & Buah
(100/3 %) (100/3 %)

Pangan
pokok
(100/3 %)

GIZI SEIMBANG
36
1. Serealia…………….. 50 %
2. Umbi-umbian ……… 6 %
Sumber Tenaga 3. Minyak & lemak…….10 %
(KH, lemak) 4. Biji dan buah 33.3
Tiga Berminyak.…………. 3 %
Guna 5. Gula ………………… 5 %
Makanan 33.3 : 74 = 0.5

Sumber Zat 1. Pangan hewani…... 12 %


2. Kacang-kacangan.. 5 % 33.3
Pembangun (Protein)
33.3 : 17 = 2
Sumber Zat Pengatur 33.3
1. Sayur dan Buah….. 6%
(Vitamin & Mineral)
33.3 : 6 = 5

Lain-lain 1. Minuman & Bumbu...3%

37
Tabel 1. PPH untuk 2010
No. Kelompok Pangan Energi (kkal) % Energi Bobot Skor
1 Serealia 1075 50 0.5 25.0
2 Umbi-Umbian 107 5 0.5 2.5
3 Pangan hewani 329 15.3 2.0 30.6
4 Minyak dan Lemak 215 10 1.0 10.0
5 Biji Berminyak 63 3 0.5 1.5
6 Kacang-kacangan 107 5 2.0 10.0
7 Gula 144 6.7 0.5 3.4
8 Sayur dan Buah 107 5 2.0 10.0
9 Bumbu-bumbu 0 0 0.0 0.0
Total 2147 100 93
Sumber : Meneg Pangan, 1994

38
Tabel 2. Perbandingan PPH FAO-RAPA, Meneg Pangan
1994, dan DEPTAN 2001*)
FAO-RAPA Meneg Pangan (1994) Deptan (2001)
No. Kelompok Pangan gr/kap/hr
% Min-maks % Bobot Skor % Bobot Skor
1 Serealia 40.0 40.0 - 60.0 50.0 0.5 25.0 50.0 0.5 25.0 300.0
2 Umbi-Umbian 5.0 0.0 - 8.0 5.0 0.5 2.5 6.0 0.5 2.5 100.0
3 Pangan hewani 20.0 5.0 - 20.0 15.3 2.0 30.6 12.0 2.0 24.0 150.0
4 Minyak dan Lemak 10.0 5.0 - 15.0 10.0 1.0 10.0 10.0 0.5 5.0 25.0
5 Biji Berminyak 3.0 0.0 - 3.0 3.0 0.5 1.5 3.0 0.5 1.0 10.0
6 Kacang-kacangan 6.0 2.0 - 10.0 5.0 2.0 10.0 5.0 2.0 10.0 35.0
7 Gula 8.0 2.0 - 15.0 6.7 0.5 3.4 5.0 0.5 2.5 30.0
8 Sayur dan Buah 5.0 3.0 - 8.0 5.0 2.0 10.0 6.0 5.0 30.0 250.0
9 Bumbu-bumbu 3.0 0.0 - 5.0 0.0 0.0 0.0 3.0 0.0 0.0 (25).
100 100.0 93.0 100.0 100.0
*) Sumber : Renstra BBKP-Deptan, 2001

39
Format Tabel
Penilaian Keragaman dan Mutu Gizi
Ketersediaan Pangan dengan PPH
No Kelompok pangan Kalori % % Bobot Skor Skor Skor Skor
AKG aktual AKG PPH maks
1 Padi-padian
2 Umbi-umbian
3 Pangan hewani
4 Minyak dan lemak
5 Buah/Biji Berminyak
6 Kacang-kacangan
7 Gula
8 Sayur dan Buah
9 Lain-lain

Total
40
A. Tahap penilaian dengan PPH
1. Pengelompokan pangan
2. Konversi jenis dan satuan
3. Menghitung ketersediaan/konsumsi energi
menurut kelompok pangan
4. Menghitung total energi
5. Menghitung kontribusi energi dari setiap
kelompok pangan (%)
6. Menghitung skor PPH aktual
7. Menghitung skor PPH berdasarkan kecukupan
energi
8. Gunakan maksimum skor PPH
9. Menghitung total skor PPH

41
Menggunakan/menghitung skor PPH

1. Pengelompokan pangan
No Kelompok pangan Kalori % % Bobot Skor Skor Skor Skor
AKG aktual AKG PPH maks
1 Padi-padian
2 Umbi-umbian
3 Pangan hewani
4 Minyak dan lemak
5 Buah/Biji Berminyak
6 Kacang-kacangan
7 Gula
8 Sayur dan Buah
9 Lain-lain

Total

2. Konversi jenis dan satuan


42
3. Menghitung ketersediaan/konsumsi energi
menurut kelompok pangan

No Kelompok pangan Kalori % % Bobot Skor Skor Skor Skor


AKG aktual AKG PPH maks
1 Padi-padian 1239
2 Umbi-umbian 69
3 Pangan hewani 89
4 Minyak dan lemak 171
5 Buah/Biji Berminyak 41
6 Kacang-kacangan 53
7 Gula 92
8 Sayur dan Buah 71
9 Lain-lain 26

Total

43
4. Menghitung total energi

No Kelompok pangan Kalori % % Bobot Skor Skor Skor Skor


AKG aktual AKG PPH maks
1 Padi-padian 1239
2 Umbi-umbian 69
3 Pangan hewani 89
4 Minyak dan lemak 171
5 Buah/Biji Berminyak 41
6 Kacang-kacangan 53
7 Gula 92
8 Sayur dan Buah 71
9 Lain-lain 26

Total 1852

44
5. Menghitung kontribusi energi dari setiap
kelompok pangan (%)

No Kelompok pangan Kalori % % Bobot Skor Skor Skor Skor


AKG aktual AKG PPH maks
1 Padi-padian 1239 66.9
2 Umbi-umbian 69 3.7
3 Pangan hewani 89 4.8
4 Minyak dan lemak 171 9.2
5 Buah/Biji Berminyak 41 2.2
6 Kacang-kacangan 53 2.9
7 Gula 92 5.0
8 Sayur dan Buah 71 3.8
9 Lain-lain 26 1.4

Total 1852 100

45
6. Menghitung kontribusi energi per AKG dari
setiap kelompok pangan (%)

No Kelompok pangan Kalori % % Bobot Skor Skor Skor Skor


AKG aktual AKG PPH maks
1 Padi-padian 1239 66.9 56.3
2 Umbi-umbian 69 3.7 3.1
3 Pangan hewani 89 4.8 4.1
4 Minyak dan lemak 171 9.2 7.8
5 Buah/Biji Berminyak 41 2.2 1.8
6 Kacang-kacangan 53 2.9 2.4
7 Gula 92 5.0 4.2
8 Sayur dan Buah 71 3.8 3.2
9 Lain-lain 26 1.4 1.2

Total 1852 100 84.2


46
7. Bobot per kelompok pangan

No Kelompok pangan Kalori % % Bobot Skor Skor Skor Skor


AKG aktual AKG PPH maks
1 Padi-padian 1239 66.9 56.3 0.5
2 Umbi-umbian 69 3.7 3.1 0.5
3 Pangan hewani 89 4.8 4.1 2.0
4 Minyak dan lemak 171 9.2 7.8 0.5
5 Buah/Biji Berminyak 41 2.2 1.8 0.5
6 Kacang-kacangan 53 2.9 2.4 2.0
7 Gula 92 5.0 4.2 0.5
8 Sayur dan Buah 71 3.8 3.2 5.0
9 Lain-lain 26 1.4 1.2 0

Total 1852 100 84.2


47
8. Menghitung skor PPH aktual
(mengalikan % aktual dengan bobot)

No Kelompok pangan Kalori % % Bobot Skor Skor Skor Skor


AKG aktual AKG PPH maks
1 Padi-padian 1239 66.9 56.3 0.5 33.5
2 Umbi-umbian 69 3.7 3.1 0.5 1.9
3 Pangan hewani 89 4.8 4.1 2.0 9.6
4 Minyak dan lemak 171 9.2 7.8 0.5 4.6
5 Buah/Biji Berminyak 41 2.2 1.8 0.5 1.1
6 Kacang-kacangan 53 2.9 2.4 2.0 5.8
7 Gula 92 5.0 4.2 0.5 2.5
8 Sayur dan Buah 71 3.8 3.2 5.0 19.1
9 Lain-lain 26 1.4 1.2 0 0.0

Total 1852 100 84.2 78.0


48
9. Menghitung skor PPH berdasarkan
kecukupan energi (mengalikan % AKG dengan
bobot)

No Kelompok pangan Kalori % % Bobot Skor Skor Skor Skor


AKG aktual AKG PPH maks
1 Padi-padian 1239 66.9 56.3 0.5 33.5 28.2
2 Umbi-umbian 69 3.7 3.1 0.5 1.9 1.6
3 Pangan hewani 89 4.8 4.1 2.0 9.6 8.1
4 Minyak dan lemak 171 9.2 7.8 0.5 4.6 3.9
5 Buah/Biji Berminyak 41 2.2 1.8 0.5 1.1 0.9
6 Kacang-kacangan 53 2.9 2.4 2.0 5.8 4.9
7 Gula 92 5.0 4.2 0.5 2.5 2.1
8 Sayur dan Buah 71 3.8 3.2 5.0 19.1 16.1
9 Lain-lain 26 1.4 1.2 0 0.0 0.0

Total 1852 100 84.2 78.0 65.7


49
10. Gunakan maksimum skor PPH

No Kelompok pangan Kalori % % Bobot Skor Skor Skor Skor


AKG aktual AKG PPH maks
1 Padi-padian 1239 66.9 56.3 0.5 33.5 28.2 25.0 25.0
2 Umbi-umbian 69 3.7 3.1 0.5 1.9 1.6 1.6 2.5
3 Pangan hewani 89 4.8 4.1 2.0 9.6 8.1 8.1 24.0
4 Minyak dan lemak 171 9.2 7.8 0.5 4.6 3.9 3.9 5.0
5 Buah/Biji Berminyak 41 2.2 1.8 0.5 1.1 0.9 0.9 1.0
6 Kacang-kacangan 53 2.9 2.4 2.0 5.8 4.9 4.9 10.0
7 Gula 92 5.0 4.2 0.5 2.5 2.1 2.1 2.5
8 Sayur dan Buah 71 3.8 3.2 5.0 19.1 16.1 16.1 30.0
9 Lain-lain 26 1.4 1.2 0 0.0 0.0 0 0.0

Total 1852 100 84.2 78.0 65.7 100


50
11. Menghitung total skor PPH

No Kelompok pangan Kalori % % Bobot Skor Skor Skor Skor


AKG aktual AKG PPH maks
1 Padi-padian 1239 66.9 56.3 0.5 33.5 28.2 25.0 25.0
2 Umbi-umbian 69 3.7 3.1 0.5 1.9 1.6 1.6 2.5
3 Pangan hewani 89 4.8 4.1 2.0 9.6 8.1 8.1 24.0
4 Minyak dan lemak 171 9.2 7.8 0.5 4.6 3.9 3.9 5.0
5 Buah/Biji Berminyak 41 2.2 1.8 0.5 1.1 0.9 0.9 1.0
6 Kacang-kacangan 53 2.9 2.4 2.0 5.8 4.9 4.9 10.0
7 Gula 92 5.0 4.2 0.5 2.5 2.1 2.1 2.5
8 Sayur dan Buah 71 3.8 3.2 5.0 19.1 16.1 16.1 30.0
9 Lain-lain 26 1.4 1.2 0 0.0 0.0 0 0.0

Total 1852 100 84.2 78.0 65.7 62.6 100


51
B. Interpretasi atau Analisis PPH
1. Membandingkan ketersediaan/konsumsi
pangan aktual dengan harapan (PPH) pada
tiap kelompok pangan dan mendiskusikan
kemungkinan penyebab dan alternatif
solusinya.
2. Membandingkan ketersediaan/konsumsi
energi aktual dengan harapan (PPH) pada
setiap kelompok pangan dan mendiskusikan
kemungkinan penyebab dan alternatif
solusinya.    

52
3.  Membandingkan kontribusi ketersediaan/
konsumsi energi (% AKG) dengan
komposisi energi harapan (PPH) dan
mendiskusikan kemungkinan penyebab
dan alternatif solusinya.
4.   Membandingkan skor PPH ketersedian/
konsumsi energi dengan skor yang
diharapkan
5.   Menganalisis tren skor PPH dan
mendiskusikan kemungkinan penyebab
dan alternatif solusinya

53
Contoh Penyajian Tabel
Ketersediaan dan Tingkat Ketersediaan Energi dan Protein Tahun 1998-2002

Tahun Energi Protein

Ketersediaan Tingkat Ketersediaan Tingkat


(Kal/kap/hr) Ketersediaan (Kal/kap/hr) Ketersediaan
(%) (%)

1998 2879 115.2 66.8 121.4

1999 3098 123.9 69.8 126.9

2000 3193 127.7 71.8 130.6

2001 2899 116.0 66.7 121.3

2002 2890 115.6 62.7 114.0

54
Contoh Penyajian Gambar
KETERSEDIAAN ENERGI TAHUN 1998-2002
3200

3000
surplus
Kal/kap/hr

2800

2600

2400

2200

2000
1998 1999 2000 2001 2002

Tahun

55
Contoh Gambar

Tingkat Swasembada & Ketergantungan Import

100

80

6092.5 90
80 85
92
produksi
40 import
20

0
1998 1999 2000 2001 2002

56
Contoh Penyajian Gambar
Komposisi Ketersediaan Energi di Indonesia berdasarkan
Kelompok Bahan Makanan Tahun 1996-2000

PPH
100 Sayuran dan buah
6.0
Gula 5.0
80
Minyak dan lemak 10.0
60 Pangan hewani 12.0
40
Kacang-kacangan 5.0
Buah biji berminyak 3.0
20 Umbi-umbian 6.0
Padi-padian 50.0
0
1996 1997 1998 1999 2000

57

Anda mungkin juga menyukai