Anda di halaman 1dari 63

1

MORFOLOGI NYAMUK
Oleh : Mustakim Sahdan, S.KM., M.Kes
Nyamuk
2

 Nyamuk termasuk kelas INSECTA, ordo DIPTERA


dan family CULISIDAE.
 Famili CULISIDAE dibagi menjadi 3 tribus yaitu
1. Tribus ANOPHELINI (Anopheles)
2. Tribus CULICINI (Culex, Aedes Mansonia) dan
3. Tribus TOXORHYNCHITINI ( Toxorhynchites).
jml spesies yang telah di ketahui kira-kira 2400.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


1. Morfologi Nyamuk
3

Nyamuk berukuran kecil (4-13 mm) dan rapuh.


Kepalanya mempunyai probosis halus dan panjang
yang melebihi panjang kepala.
Pada nyamuk betina probosis dipakai sebagai alat
untuk menghisap darah, sedangkan pada nyamuk
jantan untuk mengisap bahan-bahan cair seperti cairan
tumbuh-tumbuhan, buah-buahan dan juga keringat.
Di kiri dan kanan probosis terdapat palpus yang terdiri
atas 5 ruas dan sepasang antena yang terdiri atas 15
ruas.
Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan
4

 Antena pada nyamuk jantan berambut lebat


(plumose) dan nyamuk betina jarang (pilose)
sebagian besar toraks yang tampak (mesonotum),
diliputi bulu halus.
 Posterior dari mesonotom terdapat skutelum yang
ada pada ANOPHELINI bentuknya melengkung
(rounded) dan pada CULICINI membetuk 3
lengkungan (trilobus)

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


5

 Sayap nyamuk panjang dan langsing, mempunyai


vena yang permukaan di tumbuhi sisik-sisik sayap
(wing scales) yang letaknya mengikuti vena.
 Pada pinggir sayap terdapat sederetan rambut yang
disebut fringe.
 Abdomen berbentuk silinder dan terdiri atas 10 ruas.
 Dua ruas terakhir berubah menjadi alat kelamin.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


Nyamuk An n bukan An
6

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


Nyamuk Ae n Cx
7

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


Posisi istirahat
8

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


2. Daur hidup Nyamuk
9

 Siklus hidup nyamuk sejak telur sampai nyamuk


dewasa sama dengan serangga-serangga lain, yang
mengalami tingkatan (stadia) yang berbeda-beda.
 Nyamuk mengalami metamorfosis sempurna
(holometabola).
 Dalam siklus hidup nyamuk terdapat empat stadia
yakni stadium telur, jentik/larva, pupa/kepompong
dan nyamuk dewasa.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


Stadium Telur
10

Nyamuk akan meletakan telurnya di tempat yang


berair.
Dalam keadaan kering telur akan cepat kering dan
mati, tetapi ada telur nyamuk yang dapat bertahan
dalam waktu cukup lama meskipun dalam lingkungan
tanpa air (Aedes dapat bertahan 6 bulan s/d 1 tahun).
Telur yang baru diletakan berwarna putih, tetapi
sesudah 1-2 jam berubah menjadi hitam.
Kebiasaan meletakan telur dari nyamuk berbeda-beda
tergantung dari jenisnya.
Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan
11

Nyamuk Anopheles meletakan telur satu persatu


terpisah di permukaan air atau bergerombolan
tetapi saling lepas. Telur Anopheles mempunyai alat
pengapung.
Telur yang dikeluarkan sebanyak ± 100-300 butir
sekali bertelur dengan besar telur sekitar ± 0,5
mm.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


12

 Nyamuk Aedes meletakan telurnya menempel pada


yang terapung diatas air atau yang menempel
pada permukaan benda yang merupakan tempat
air pada batas permukaan air dengan tempatnya.
 Telur yang dikeluarkan sebanyak ± 10-100 butir.
Telur berwarna hitam dengan ukuran ± 0,80 mm,
berbentuk oval

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


13

Nyamuk Culex meletakan telurnya diatas


permukaan air, telur diletakan bergerombolan
yang menyatu dan berbentuk seperti rakit (raft)
sehingga mampu untuk mengapung.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


14

Nyamuk Mansonia meletakan telurnya menempel


pada tumbuhan air dan diletakan secara
bergerombolan sebagai karang bunga.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


15

 Telur akan menetas bila wadah tergenang air,


namun tidak semua telur menetas pada saat yang
bersamaan.
 Pada stadium telur memakan waktu 1-4 hari.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


Gambar Telur Nyamuk
16

Anopheles Aedes Culeks Mansonia

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


Stadium jentik
17

Setelah telur menetas maka akan berubah menjadi


jentik/larva.
Selama stadium jentik dikenal empat tingkatan
(instar), yakni instar pertama, kedua, ketiga dan
keempat.
Pada instar keempat bulu-bulunya sudah lengkap,
sehingga untuk identifikasi jentik diambil jentik
instar keempat.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


18

 Stadium jentik memerlukan waktu 4-9 hari.


 Pertumbuhan dan perkembangan jentik/larva
Aedes dan Culex instar I s/d IV berlangsung 6-8
hari,
 untuk Mansonia memerlukan waktu ± 3 minggu.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


19

Pertumbuhan dan perkembangan jentik


dipengaruhi oleh faktor :
◦ Temperatur
◦ Cukup tidaknya bahan makanan
◦ Ada tidaknya binatang air lain yang menjadi predator.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


20 Jentik Anopheles
hanya mampu berenang ke bawah permukaan
paling dalam 1 m, sehingga di tempat dengan
kedalamannya lebih dari 1 m tidak ditemukan
jentik anopheles.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


Jentik Nyamuk
21

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


22

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


Stadium pupa/kepompong
23

 Pupa merupakan stadium terakhir dari nyamuk


yang berada di dalam air.
 Stadium pupa tidak memerlukan makanan dan
dalam keadaan inaktif, tetapi masih memerlukan
oksigen yang diambilnya melalui tabung
pernapasan (breathing trumpet).
 Pada stadium ini terjadi pembentukan sayap
sehingga setelah cukup waktunya nyamuk yang
keluar dari kepompok dapat terbang.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


24

 Meskipun pupa dalam keadaan inaktif, tidak


berarti tidak ada proses kehidupan.
 Pupatetap memerlukan zat asam (O2), zat asam
masuk ketubuh kepompong melalui corong nafas.
 Stadium pupa memerlukan waktu kira-kira 1-3 hari
sampai beberapa minggu.
 Pupa jantan menetas lebih dahulu,

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


25

Aedes cullex Anopheles

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


Stadium nyamuk dewasa
26

Dari pupa/kepompong akan keluar nyamuk dewasa.


Nyamuk yang keluar dari kepompong sebagian jadi
nyamuk jantan dan sebagian lainnya menjadi nyamuk
betina, dengan perbandingan (1:1).
Nyamuk jantan keluar lebih dahulu dari pada nyamuk
betina.
Setelah nyamuk jantan keluar dari kepompong, maka
jantan tersebut tetap tinggal di dekat sarang (breading
place). Kemudian setelah jenis yang betina keluar,
maka nyamuk jantan akan mengawini betina
(berkopulasi) sebelum nyamuk betina tersebut mencari
darah.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


Daur hidup nyamuk
27

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


Nyamuk
28

 Nyamuk betina yang setelah kawin akan


beristirahat untuk sementara waktu (1-2 hari)
kemudian baru mencari darah.
 Setelah isi perut nyamuk betina penuh darah,
nyamuk tersebut akan beristirahat lagi untuk
menunggu proses pematangan dan pertumbuhan
telurnya.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


29

Ada spesies nyamuk yang tidak memerlukan


darah untuk pembentukan telurnya (autogen),
yakni Toxorhynchites.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


30

 Selama hidupnya nyamuk betina hanya sekali


kawin.
 Untuk pembentukan telur yang berikutnya, nyamuk
betina cukup mencari darah untuk memenuhi
kebutuhan zat putih telur yang diperlukan.
 Waktu yang dibutuhkan untuk menunggu proses
perkembangan telurnya berbeda-beda tergantung
pada faktor temperatur, kelembaban serta species
dari nyamuk.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


3. Tempat perindukan (breading place)
31

1. Aedes sp. (vektor demam berdarah)


a. Tempat penyimpanan/penampungan
air (TPA) tangki air, bak besar, bak
mandi, bak WC, talang, drum,
tempayan, ember, paso/jambangan.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


32

b. Bukan tempat penyimpanan/penampungan air (non TPA)


Barang-barang bekas
Kaleng bekas, ban bekas, botol bekas, pecahan (piring, gelas,
mangkuk), bekas aquarium, bekas kolam ikan dari semen, bekas
TPA, bekas tempat mengaduk semen, tempat penadah air
dispenser.
Saluran air
Talang, saluran air hujan, got semen, saluran WC, lubang kran,
bak meter.
Lain-lain
Vas bunga, pot tanaman, tatakan pot, helm/tudung, kolam di
taman, patok besi/plastic, perangkap semut, kantung plastic.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


33

c. Alamiah
Potongan bamboo, tempurung kelapa,
pelepah daun (pisang, keladi bakung),
daun yang jatuh, kulit keong, lubang
pada batu, sejenis tumbuhan kantong
semar.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


34

Culex berkembang di sembarang tempat air.


Mansonia hidup di kolam, rawa-rawa dan danau
yang menempel pada akar tanaman air.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


35

2. Anopheles
Anopheles aconitus (vector malaria
utama di Jawa dan NTT)
◦ Sawah irigasi non teknis
◦ Saluran irigasi teknis tersier
◦ Kolam ikan

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


36

 Anopheles balabacensis (vector


malaria di Kalimantan dan Jawa)
Aliran air jernih
Kobakan
Bekas roda mobil
Telapak kaki binatang

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


37

 Anopheles barbirostris (vector malaria


di Sulawesi dan NTT)
Sawah
Rawa-rawa
Saluran air
Parit

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


38

 Anopheles subpictus (vector malaria di NTT)


Lagun
Tambak
Muara sungai
Parit
Salinitas: 20-25 0/00
Adanya enteromorpha dan heteromorpha

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


39

 Anopheles sundaicus (vector malaria pantai Jawa)


 Lagun
 Tambak
 Muara sungai
 Parit
 Salinitas: 12-18 0/00
 Adanya enteromorpha dan heteromorpha

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


40

 Anopheles maculatus (vector malaria sekunder di


Jawa)
Mata air (rembesan mata air)
Aliran sungai kecil
 Anopheles farauti, Anopheles koliensis dan Anopheles
punculatus (vector malaria utama di irian jaya dan
Maluku)
Suka kena sinar matahari
Bisa berkembang di sembarang kontainer

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


41

 Anopheles kochi dan Anopheles


tesselatus (vektor malaria
sekunder)
Sawah

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


4. Perilaku nyamuk
42

1) Perilaku mencari umpan/darah (feeding


place)
Berdasarkan kesenangan (filik asal kata filia)
mencari darah, ada nyamuk yang senang darah
manusia (antropofilik), ada pula yang senang
darah binatang (zoofilik).
Kebanyakan nyamuk di Indonesia, meskipun
bersifat zoofilik tetapi bila tidak ada binatang,
akan menggigit orang juga.
Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan
43

2) Perilaku menggigit
Kebiasaan (fagik asal kata fagosit) mencari darah
bagi nyamuk berbeda-beda.
Ada nyamuk yang biasa mencari darah di dalam
rumah (endofagik)
Ada juga nyamuk yang biasa mencari darah di
luar rumah (eksofagik).

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


44

 Berdasarkan waktu keaktifan mencari darah


nyamuk juga berbeda.
 Ada nyamuk yang mengisap darah pada waktu
siang hari (day-biters) Misalnya Aedes. (Waktu
menggigit pada pagi hari jam 08.00-12.00 dan
sore hari 15.00-17.00).
 Ada pula nyamuk yang mengisap darah pada
waktu malam hari (night-biters) Misalnya Anopheles
dan Culex,

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


5. Tempat untuk beristirahat (resting place)
45

 Setelah nyamuk betina mengisap darah,


nyamuk tersebut mencari tempat untuk
istirahat, baik untuk istirahat selama
waktu menunggu proses perkembangan
telur, maupun istirahat sementara, yaitu
pada waktu nyamuk masih aktif mencari
darah.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


46

 Nyamuk akan beristirahat pada resting place


selama 2-3 hari untuk iklim Indonesia, kemudian
telur masak, selanjutnya nyamuk pergi ke breading
place untuk bertelur.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


47

Untuk tempat istirahat, ada nyamuk yang senang


istirahat di dalam rumah (endofilik),
Ada pula nyamuk yang senang istirahat di luar
rumah (eksofilik) yaitu tanaman, kadang binatang,
tempat-tempat dekat tanah atau tempat-tempat
agak tinggi.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


Predator
48

 Predator nyamuk dewasa


Serangga
Labah-labah
Mites (kutu air)
Cecak
Burung
Keleawar

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


49

 Predator jentik
 Cacing
Mesostoma sp.
Romanomermis iyengari
 Labellula
Masyarakat awam mengenal organisme tersebut sebagai
Capung (dragonfly) termasuk golongan serangga Anisoptera.
 Mesocyclops aspericornis
Jenis Copepoda yang tersebar sebagai plankton dan
benthos ini bersifat predator. Kemampuan predasi hanya
memakan larva Aedes instar I dan II.
Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan
50

 Jentik Culex trigipex, Culex halifaxii,Toxorhynchites dan


Aedes juga memangsa jentik nyamuk lain.
 Jentik Anopheles bila terlalu padat pada tempat
perkembangbiakannya bisa terjadi kanibalisme, jentik instar
IV bisa memakan jentik dari jenis yang sama atau jentik
Anopheles lain yang lebih muda.
 Vertebrata
 Diantara vertebrata, anak katak dapat memangsa jentik
nyamuk pada air yang dangkal, dan ikan pemakan jentik.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


Geografi/Topografi
51

a. Zoogeografi
 Penyebaran binatang tidak sama di seluruh dunia.
 di propinsi Irian Jaya banyak ditemukan jenis nyamuk
Wilayah Australia dan sedikit jenis nyamuk Oriental.
 di Propinsi Maluku ditemukan jenis nyamuk Wilayah
Austarlia dan Orintal,
 di propinsi-propinsi lainnya hanya ditemukan jenis-jenis
nyamuk Wilayah Oriental.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


52

b. Ketinggian
 Setiap naik 100 meter maka selisih suhu udara
dengan tempat semula ½ oC. Bila perbedaan
tempat cukup tinggi, maka perbedaan suhu udara
juga cukup banyak dan mempengaruhi faktor-
faktor yang lain, termasuk penyebaran nyamuk,
siklus pertumbuhan parasit didalam nyamuk dan
musim penularan.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


53

c. Susunan geologi
 Mempengaruhi kesuburan tanah dan penyerapan
air.
 Kesuburan tanah akan mempengaruhi flora dan
fauna, juga mempengaruhi tempat hinggap
istirahat dan sumber makanan serta musuh alami
nyamuk.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


54

d. Besar atau luasnya


 Besar atau luasnya tempat mempengaruhi pula keadaan
lingkungan. Indonesia merupakan negara kepulauan
dengan besar pulau-pulau yang berbeda.
 Misal pulau dengan luas 1 km2 ditebang 10 pohon besar,
kemungkinan pulau tersebut terjadi kekeringan (berkurang
tempat hinggap istirahat nyamuk, permukaan air tanah
turun, curah hujan berkurang), tetapi bila menebang 10
buah pohon di pulau seluas 100 km2 akibatnya akan
berbeda.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


55

e. Meterologi
1. Suhu udara
 Nyamuk adalah binatang berdarah dingin
sehingga proses metabolisme dan siklus
kehidupannya tergantung pada suhu lingkungan.
 Suhu rata-rata optimum untuk pertumbuhan nyamuk
25o C-27o C. Pertumbuhan akan terhenti bila
kurang 10oC atau lebih 40oC.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


56

2. Kelembaban nisbi udara


 Kelembaban nisbi udara adalah banyaknya
kandungan uap air dalam udara yang biasanya
dinyatakan dalam persen.
 Jika udara kekurangan uap air yang besar maka
daya penguapannya juga besar.
 pada saat kelembaban rendah menyebabkan
terjadinya penguapan air dari dalam tubuh
sehingga menyebabkan keringnya cairan tubuh.
Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan
57

3. Curah hujan
 Hujan menyebabkan naiknya kelembaban nisbi
udara dan menambah jml tempat
perkembangbiakan.
 Curah hujan yang lebat menyebabkan larva
hanyut dan mati.
 Curah hujan yang sedang dan waktu lama akan
memperbesar kesempatan untuk berkembangbiak
yang subur.
Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan
58

4. Angin
 Bila kecepatan angin 11–14 m/detik atau 25–31
mil/jam akan menghambat penerbangan nyamuk.
Angin mempengaruhi penguapan (evaporasi) air
dan suhu udara (konveksi).

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


59

5. Flora
 Pengaruh tumbuh-tumbuhan pada nyamuk antara lan:
a. Tempat meletakan telur
 Nyamuk meletakan telurnya ada di tempat terbuka dan
langsung terkena sinar matahari (An. Sundaicus), ada juga
di tempat teduh, terlindung dari sinar matahari (An.
Barbirostris).
 Mansonia meletakan telurnya di balik daun pada tumbuhan
terapung di permukaan air dan Aedes meletakan telur
pada tumbuhan terapung atau menjulang di permukaan.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


60

b. Tempat berlindung dan tempat mencari makan


jentik
 Jentik Anopheles biasanya di sekitar tumbuhan
yang ada di air, karena akan terlindung dari
pengaruh gerakan permukaan air dan terlindung
dari musuhnya di air. Mansonia selama pradewasa
melekat pada akar tumbuhan air.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


61

c. Tempat hinggap istirahat dan tempat berlindung


nyamuk
 Siang hari nyamuk akan mencari tempat
beristirahat dan berlindung dari panas matahari,
tempat ini ditemukan di bawah tumbuhan.

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan


62

d. Sebagai indikator
 Jenis tumbuhan tertentu digunakan sebagai
indikator untuk memperkirakan keadaan tempat
dan jenis nyamuk tertentu, antara lain:
 Sawah dengan pohon padi (An.aconitus)
 Tambak dengan rumput-rumputan dan lumut
(An.subpictus)
 Lagun dengan lumut sutera dan lumut perut ayam
(An.sundaicus)
Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan
63

 Rawa dengan tumbuhan air terapung (Ma.uniformis)


 Rawa dengan rumput-rumputan tinggi (An.hyrcanus)
 Rawa sagu di Irian Jaya (An.koliensis)
 Rawa dengan hutan lebat di kalimantan
(An.umbrosus)

Materi Pengendalian Vektor Mustakim Sahdan

Anda mungkin juga menyukai