Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1 BIOLOGI SERANGGA

Muhammad Wirahadi Kusuma Azis


G061231005

DEPARTEMEN ILMU HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN


PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2024
1. Kenapa serangga dapat berganti kulit?
Jawab:
Serangga dapat berganti kulit karena pada dasarnya serangga memiliki eksoskeleton yang
melekat pada integumen, pada integument terdapat tiga lapisan yaitu lapisan dasar,
epidermis dan kutikula. Kutikula merupakan kerangka luar yang dimiliki oleh serangga.
Pada serangga, proses metamorfosis melibatkan serangkaian tahap larva makan, masing-
masing dipisahkan oleh tahap ganti kulit. Umumnya, larva berganti kulit hingga 5-6 kali.
Proses ganti kulit pada serangga disebut ekdisis sedangkan kuliat yang telah terganti
disebut dengan exuvia, ganti kulit pada serangga ini adalah molting. Dalam proses
tersebut, setelah berganti kulit, serangga dapat mengembangkan organ baru seperti lensa
eksternal baru untuk mata. Eksoskeleton baru awalnya lunak dan kemudian mengeras dan
mungkin tidak berubah lagi dalam satu masa hidup.

2. contoh serangga yang termasuk dalam ovipar, vivipar, ovovivipar?


Jawab:
Salah satu contoh pada serangga yang berkembang biak dengan cara ovipar
adalah kupu-kupu. Kupu-kupu ini merupakan jenis hewan arthropoda atau serangga yang
berkembang biak dengan cara bertelur atau ovipar. Kupu-kupu dewasa akan bertelur pada
permukaan daun, yang kemudian tumbuh menjadi larva atau ulat yang kita kenal. Ulat
kemudian akan melalui tahap tidur dalam kepompong yang kemudian berubah menjadi
kupu-kupu kecil dan kupu-kupu dewasa.

Walau vivipar pada serangga sangat langka tetapi pada kutu manusia terdapat
proses vivipar. Proses vivipar pada kutu manusia (Pediculus humanus) melibatkan
perkembangan embrio di dalam tubuh induknya (kutu betina) dan kelahiran anak yang
sudah cukup berkembang secara langsung Kutu betina akan menerima sperma dari kutu
jantan dalam proses perkawinan. Setelah pembuahan terjadi, telur-telur yang dibuahi
akan mulai berkembang di dalam tubuh betina. Telur-telur yang telah dibuahi akan
menetas di dalam tubuh betina. Embrio akan mengalami perkembangan di dalam rongga
perut betina, yang menyediakan kondisi yang cocok untuk pertumbuhan mereka. Setelah
masa inkubasi yang berlangsung beberapa hari, embrio akan tumbuh menjadi nimfa
(stadium awal kutu) dan akhirnya menjadi kutu dewasa. Ketika waktu kelahiran tiba, kutu
betina akan melahirkan anak-anak hidup langsung dari tubuhnya. Anak-anak kutu ini
sudah cukup berkembang dan siap untuk mencari inang baru untuk bertahan hidup.

Kecoa berkembang biak dengan cara ovovivipar, yaitu dengan menginkubasi telur di
dalam tubuh betinanya. Telur anak kecoa menetas di tubuh induknya, sehingga saat
keluar sudah berbentuk wujud asli yaitu kecoa-kecoa kecil. Proses reproduksi ovovivipar
terjadi melalui pembuahan telur di dalam tubuh hewan betina. Setelah telur dibuahi oleh
sperma jantan, hewan betina tidak mengeluarkan telurnya melainkan tetap berada dalam
tubuh dan menetas di dalam tubuh tersebut.
Dalam kasus ovovivipar, telur yang dibuahi berkembang sepenuhnya di dalam tubuh
induk, tetapi embrio tersebut mendapatkan nutrisi dari kuning telur, bukan langsung dari
tubuh induk. Hewan ini tidak memiliki plasenta untuk menyediakan makanan dan
oksigen kepada anaknya. Secara umum, kecoa betina dapat menghasilkan telur mulai dari
16-40 telur semasa hidupnya. Fase telur kecoa akan berlangsung sekitar 24 hingga 38
hari, tergantung dari spesies kecoa dan kondisi lingkungannya.

3. Jelaskan partenogenesis dan berikan contohnya?


Jawab:
Partenogenesis adalah bentuk reproduksi aseksual di mana betina
memproduksi sel telur yang berkembang tanpa melalui proses fertilisasi.
Partenogenesis dapat kita lihat pada kutu daun, lebah, kutu air, dan beberapa
invertebrata lainnya, juga pada beberapa tumbuhan. Komodo dan hiu ternyata
juga mampu bereproduksi secara partenogenesis, bersama dengan beberapa
genera ikan, amfibi, dan reptil - yang telah menunjukkan bentuk reproduksi
aseksual yang berbeda, termasuk partenogenesis sejati, gynogenesis, dan
hybridogenesis (bentuk tidak sempurna dari partenogenesis).

Anda mungkin juga menyukai