12.000 - 10.000 thn yl: manusia sbg hanya sbg pemburu dan pengumpul.
Bertahap:
Pemeliharaan ternak memungkinkan varian parasit dan patogen lain dari hewan ke
manusia.
Penduduk kuno belum tahu penyebab penyakit, tidak sadar ciptakan lingkungan yg
memfasilitasi penularan penyakit menular.
Morton Satin menulis buku dampak penyakit bawaan makanan terhadap sejarah
manusia.
Manusia terpapar sejumlah bahaya: dari parasit hingga keracunan logam berat spt
timbal.
Kisah perilaku aneh akibat santet atau kerasukan setan: mungkin keracunan jenis
jamur berbahaya yg tumbuh pada biji-bijian (timbulkan halusinasi dan perilaku aneh).
Keracunan timbal (pipa air, peralatan masak, wadah makanan, pemanis buatan zaman
Romawi): gangguan mental terkait toksisitas menelan timbal pada zaman Romawi.
KONTAMINASI MAKANAN
Tanpa sengaja
Disengaja:
Bahan tambahan bisa saja berdampak buruk untuk kesehatan, sehingga untuk
mencegahnya pemerintah sangat melarang penipuan produk makanan, namun
masih terjadi walau sedikit.
Th 1825 - Pemberian hak paten untuk pengawetan pangan dalam bentuk pengalengan
di AS.
Th 1893 - rekomendasi dibuat untuk sertifikasi dan pasteurisasi susu untuk mencegah
bahaya penyakit bawaan susu.
Th 1906 - Kongres AS meluluskan peraturan tentang Makanan dan Obat dan Inspeksi
Daging.
Th 1921 - Restoran hamburger cepat saji “White Castle” pertama dibuka di Wichita,
Kansas.
Th 1923 - Clarence Birdseye ciptakan metode makanan cepat beku dan kemudian
menjualnya ke perusahaan makanan.
Th 1927 - peraturan dan kode susu dari US Public Health Service diterbitkan, pelopor
Grade A Pasteurized Milk Ordinance.
Th 1930 - Makanan cepat beku (sayuran, buah, makanan laut, daging) pertama kali
dijual secara umum.
Th 1938 - Food, Drug, and Cosmetic Act diloloskan Kongres AS gantikan UU kuno th
1906.
Th 1947 - Federal Fungicide, Insecticide, dan Rodenticide Act diloloskan Kongres AS.
Th 1950 - Hampir 80% pertanian dan 90% rumah tangga urban di AS memiliki kulkas.
Th 1996 - Tonggak sejarah peraturan Sistem Reduksi Patogen atau Hazard Analysis
Critical Control Point (HACCP) diluncurkan untuk pengolahan daging.
Th 2005 - Temperature Controlled for Safety (TCS) makanan digunakan sbg syarat
setara dan transisi seperti PHF di dlm Food Code.
PR
Sejarah keamanan pangan di Indonesia. Ingat referensinya disertakan!
INDUSTRI PENGALENGAN
Tahun 1804, Nicholas Appert membuka pabrik pembotolan vakum pertama di Perancis
untuk merebus dan menyegel rapat botol berisi daging dan sayuran.
Wadah gelas diperbarui oleh Peter Durand menjadi wadah kaleng berlapis timah.
Th 1874: teknik memasak dengan tekanan retort diberlakukan dlm pengemasan makanan
kaleng.
Botulisme, penyebab: Clostridium botulinum. Botulism retort cook sbg standar federal.
Kontaminasi makanan dari logam berat timbal yg dipakai untuk menyegel kaleng dengan
aplikasi solder.
Th 1995 FDA melarang penggunaan solder berbahan dasar timbal dalam industri
pengalengan, karena timbal memiliki efek subklinis pada perkembangan kognitif
anak-anak (10ug/dl).
Kandungan timbal >50% dan konstruksi yg buruk atau aplikasi solder yg ceroboh
membuat kontak timbal dengan makanan atau menyebabkan timbal meleleh ke
makanan.
Strategi untuk mengurangi jumlan paparan timbal: melapisi bagian dalam kaleng
dengan enamel.
INDUSTRI SUSU DAN PRODUK OLAHAN SUSU
Susu dan produk olahannya menjadi bagian dari makanan manusia selama ribuan
tahun. 8.000 - 10.000 th yl, sapi dipelihara untuk dikonsumsi dagingnya, beberapa
tahun berikutnya susulah yg dipanen dari sapi dan hewan lain.
Susu — media ideal untuk bakteri, karena: pH yg netral, zat gizi yg banyak,
kelembaban.
Dr. Henry L. Coit kampanyekan penyediaan susu yg aman bagi anak-anak di kota-kota,
th 1893 luncurkan rencana produksi Susu Bersertifikasi, yg menetapkan standar
higiensi untuk produksi susu, terkait inspeksi dan laporan pengujian susu.
Ternak lain: digiring ke tempat terdekat RPH, tempat pengemasan, atau tempat
berjualan. Berubah setelah ditemukan kereta dan kereta dengan lemari pendingin.
Surveilans keamanan daging th 1884 oleh Presiden Chester Arthur olleh Bureau of
Animal Industry, dengan fungsi utama: mencegah hewan sakit menjadi makanan
manusia. Tapi kewalahan karena pekerja hanya 20 orang dan modal kecil.
Kualitas dan keamanan daging dipengaruhi 2 faktor: asal produk daging dan tempat
pengemasan. Uji mikroskopis terhadap daging babi yg diekspor untuk pastikan
daging bebas tricina.
Th 1906, AS (Presiden Theodore Roosevelt) Federal Pure Food and Drug Act melarang
pemakaian bahan ke dalam makanan yg mungkin sebagai “pengganti makanan,
menyembunyikan kerusakan, menimbulkan bahaya kesehatan, atau suatu zat kotor/
busuk”.
Th 1900, babi di Amerika terinfeksi Trichinae > 2,5% sehingga banyak negara Eropa
menolak impor daging dari Amerika.
Usaha Amerika untuk mengurangi infeksi tricinae: memecah daur hidup parasit di
peternakan, perlakuan thd produk daging babi, mencegah pemberian pakan mentah,
dan membersihkan area peternakan dari hewan pengerat.
SANITASI KERANG, PENCEMARAN LINGKUNGAN, BTP DAN
PEMALSUAN MAKANAN
Kerang: lezat dan sumber proten terutama pada masyarakata pesisi dan komunitas
nelayan.
Th 1924 wabah besar demam tifoid menyerang 12 kota AS, penyebab: konsumsi tiram
mentah dari air yg terkontaminasi limbah.
Pengendalian ukuran penyakit infeksi bawaan kerang, survei sanitasi dan uji
bakteri air panenan kerang, penanganan sanitasi dan prosedur pengolahan.
Rencana pengelolaan berdasarkan suhu air: untuk meminimalisir risiko infeksi
Vibrio.
Bahan kimia berada dalam endapan di jalan air dan area karang, sehingga kerang
berisiko tinggi terpapar bahan kimia tsb dalam endapan sedimen (bioakumulasi pada
tubuh kerang).
Bahan kimia yg masuk ke dalam makanan terjadi secara: disengaja, tanpa disengaja,
tidak bisa dihindari.
Disengaja: untuk pengawetan, menambah aroma dan citarasa, efek tampilan sajian yg
diinginkan; atau penipuan perdagangan (pemalsuan) yg lumrah di abad-19 karena
hukum yg masih terbatas.
Th 1930an kasus kanker meningkat, masyarakat mulai kuatir thd bahan tambahan
kimia dalam makanan.
Th 1947 dibuat persyaratan pedaftaran produk berlabel pestisida dan pabrik pestisida
bertanggung jawab mendokumentasikan keamanan dan manfaat produk yg
dihasilkan.
3 MACAM PERUNDANG-UNDANGAN PENTING
Color Additives Amandment th 1960 (sejak 1900 Color and Preservatives Act),
pewarna pemicu kanker pada hewan lab dilarang penggunaannya dlm makanan.
Th 1940 - 1970 terjadi peningkaran produktivitas pertanian (Green Revolution), dicapai melalui
penelitian dan pengembangan yg menghasilkan pestisida, penyubur, bibit unggul baru,
metode dan teknologi lain. Namun pemakaian pestisida yg lebih banyak menuai kritikan oleh
aktivis dan masyarakat.
Program proteksi terhadap pestisida dimulai sejak 1970, hinggal 1996 Food Quality Protection
Act: peraturan untuk melindungi pasokan pangan dari risiko residu pestisida berlebihan.
Ketentuan FQPA: standar keamanan yg ketat terutama untuk bayi dan anak-anak, evaluasi
terhadap akumulasi risiko seumur hidup dari pestisida dengan mekanisme keracunan yg
umum.
Usaha lain penilaian risiko residu pestisida: survei konsumsi pangan, mengumpulan data
penggunaan dan pemantauan pestisida dalam komoditas pertanian maupun yg telah diproses.
2. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI DAN
SURVEILANS
ASAL USUL DAN KONTRIBUSI EPIDEMIOLOGI
Hal penting dari penyelidikan awal epidemiologi adalah peran pembawa penyakit manusia
dalam penularan penyakit melalui makanan.
Penemuan kasus pertama tanpa gejala-yg sehat, dari demam tifoid di AS adalah Marry Mallon
(juru masak selama 1900-1907 dan 1915, 47 kasus dan 3 kematian). Pemilik penyewaan
rumah di Long Island, New York, menyewa Dr. George Soper yg berhasil menemukan: Ms.
Mallon bertanggung jawab thd serangkaian wabah demam tifoid pada rumah-rumah yg
berbeda.
Setelah spesimen tinja dikumpulkan, Ms. Mallon ditahan hingga th 1910 dibebaskan dg syarat
tidak boleh bekerja lg sbg juru masak.
Ledakan demam tifoid kedua th 1915 di rumah sakit, Ms. Mallon menyamar dan bekerja sbg
juru masak. Akhirnya diisolasi hingga meninggal dunia th 1938.
Asal-usul surveilans: lacak mundur wabah “Black Death” abad-14 dan 15.
Abad-19 Edwin Chadwick dan William Farr dari Inggris dan Lemuel Shattuck dari
Massachusetts menggunakan surveilans dalam kebijakan kesmas. Abad-20 konsep
semakin berkembang, dan abad-21 teknologi informasi memudahkan pelaporan
penyakit, analisis, dan diseminasi.
BEBAN PIRAMIDA PENYAKIT (CDC)
Surveilens
dikonfirmasi lab
Survei dokter
Perolehan spesimen
Survei populasi
Orang menjadi sakit
Ada sejumlah orang dengan gejala parah dan membutuhkan tindakan medis,
sedangkan lainnya gejala ringan. Ini tergantung: perbedaan tingkat keterpaparan
terhadap agen, perbedaan tingkat kerentanan dan daya tahan perorangan.
Individu rentan akan mengalami keadaan lebih parah jika terpapar, misalnya lansia,
ibu hamil, bayi dan anak-anak, org dg imunokompromise.
Definisi letusan penyakit bawaan makanan menurut CDC (2009): “bila dua org atau
lebih menderita kesakitan yg sama dari makanan atau minuman yg sama-sama
terkontaminasi.”
Ciri wabah lokal: melibatkan jenis makanan umum yg sama dlm komunitas lokal.
Wabah lokal dpt meluas dan menjangkiti sejumlah besar orang.
Wabah lebih besar dapat terjadi pada suatu peristiwa yg dihadiri org banyak; atau
bagian dari penyebarluasan wabah yg melintasi negara melalui distribusi pangan.
Wabah akibat makanan menyita perhatian pemerintah, tapi sebagian besar penyakit
akibat makanan yg tidak menimbulkan wabah atau tidak terdeteksi wabah — sporadis:
sangat sulit dibuktikan walau gunakan metode ilmiah yg teliti.
TIM PENYELIDIKAN WABAH FBD
Tim profesional dibentuk untuk melakukan penyelidikan.
Anggota pelengkap: petugas kepatuhan peraturan, ahli statistik, dokter hewan, ahli
kimia, ahli toksikologi, dan spesialis lain.
3 KOMPONEN UTAMA PROSES PENYELIDIKAN
Epidemiologi
Laboratorium
Lingkungan
Penetapan protokol dan jaringan komunikasi yg baik mempermudah penyelidikan.
39
RACUN DAN KERACUNAN MAKANAN
Makanan yg terkontaminasi menyebarkan/menyebabkan > 200 jenis penyakit. Agens
penyebab: unsur biologis, kimiawi, atau fisik di alam.
Istilah keracunan makanan digunakan utk menyebutkan semua penyakit yg ditularkan melalui
makanan. Keracunan atau intoksikasi terjadi akibat mencerna makanan yg mengandung
bahan kimia, toksin, alergen, atau radionuklir.
Racun mewakili jenis khusus zat racun karena diproduksi secara biokimia oleh organisme,
dapat terjadi secara alami, masuk ke dlm rantai makanan melalui jaringan hewani atau nabati.
Bhn kimia nonbiologis dpt hasilkan racun dari berbagai sumber. Dalam jml tertentu dapat
berdampak merugikan kesehatan; jenis dampak kerugian tergantung struktur zat kimia dan
kuantitas yg dikonsumsi (dosis).
Penyebab utama penyakit tular makanan, rawat inap, dan kematian tidak
pernah diketahui secara pasti sehingga perlu tindakan lebih lanjut.
Penyakit yg ditularkan melalui makanan sulit untuk didata krn:
2. Tanda dan gejala penyakit yg umum atau tumpang tindih, gejala paling
umum adalah diare.
Statistik kesakitan dan kematian terkait FBD dapat menggambarkan ukuran beban dalam hal
penderitaan manusia.
Ahli ekonomi dan pembuat kebijakan: membandingkan beban FBD dan sumber dana yg dibutuhkan
untuk mengatasinya — analisis cost-benefit: membantu dalam mengukur manfaat bagi masyarakat
dengan biaya dari peraturan pangan yg baru.
Rumit, karena tersebarnya pengeluaran di masyarakat — kunjungan dokter, pengobatan, rawat inap,
kehilangan pendapatan rumah tangga, kehilangan produktivitas kerja, beban langsung dan tidak
langsung lainnya. Sakit dan penderitaan juga penting tapi lebih sulit untuk ditentukan.
Pengeluaran penting lainnya yaitu pada industri pangan — penarikan makanan, gugatan hukum,
ditinggalkan konsumen/kehilangan penjualan.
SEKUELA PENYAKIT YG DITULARKAN OLEH MAKANAN
FBD biasa dianggap ringan dan dapat sembuh sendiri, namun info riset terbaru bahwa
FBD dapat sekuela (kambuh untuk kedua kalinya atau komplikasi) secara serius dan
kronis yg mempengaruhi organ serta sistem tubuh.
Pencemaran lingkungan
Demografi populasi
Pilihan konsumen
PERUBAHAN PRODUKSI PERTANIAN
Infeksi ternak oleh patogen zoonotik yg dapat menginfeksi manusia. Muncul galur
patogen baru, menjadi lebih ganas.
PENGOLAHAN DAN DISTRIBUSI PANGAN
Perubahan dalam pengolahan pangan berimplikasi sehubungan dengan keamanan
pangan. Semakin banyak tersedianya pangan olahan dan kemasan, semakin besar
peluang adanya bahan campuran yg terkontaminasi dalam produk dan terdistribusi ke
daerah lain.
Distribusi pangan juga membuka peluang kontaminasi dan praktik yg tidak aman dlm
perjalanan. Impor dan distribusi pangan menjadi lebih sulit dalam mendeteksi dan
mengendalikan wabah penyakit akibat patogen dan makanan yg tercemar.
Tren pilihan ikut menciptakan pertumbuhan yg cepat dalam pasar pangan “organik” yg
memperbesar peluang kontaminasi patogen dari pupuk hewani.
Makanan dengan proses minimal: tidak ditangani melalui proses yg keras yg dapat
merusak mutu organoleptik dan kandungan zat gizi.
Keamanan pangan: suatu risiko yg dapat diterima dan ditolerir atas keadaan sakit,
penyakit atau cedera yg diakibatkan dari konsumsi makanan.
Hal ini dicapai melalui: kebijakan, peraturan, standar, penelitian, rancang teknik dan
teknologi, pengawasan dan pemeriksaan, dan upaya lainnya yg diterapkan untuk
mengurangi risiko atau pengendalian bahaya dalam rantai pasokan pangan.