BAB III

BENTUK-BENTUK
BADAN USAHA
DAN
PENGATURANNYA
COPYRIGHTS BY :
YUDHITIYA DYAH SUKMADEWI,S.H.,M.H
 DEFINISI PERUSAHAAN

• keseluruhan perbuatan yang dilakukan

secara terus-menerus, bertindak keluar
Prof.Molengraf untuk mendapatkan penghasilan
dengan cara memperniagakan barang-
f barang, menyerahkan barang-barang
atau mengadakan perjanjian-perjanjian
perdagangan
 • perusahaan ada apabila
diperlukan adanya
Mr.M.Pola perhitungan-perhitungan
tentang laba-rugi yang
k dapat diperkirakan dan
segala sesuatu itu dicatat
dalam pembukuan
 UU No.2 • perusahaan adalah setiap
Tahun bentuk badan usaha yang
1982 menjalankan setiap jenis
Tentang usaha yang bersifat tetap dan
terus-menerus dan yang
Wajib didirikan, bekerja, serta
Daftar berkedudukan dalam wilayah
NKRI untuk tujuan memperoleh
Perusahaa keuntungan dan/atau laba.
n
 KESIMPULAN
Dilakukan Dilakukan
terus secara
menerus dan terang-
bersifat tetap terangan
Melakukan Bertujuan
mencari
kegiatan keuntungan
usaha /laba

Badan Perusahaan
Melakukan
Usaha pembukuan
 DEFINISI BADAN USAHA

KESATUAN YURIDIS, TEKNIS,

EKONOMIS YANG BERTUJUAN
MENCARI LABA / KEUNTUNGAN
Klasifikasi Badan Usaha

Berdasarkan Berdasarkan
Berdasarkan
Jumlah Pemilik
Statusnya
Pemiliknya Modal
 BADAN USAHA BERDASARKAN JUMLAH
PEMILIKNYA

Perseorangan Perseroan/Persekutuan

• Badan usaha yang • Badan usaha yang

jumlah pemiliknya jumlah pemiliknya
adalah satu orang lebih dari satu
orang
 BADAN USAHA BERDASARKAN
STATUSNYA

Berstatus
Berstatus
Tidak Berdasarkan
Badan
Berbadan Statusnya
Hukum
Hukum
 Badan Usaha Berstatus Badan Hukum
• Badan usaha dapat melakukan perbuatan hukum dalam hubungan-
hubungan hukum

• Terdapat pemisahan harta kekayaan perusahaan dan harta kekayaan

pribadi

• Mempunyai tujuan tertentu dan memiliki kepentingan sendiri

• Adanya organisasi yang teratur

• Badan usaha dapat menggugat dan digugat di Pengadilan

• Mempunyai hak dan kewajiban berdasarkan Undang-Undang

• Pendiriannya harus sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang mengaturnya.
 Badan Usaha Berstatus
Badan Hukum
Yayasan
UU.No 28
PT
Koperasi Tahun 2004
UU No.40 BUMN BUMD
UU No.25 Tentang
TaHUN 2007 UU No.19 Tahun UU No.5 Tahun
Tahun 1992 Perubahan
tentang 2003 tentang 1962 tentang
tentang Atas
Perseroan BUMN BUMD
Perkoperasian UU No.16 TAHUN
Terbatas
2001 tentang
Yayasan
 Badan Usaha Berstatus Tidak Berbadan Hukum
• Tidak dapat melakukan perbuatan hukum dalam hubungan
hukum karena bukan subjek hukum

• Kewenangan melakukan perbuatan hukum terdapat pada

sekutu dari badan usaha yang bersangkutan

• Tidak adanya pemisahan harta kekayaan perusahaan dengan

harta kekayaan pribadi

• Pendirian dan pengaturan badan usaha diatur dalam KUHPer

dan KUHD

• Badan usaha tidak dapat digugat dan menggugat dihadapan

pengadilan (tapi dapat ditujukan pada pemilik/pengurusnya)
 Badan Usaha Berstatus
Tidak Berbadan Hukum

Perusahaan Persekutuan
Perseorangan Persekutuan
Firma (Fa) Komanditer
/Perusahaan Perdata
Dagang (CV)
 BADAN USAHA BERDASARKAN PEMILIK
MODAL
Badan usaha milik Badan usaha milik Badan Usaha
Negara daerah Swasta

Perusahaan Badan usaha Badan usaha

yang seluruh yang seluruh yang seluruh
atau atau sebagian atau sebagian
sebagian besar besar sahamnya besar sahamnya
sahamnya milik milik milik pihak
negara/pemerin pemerintah swasta
tah daerah
swasta nasional,
swasta asing
maupun
campuran (joint
venture)
 JENIS-JENIS
BADAN USAHA
1. USAHA DAGANG/PERUSAHAAN
PERSEORANGAN (UD.) (KUHD&KUHPER)

PERUSAHAAN YANG DIMILIKI, DIKELOLA DAN DIPIMPIN OLEH

SESEORANG YANG BERTANGGUNGJAWAB PENUH TERHADAP
SEMUA RESIKO DAN AKTIVITAS PERUSAHAAN.DALAM
MASYARAKAT DIKENAL DENGAN PD (PERUSAHAAN DAGANG)
DAN UD (USAHA DAGANG)

CONTOH : TOKO, BENGKEL, SALON ,DSB

PROSEDUR PENDIRIAN :
1. PENGAJUAN PERMOHONAN IZIN USAHA KEPADA DINAS PERDAGANGAN DAN
PERINDUSTRIAN SETEMPAT SEBELUMNYA DIDAHULUI PENGURUSAN
SURAT DOMISILI BADAN USAHA DARI KELURAHAN&KECAMATAN
SETEMAPAT

2. PENGAJUAN IZIN TEMPAT USAHA KEPADA PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT

UNTUK MEMPEROLEH SIUP

3. PENGAJUAN PERMOHONAN IZIN USAHA KEPADA LEMBAGA TERKAIT MISAL

USAHA ANGKUTAN : IZIN MELALUI DINAS LALU LINTAS DAN ANGKUTAN
JALAN, BPOM UNTUK USAHA MAKANAN

4. SAAT INI PERIZINAN DILAKUKAN SECARA ONLINE

HUBUNGAN HUKUM
MERUPAKAN HUBUNGAN HUKUM ANTARA PENGUSAHA
DENGAN PEMBANTU-PEMBANTU PERUSAHAAN, DAN
HUBUNGAN HUKUM ANTARA PERUSAHAAN DENGAN PIHAK
KETIGA.
a. HUB.INTERN : HUB. DGN PEMBANTU PERUSAHAAN
(HUB.KETENAGAKERJAAN DAN HUB.PEMBERIAN
KUASA)
b. HUB.EKSTERN : HUB.HUKUM PERUSAHAAN DENGAN
PIHAK KETIGA
 HUBUNGAN HUKUM INTERN
HUBUNGAN KETENAGAKERJAAN
MELIPUTI HUBUNGAN
PENGUSAHA DENGAN PARA
PEMBANTUNYA, DIMANA
KEDUDUKAN PENGUSAHA SBG
MAJIKAN DAN KEDUDUKAN
PEMBANTU PERUSAHAAN SBG
BURUH (MANAJER,PELAYAN TOKO,
TUKANG,DSB)
HUBUNGAN PEMBERIAN
KUASA
MELIPUTI HUBUNGAN
PENGUSAHA DENGAN PARA
PEMBANTU PERUSAHAAN
YANG BERADA DILUAR
PERUSAHAAN.(AGEN,
SALES,MAKELAR,KOMISIONER,
NOTARIS,AKUNTAN, DSB.)
 HUBUNGAN HUKUM EKSTERN
HUBUNGAN HUKUM ANTARA PERUSAHAAN (PENGUSAHA /
PEMBANTU PERUSAHAAN) TERHADAP PIHAK KETIGA
MENIMBULKAN PERIKATAN-PERIKATAN TERHADAP PIHAK
KETIGA.
a. PERIKATAN-PERIKATAN TIMBUL DARI PERBUATAN HUKUM

b. PERIKATAN-PERIKTAN YANG TIMBUL DARI PERBUATAN

MELAWAN HUKUM
 TANGGUNG JAWAB
• TANGGUNG JAWAB PEMILIK PD/UD BERSIFAT TIDAK
TERBATAS

• ARTINYA, TANGGUNG JAWAB TIDAK HANYA HARTA

KEKAYAAN PD/UD SAJA MELAINKAN SAMPAI PADA HARTA
KEKAYAAN PRIBADI PEMILIK
 Pembubaran
diajukan
kepada
Pembubaran pemerintah
UD
daerah
setempat dan
dinas terkait
2. PERSEKUTUAN PERDATA/ PP
(MAATSCHAP)
DEFINISI
PERJANJIAN ANTARA DUA ORANG/LEBIH YANG
MENGIKATKAN DIRI UNTUK MEMASUKKAN SESUATU KE
DALAM PERSEKUTUAN (INBRENG) DENGAN MAKSUD
UNTUK MEMBAGI KEUNTUNGAN ATAU KEMANFAATAN
YANG DIPEROLEH (PASAL 1618 KUHPER).
 DASAR HUKUM
KUHPerdata

KUHD

PP N0.24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha

Terintegrasi Secara Elektronik

Peraturan Menkumham No.17 Tahun 2018 tentang

Pendaftaran Persekutuan Komanditer, Persekutuan Firma
dan Persekutuan Perdata
PROSEDUR PENDIRIAN :
1. AKTA PENDIRIAN BERSIFAT OTENTIK

2. PENGAJUAN PENDAFTARAN BADAN USAHA KEPADA

MENTERI HUKUM DAN HAM MELALUI SISTEM
ADMINISTRASI BADAN USAHA SEKALIGUS
PERMOHONAN NAMA BADAN USAHA

3. PENERBITAN SKT (SURAT KETERANGAN TERDAFTAR)

OLEH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
PENGURUSAN PP
PENGURUSAN PP MELALUI PENGANGKATAN :
1. SEKUTU STATUTER (GERANT STATUTAIRE) :
SEKUTU/PENGURUS YANG DIANGKAT PADA SAAT PP
TERSEBUT DIDIRIKAN UNTUK MENJALANKAN PP, DAN
KEDUDUKAN SEKUTU INI HANYA DAPAT DIBERHENTIKAN OLEH
PP.

2. SEKUTU MANDATER (GERANT MANDATAIRE) : SEKUTU YANG

DIANGKAT SETELAH PP DIDIRIKAN YANG BERTUGAS
MENJALANKAN PERUSAHAN, NAMUN KEDUDUKANNYA
SEWAKTU-WAKTU DAPAT DICABUT.
 TANGGUNG JAWAB PP

• TANGGUNG JAWAB PEMILIK PD/UD BERSIFAT TIDAK TERBATAS. ARTINYA,

TANGGUNG JAWAB TIDAK HANYA HARTA KEKAYAAN PD/UD SAJA MELAINKAN
SAMPAI PADA HARTA KEKAYAAN PRIBADI PEMILIK

• TANGGUNG JAWAB TANGGUNG RENTENG. ARTINYA, TANGGUNG JAWAB

DAPAT MENGIKAT KEPADA SEKUTU LAIN
 PEMBUBARAN PP
1. PENGAJUAN PEMBUBARAN PP KEPADA MENTERI HUKUM DAN
HAM MELALUI SISTEM ADMINISTRASI BADAN USAHA

2. ALASAN PEMBUBARAN MELIPUTI :

• BERAKHIRNYA PERJANJIAN
• MUSNAHNYA OBJEK
• TUJUAN TERCAPAI
• KEHENDAK SEKUTU
• ALASAN LAIN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
3.PERSEKUTUAN DENGAN NAMA BERSAMA
(FIRMA)/ FA
DEFINISI
FIRMA MERUPAKAN PERSEKUTUAN YANG DIDIRIKAN UNTUK MENJALANKAN
PERUSAHAAN DENGAN NAMA BERSAMA. NAMA BERSAMA YANG DIGUNAKAN
MERUPAKAN GABUNGAN ANTAR ANGGOTA FIRMA MAUPUN DARI SALAH SATU
ANGGOTA FIRMA. (PASAL 16 KUHD)

CONTOH :
FA YUDHITIYA DAN REKAN (GABUNGAN NAMA DENGAN SINGKATAN); FA
YUDHITIYA WIDYA UTAMA (GABUNGAN NAMA DARI 3 SEKUTU); FA LESTARI
 DASAR HUKUM
KUHPerdata

KUHD

PP N0.24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha

Terintegrasi Secara Elektronik

Peraturan Menkumham No.17 Tahun 2018 tentang

Pendaftaran Persekutuan Komanditer, Persekutuan Firma
dan Persekutuan Perdata
PROSEDUR PENDIRIAN :
1. AKTA PENDIRIAN BERSIFAT OTENTIK

2. PENGAJUAN PENDAFTARAN BADAN USAHA KEPADA

MENTERI HUKUM DAN HAM MELALUI SISTEM
ADMINISTRASI BADAN USAHA SEKALIGUS
PERMOHONAN NAMA BADAN USAHA

3. PENERBITAN SKT (SURAT KETERANGAN TERDAFTAR)

OLEH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
KEPENGURUSAN FA
1. ORANG-ORANG/SEKUTU YANG MELAKUKAN
KEPENGURUSAN TERCANTUM DALAM AKTA
PENDIRIAN FA

2. KEPENGURUSAN TERSEBUT DIBEDAKAN MANA YANG

MEMILIKI KEWENANGAN KEPENGURUSAN INTERNAL
DAN MANA YANG MEMILIKI KEPENGURUSAN
EKSTERNAL
TANGGUNG JAWAB FA
TANGGUNG JAWAB YANG DIMAKSUD MERUPAKAN TANGGUNG JAWAB
EKSTERNAL TERHADAP PIHAK KETIGA, MELIPUTI :
1. PERIKATAN OLEH SEKUTU YANG DIBERIKAN HAK BERTINDAK KELUAR MEWAKILI
FA MENJADI TANGGUNG JAWAB SEMUA SEKUTU YANG BERSIFAT TANGGUNG
RENTENG/TANGGUNG JAWAB TIDAK TERBATAS

2. PERIKATAN OLEH SEKUTU YANG TIDAK DIBERIKAN HAK MEWAKILI FA DALAM

HUBUNGAN KELUAR MENJADI TANGGUNG JAWAB PRIBADI SEKUTU YANG
BERSANGKUTAN SAJA
 PEMBUBARAN FA

PADA DASARNYA FA MERUPAKAN

PERSEKUTUAN PERDATA, MAKA
PEMBUBARAN FA SAMA SEPERTI
PEMBUBARAN PADA PERSEKUTUAN
PERDATA (PP)
4. PERSEKUTUAN KOMANDITER/COMMANDITAIRE
VENNOOTSCHAP (CV)
DEFINISI
PERSEKUTUAN YANG DIDIRIKAN OLEH SATU
ATAU
LEBIH SEKUTU KOMANDITER DENGAN SATU
ATAU
LEBIH SEKUTU KOMPLEMENTER UNTUK
MENJALANKAN USAHA SECARA TERUS MENERUS
 DASAR HUKUM
KUHPerdata

KUHD

PP N0.24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha

Terintegrasi Secara Elektronik

Peraturan Menkumham No.17 Tahun 2018 tentang

Pendaftaran Persekutuan Komanditer, Persekutuan Firma
dan Persekutuan Perdata
PROSEDUR PENDIRIAN :
1. AKTA PENDIRIAN BERSIFAT OTENTIK

2. PENGAJUAN PENDAFTARAN BADAN USAHA KEPADA

MENTERI HUKUM DAN HAM MELALUI SISTEM
ADMINISTRASI BADAN USAHA SEKALIGUS
PERMOHONAN NAMA BADAN USAHA

3. PENERBITAN SKT (SURAT KETERANGAN TERDAFTAR)

OLEH KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM
 SEKUTU CV
1. SEKUTU KOMANDITER/SEKUTU PASIF : MERUPAKAN
SEKUTU/ORANG YANG HANYA MENYERAHKAN MODAL, DAN
TIDAK TURUT CAMPUR DALAM KEPENGURUSAN MAUPUN
PENGELOLAAN CV.

2. SEKUTU KOMPLEMENTER/SEKUTU AKTIF : MERUPAKAN

SEKUTU/ORANG YANG BERTUGAS MENGURUS ATAU
MENGELOLA CV (NAMUN DAPAT TURUT SERTA
MENYERAHKAN MODAL MESKIPUN PADA DASARNYA
TUGAS UTAMA ADALAH MELAKUKAN KEPENGURUSAN CV)
SEKUTU KOMANDITER/SEKUTU PASIF
SEKUTU KOMANDITER MEMILIKI HAK&KEWAJIBAN :
a. WAJIB MENYERAHKAN MODAL KE DALAM CV

b. WAJIB BERTANGGUNG JAWAB ATAS KEWAJIBAN PERSEKUTUAN

TERHADAP PIHAK KETIGA, NAMUN HANYA SEBATAS PADA MODAL YANG
DISETOR SAJA.

c. BERHAK MENDAPATKAN KEUNTUNGAN DARI CV

d. SEKUTU KOMANDITER TIDAK BOLEH MELAKUKAN PENGURUSAN CV

SEBAGAIMANA DILAKUKAN SEKUTU KOMPLEMENTER,
SEKUTU KOMPLEMENTER/SEKUTU AKTIF
SEKUTU KOMPLEMENTER MEMILIKI HAK DAN
KEWAJIBAN :
1. WAJIB MENGURUS DAN MENGELOLA CV

2. MEMILIKI HAK UNTUK TURUT SERTA MEMASUKKAN MODAL KE CV

3. BERTANGGUNG JAWAB ATAS KEPENGURUSAN CV TERMASUK BERTANGGUNG

JAWAB SECARA TANGGUNG RENTENG ATAS KEWAJIBAN CV TERHADAP PIHAK
KETIGA

4. BERHAK MENDAPATKAN PEMBAGIAN KEUNTUNGAN CV

 MACAM CV
1. CV DIAM-DIAM
CV YANG BELUM MENYATAKAN DIRINYA SECARA TERANG-
TERANGAN KEPADA PIHAK KETIGA SEBAGAI CV.
ARTINYA :
 SECARA INTERNAL, CV TERSEBUT SUDAH MENJADI CV
KARENA SUDAH MEMILIKI SEKUTU KOMANDITER DAN
SEKUTU KOMPLEMENTER,
 NAMUN DALAM HUBUNGAN EKSTERNAL, CV TERSEBUT
MASIH MENYATAKAN DIRINYA SEBAGAI PERSEKUTUAN
FIRMA.
TANGGUNG JAWAB SEKUTU

 TANGGUNG JAWAB TERBATAS BERDASARKAN SEKUTU AKTIF DAN SEKUTU

PASIF

APABILA SEKUTU PASIF/KOMANDITER IKUT SERTA DALAM PENGURUSAN

CV, MAKA TANGGUNG JAWABNYA MENJADI TIDAK TERBATAS DAN TANGGUNG
RENTENG
2. CV TERANG-TERANGAN
CV YANG SECARA TERANG-TERANGAN MENYATAKAN DIRINYA
SEBAGAI CV KEPADA PIHAK KETIGA.
MAKNA TERANG-TERANGAN DIWUJUDKAN MELALUI:
 PEMASANGAN PAPAN NAMA CV,
 TERTERA DI REKLAME, DSB.

DENGAN DEMIKIAN,
SEGALA PERBUATAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH PARA
SEKUTU BAGI KEPENTINGAN CV, DILAKUKAN ATAS NAMA CV
TERSEBUT/ MEWAKILI CV TERSEBUT.
 PEMBUBARAN CV
1. PENGAJUAN PEMBUBARAN CV KEPADA MENTERI HUKUM DAN
HAM MELALUI SISTEM ADMINISTRASI BADAN USAHA

2. ALASAN PEMBUBARAN MELIPUTI :

• BERAKHIRNYA PERJANJIAN
• MUSNAHNYA OBJEK
• TUJUAN TERCAPAI
• KEHENDAK SEKUTU
• ALASAN LAIN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
5. PERSEROAN TERBATAS (PT.)
DASAR HUKUM
UU NO.40 TAHUN 2007 TENTANG PERSEROAN TERBATAS.

DEFINISI (PASAL 1 ANGKA 1)

a. BADAN HUKUM YANG MERUPAKAN PERSEKUTUAN MODAL,
b. DIDIRIKAN BERDASARKAN PERJANJIAN,
c. MELAKUKAN KEGIATAN USAHA DENGAN MODAL DASAR
d. YANG SELURUHNYA TERBAGI DALAM SAHAM
e. DAN MEMENUHI PERSYARATAN YANG DITETAPKAN DALAM UU PT
 TANGGUNG JAWAB SEKUTU PT

TERBATAS
TANGGUNG JAWAB PEMEGANG SAHAM PT YANG BERSIFAT TERBATAS. ARTINYA,
TERBATAS PADA SAHAM YANG DIMILIKI/DISETOR SAJA
NAMUN TANGGUNG JAWAB TERBATAS TERSEBUT DAPAT HAPUS
HAPUSNYA TANGGUNG JAWAB TERBATAS
1. PERSYARATAN PENDIRIAN PT SEBAGAIMANA DIATUR OLEH UU PT BELUM ATAU TIDAK DIPENUHI.

2. PEMEGANG SAHAM MEMPUNYAI ITIKAD TIDAK BAIK MEMANFAATKAN PT. UNTUK KEPENTINGAN
PRIBADI

3. PEMEGANG SAHAM PT MELAKUKAN/TURUT SERTA DALAM PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG

DILAKUKAN PT YANG BERSANGKUTAN.

4. PEMEGANG SAHAM PT MELAKUKAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM MENGGUNAKAN KEKAYAAN

PT SEHINGGA KEKAYAAN PT TIDAK MENCUKUPI UNTUK MEMBAYAR UTANG PT.

5. DALAM HAL TERBUKTI BAHWA TERDAPAT PERCAMPURAN HARTA KEKAYAAN PRIBADI DAN
HARTA KEKAYAAN PT OLEH PEMEGANG SAHAMNYA.
 PENDIRIAN PT
1. PT DIDIRIKAN ATAS DASAR PERJANJIAN (PASAL 7)

2. PERJANJIAN DIWUJUDKAN DALAM AKTA OTENTIK DIHADAPAN NOTARIS DAN DIBUAT

DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA INDONESIA

3. AKTA PENDIRIAN PT DISERTAKAN ANGGARAN DASAR PT DAN KETERANGAN LAIN TENTANG

PT

4. PENGESAHAN OLEH MENTERI HUKUM DAN HAM RI UNTUK MEMPEROLEH STATUS BADAN
HUKUM

5. PENDAFTARAN PT OLEH DIREKSI DALAM WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN YANG

DISELENGGARAKAN MENTERI HUKUM DAN HAM

6. PENGUMUMAN DALAM TAMBAHAN BERITA NEGARA RI

 ANGGARAN DASAR (AD) PT

AD PT MINIMAL HARUS MEMUAT (PASAL 15) :

a. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN/DOMISILI PT
b. TUJUAN KEGIATAN USAHA PT
c. JANGKA WAKTU PENDIRIAN PT
d. BESARNYA MODAL PT (DASAR,DITEMPATKAN,DISETOR)
e. SAHAM (JUMLAH, KLASIFIKASI, NILAI SAHAM)
f. ANGGOTA DIREKSI DAN KOMISARIS (SUSUNAN, JUMLAH DAN
NAMA)
g. PEMBAGIAN KEUNTUNGAN PT
KETERANGAN LAIN PT :
1. IDENTITAS PENDIRI PT (NAMA LENGKAP, TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR, ALAMAT,
PEKERJAAN, KEWARGANEGARAAN) ATAU NOMOR DAN TANGGAL KEPUTUSAN
MENTERI MENGENAI PENGESAHAN BADAN HUKUM PT.

2. IDENTITAS ANGGOTA DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS PERTAMA KALI DIANGKAT

(NAMA LENGKAP, TAMPAT TANGGAL LAHIR, ALAMAT, PEKERJAAN,
KEWARGANEGARAAN)

3. NAMA PEMEGANG SAHAM YANG TELAH MENGAMBIL SAHAM, RINCIAN JUMLAH

SAHAM, NILAI NOMINAL SAHAM YANG TELAH DITEMPATKA DAN DISETOR.
 MODAL PT
FUNGSI
FUNGSI MODAL DALAM PERUSAHAAN ADALAH SARANA
KELANGSUNGAN HIDUP PERUSAHAAN DAN SARANA
PENGEMBANGAN PERUSAHAAN SEBAGAI LEMBAGA
PEREKONOMIAN.

KLASIFIKASI MODAL
a. MODAL DASAR
b. MODAL DISETOR
c. MODAL DITEMPATKAN
1. MODAL DASAR
MODAL DASAR PT TERDIRI ATAS SELURUH NILAI NOMINAL SAHAM. MODAL
DASAR PT. MINIMAL RP 50.000.000 (DAPAT LEBIH BESAR DARI RP.50.000.000
DALAM HAL KEGIATAN USAHA TERTENTU YANG DIATUR DALAM UU TERTENTU).

2. MODAL DITEMPATKAN
MODAL YANG DISANGGUPI OLEH PARA PENDIRI UNTUK DISETOR KE DALAM KAS
PT PADA SAAT PERSEROAN DIDIRIKAN. MODAL DITEMPATKAN MINIMAL 25 %
DARI MODAL DASAR.

3. MODAL DISETOR
MODAL YANG DISETOR KE DALAM KAS PT, MINIMAL 25% DARI MODAL YANG
DITEMPATKAN.
PENAMBAHAN MODAL
a. PENAMBAHAN MODAL DILAKUKAN BERDASARKAN
PERSETUJUAN RUPS

b. RUPS DALAM RANGKA PENAMBAHAN MODAL DASAR,DISETOR

DAN DITEMPATKAN SAH DENGAN KUORUM KEHADIRAN ½
BAGIAN DARI SELURUH JUMLAH SAHAM DENGAN HAK SUARA
DAN DISETUJUI OLEH ½ BAGIAN DARI JUMLAH SUARA YANG
DIKELUARKAN.

c. PENAMBAHAN MODAL WAJIB DIBERITAHUKAN MENTERI

HUKUM DAN HAM UNTUK KEMUDIAN DICATAT DALM DAFTAR
PERSEROAN.
 SAHAM PT

SAHAM PERSEROAN
DIKELUARKAN ATAS NAMA PEMILIKNYA.
SELANJUTNYA, NILAI SAHAM HARUS
DICANTUMKAN DALAM MATA UANG RUPIAH.
(PASAL 48 AYAT (1))
 KLASIFIKASI SAHAM
a. SAHAM DENGAN HAK SUARA ATAU TANPA HAK SUARA

b. SAHAM DENGAN HAK KHUSUS UNTUK MENCALONKAN ANGGOTA DIREKSI DAN ATAU ANGGOTA DEWAN
KOMISARIS

c. SAHAM YANG SETELAH JANGKA WAKTU TERTENTU DITARIK KEMBALI ATAU DITUKAR DENGAN
KLASIFIKASI SAHAM LAIN

d. SAHAM YANG MEMBERIKAN HAK KEPADA PEMEGANGNYA UNTUK MENERIMA DEVIDEN LEBIH DULU DARI
PEMEGANG SAHAM KLASIFIKASI LAIN ATAS PEMBAGIAN DEVIDEN SECARA KUMULATIF ATAU NON
KUMULATIF

e. SAHAM YANG MEMBERIKAN HAK KEPADA PEMEGANGNYA UNTUK MENERIMA LEBIH DULU DARI
PEMEGANG SAHAM KLASIFIKASI LAIN ATAS PEMBAGIAN SISA KEKAYAAN PERSEROAN DALAM LIKUIDASI.
HAK YANG MELEKAT PADA PEMEGANG SAHAM

a. HAK UNTUK DICATAT DALAM DAFTAR PEMEGANG SAHAM

b. HAK UNTUK MENGHADIRI DAN MENGELUARKAN SUARA DALAM

RUPS

c. HAK UNTUK MENERIMA DEVIDEN YANG DIBAGIKAN

d. HAK UNTUK MENERIMA SISA KEKAYAAN HASIL LIKUIDASI

PERLINDUNGAN TERHADAP PEMEGANG SAHAM MINORITAS

1. HAK PEMEGANG SAHAM UNTUK MENGAJUKAN GUGATAN TERHADAP

PT APABILA PEMEGANG SAHAM DIRUGIKAN OLEH TINDAKAN PT

2. HAK PEMEGANG SAHAM UNTUK MEMINTA PADA PT AGAR MEMBELI

SAHAMNYA DENGAN HARGA WAJAR

3. HAK PEMEGANG SAHAM UNTUK DAPAT MENGAJUKAN PERMOHONAN

PEMERIKSAAN KEPADA PENGADILAN UNTUK MEMPEROLEH DATA
KARENA ADANYA DUGAAN PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG
DILAKUKAN OLEH PT
4.DALAM PENENTUAN KUORUM PERUBAHAN AD,
PEMBUBARAN, PENGGABUNGAN, PELEBURAN DAN
PENGAMBILALIHAN DITENTUKAN BERDASARKAN
SUARA TERBANYAK

5.DALAM HAL PENGGABUNGAN, PELEBURAN DAN

PENGAMBILALIHAN HARUS DITENTUKAN SECARA
TEGAS PERBUATAN TERSEBUT TELAH
MEMPERHATIKAN KEPENTINGAN SAHAM MINORITAS
KEMUNGKINAN KEPEMILIKAN SAHAM OLEH KARYAWAN PT

1. JIKA PENAMBAHAN MODAL PT DAN PEMEGANG SAHAM

YANG ADA TIDAK MENGAMBIL BAGIAN, SEBELUM
DITAWARKAN KEPADA ORANG LAIN, PT HARUS
MENAWARKAN TERLEBIH DAHULU KEPADA KARYAWAN.

2. JIKA PEMEGANG SAHAM AKAN MENJUAL SAHAMNYA

KEPADA ORANG LAIN, DIHARUSKAN MENAWARKAN
LEBIH DAHULU KEPADA KARYAWAN
3. TANGGUNG JAWAB PEMEGANG SAHAM TERBATAS PADA
JUMLAH ATAU NILAI SAHAM YANG DIMILIKINYA

4. ADANYA PENGATURAN TENTANG PEMINDAHAN HAK

ATAS SAHAM (SAHAM ATAS NAMA MAUPUN ATAS
TUNJUK).
 ORGAN PT
ORGAN PT TERDIRI DARI 3 BAGIAN, MELIPUTI :

RUPS (RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM)

DEWAN KOMISARIS
DIREKSI
RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS)

RUPS MERUPAKAN ORGAN TERTINGGI DALAM PT

RUPS MEMILIKI WEWENANG YANG TIDAK DIBERIKAN KEPADA KOMISARIS

MAUPUN DIREKSI DALAM BATAS WAKTU YANG DITENTUKAN DALAM UU/AD
(PASAL 75 AYAT 1)

SEBELUM DIREKSI MENYELENGGARAKAN RUPS, DIDAHULUI OLEH

PEMANGGILAN RUPS
 WEWENANG RUPS YANG TIDAK DIBERIKAN KEPADA DIREKSI
DAN KOMISARIS :

1. MENGANGKAT DAN MEMBERHENTIKAN KOMISARIS DAN DIREKSI

2. MENYETUJUI PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN ATAU PEMISAHAN

3. MENYETUJUI PERMOHONAN AGAR PT DINYATAKAN PAILIT

4. MENYETUJUI PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PT

5. MENGUBAH ANGGARAN DASAR

6. MEMBUBARKAN PT
KLASIFIKASI RUPS :

1. RUPS TAHUNAN : DISELENGGARAKAN MAKSIMAL

6 BULAN SETELAH TAHUN BUKU BERAKHIR

2. RUPS LAINNYA : MISALNYA ADALAH RUPS LUAR

BIASA. RUPS INI DAPAT DISELENGGARAKAN
SETIAP WAKTU BERDASARKAN KEBUTUHAN PT.
 DEWAN KOMISARIS

DEWAN KOMISARIS MERUPAKAN ORGAN PT YANG MEMILIKI TUGAS UNTUK

MELAKUKAN PENGAWASAN SECARA UMUM DAN ATAU KHUSUS SESUAI DENGAN
AD. PENGAWASAN TERSEBUT MELIPUTI PENGAWASAN ATAS KEBIJAKAN
PENGURUSAN, JALANNYA PENGURUSAN PT SECARA UMUM.

DEWAN KOMISARIS JUGA MEMILIKI TUGAS UNTUK MEMBERIKAN NASEHAT

KEPADA DIREKSI

PENGAWASAN DAN PEMBERIAN NASEHAT OLEH DEWAN KOMISARIS DILAKUKAN

UNTUK KEPENTINGAN PT BERDASARKAN TUJUAN PT
SETIAP ANGGOTA DEWAN KOMISARIS WAJIB MELAKSANAKAN TUGAS DAN
WEWENANGNYA DENGAN ITIKAD BAIK, KEHATI-HATIAN DAN BERTANGGUNG
JAWAB.

SETIAP ANGGOTA DEWAN KOMISARIS BERTANGGUNGJAWAB SECARA PRIBADI

ATAS KERUGIAN PT APABILA YANG BERSANGKUTAN MELAKUKAN
KESALAHAN/LALAI MENJALANKAN TUGASNYA

APABILA DEWAN KOMISARIS TERDIRI DARI DUA ORANG ATAU LEBIH, MAKA
TANGGUNG JAWABNYA MENJADI TANGGUNG RENTENG UNTUK SETIAP ANGGOTA
DEWAN KOMISARIS
 DIREKSI
ORGAN PT YANG BERWENANG DAN BERTANGGUNG JAWAB ATAS PENGURUSAN DAN
PENGELOLAAN PT (PASAL 29 AYAT (1)) BERDASARKAN TUJUAN PT BAIK DI DALAM
MAUPUN DI LUAR PENGADILAN SESUAI AD PT.

SEHINGGA KEWENANGAN TERSEBUT MELIPUTI KEWENANGAN KEPENGURUSAN PT

DAN KEWENANGAN MEWAKILI PT DI PENGADILAN

ANGGOTA DIREKSI DAPAT TERDIRI DARI SATU ORANG ATAU LEBIH.

 ORANG YANG DAPAT DIANGKAT MENJADI ANGGOTA DIREKSI ADALAH ORANG
PERSEORANGAN YANG CAKAP MELAKUKAN PERBUATAN HUKUM, KECUALI DALAM
WAKTU 5 TAHUN SEBELUM PENGANGKATANNYA, YANG BERSANGKUTAN PERNAH :

1. DINYATAKAN PAILIT

2. MENJADI ANGGOTA DIREKSI ATAU KOMISARIS YANG DINYATAKAN BERSALAH

SEHINGGA MENYEBABKAN PT PAILIT

3. DIHUKUM KARENA MELAKUKAN TINDAK PIDANA YANG MERUGIKAN KEUNGAN

NEGARA DAN ATAU YANG BERKAITAN DENGAN BIDANG KEUANGAN.
 PT DAPAT MELAKUKAN GO PUBLIC
GO PUBLIC PT
PT YANG MENJUAL SAHAMNYA KEPADA PUBLIK (MASYARAKAT) MELALUI
PASAR SAHAM (BURSA SAHAM/BURSA EFEK) DENGAN TUJUAN UNTUK
MELAKUKAN PENGEMBANGAN PT.

PT. YANG MELAKUKAN GO PUBLIC :

 SEMULA MERUPAKAN PT. TERTUTUP
 BERUBAH MENJADI PT.TERBUKA YANG DISINGKAT TBK.
(CONTOH : PT.BCA, TBK)
 PT TERTUTUP?

PT YANG DIDIRIKAN DENGAN MAKSUD UNTUK TIDAK

MENJUAL SAHAMNYA KEPADA MASYARAKAT. PT
TERTUTUP BIASANYA MERUPAKAN PT YANG DIMILIKI
OLEH SUATU KELUARGA, SEHINGGA KEPEMILIKAN
SAHAMNYA TERBATAS HANYA DIMILIKI KELUARGA.
 PT.TERBUKA (TBK) ?

PT YANG MENJUAL SAHAMNYA KE MASYARAKAT

MELALUI PASAR SAHAM DENGAN TUJUAN
MELAKUKAN PENAMBAHAN MODAL
(PENGEMBANGAN PT)
KEWENANGAN PROSES DAN MEKANISME
GO PUBLIC
1. PROSES YANG DILAKUKAN PT
 PERSIAPAN GO PUBLIC OLEH PT YANG BERSANGKUTAN DENGAN MELENGKAPI
SYARAT DAN
 MEMPELAJARI TATA CARA GO PUBLIC

2. PROSES YANG DILAKUKAN OLEH SUATU OTORIAS NEGARA :

 DULU : BAPEPAM LK (BADAN PENGAWAS PASAR MODAL

DAN LEMBAGA KEUANGAN)

 SEKARANG : OJK (OTORITAS JASA KEUANGAN)

 KONSEKUENSI PT. GO PUBLIC
DAMPAK POSITIF
1. PENAMBAHAN MODAL

2. NET WORK/ JARINGAN MITRA MENJADI MELUAS

3. DAPAT MELAKUKAN EKSPANSI/RESTRUKTURISASI PT (MERGER, AKUISISI, KONSOLIDASI)

4. REPUTASI PT. MENJADI MENINGKAT DAN TERKENAL SEHINGGA PASAR LEBIH MELUAS

5. LIKUIDITAS PT DAN SAHAM MENJADI LEBIH BAIK

6. KESTABILAN PT LEBIH TERJAMIN DARI PENYIMPANGAN KARENA DISOROT OLEH

MASYARAKAT
DAMPAK NEGATIF
1. KEHARUSAN TRANSPARANSI INFORMASI MEMBERIKAN CELAH INFORMASI
BAGI PESAING

2. PEMILIK PT KEHILANGAN FLEKSIBILITAS DALAM MELAKUKAN TINDAKAN

TERTENTU, KARENA DIBUTUHKAN IZIN DARI PEMEGANG SAHAM/OTORITAS
TERTENTU

3. PENGURUSAN ADMINISTRASI DAN DANA TAMBAHAN YANG CUKUP BESAR

UNTUK PROSES GO PUBLIC

4. KEHILANGAN KONTROL DARI PEMEGANG SAHAM SENDIRI JIKA PORSI SAHAM

YANG DIJUAL TERLALU BESAR

5. PEMBAYARAN PAJAK YANG LEBIH TINGGI

 KEUNGGULAN PT
1. KEDUDUKAN PT SEBAGAI BADAN HUKUM YANG MERUPAKAN SUBJEK HUKUM

2. PT MERUPAKAN BADAN USAHA YANG DIJAMIN DARI ASPEK HUKUM (DIJAMIN

DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN)

3. PT MERUPAKAN BADAN USAHA YANG MEMILIKI NILAI LEBIH SECARA

EKONOMI (BERFUNGSI SEBAGAI BADAN USAHA YANG SEMPURNA KARENA
DIJAMIN OLEH HUKUM)

4. PT BANYAK DIMINATI MASYARAKAT YANG INGIN MENDIRIKAN BADAN

USAHA DENGAN MODAL YANG CUKUP BESAR.
 PEMBUBARAN PT
1. BERDASARKAN KEPUTUSAN RUPS.

2. JANGKA WAKTU YANG TELAH DITETAPKAN.

3. BERDASARKAN PENETAPAN PENGADILAN.

4. DICABUTNYA KEPAILITAN BERDASARKAN PUTUSAN PENGADILAN NIAGA YANG INKRACHT, HARTA

PAILIT PERSEROAN TIDAK CUKUP UNTUK MEMBAYAR BIAYA PAILIT.

5. HARTA PAILIT PERSEROAN YANG TELAH DINYATAKAN PAILIT BERADA DALM KEADAAN INSOLVENSI.

6. DICABUTNYA IZIN PERSEROAN SEHINGGA MEWAJIBKAN PERSEROAN MELAKUKAN LIKUIDASI.

 6. KOPERASI
DASAR HUKUM
UU NO.25 TAHUN 1992 TENTANG PERKOPERASIAN

DEFINISI
BADAN USAHA YANG BERANGGOTAKAN ORANG-ORANG ATAU BADAN HUKUM
KOPERASI YANG MELANDASKAN KEGIATANNYA BERDASARKAN PRINSIP KOPERASI
SEKALIGUS SEBAGAI GERAKAN EKONOMI RAKYAT YANG BERDASARKAN ATAS
KEKELUARGAAN”
 PRINSIP KOPERASI
1. KEANGGOTAAN BERSIFAT SUKARELA DAN TERBUKA

2. PENGELOLAAN DILAKUKAN SECARA DEMOKRATIS

3. PEMBAGIAN SISA HASIL USAHA DILAKUKAN SECARA ADIL, DAN SEBANDING

DENGAN BESARNYA JASA USAHA MASING-MASING ANGGOTA

4. PEMBERIAN BALAS JASA YANG TERBATAS TERHADAP MODAL

5. KEMANDIRIAN
PENDIRIAN KOPERASI

1. PEMBUATAN AKTA OTENTIK

2. PENGESAHAN OLEH KEMENTERIAN
KOPERASI DAN UKM RI UNTUK
MEMPEROLEH STATUS BADAN HUKUM
3. DIUMUMKAN DALAM TAMBAHAN
BERITA NEGARA
 RAPAT PEMBENTUKAN

 RAPAT PEMBENTUKAN KOPERASI, DIHADIRI MINIMAL 20 ORANG CALON

ANGGOTA. DALAM RAPAT PEMBENTUKAN, DITENTUKAN AKTA PENDIRIAN
KOPERASI DAN ANGGARAN DASAR KOPERASI.

 AKTA PENDIRIAN TERSEBUT DIBUAT SECARA OTENTIK DIHADAPAN

NOTARIS.
 ANGGARAN DASAR KOPERASI MINIMAL,MEMUAT:
1. DAFTAR NAMA PENDIRI
2. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN
3. MAKSUD DAN TUJUAN SERTA BIDANG USAHA
4. KETENTUAN MENGENAI KEANGGOTAAN
5. KETENTUAN MENGENAI RAPAT ANGGOTA
6. KETENTUAN MENGENAI PENGELOLAAN
7. KETENTUAN MENGENAI PERMODALAN
8. KETENTUAN MENGENAI JANGKA WAKTU BERDIRINYA
9. KETENTUAN MENGENAI PEMBAGAIN SHU
10. KETENTUAN MENGENAI SANKSI
PERMOHONAN PENGESAHAN

 PERMOHONAN PENGESAHAN DIAJUKAN SECARA TERTULIS OLEH PARA

PENDIRI KOPERASI KEPADA KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM
(MELAMPIRKAN BERITA ACARA RAPAT PEMBENTUKAN; AKTA PENDIRIAN DAN
ANGGARAN DASAR)

 SETELAH DILAKUKAN PENGESAHAN, SELANJUTNYA DILAKUKAN

PENGUMUMAN PADA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
PERANGKAT ORGANISASI KOPERASI

PERANGKAT ORGANISASI KOPERASI TERDIRI DARI :

1. RAPAT ANGGOTA
2. PANGAWAS
3. PENGURUS KOPERASI
RAPAT ANGGOTA
 RAPAT ANGGOTA KOPERASI MERUPAKAN PEMEGANG KEKUASAAN
TERTINGGI DALAM PENGELOLAAN KOPERASI

 RAPAT INI DISELENGGARAKAN MINIMAL SATU KALI DALAM SATU TAHUN,

DENGAN HASIL KEPUTUSAN DILAKSANAKAN BERDASARKAN MUSYAWARAH
UNTUK MUFAKAT

KEWENANGAN RAPAT ANGGOTA DIATUR DALAM PASAL 23 UU

PERKOPERASIAN
PENGURUS KOPERASI
 PENGURUS DIPILIH DARI DAN OLEH ANGGOTA KOPERASI DALAM RAPAT
ANGGOTA

UNTUK KEPENTINGAN PENGELOLAAN KOPERASI, PENGURUS DAPAT

MENGANGKAT PENGELOLA UNTUK MENGELOLA USAHA KOPERASI. PENGELOLA
TERSEBUT BERTANGGUNG JAWAB KEPADA PENGURUS, DAN HUBUNGAN
HUKUM ANTARA PENGURUS DAN PENGELOLA MERUPAKAN HUBUNGAN
HUKUM KETENAGAKERJAAN.
TUGAS PENGURUS KOPERASI :

a. MENGELOLA KOPERASI DAN USAHANYA

b. MENGAJUKAN RANCANGAN RENCANA ANGGARAN PENDAPATAN DAN

BELANJA KOPERASI

c. MENYELENGGARAKAN RAPAT ANGGOTA

d. MENGAJUKAN LAPORAN KEUANGAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN

PELAKSANAAN TUGAS,DAN

e. MEMELIHARA DAFTAR BUKU ANGGOTA DAN PENGURUS

KEWENANGAN PENGURUS :
a. MEWAKILI KOPERASI DI DALAM DAN DI LUAR PENGADILAN

b. MEMUTUSKAN PENERIMAAN DAN PENOLAKAN ANGGOTA BARU

SERTA PEMBERHENTIAN ANGGOTA SESUAI KETENTUAN AD

c. MELAKUKAN TINDAKAN DAN UPAYA BAGI KEPENTINGAN DAN

KEMANFAATAN KOPERASI SESUAI DENGAN TANGGUNG
JAWABNYA KEPUTUSAN RAPAT ANGGOTA.
 PENGAWAS
 PENGAWAS DIPILIH DARI DAN OLEH ANGGOTA KOPERASI MELALUI RAPAT ANGGOTA KOPERASI

TUGAS PENGAWAS :
1. MELAKUKAN PENGAWASAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN DAN PENGELOLAAN
KOPERASI
2. MEMBUAT LAPORAN TERTULIS MENGENAI HASIL PENGAWASAN

WEWENANG PENGAWAS :
1. MENELITI CATATAN YANG ADA PADA KOPERASI
2. MENDAPATKAN KETERANGAN YANG DIPERLUKAN
3. MERAHASIAKAN HASIL PENGAWASAN KEPADA PIHAK KETIGA
JENIS KOPERASI

1. KOPERASI PRIMER : KOPERASI YANG DIBENTUK

OLEH MINIMAL 20 ORANG

2. KOPERASI SEKUNDER : KOPERASI YANG DIBENTUK

OLEH MNIMAL 3 KOPERASI
 MODAL KOPERASI DAN SISA HASIL
USAHA (SHU)
 MODAL KOPERASI TERDIRI DARI MODAL SENDIRI DAN MODAL PINJAMAN

MODAL SENDIRI,MELIPUTI :
1. SIMPANAN POKOK
2. SIMPANAN WAJIB
3. SIMPANAN SUKARELA
4. DANA CADANGAN
5. HIBAH
 MODAL PINJAMAN :

1. BERASAL DARI ANGGOTA

2. BERASAL DARI KOPERASI LAIN DAN ATAU ANGGOTANYA

3. BERASAL DARI PINJAMAN BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAINNYA

4. BERASAL DARI PENERBITAN OBLIGASI DAN SURAT UANG LAINNYA

5. SUMBER LAIN YANG SAH

 SHU (SISA HASIL USAHA)

i. SHU ADALAH PENDAPATAN KOPERASI YANG DIPEROLEH DALAM

SATU TAHUN BUKU, DIKURANGI DENGAN BIAYA PENYUSUTAN DAN
KEWAJIBAN LAINNYA, TERMASUK PAJAK DALAM TAHUN BUKU
YANG BERSANGKUTAN

ii. SHU SETELAH DIKURANGI DANA CADANGAN, WAJIB DIBERIKAN

KEPADA ANGGOTA
 PEMBUBARAN KOPERASI
1. KEPUTUSAN RAPAT ANGGOTA

2.KEPUTUSAN PEMERINTAH
PEMBUBARAN BERDASARKAN KEPUTUSAN
PEMERINTAH KARENA :
- KOPERASI TIDAK MEMENUHI KETENTUAN UU
KOPERASI
- KEGIATANNYA MELANGGAR KETERTIBAN
UMUM&KESUSILAAN
- EKSISTENSINYA TIDAK DAPAT DIHARAPKAN LAGI
 MEKANISME PEMBUBARAN

1. PEMBUBARAN DILAKUKAN PENGURUSAN OLEH TIM

PENYELESAI

2. PENGUMUMAN PEMBUBARAN KOPERASI OLEH MENTERI

KOPERASI DALAM BERITA NEGARA RI

3. PENGUMUMAN PEMBUBARAN MENANDAI BERAKHIRNYA

STATUS BADAN HUKUM
7. YAYASAN

DASAR HUKUM
UU NO.16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN
UU NO.28 TAHUN 2004 TENTANG
PERUBAHAN ATAS UU
NO.16 TAHUN 2001 TENTANG YAYASAN
DEFINISI
1. BADAN HUKUM
2. YANG TERDIRI ATAS KEKAYAAN YANG DIPISAHKAN
3. DAN DIPERUNTUKKAN UNTUK MENCAPAI TUJUAN
TERTENTU DI BIDANG SOSIAL, KEAGAMAAN, DAN
KEMANUSIAAN,
4. YANG TIDAK MEMPUNYAI ANGGOTA

(PASAL 1 ANGKA 1 UU NO.16 TAHUN 2001)

PENDIRIAN YAYASAN
1. AKTA PENDIRIAN YAYASAN YANG DISERTAKAN
AD YAYASAN DIBUAT DIHADAPAN NOTARIS

2. AKTA PENDIRIAN YAYASAN DISAHKAN OLEH

MENTERI HUKUM DAN HAM UNTUK
MEMPEROLEH STATUS BADAN HUKUM

3. DIUMUMKAN DALAM TAMBAHAN BERITA

NEGARA REPUBLIK INDONESIA
ORGAN YAYASAN

1.BADAN PEMBINA
2.BADAN PENGURUS
3.BADAN PENGAWAS
KEKAYAAN YAYASAN
1. INTERNAL DAPAT BERUPA UANG DAN BARANG

2. EKSTERNAL MERUPAKAN KEKAYAAN LAIN YANG DAPAT

DIPEROLEH MELALUI :
• SUMBANGAN / BANTUAN YANG TIDAK MENGIKAT
• WAKAF
• HIBAH
• HIBAH WASIAT
• SUMBER LAIN YANG TIDAK BERTENTANGAN DENGAN AD
YAYASAN DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
YANG BERLAKU.
BERAKHIRNYA YAYASAN
1. JANGKA WAKTU YANG DITETAPKAN DALAM ANGGARAN DASAR
BERAKHIR

2. TUJUAN YAYASAN YANG DITETAPKAN DALAM ANGGARAN DASAR

TELAH TERCAPAI ATAU TIDAK TERCAPAI;

3. PUTUSAN PENGADILAN YANG TELAH MEMPEROLEH KEKUATAN

HUKUM TETAP BERDASARKAN ALASAN:
• YAYASAN MELANGGAR KETERTIBAN UMUM DAN KESUSILAAN;
• TIDAK MAMPU MEMBAYAR UTANGNYA SETELAH DINYATAKAN
PAILIT; ATAU
• HARTA KEKAYAAN TIDAK CUKUP MELUNASI HUTANG
RESTRUKTURISASI PERUSAHAAN

Pengembangan perusahaan ke arah

yang lebih baik

Restruktrisasi Internal : Terhadap

Manajemen Perusahaan

Restrukturisasi Eksternal :
Terhadap badan usaha
BENTUK RESTRUKTURISASI PERUSAHAAN EKSTERNAL

AKUISISI

KONSOLIDASI
MERGER (PENGGABUNGAN) PERUSAHAAN
1. PERBUATAN HUKUM

2. YANG DILAKUKAN OLEH SATU PERUSAHAAN ATAU LEBIH

3. UNTUK MENGGABUNGKAN DIRI DENGAN PERUSAHAAN LAIN YANG TELAH ADA,

4. DAN MENGAKIBATKAN AKTIVA DAN PASIVA PERUSAHAAN YANG MENGGABUNGKAN DIRI BERALIH KEPADA
PERUSAHAAN YANG MENERIMA PENGGABUNGAN DIRI,

5. SEHINGGA PERUSAHAAN YANG MENGGABUNGKAN DIRI MENJADI BERAKHIR/HILANG.

 ILUSTRASI

PT. A PT. B
 KONSOLIDASI (PELEBURAN)
PERUSAHAAN
1. PERBUATAN HUKUM

2. YANG DILAKUKAN OLEH DUA PERUSAHAAN ATAU LEBIH

3. UNTUK MELEBURKAN DIRI

4. DENGAN CARA MENDIRIKAN SATU PERUSAHAAN BARU.

5. DENGAN DEMIKIAN, AKTIVA DAN PASIVA PERUSAHAAN YANG MELEBURKAN DIRI MENJADI MILIK PERUSAHAAN BARU,

6. DAN BEBERAPA PERUSAHAAN YANG MELEBURKAN DIRI MENJADI BERKAHIR/HILANG.

 ILUSTRASI

PT. A PT. BARU PT. E

PT. B PT. C PT. D

 AKUISISI (PENGALIHAN)
PERUSAHAAN
1. PERBUATAN HUKUM

2. YANG DILAKUKAN OLEH PERUSAHAAN ATAU ORANG PERSEORANGAN

3. UNTUK MENGAMBIL ALIH SAHAM PERUSAHAAN YANG MENGAKIBATKAN BERALIHNYA

PENGENDALIAN ATAS PERUSAHAAN TERSEBUT

4. DENGAN DEMIKIAN, PERUSAHAAN YANG SAHAMNYA DIAKUISISI OLEH PERUSAHAAN LAIN

TETAP ADA DAN TIDAK BERAKHIR.
 ILUSTRASI

PT. A PT. B