Anda di halaman 1dari 64

ASUHAN KEPERAWATAN

GERONTIK

Vivin Nur Hafifah, S.Kep., Ns


FALSAFAH ASUHAN
KEPERAWATAN GERONTIK

Menerapkan pendekatan positif dalam


pengelolaan masalah kesehatan dan
kesejahteraan warga usia lanjut.
Menandakan kekhususan keperawatan.
(Norton, 1978)
Perubahan tujuan khusus asuhan : program
asuhan rutin berupa memandikan, menyuapkan
makan, urusan jamban, yang membuat pasien
tergantung dan selalu menurut berubah
menjadi program lebih luwes berdasarkan
kemampuan pasien (Manley, 1988)
TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN
GERONTIK
1) Agar lansia dapat melakukan kegiatan sehari hari
secara mandiri
2) Mempertahankan kesehatan serta kemampuan
lansia melalui perawatan pencegahan
 Membantu mempertahankan serta
membesarkan daya hidup/semangat hidup
lansia
 Menolong dan merawat klien yg menderita
sakit
 Merangsang petugas kesehatan agar dapat
mengenal dan menegakkan diagnosa secara dini
 Mempertahankan kebebasan yg maksimal tanpa
perlu pertolongan pd lansia
FOKUS ASUHAN KEPERAWATAN
LANJUT USIA

Peningkatan kesehatan (health


promotion)
Pencegahan penyakit (preventif)
Mengoptimalkan fungsi mental.
Mengatasi gangguan kesehatan yang
umum.
Sifat asuhan keperawatan gerontik
Independen/mandiri,perawat berhak
melakukan tindakan keperawatan
Interdependen/kolaborasi
Humanistik,bersifat perkembangan
manusia,perawat bekerja berdasarkan
respon
Holistik,keseluruhan kebutuhan/respon
lansia ( bio,psiko,sosio,kultur,spiritual )
Lingkup asuhan keperawatan
gerontik
Pencegahan ketidak mampuan sebagai akibat
penuaan
Perawatan untuk pemenuhan kebutuhan
lansia
Pemulihan untuk mengatasi keterbatasan
lansia
Membantu menghadapi kematian dengan
tenang dan damai melalui ilmu dan tehnik
keperawatan gerotik
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

Tujuan :
Menentukan kemampuan klien untuk
memelihara diri sendiri.
Melengkapi dasar – dasar rencana perawatan
individu.
Memberi waktu kepada klien untuk menjawab.
Meliputi aspek :
Fisik

Wawancara
 Pandangan lanjut usia tentang kesehatan.
 Kegiatan yang mampu di lakukan lanjut usia.
 Kebiasaan lanjut usia merawat diri sendiri.
 Kekuatan fisik lanjut usia : otot, sendi,
penglihatan, dan pendengaran.
 Kebiasaan makan, minum, istirahat/tidur,
BAB/BAK.
6. Kebiasaan gerak badan / olahraga /senam
lanjut usia.
7. Perubahan-perubahan fungsi tubuh yang
sangat bermakna dirasakan.
8. Kebiasaan lanjut usia dalam memelihara
kesehatan dan kebiasaan dalam minum
obat.
9. Masalah-masalah seksual yang telah di
rasakan
Pemeriksaan fisik
Pemeriksanaan di lakukan dengan cara
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi
untuk mengetahui perubahan sistem tubuh.
Pendekatan yang di gunakan dalam
pemeriksanaan fisik,yaitu :
a) Head to toe
b) Sistem tubuh
Psikologis
1.Bagaimana sikapnya terhadap proses
penuaan.
2.Apakah dirinya merasa di butuhkan atau
tidak.
3.Apakah optimis dalam memandang suatu
kehidupan.
4.Bagaimana mengatasi stress yang di
alami.
5.Apakah mudah dalam menyesuaikan diri.
6. Apakah lanjut usia sering mengalami
kegagalan.
7. Apakah harapan pada saat ini dan akan
datang.
8. Perlu di kaji juga mengenai fungsi
kognitif: daya ingat, proses pikir, alam
perasaan, orientasi, dan kemampuan
dalam penyelesaikan masalah.
Sosial ekonomi
1. Darimana sumber keuangan lanjut usia
2. Apa saja kesibukan lanjut usia dalam
mengisi waktu luang.
3. Dengan siapa dia tinggal.
4. Kegiatan organisasi apa yang di ikuti
lanjut usia.
5. Bagaimana pandangan lanjut usia
terhadap lingkungannya.
6. Berapa sering lanjut usia berhubungan
dengan orang lain di luar rumah.
7. Siapa saja yang bisa mengunjungi.
8. Seberapa besar ketergantungannya.
9. Apakah dapat menyalurkan hoby atau
keinginannya dengan fasilitas yang ada.
 Spiritual

1. Apakah secara teratur malakukan ibadah


sesuai dengan keyakinan agamanya.
2. Apakah secara teratur mengikuti atau
terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan,
misalnya pengajian dan penyantunan anak
yatim atau fakir miskin.
3. Bagaimana cara lanjut usia menyelesaikan
masalah apakah dengan berdoa.
4. Apakah lanjut usia terlihat tabah dan
tawakal.
PENGKAJIAN DASAR
1. Temperatur
Mungkn serendah 95° F(hipotermi)
±35°C.
Lebih teliti di periksa di sublingual.
2. Pulse (denyut nadi)
Kecepatan, irama, volume.
Apikal, radial, pedal.
3. Respirasi (pernapasan)
Kecepatan, irama, dan kedalaman.
Tidak teraturnya pernapasan.
4. Tekanan darah
Saat baring, duduk, berdiri.
Hipotensi akibat posisi tubuh.

5. Berat badan perlahan – lahan hilang pada


tahun-tahun terakhir.
6. Tingkat orientasi.
7. Memori (ingatan).
8. Pola tidur.
9. Penyesuaian psikososial.
 Sistem persyarafan
1. Kesemetrisan raut wajah
2. Tingkat kesadaran adanya perubahan-
perubahan dari otak
Kebanyakan mempunyai daya ingatan
menurun atau melemah
3. Mata : pergerakan, kejelasan melihat,
adanya katarak
4. Pupil : kesamaan, dilatasi
5. Ketajaman penglihatan menurun karena menua :
◦ Jangan di tes depan jendela
◦ Pergunakan tangan atau gambar
◦ Cek kondisi mata
6. Sensory deprivation ( gangguan sensorik )
7. Ketajaman pendengaran
◦ Apakah menggunakan alat bantu dengar
◦ Tinitus
◦ Serumen telinga bagian luar
8. Adanya rasa sakit atau nyeri.
 Sistem kardiovaskuler
1. Sirkulasi periper, warna, dan kehangatan
2. Auskultasi denyut nadi apikal
3. Periksa adanya pembengkakan vena
jugularis
4. Pusing
5. Sakit
6. Edema
 Sistem Gastrointestinal
1. Statusgizi
2. Pemasukan diet
3. Anoreksia, tidak di cerna, mual, dan muntah
4. Mengunyah dan menelan
5. Keadaan gigi, rahang dan rongga mulut
6. Auskultasi bising usus
7. Palpasi apakah perut kembung ada pelebaran
kolon
8. Apakah ada konstipasi (sembelit), diare, dan
inkontinensia alvi
 Sistem Genitourinarius
1. Warna dan bau urine
2. Distensi kandung kemih, inkontinensia (tidak
dapat menahan untuk BAK )
3. Frekwensi, tekanan, desakan
4. Pemasukan dan pengeluaran cairan
5. Disuria
6. Seksualitas
◦ Kurang minat untuk melaksanakan hubungan
seks
◦ Adanya kecacatan sosial yang mengarah ke
aktivitas seksual
 Sistem Kulit / Integumen
1. Kulit
◦ Temperatur, tingkat kelembaban
◦ Keutuhan luka, luka terbuka, robekan
◦ Perubahan pigmen
2. Adanya jaringan parut
3. Keadaan kuku
4. Keadaan rambut
5. Adanya gangguan-gangguan umum
 Sistem Muskuloskeletal
1. Kontraktur
◦ Atrofi otot
◦ Mengecilkah tendo
◦ Ketidakadekuatannya gerakan sendi
2. Tingkat mobilisasi
◦ Ambulasi dengan atau tanpa bantuan /
peralatan
◦ Keterbatasan gerak
◦ Kekuatan otot
◦ Kemampuan melangkah atau berjalan
3. Gerakan sendi
4. Paralisis
5. Kifosis
Psikososial
1. Menjauhkan tanda-tanda meningkatnya
ketergantungan
2. Fokus-fokus pada diri bertambah
3. Memperlihatkan semakin sempitnya
perhatian
4. Membutuhkan bukti nyata akan rasa kasih
sayang yang berlebihan
Contoh Diagnosa Keperawatan
Lansia

DX KEP. PADA KELOMPOK LANSIA


DI PANTI
Risiko penurunan penglihatan ditandai
dengan 80% lansia di panti X mengatakan
tidak dapat melihat jauh, 20% lansia di
panti X pernah jatuh diselokan karena tidak
melihat jalan dengan jelas, 80% lansia
dipanti X tampak lensa matanya keruh
DX KEP. PADA KELUARGA DENGAN
LANSIA
Gangguan Sensori-Persepsi: Penglihatan
pada Ibu S di Keluarga Bapak A yang
berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat lansia dengan katarak.
DX KEP. SCR INDIVIDU
Gangguan Sensori-Persepsi: Penglihatan
yang berhubungan dengan penurunan
ketajaman penglihatan. 
RENCANA KEPERAWATAN
 Meliputi :
1. Melibatkan klien dan keluarganya dalam
perencanaan.
2. Bekerja sama dengan profesi kesehatan lainnya.
3. Tentukan prioritas :
◦ Klien mungkin puas dengan situasi demikian.
◦ Bangkitkan perubahan tetapi jangan memaksakan.
◦ Keamanan atau rasa aman adalah utama yang
merupakan kebutuhan.
4. Cegah timbulnya masalah-masalah.
5. Sediakan klien cukup waktu untuk
mendapat input atau pemasukan.
6. Tulis semua rencana dan jadwal.
 Perencanaan :
Tujuan tindakan keperawatan lanjut usia
diarahkan pada pemenuhan kebutuhan
dasar, antara lain :
1. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
2. Peningkatan keamanan dan keselamatan.
3. Memelihara kebersihan diri.
4. Memelihara keseimbangan istirahat/tidur.
5. Meningkatkan hubungan interpersonal
melalui komunikasi efektif.
Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Penyebab gangguan nutrisi pada lanjut usia :
 Penurunan alat penciuman dan pengecapan.
 Pengunyahan kurang sempurna.
 Gigi yang tidak lengkap.
 Rasa penuh pada perut dan susah buang air
besar.
 Melemah otot-otot lambung dan usus.
 Masalah gizi yang timbul pada lanjut
usia :
1. Gizi berlebihan
2. Gizi kurang
3. Kekurangan vitamin
4. Kelebihan vitamin
 Kebutuhan nutrisi pada lanjut usia :
1. Kalori pada lansia : laki-laki = 2.100 Kal
sedangkan perempuan : 1.700 kalori. Dapat
dimodivikasi tergantung keadaan lansia.
Misalnya gemuk / kurus atau disertai penyakit
demam.
2. Karbohidrat, 60% dari jumlah kalori yang
dibutuhkan.
3. Lemak, tidak dianjurkan karena menyebabkan
hambatan pencernaan dan terjadi penyakit.
15%-20% dari total kalori yang dibutuhkan.
.
4. Protein, untuk mengganti sel-sel yang
rusak, 20%-25% dari total kalori yang
dibutuhkan.
5. Vitamin dan mineral sama dengan usia
muda kebutuhannya.
6. Air, 6-8 gelas perhari
 Rencana makanan untuk lansia :
1. Berikan makanan porsi kecil tapi sering
2. Banyak minum dan kurangi makanan
yang terlalu asin.
3. Berikan makanan yang mengandung serat.
4. Batasi pemberian makanan yang tinggi
kalori.
5. Batasi minum kopi dan teh.
 Meningkatkan keamanan dan
keselamatan lansia :
Penyebab kecelakaan pada lansia :
1. Fleksibilitas kaki yang berkurang.
2. Fungsi pengindraan dan pendengaran
menurun.
3. Pencahayaan yang berkurang.
4. Lantai licin dan tidak rata.
5. Tangga tidak ada pengaman.
6. Kursi atau tempat tidur yang mudah
bergerak.
Tindakan mencegah kecelakaan :
Klien (lansia)
1. Biarkan lansia menggunakan alat bantu
untuk meningkatkan keselamatan.
2. Latih lansia untuk pindah dari tempat tidur
ke kursi.
3. Biasakan menggunakan pengaman tempat
tidur jika tidur.
4. Bila mengalami masalah fisik misalnya
reumatik latih klien untuk menggunakan alat
bantu berjalan.
7. Bantu klien kekamar mandi terutama
untuk lansia yang mrnggunakan obat
penenang / deuretik.
8. Menggunakan kaca mata jika berjalan
atau melakukan sesuatu.
9. Usahakan ada yang menemani jika
berpergian.
Lingkungan
1.Tempatkan lansia diruangan yang mudah
dijangkau.
2.Letakkan bel didekat klien dan ajarkan cara
penggunaannya.
3.Gunakan tempat tidur yang tidak terlalu tinggi.
4.Letakkan meja kecil didekat tempat tidur agar
lansia menempatkan alat-alat yang biasa
digunakannya.
5.Upayakan lantai bersih, rata dan tidak
licin/basah.
6. Pasang pegangan dikamar mandi / WC
7. Hindari lampu yang redup /
menyilaukan, sebaiknya gunakan lampu
70-100 watt.
8. Jika pindah dari ruangan terang ke gelap
ajarkan lansia untuk memejamkan mata
sesaat.
 Memelihara Kebersihan Diri
Penyebab kurangnya perawatan diri pada
lansia adalah :
1. Penurunan daya ingat
2. Kurangnya motivasi
3. Kelemahan dan ketidak mampuan fisik
Upaya yang dilakukan untuk kebersihan
diri, antara lain :
1.Mengingatkan / membantu lansia untuk
melakukan upaya kebersihan diri
2.Menganjurkan lansia untuk menggunakan
sabun lunak yang mengandung minyak atau
berikan skin lotion
3.Mengingatkan lansia untuk membersihkan
telinga, mata, dan gunting kuku
 Memelihara Keseimbangan Istirahat Tidur
Upaya yang dilakukan, antara lain :
1. Menyediakan tempat / waktu tidur yang
nyaman
2. Mengatur lingkungan yang cukup ventilasi,
bebas dari bau-bauan
3. Melatih lansia untuk latihan fisik ringan untuk
memperlancar sirkulasi dan melenturkan otot
(dapat disesuaikan dengan hobi)
4. Memberikan minum hangat sebelum tidur,
misalnya susu hangat
Meningkatkan hubungan interpersonal
melalui komunikasi
Masalah umum yang dikemukakan pada
lansia adalah daya ingat menurun, depresi,
lekas marah, mudah tersinggung dan
curiga. Hal ini disebabkan hubungan
interpersonal yang tidak adekuat
Upaya yang dilakukan antara lain :
1. Berkomunikasi dengan lansia dengan kontak mata
2. Memberi stimulus / mengingatkan lansia terhadap
kegiatan yang akan dilakukan
3. Menyediakan waktu untuk berbincang-bincang
pada lansia
4. Memberikan kesempatan pada lansia untuk
mengekspresikan atau tanggap terhadap respond
dan verbal lansia
5. Melibatkan lansia untuk keperluan tertentu sesuai
dengan kemampuan lansia
6. Menghargai pendapat lansia
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
Meliputi :
Tumbuhkan dan bina rasa saling percaya
Sediakan cukup penerangan
1)Penerangan alam lebih baik
2)Hindarkan cahaya yang menyilaukan
3)Penerangan malam sepanjang waktu
dikamar mandi dan ruangan
Tingkatkan rangsangan panca indra melalui :
1) Buku-buku yang dicetak besar
2) Perubahan lingkungan
3) Berikan warna-warna yang dapat dilihat klien
Pertahankan dan latih daya orientasi nyata,
dapat menggunakan :
1) Kalender atau penanggalan
2) Jam
3) Saling mengunjungi
 Berikan perawatan sirkulasi
1) Hindarkan pakaian yang menekan yang
mengikat atau sempit
2) Ubah posisi
3) Berikan kehangatan dengan selimut
pakaian
4) Berikan dorongan dalam melakukan
aktivitas untuk meningkatkan sirkulasi
5) Berikan bantuan, dukungan dan gunakan
tindakan yang aman selama perpindahan
6) Lakukan penggosokan pada waktu mandi
Berikan perawatan pernapasan
1) Bersihkan nostril atau kotoran hidung
2) Lindungi dari angin
3) Tingkatkan aktivitas pernapasan dengan
latihan-latihan seperti
- Bernapas dalam (deep breathing)
- Latihan batuk
- Latihan menghembuskan napas
4) Hati hati dengan terapi O2, cek terjdinya
CO2 narkosis, yang biasanya ditandai
dengan :
- Gelisah
- Keringat berlebihan
- Gangguan pengelihatan
- Kejang otot
- Tekanan darah renda (hipotensi)
- Kerja otot menurun
Berikan perawatan pada alat pencernaan
Rangsangan nafsu makan
1) Berikan makanan porsi sedikit-sedikit tapi
sering dan kualitasnya bergizi
2) Berikan makanan yang menarik
3) Bisa minum anggur bila dibolehkan
4) Sediakan makanan yang hangat-hangat
5) Sediakan makanan jika mungkin yang
sesuai dengan pilihannya
Cegah terjadinya gangguan pencernaan
1)Berikan sikap fowler waktu makan
2)Pertahankan keasaman lambung
3)Berikan makanan yang tidak membentuk
gas
4)Cukup cairan
Cegah konstipasi / sembelit
1)Jamin kecukupan cairan dalam diet
2)Berikan dorongan untuk melakukan
aktivitas
3)Fasilitas gerakan usus dalam mencerna
4)Berikan kebebasan dan posisi tubuh
normal
5)Berikan laksatif atau supositorial , jika hal
hal diatas tak efektif
Berikan perawatan genitorinaria
1) Cukup cairan masuk 2000-3000 ml per hari
2) Cegah ankontinensia
 Jelaskan dan berikan dorongan pada klien
untuk BAK tiap 2 jam
 Pertahankan penerangan dikamar mandi un
tuk mencegah jatuh
 Observasi jumlah urine untuk hasil
maksimum selama siang hari
 Batasi cairan terutama mendekati waktu tidur
3) Seksualitas
 Sediakan waktu untuk diskusi atau
konsultasi
 Berikan kesempatan untuk
mengekspresikan perasaanya terhadap
keinginan seksual
 Berikan dorongan untuk menumbuhkan
rasa persahabatan
Berikan perawatan kulit
1) Mandi
 Jelaskan dan berikan dorongan pada klien
untuk mandi bersih hanya 2x seminggu
untuk mencegah kekeringan kulit
 Gunakan sabun superfot atau lotion yang
mengandung lemak untuk menambah
kesehatan kulit
2) Potong kuku kaki jika tidak ada kontra
indikasi, missal : ada jamur dikuku atau
adanya gangguan medic atau bedah
 Berikan perawatan muskuluskeletal
1) Bergerak dengan keterbatasan
2) Ganti posisi tiap 2 jam, luruskan dan hati-hati
3) Cegah osteoporosis dari tulang panjang dengan
menberikan latihan
4) Lakukan latihan aktif dan pasif misalnya waktu
istirahat atau pada waktu waktu tertentu
5) Berikan arah dan latihan gerak pada sendi 3x.
6) Anjurkan dan berikan dorongan pada keluarga
untuk memandirikan klien contohnya
membiarkan klien duduk tanpa dibantu
Berikan perawatan psikososial
1) Jelaskan dan berikan dorongan untuk
melakukan aktivitas psikososial agar tercipta
suasana normal
2) Bantu dalam memilih dan mengikuti
aktivitas
3) Fasilitas pembicaraan
4) Pertahankan sentuhan yang merupakan suatu
alat yang sangat berguna dalam menetapkan
atau memelihara kepercayaan.
5) Berikan penghargaan dan rasa empathi
 Pelihara Keselamatan
1) Berikan penyangga sewaktu berdiri bila
diperlukan
2) Klien diberikan pegangan di kamar mandi
/ WC
3) Tempat tidur dalam posisi rendah
4) Usahakan ada pagar tempat tidur jika
tempat tidur dalam posisi tinggi
5) Kamar dan lantai terhindar dari keadaan
licin
Evaluasi
Setiap tindakan yang diberikan pada pasien
harus dilakukan evaluasi apakah tindakan
keperawatan yang kita berikan pada pasien
tersebut berhasil atau tidak
Evaluasi dapat diberikan langsung pada saat
setelah melakukan tindakan ( evaluasi formatif
) atau evaluasi sumatif yaitu setelah kita
melakukan beberapa tindakan keperawatan
sesuai dengan tujuan di perencanaan
keperawatan
Hatur Thanks

Anda mungkin juga menyukai