Anda di halaman 1dari 7

STRATEGI PEMBELAJARAN

A. Pengertian Strategi
Secara umum: Suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk
mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Secara khusus: Pola umum kegiatan guru-murid dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
yang telah di gariskan. (Abu Ahmadi dan Joko Tri Prasetya,
Strategi Belajar Mengajar, 2005).
Strategi pada intinya adalah langkah-langkah terencana yang
bermakna luas dan mendalam hasil dari proses pemikiran
berdasarkan teori dan pengalaman tertentu. (Abuddin Nata,
Perspektif Islam tentang strategi Pembelajaran, 2014).
B. Pengertian Pembelajaran
“Sebagai usaha agar dengan kemauannya sendiri seseorang
dapat belajar, dan menjadikannya sebagai salah satu
kebutuhan hidup yang tak dapat ditinggalkan. Sehingga
dengan pembelajaran ini akan tercipta masyarakat belajar
(learning socity).” (Abuddin Nata, Perspektif Islam tentang
strategi Pembelajaran, 2014).
C. Strategi Pembelajaran
Adalah langkah-langkah yang terencana, bermakna luas
dan mendalam serta berdampak jauh ke depan dalam
menggerakkan seseorang agar dengan kemampuan dan
kemauannya sendiri dapat melakukan kegiatan yang
berhubungan dengan belajar. (Abuddin Nata, Perspektif
Islam tentang strategi Pembelajaran, 2014).
Komponen Strategi Pembelajaran
1. Penetapan Perubahan Yang diharapkan
Perubahan: Wawasan, pemahaman, keterampilan, sikap, dsb.
Perubahan yang diharapkan ini selanjutnya, harus dituangkan dalam tujuan
pengajaran yang jelas, menggunakan bahasa yang operasional, dan dapat
diperkirakan alokasi waktu dan lainnya yang diperlukan.
contoh; siswa dapat membaca/menulis huruf Alqur’an.
2. Penetapan Pendekatan
Pendekatan adalah sebuah kerangka analisis yang akan digunakan dalam
memahami sesuatu masalah. Seorang guru harus memastikan terlebih dahulu
tentang pendekatan mana yang akan digunakan dalam kegiatan belajarnya,
apakah pendekatan dari segi tujuannya, sasarannya, dsb.
Dari segi sasaran: Pendekatan individual, kelompok, dan campuran .
Dari segi tujuan : Pendekatan edukatif, emosional, rasional, dan keagamaan .
Pendekatan pengalaman; seperti peringatan hari-hari
besar Islam, kegiatan ramadhan, dll.
Pendekatan kebiasaan; melakukan perbuatan terpuji,
seperti jujur, disiplin, tolong-menolong, bersih, dll.
Pendekatan emosional; upaya menumbuhkan perasaan
positif pada anak didik, seperti perasaan senasib
sepenanggungan, perasaan takut berbuat dosa, perasaan
menghargai prestasi orang lain, dll.
Pendekatan rasional; memberikan pemahaman yang benar
dan tepat tentang sesuatu yang akan dikerjakan dalam
membentuk kepribadian anak didik.
Pendekatan fungsional; mengarahkan anak didik agar
dapat menerapkan segi –segi praktisi dan pragmatis dari
setiap ilmu yang dipelajarinya.
Pendekatan keagamaan; penekanan pada aspek keimanan
dan nilai-nilai transendental pada setiap perbuatan yang
dilakukannya.
3. Penetapan metode
Metode adalah langkah-langkah yang digunakan dalam
menyampaikan sesuatu gagasan, pemikiran, atau wawasan
yang disusun secara sistematik dan terencana serta
didasarkan pada teori, konsep dan prinsip tertentu yang
terdapat dalam berbagai disiplin ilmu.
Metode hendaknya tidak hanya terfokus pada aktivitas
guru, melainkan juga pada aktivitas peserta didik.
Menimbulkan motivasi, kreativitas, inspirasi dan apresiasi.
Contoh metode; ceramah, tanya jawab, demonstrasi,
karyawisata, penugasan, pemecahan masalah, diskusi,
simulasi dll.
Faktor yang dipertimbangkan dalam memilih metode
adalah; tujuan dan bahan ajar, peserta didik, alat dan
sumber belajar, kesiapan guru.
4. Penetapan Norma Keberhasilan
Suatu program baru dapat diketahui keberhasilannya,
setelah dilakukan evaluasi. Komponen yang dinilai adalah;
keaktifan, tingkah laku, hasil ulangan, hubungan sosial,
kepemimpinan, prestasi olahraga, keterampilan,
ketekunan beribadah, akhlak dll. Semuanya harus
ditetapkan dengan jelas, sehingga dapat menjadi acuan
dalam menentukan keberhasilan proses belajar
mengajarnya. Hal ini sejalan dengan paradigma baru
pendidikan; yakni learning to know, to do, to be, to life
together.

Anda mungkin juga menyukai