K1
STRATEGI PEMBELAJARAN
Nama Anggota Kelompok
Tata Nama Senyawa
Kimia Hidrokarbon Ikatan Kimia
P E NG
Belajar dan Mengajar
Sama halnya dengan belajar, mengajar pun pada hakikatnya adalah suatu proses,
yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar anak didik, sehingga
dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar. Pada tahap
berikutnya mengajar adalah proses memberikan bimbingan/ bantuan kepada anak didik
dalam melakukan proses belajar (Nana Sudjana, 1991: 29).
Simpulan dari pengertian belajar menurut beberapa pendapat ahli adalah rangkaian
kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar didalam diri sesorang dan
mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran.
Bila terjadi proses belajar, maka bersama itu pula terjadi proses mengajar. Hal ini kiranya
mudah dipahami, karena bila ada yang belajar sudah tentu ada yang mengajarnya, dan
begitu pula sebaliknya kalau ada yang mengajar tentu ada yang belajar. Kalau sudah terjadi
suatu proses/ saling berinteraksi, antara yang mengajar dengan yang belajar, sebenarnya
berada pada suatu kondisi yang unik, sebab secara sengaja suasana atau tidak sengaja,
masing-masing pihak berada dalam suasana belajar (Sardiman 1986: 21).
Metode ceramah yaitu penerapan dan penuturan
secara lisan oleh guru terhadap kelasnya, dengan
menggunakan alat bantu mengajar untuk memperjelas
uraian yang disampaikan kepada siswa. Metode
ceramah ini sering kita jumpai pada proses-proses
pembelajaran di sekolah mulai dari tingkat yang rendah
PENGE
seperti ini sudah dianggap sebagai metode yang
Reaksi Redoks
Tata Nama
Senyawa Kimia
Tata Nama Senyawa Biner
Senyawa biner adalah senyawa yang dibentuk dari dua unsur, yang berasal dari satu unsur
logam dan satu unsur nonlogam atau dari dua unsur nonlogam
1. Tata nama senyawa biner logam dengan nonlogam
- Logam yang hanya punya satu bilangan oksidasi (gol. IA, IIA, IIIA)
Logam + nonlogam –ida
Contoh: NaBr = natrium bromida
Na2O = natrum oksida
K2O = kalium oksida
- Logam yang mempunyai lebih dari satu bilangan oksidasi
Logam + (biloks logam) + nonlogam –ida
Contoh : CuCl = tembaga (I) klorida
CuCl2 = tembaga (II) klorida
Cara lain menuliskan persamaan unsur logam yang memiliki biloks lebih dari satu adalah
sebagai berikut:
Unsur logam dengan biloks kecil ditulis dengan akhiran –o
Unsur logam dengan biloks besar ditulis dengan akhiran –i
Contoh: FeCl2 = fero klorida (biloks Fe = +2 lebih kecil)
FeCl3 = feri klorida (biloks Fe = +3 lebih besar)
2. Tata nama senyawa biner nonlogam dengan nonlogam
a. Atom yang cenderung bermuatan positif diletakkan di depan, sedangkan atom
yang cenderung bermuatan negative diletakkan di belakang sesuai dengan urutan
berikut:
B – Si – C – Sb – As – P – N – H – S – I – Br – Cl – O – F
Contoh: Rumus kimia amonia lazim ditulis sebagai NH 3 bukan H3N.
b. Senyawa dari dua jenis ion nonlogam diberi sesuai dengan nama kedua unsur
yang bersangkutan diberi akhiran –ida.
• Atom nonlogam yang hanya membentuk satu senyawa dengan atom lain
Nonlogam (+) + nonlogam (-) –ida
Contoh: HBr (hidrogen sulfida), HBr (hidrogen bromida)
• Pasangan atom yang bersenyawa membentuk lebih dai satu jenis
senyawa diberi nama dengan menyatakan jumlah atom tiap unsur dan
diakhiri dengan –ida. Angka indeks dalam bahasa Yunani yaitu
1 = mono
2 = di
3 = tri
4 = tetra
5 = penta
6 = heksa
7 = hepta
8 = okta
Reduksi adalah peristiwa pelepasan atau pengurangan oksigen dari suatu zat.
Contoh: reduksi gas SO3 dengan reaksi 2SO3(g) 2SO2(g) + O2(g)
Pada reaksi tersebut, SO3 mengalami pengurangan jumlah oksigen yang terikat. Zat
yang mengalami reduksi atau zat yang mengoksidasi zat lai disebut oksidator.
2. Oksidasi Reduksi sebagai Reaksi Pelepasan dan Penerimaan Elektron
Oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron
Contoh: oksidasi Fe menjadi Fe2O3 dengan reaksi; Fe Fe3+ + 3e-, dimana Fe
melepaskan electron menjadi ion Fe3+. Reduktor adalah pelepas electron
Adakalanya dalam suatu reaksi redoks, salah satu spesinya mengalami reduksi dan oksidasi.
Reaksi ini disebut autoredoks atau disproporsionasi
Contoh:
Setelah proses reduksi, dilakukan proses 4. Reaksi Redoks pada Baterai (Sel Leclanche)
pemurnian untuk mendapatkan logam murni Reaksi redoks yang terjadi:
Zn(s) + 2NH4+(aq) + 2MnO2(s) Zn2+(aq) + Mn2O3(s) +
2. Reaksi Redoks pada Penyambungan Besi 2NH3(aq) + H2O(l)
Campuran aluminium dan besi oksida disulut
untuk memulai reaksi redoks dan panas yang
dihasilkan dapat melumerkan permukaan rel.
Reaski: 2Al(s) + Fe2O3(s) 2Fe(s) + Al2O3(s)
HIDROKARBO
N DAN
Bagian:
MINYAK
BUMI
SENYAWA
HIDROKARBO
N
Senyawa
2. Ikatan rangkap 2
Hidrokarbon
Hidrogen Karbon 3. Ikatan rangkap 3
CxHy
• Kekhasan atom C : b. Bentuk Rantai
6C = 2 4 1. Rantai terbuka (Alifatik)
- Berikatan dg 4 ikatan dari atom
lain/atom karbonnya sendiri 2. Rantai tertutup (Siklik)
- Membentuk rantai atom karbon dg
berbagai bentuk dan kemungkinan,
yang dapat dikelompokkan berdasarkan c. Berdasarkan Kedudukannya
: 1. Primer berikatan pd 1 atom C lain
a. Jumlah Ikatan 2. Sekunder berikatan pd 2 atom C lain
1. Ikatan tunggal 3. Tersier berikatan pd 3 atom C lain
4. Kuarterner berikatan pd 4 atom C lain
Contoh atom Cprimer,sekunder,
tersier dan kuarterner
Senyawa Hidrokarbon
Alkena Alkuna
Alkana CnH2n
CnH2n-2
CnH2n+2 (1ikatanrangkap 2)
(1ikatan rangkap3)
(Tunggal) C3H6
C3H4
C2H6
Alkana (CnH2n+2) Cabang
Alkil (CnH2n+1)
Venus
Cabang yg bercabang
-iso -sekunder -tersier
(ada 2 cabang di bagian
(ada cabang di nmr (ada 1 cabang di bagian
2 yg menempel ujung terdalam) ujung terdalam)
Tata nama Alkana : ujung terluar)
1.Rantai Lurus, diberi awalan normal (n)
n-propana
2. Rantai bercabang
Untuk Penamaan Alkana
No Cabang - Nama Cabang – Nama Rantai utama
3. Reaksi Pembakaran
a. Pembakaran Sempurna (menghasilkan CO 2 dan H2O)
Alkena :
C4H8 Isomer rantai = 1 & 3
Isomer posisi = 1 & 2
Isomer
Alkuna
2. Adisi gas HX (X = Cl, Br, I) pada
Reaksi yg terjadi di alkena dan alkuna. Berlaku aturan
Markovnikov
Alkena dan Alkuna
Reaksi Adisi (Rangkap Tunggal)
1. Adisi Hidrogen pada alkena dan
alkuna menghasilkan alkana
Gaya molekul berdasarkan kekuatan dari yang c. Gaya Tarik dipol-dipol (polar)
terlemah sampai yang terkuat sebagai berikut: Gaya antarmolekul ini terjadi jika ujung positif dari
1. Gaya Van Der Waals salah satu molekul dipol ditarik ke ujung negatif dari
a. Gaya London (non polar) dipol molekul lainnya
2. Ikatan Hidrogen
Ikatan hydrogen merupakan ikatan
antarmmolekul yang sangat polar dan Jika gaya Tarik antar molekulnya sama,maka
mengandung atom hydrogen. Ikatan hydrogen semakin besar Mr-nya semakin tinggi titik didihnya.
disebabkan oleh gaya Tarik menarik antara
atom hydrogen dari molekul yang satu dengan Ikatan hydrogen jauh lebih kuat daripada gaya-
atom molekul lain yang sangat electronegative
gaya Van Der Waals. Zat yang mempunyai ikatan
(N,O,F). Contoh senyawa yang mempunyai
hydrogen memerlukan energy yang besar untuk
ikatan hydrogen : HF,H20,C2H5OH,dan NH3. memutuskannya. Oleh karena itu,titik didih dan
I. Hubungan Jenis Ikatan dan Gaya lelehnya sangat tinggi.
Molekul Terhadap Titik Didih dan
Leleh Senyawa-senyawa yang memiliki Mr besar
Urutan kekuatan gaya Tarik antar molekul : ikatan seharusnya memiliki titik didih dan titik leleh yang
hydrogen> gaya dipol-dipol>gaya London. Titik didih tinggi,namun adanya ikatan hydrogen dalam senyawa
suatu senyawa tergantung dari gaya Tarik antar yang mengandung hydrogen menimbulkan
molekul,semakin kuat gaya Tarik antar molekulnya penyimpangan sifat umum beberapa senyawa dari
maka titik didihnya semakin tinggi. unsur-unsur segolongannya.
J. Bentuk Molekul
Bentuk molekul merupakan bentuk geometris yang Jadi,bentuk molekul dipengaruhi oleh susunan
terjadi jika inti atom unsur yang saling berkaitan ruang PEI dan PEB pada atom pusat suatu
dalam suatu molekul dihubungkan dengan suatu garis molekul.Teori ini juga dikenal dengan teori VSEPR
lurus. Bentuk molekul senyawa kovalen ditentukan (Valence Shell Electron Pair Repulsion) atau teori
oleh susunan ruang pasangan electron di sekitar atom tolakan ppasangan electron valensi.
pusat. Bentuk molekul senyawa kovalen diuraikan
berdasarkan dua teori yaitu teori domain electron Ada lima lima macam bentuk dasar molekul
(VSEPR) dan teori Hibridisasi. kovalen yaitu sebagai berikut :
1. Teori Domain Elektron Linear: Bentuk molekul yang disusun oleh tiga
atom yang berikatan dalam satu garis lurus
Domain electron adalah suatu area dalam molekul
dan sebuah atom merupakan pusatnya. Sudut
yang ditempati oleh electron. Teori domain electron
menyatakan bahwa PEI dn PEB tolak menolak sehingga ikat pada dua pasang elektron ikatan sebesar
tiap-tiap pasangan electron cenderung berjauhan satu 180°. Contoh senyawa linear di antaranya
sama lain untuk meminimalkan gaya tolakan tersebut. HgBr2, CdCI2, dan BeH2
Segitiga datar: Bentuk molekul segitiga sama
sisi yang disusun oleh empat buah atom.
Sebuah atom sebagai pusatnya berikatan Oktahedral: Bentuk molekul terdiri atas delapan
dengan tiga atom lainnya dengan sudut ikat bidang yang merupakan segitiga sama sis
120°. Contoh senyawa segitiga datar yaitu BCI 3, dengan sudut ikat 90°. Contoh senyawa
oktahedral adalah SF6, TeF6, dan SeF6
BF3, dan Gal3
Tetrahedral: Bentuk molekul yang tersusun dari Notasi VSEPR yang menunjukan jumlah PEI
lima atom berikatan. Sebuah atom sebagai dan PEB sebagai berikut:
pusat yang berikatan dengan empat atom
lainnya dengan sudut ikat 109,5°. Contoh
AxnEm Keterangan :
senyawa tetrahedral yaitu CCI4, CH4, dan SnCI4
A= Atom pusat
Trigonal bipiramida: Bentuk molekul terdiri
atas dua bentuk piramida yang bergabung E = PEB
dalam salah satu bidang. Atom pusatnya X = PEI
dikelilingi oleh lima atom lain dengan sudut ikat m= Jumlah PEB
ekuatorial 120°, dan sudut aksial 90°. Contoh
n = Jumlah PEI
senyawa trigonal bipiramida yaitu PF5, SbCI5,
dan PCI5
Tabel.1 Hubungan PEI dan PEB pada atom pusat terhadap bentuk molekul
2. Teori Hibridisasi
Teori Hibridisasi dijelaskan berdasarkan proses
penggabungan (hibridisasi) orbital-orbital atom yang 1. Menentukan hibridisasi dengan cara biasa (pada
digunakann oleh electron-elektron yang saling umumnya)
berikatan. Teori ini disebut juga teori ikatan valensi. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai beriku
Hibridisasi merupakan proses bergabungnya orbital atom
pusat dengan orbital atom lainnya sehingga terbentuk Menggambarkan diagram elektron valensi atom
orbital hibrida.
pusat pada keadaan dasar.
Menggambarkan kembali diagram orbital namun
Orbital hibrida yang terbentuk memiliki panjang ikatan, dalam keadaan tereksitasi sehingga bisa
sudut, dan tingkat energi yang berbeda dengan orbital
pembentuknya. Keberadaan orbital hibrida ini mampu berpasangan dengan elektron dari atom lainnya
menjelaskan bentuk molekul dan ikatan atom-atom di Menentukan orbital hibrida (orbital baru) dengan
dalamnya. melihat orbital-orbital yang terlibat.
Orbital hibrida terdiri dari orbital hibrida sp yang
berbentuk linear, sp2 yang berbentuk segitiga datar,
sp3 yang berbentuk tetrahedral, sp3d yang berbentuk
segitiga bipiramida, dan sp3d2 yang berbentuk oktahedral.
Macam-Macam Hibridisasi
Perhatikan contoh berikut.
a. BeCl2 b. SF6
Gambar orbital di atas menunjukkan bahwa orbital yang Gambar orbital di atas menunjukkan bahwa orbital
terlibat adalah orbital s dan p, sehingga jenis yang terlibat adalah orbital s, tiga orbital p, dan dua orbital
hibridisasinya adalah hibridisasi sp. d, sehingga jenis hibridisasinya adalah hibridisasi sp 3d2.
Thanks!
Do you have any questions?
addyouremail@freepik.com
+91 620 421 838 yourcompany.com