Anda di halaman 1dari 1

CAHAYA DARI NUSANTARA

KARYA HABIB MUHDLOR MUHAMMAD ASSEGAF


Penulisan buku Cahaya dari Nusantara berawal dari upaya Habib Muhdlor sebagai murid untuk
menggembirakan gurunya yaitu Maulana Habib Luthfi Bin Yahya, dengan tulisan. Habib
Muhdlor merupakan salah satu santri Habib Luthfi Bin Yahya, beliau sudah mengikuti bai’at
tharikat Syadziliyyah sejak 2005, 5 tahun menjadi santri luar kemudian 2005-2020 beliau
menjadi penderek Habib Luthfi Bin Yahya. Untuk menulis buku yang berjudul Cahaya dari
Nusantara, beliau Habib Muhdlor melalui proses pengumpulan data selama 15 tahun,sedangkan
untuk penulisannya hanya sekitar 7 bulanan. Buku tersebut berisi 440 halaman dan terdiri dari 11
bab yang berisi tentang keseharian Habib Luthfi Bin Yahya di rumah hingga perjalanan
keilmuan beliau Habib Luthfi Bin Yahya.
Gambaran umum tentang buku yang dikarangnya, setidaknya ada 5 point yang dibahas buku
tersebut.
Pertama buku tersebut di dikte langsung dari Habib Luthfi Bin Yahya, yang terkadang beberapa
orang santri dipanggil untuk menuliskan yang beliau sampaikan. Pada 80 halaman terakhir
merupakan tulisan yang di dikte langsung oleh Habib Luthfi Bin Yahya selama tiga tahun
mengenai konsep tarekat secara umum.
Kedua, ada asbabul wurud yang menurutnya tulisan itu ada karena peristiwa. Seperti yang
dicontohkan oleh Habib Luthfi Bin Yahya ketika berdakwah dengan TNI dan POLRI. Itu
dituliskan oleh beliau karena ada peristiwanya.
Ketiga, ada saksi sejarahnya. Karena beliau sendiri Habib Muhdlor mengikuti Habib Luthfi Bin
Yahya sampai 15 tahun, sehingga tidak hanya mengikuti tetapi juga menjadi saksi sejarah.
Keempat, adalah haaliyah beliau. Sebagai santri dan sangat dekat dengan Habib Luthfi Bin
Yahya tentunya mengetahui haaliyah yang dilakukan oleh Habib Luthfi Bin Yahya.
Kelima, adalah catatan ngaji, seperti kliwonan, Ramadhan, dan lain sebagainya itu ditulis.
Habib Muhdlor berharap, dengan adanya buku ini tidak hanya jadi sebuah tulisan, namun juga
bisa mampu mengikuti jejak beliau bagaimana membangun kehidupan dalam berbangsa,
bernegara, dan beragama sehingga menciptakan kondisi yang aman, tentram, damai dan
Rahmatan lil ‘alamin.

Anda mungkin juga menyukai