Anda di halaman 1dari 4

Pendahuluan

● Burnout Syndrome merupakan suatu sindrom meliputi kelelahan emosional, fisik dan mental
yang disebabkan oleh stress yang berlebihan dan berkepanjangan. WHO memasukan burnout
sebagai fenomena okupasi yaitu fenomena yang berhubungan dengan stress di tempat kerja

● Berdasarkan data WHO sekitar 20% populasi di dunia pernah mengalami burnout syndrome
dimana orang merasakan stress bisa akibat bekerja terlalu keras akibatnya dapat mengurangi
produktivitas dan menguras energi, dan tak jarang terkadang seseorang menjadi merasa tak
berdaya, putus asa dan mudah tersinggung

● Burnout Syndrome sering dialami oleh mahasiswa kedokteran yang harus menyelesaikan
studinya dalam waktu yang lama dan harus menghadapi banyak proses
● Faktor yang menyebabkannya meliputi : Kurangnya waktu senggang karena harus bekerja di rumah sakit
setidaknya 12 jam per hari, hal ini belum ditambah jam jaga dimana mahasiswa harus menghabiskan
setidaknya 36 jam di rumah sakit dan faktor lainnya seperti banyaknya tugas dan stress dan kelelahan
berlebih di tempat kerja. hal ini yang membuat mahasiswa kedokteran terkadang mengalami stress
berlebih, tekanan yang sangat besar dan tekanan emosional yang tinggi

● Beberapa penelitian menunjukkan prevalensi burnout syndrome pada mahasiswa kedokteran di Amerika
sebesar 10%

● penelitian di Kamerun juga menunjukkan bahwa 30,6% mahasiswa kedokteran memiliki gangguan depresi
mayor

● Angka burnout syndrome di tenaga medis umumnya berkisar dari 27% sampai 75% dan juga tak jarang
burnout syndrome akan berkembang menjadi gangguan depresi, gangguan anxietas dan penyakit mental
lainnya
Kesimpulan
● Burnout adalah sindrom psikologis yang muncul sebagai respons berkepanjangan terhadap stres
di tempat kerja

● Gejala burnout mencakup beberapa aspek mulai dari (1) kelelahan emosional (deplesi emosional
dalam sosial), (2) depersonalisasi dan (3) penurunan prestasi pribadi

● Burnout Syndrome sering dialami oleh mahasiswa kedokteran yang harus menyelesaikan
studinya dalam waktu yang lama dan harus menghadapi banyak proses

● Diagnosis sindrom burnout ditegakkan melalui kuisioner Maslach Burnout Inventory (MBI) dan
diagnosis burnout pada tenaga medis dan mahasiswa kedokteran ditegakkan dengan kuisioner
MBI-HSS
Kesimpulan
● Dampak sindrom burnout bagi pekerjaan sangat besar meliputi penurunan produktivitas
pekerjaan, berkuranganya komitmen, penurunan moral bahkan dapat berujung pada depresi,
gangguan anxietas dan insomnia

● Mahasiswa kedokteran dan tenaga medis sangat rentan terkena sindrom burnout, pada berbagai
penelitian didapatkan bahwa prevalensi burnout di Amerika pada mahasiswa kedokteran berkisar
antara 20-30%

● Faktor yang menyebabkan tingginya prevalensi sindrom burnout pada mahasiswa kedokteran dan
tenaga medis tidak bervariasi mulai dari peningkatan beban kerja (kurangnya waktu senggang),
lamanya masa pendidikan, banyaknya tugas dan sebagainya

● Tatalaksana sindrom burnout mulai dari tatalaksana non-farmakologis yaitu yang bertujuan
mengubah kebiasaan setiap individu mulai dari mengubah kebiasaan bekerja, mengembangkan
kemampuan coping, mendapatkan dukungan sosial serta farmakologis dengan pemberian obat-
obatan golongan Anxiolytics dan Sedatif

Anda mungkin juga menyukai