3 MASALAH DAN MUSUH UTAMA BANGSA

DAMPAK KORUPSI

• Kerugian Negara Rp. 5,29 Trilyun (2014)

• Jumlah Kasus 629 Kasus
• Pelaku Korupsi Pegawai Pemerintah (Pelaksana
Proyek,PPTK, KPA dan PPK) dan Pegawai Swasta
(Direktur,Komisaris,Konsultan dan Pegawai Swasta
 DAMPAK TERORIS

• Kerugian Negara Rp. 1 Trilyun (Kasus Bom Bali)

• Korban Jiwa 202, Korban Luka – Luka 209
• Pelaku Organisasi Tertentu
 DAMPAK NARKOBA

• Kerugian Negara Rp. 63,1 Trilyun (2014)

• Korban Jiwa 37 – 50 setiap hari
• Jumlah Kasus 629 Kasus
• Pelaku Semua unsur tanpa mengenal status dan
kedudukan
 INDIKASI

Peran Meningkat Pemakai Bertambah

Kualitas & Pemakai Bervariasi

Jumlah

Penyebaran Meluas
Sindikat Kuat

Dampak Negatif Penyakit Berbahaya

 PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP
NARKOTIKA

NILAI PEREDARAN NARKOTIKA DI ASEAN MENCAPAI Rp. 110 TRILLIUN,

SEBANYAK 43 PERSEN ADA DI INDONESIA

Cambodia, Myanmar and the Philippines also reported crystaline methamphetamine

use but did not report use trend data. Source : DAINAP
PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOTIKA DI TINGKAT
NASIONAL
• AKSES REHABILITASI TERHADAP PENGGUNA NARKOBA TIDAK
BERJALAN MAKSIMAL PER TAHUN HANYA 18.000 ORANG
• PEYALAHGUNA NARKOBA 4 JUTA , JIKA 100 RIBU ORANG DI
REHABILITASI PER TAHUN MAKA MEMBUTUHKAN 40 TAHUN
UNTUK DAPAT MEREHIBILITASI SEMUA PENYALAHGUNA
NARKOBA JIKA TIDAK ADA TAMBAHAN PENYALAHGUNA BARU
 NEGARA KESATUAN REPUBLIK IINDONESIA

TIDAK ADA SUATU WILAYAH DI SELURUH INDONESIA YANG TERBEBAS

DARI PENYALAHGUNAAN NARKOBA
 ESTIMASI JUMLAH NARKOTIKA YANG
BEREDAR

• GANJA (Gr) = 158.522.821

• EKSTASI (Butir) = 14.376.448
• HEROIN (Gr) = 9.284.430
• SABU (Gr) = 219.837.040
• VARIASI DAN MODUS PEREDARAN
NARKOBA SELALU BERUBAH DAN
MENGGUNAKAN SEL TERPUTUS
• 75 % JARINGAN PEREDARAN NARKOTIKA
DIKENDALIKAN DARI DALAM LAPAS
• SISTEM PENGAWASAN TERHADAP JALUR
MASUK PEREDARAN NARKOTIKA TIDAK
OPTIMAL
 PREVALENSI PENYALAHGUNA

• PENGGUNA NARKOTIKA (10 – 59 TAHUN)

TAHUN 2014 SEBESAR 4 JUTA JIWA
- 1.6 JUTA ORANG COBA PAKAI
- 1.4 JUTA ORANG TERATUR PAKAI
- 67 RIBU ORANG PECANDU

UMUR RATA – RATA PENGGUNA NARKOTIKA

TERATUR PAKAI BERUSIA 26 TAHUN
 PREVALENSI PENYALAHGUNA

• PENGGUNA NARKOTIKA
BERDASARKAN JENIS KELAMIN :
PRIA = 91,3 %
WANITA = 8,7 %
 PREVALENSI PENYALAHGUNA

• PENGGUNA NARKOTIKA
BERDASARKAN JENIS PEKERJAAN :
- TIDAK BEKERJA =
20 %
- PELAJAR DAN MAHASISWA =
25 %
- PEKERJA SWASTA DAN PEMERINTAH
= 55 %
 ANGKA KEMATIAN
• 12.044 ORANG MENINGGAL PER TAHUN ATAU 37
0RANG PER HARI AKIBAT DAMPAK
PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA
PENYEBAB :
- MENGKONSUMSI NARKOBA DALAM DOSIS
BERLEBIH
- MENGKONSUMSI LEBIH SATU JENIS NARKOBA
SEKALIGUS
- MENGGUNAKAN NARKOBA SETELAH ABSTINEN
LAMA
 KERUGIAN EKONOMI

• JUMLAH KERUGIAN AKIBAT PENYALAHGUNAAN

NARKOTIKA SEKITAR Rp. 63,1 TRILYUN
- KERUGIAN PRIBADI = Rp. 56,1 TRILYUN
- KERUGIAN SOSIAL = Rp. 6,9 TRILYUN
• AKSES REHABILITASI TERHADAP PENGGUNA NARKOBA TIDAK
BERJALAN MAKSIMAL PER TAHUN HANYA 18.000 ORANG
• PEYALAHGUNA NARKOBA 4 JUTA , JIKA 100 RIBU ORANG DI
REHABILITASI PER TAHUN MAKA MEMBUTUHKAN 40 TAHUN
UNTUK DAPAT MEREHIBILITASI SEMUA PENYALAHGUNA
NARKOBA JIKA TIDAK ADA TAMBAHAN PENYALAHGUNA BARU
 JUMLAH
RATIO
JUMLAH TERSANGKA
RAWAN
POPULASI PEREDARAN GELAP PERIN
NO PROVINSI PERDAGAN
USIA 10 – 59 (KULTIVASI,PRODU GKAT
GAN GELAP
TAHUN 2012 KSI & DISTRIBUSI )
NARKOBA
THN 2012
NUSA TENGGARA
1 3.289.200 21 1 : 156.628 I
TIMUR
2 DI YOGYAKARTA 2.610.000 22 1 : 118.636 II
3 MALUKU 1.036.300 9 1 : 115.144 III
4 GORONTALO 683.200 6 1 : 113.867 IV
5 BANTEN 8.641.800 114 1 : 75.805 V
6 JAWA TENGAH 23.401.900 469 1 : 49.897 VI
7 MALUKU UTARA 741.800 15 1 : 49.453 VII
8 SULAWESI UTARA 1.774.600 39 1 : 44.733 VIII
9 SULAWESI TENGGARA 1.824.900 46 1 : 39.671 IX
10 JAWA BARAT 32.699.100 852 1 : 38.379 X
11 BALI 2.737.200 73 1 : 37.496 XI
NUSA TENGGARA
12 3.546.300 95 1 : 37.329 XII
BARAT
13 SUMATERA BARAT 3.322.600 106 1 : 31.345 XIII
Sumber Data : Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim dan BNN, Maret 2013)
 Prevalensi Penyalahguna Narkoba di Provinsi
Gorontalo
Tahun 2008 Tahun 2013

• Penduduk 10 – 59 th • Penduduk 10 – 59 th
– 675.800 jiwa – 683.200 jiwa

• Prevalensi 2,55 % • Prevalensi 1,4 %

• Penyalahguna • Penyalahguna
= 17.233 orang = 9.565 orang
 Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba

1. Menjadikan 98,6 % penduduk Gorontalo imun terhadap penyalahgunaan dan

peredaran gelap narkoba melalui partisipasi aktif seluruh komponen masyarakat,
bangsa, dan Negara Indonesia dengan menumbuhkan sikap menolak narkoba dan
menciptakan lingkungan bebas narkoba.

2. Menjadikan 1,4 % penduduk Gorontalo (9.565 orang penyalahguna narkoba) secara

bertahap mendapat layanan rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial melalui rawat
inap atau rawat jalan serta mencegah kekambuhan dengan program after care (rawat
lanjut).

3. Menumpas jaringan sindikat narkoba hingga ke akar-akarnya melalui pemutusan

jaringan sindikat narkoba dalam dan/atau luar negeri dan penghancuran kekuatan
ekonomi jaringan sindikat narkoba dengan cara penyitaan aset yang berasal dari
tindak pidana narkotika melalui penegakan hukum yang tegas dan keras.
• NARKOBA
MERUPAKAN
BISNIS YANG
PALING
MENGUNTUNGK
ANMAKA RESIKO
APAPUN AKAN
DIJALANKAN
 Tidak ada Grasi bagi
Bandar/Gembong
Narkoba yang telah di
vonis hukuma mati, dan
bagi para pecandu dan
korban penyalahgunaan
narkoba wajib
direhabilitasi
•SEMAKIN BANYAK
PERMINTAAN SEMAKIN
BANYAK DI PRODUKSI
Kegagalan tangani
narkoba karena
masyarakat hanya
andalkan Pemerintah
(Polri/BNN)

Peran serta masyarakat ,

seluruh instansi pemerintah
dan swasta dalam Upaya
Pencegahan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkoba
(P4GN) sangat di harapkan
sesuai dgn Amanat UU No 35
Thn 2009
dan Inpres No. 12 Tahun 2011
1. Menjadikan 97,2 % penduduk Indonesia imun
terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap
narkoba melalui partisipasi aktif seluruh komponen
masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia dengan
menumbuhkan sikap menolak narkoba dan
menciptakan lingkungan bebas narkoba.

2. Menjadikan 2,8 % penduduk Indonesia

(penyalahguna narkoba) secara bertahap mendapat
layanan rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial
melalui rawat inap atau rawat jalan serta
mencegah kekambuhan dengan program after care
(rawat lanjut).

3. Menumpas jaringan sindikat narkoba hingga ke

akar-akarnya melalui pemutusan jaringan sindikat
narkoba dalam dan/atau luar negeri dan
penghancuran kekuatan ekonomi jaringan sindikat
narkoba dengan cara penyitaan aset yang berasal
dari tindak pidana narkotika melalui penegakan
hukum yang tegas dan keras.
• NARKOBA MERUPAKAN
BISNIS YG PALING
MENGUNTUNGKAN,
MAKA RESIKO APAPUN
AKAN DIJALANKAN

• DI IRAN HARGA 1
KILOGRAM SHABU
HANYA SEHARGA 100
JT RUPIAH, DI
INDONESIA
PASARANNYA
MENCAPAI 1,5
MILIAR RUPIAH.
• BERLAKU HUKUM PASAR :
PASAR GELAP NARKOBA
TERBENTUK, MAKA
PASOKAN NARKOBA
BERJALAN TERUS
• SEMAKIN BANYAK
PERMINTAAN SEMAKIN
BANYAK DI PRODUKSI
1. Menjadikan 97,2 % penduduk Indonesia imun terhadap
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba melalui partisipasi
aktif seluruh komponen masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia
dengan menumbuhkan sikap menolak narkoba dan menciptakan
lingkungan bebas narkoba.

2. Menjadikan 2,8 % penduduk Indonesia (penyalahguna narkoba) secara bertahap

mendapat layanan rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial melalui rawat inap atau
rawat jalan serta mencegah kekambuhan dengan program after care (rawat lanjut).

3. Menumpas jaringan sindikat narkoba hingga ke akar-akarnya melalui

pemutusan jaringan sindikat narkoba dalam dan/atau luar negeri dan
penghancuran kekuatan ekonomi jaringan sindikat narkoba dengan cara
penyitaan aset yang berasal dari tindak pidana narkotika melalui
penegakan hukum yang tegas dan keras.
Kegagalan tangani
narkoba karena
masyarakat hanya
andalkan Pemerintah
(BNN/Polri)

Peran serta masyarakat ,

seluruh instansi pemerintah
dan swasta dalam Upaya
Pencegahan Pemberantasan
Penyalahgunaan dan
Peredaran Gelap Narkoba
(P4GN) sangat di harapkan
sesuai dgn Amanat UU No 35
Thn 2009 Tentang Narkotika
dan Inpres No. 12 Tahun 2011
 STRATEGI PENCEGAHAN
1. Mengimunisasi seluruh lapisan masyarakat
yang belum terkontaminasi bahaya
penyalahgunaan narkoba

2. Memfokuskan untuk menjadikan siswa/pelajar

dan mahasiswa memiliki pola pikir, sikap dan
terampil menolak penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkoba

3. Memprioritaskan para pekerja agar memiliki

pola pikir, sikap dan terampil menolak
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba
Beberapa Kasus
Penyalahgunaan
Narkoba
 JAWA POS
TGL 5 PEBRUARI 2012
 JAWA POS
TGL 24 JANUARI 2012
JAWA POS, 13 DESEMBER 2011 APARTEMEN
METROPOLIS TENGGILIS MEJOYO
JAWA POS, 19 MEI 2011
DI BANDARA JUANDA
JAWA POS 5 Pebruari 2009
Camat Tertangkap Bawa Ekstasi
(Jawa Pos, Sabtu 17 Mei 2008)
MENJADI BARISAN TERDEPAN ATAU UJUNG TOMBAK DALAM UPAYA
PENCEGAHAN PEMBERANTASAN PENYALAHGUNAAN DAN
PEREDARAN GELAP NARKOTIKA BAIK DI LINGKUNGAN SEKOLAH

MENYAMPAIKAN INFORMASI DAN EDUKASI TENTANG NARKOBA

SECARA DINI KEPADA SELURUH SISWA DI LINGKUNGAN SEKOLAH

MENYELAMATKAN LINGKUNGAN SEKOLAH DARI ANCAMAN BAHAYA

NARKOBA AKIBAT PEREDARAN GELAP DAN PENYALAHGUNAAN
NARKOBA DAN MEWUJUDKAN SEKOLAH BERSIH NARKOBA.
1. IKUT BERPERAN SECARA AKTIF MEMBANTU SEGALA UPAYA PEMERINTAH
DALAM ARTI YANG SELUAS-LUASNYA UNTUK :
A. MENCEGAH MASUKNYA NARKOBA DI LINGKUNGAN SEKOLAH
B.  MEMBERANTAS DAN MEMPERSEMPIT RUANG GERAK PEREDARAN
GELAP NARKOBA DI LINGKUNGAN SEKOLAH.
C. MENCEGAH TERJADINYA PENYALAHGUNAAN NARKOBA DISELURUH
LINGKUNGAN SEKOLAH.
D. MENANGGULANGI KORBAN AKIBAT PENYALAHGUNAAN NARKOBA.

2. MEMBANGUN, MEMBINA DAN MENINGKATKAN KESADARAN

MAHASISWA AGAR BERPERAN AKTIF  DALAM HAL TERSEBUT
PADA POIN 1 HURUF A S/D HURUF D DIATAS.
3. MENUMBUHKAN DAN MEMBINA KESADARAN SISWA TERHADAP
KEWAJIBANNYA UNTUK MELAPORKAN KEPADA PEJABAT YANG
BERWENANG APABILA MENGETAHUI ADANYA PENYALAHGUNAAN
DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA

4. MELAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ANCAMAN BAHAYA

PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP  NARKOBA.

5. MEMASYARAKATKAN BUDAYA BANGGA KARENA HIDUP SEHAT

TANPA NARKOBA.

6.  MENERIMA DAN MENERUSKAN LAPORAN SERTA INFORMASI YANG

DITERIMA DARI SISWA, GURU DAN ATAU SATPAM MENGENAI
PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA KEPADA PIHAK
SEKOLAH ATAU KEPALA SEKOLAH DAN ATAU BISA DI PROSES KEPOLISIAN
RI ATAU BADAN NARKOTIKA NASIONAL (BNN).
HARAMNYA NARKOBA
PECANDU SAKAW
MENCEGAH LEBIH BAIK
DARIPADA MENGOBATI
TERIMA KASIH