Anda di halaman 1dari 23

Pengujian pembelian

barang dan jasa


Tujuan Pemeriksaan Pembelian

Untuk memastikan bahwa pembelian barang dan


jasa telah dicatat dan dilaporkan pada tahun
berjalan dengan benar (tidak overstetament) dan
sesuai dengan UU Pepajakan
Methodology for design test of control dan
test of detail
Memahami internal
control

Menilai resiko internal


control

Menentukan luas
pengujian internal control

Audit prosedure
Design Test of control
dan subtantif test dari
transaksi pembelian sampling

Waktu &
sampling data
Akun akun terkait pembelian
transaksi akun Fungsi Dokumen Dokumen
bisnis keuangan perpajakan
pembelian Persediaan Proses PO P.R. Faktur pajak
Barang dan Aktiva tetap Penerimaan P.O SPT Masa PPN
Jasa barangan
Biaya/jasa Pencatatan LPB SPT Masa PPh
Utang 23/26
Biaya Invoice Daftar dan bukti
penjualan potong
Retur Debet memo Equalisasi
pembelian pembelian dan
form B1, B2
dan B3
Voucher Biaya/jasa VS
Jurnal PPh pasa
pembelian 23/26
Daftar suppier
T/B
Utang/biaya
Prosedur Pemeriksaan

• Pelajari internal control Pembelian


• Pelajari metode penentuan harga pokok
penjualan menurut WP, FIFO atau Average.
• Seluruh biaya terkait dengan harga pokok
ada relevansinya dengan pendapatan.
• HPP terbesar adalah pembelian barang jadi
dan biaya angkut.

• Pembelian barang yang tinggi tentu harus


dibarengi dengan pendapatan yang diterima
atau diperoleh karena jika WP tidak melihat
prinsip Matching Cost and Revenue,
dipastikan perusahaan akan kesulitan
likuiditasnya saat membayar utang.
• Bandingkan HPP tahun pajak saat diaudit dengan
tahun sebelum atau sesudahnya.
Persiapan Test of Control dan Subtantive Test

Test of control adalah pengujian terhadap internal


control, apakah control yang dilakukan telah
baik dilakukan atau buruk, sehingga akan
mempengaruhi luas tidak pemeriksaan yang
akan dilakukan
Persiapan Test of Control dan Subtantive Test

Subtantive test adalah pengujian yang dilakukan


terhadap angka-angka yang diada di akun yang
terkait dengan pembelian. Subtantive test terdiri
dari:
1. Analitical prosedur (prosedur analisis)
2. Test of detail (pemeriksaan dokumen)
Test analisa prosedur

Lakukan analisis arus barang


1) Pengujian ini lebih menekan kan pada unit
barang dan nilai perolehan.
2) Persediaan awal ditambah pembelian merupakan
barang yang tersedia untuk dijual atau stok
barang. salah satu metode perhitungan HPP
yang diperkenankan DJP.
a. Saldo akhir barang berupa unit dan HPP harus
sama dengan pengujian arus barang tersebut.
b. Harga pokok penjualan = pesediaan awal +
pembelian - persediaan akhir.
c. Harga pokok penjualan bukan merupakan
penjualan, namun merupakan barang / nilai
perolehan barang yang dijual.
d. Buatkan trend presentase laba kotor (Januari s.d.
Desember), bandingkan dengan HPP. Jika
terjadi hal mencolok, pastikan penyebabnya.
e. Lakukan pengujian Arus Uang untuk pembelian
dengan cara:
Saldo Awal Utang - Saldo akhir- Pelunasan Utang =
Pembelian Kredit

Pembelian kredit + Pembelian Tunai = Pembelian


Test of detail
Bandingkan dokumen / bukti di bawah ini.
- Minta buku pembelian dan buku biaya
- Bukti pembelian
- Laporan penerimaan barang
- Surat jalan
- Nota debit (Rek. Bank) untuk pembayaran
- Saldo utang dagang
- Order pembelian
- Faktur pajak masukan
- Surat penawaran harga
Biaya - biaya Usaha
Tujuan Pemeriksaan

Untuk memastikan bahwa seluruh biaya tersebut


memang merupakan biaya untuk mendapatkan,
menagih, dan memelihara penghasilan serta telah
dicatat dan dilaporkan pada tahun berjalan dengan
benar (tidak overstetament) dan sesuai dengan UU
Perpajakan
Biaya Gaji dan Lain-lain

• Pelajari sistem penggajian dan kebijaksanaan


perusahaan
• dapatkan jumlah karyawan beserta gajinya di
bagian sumber daya manusia
• Bandingkan biaya gaji tahun ini dengan tahun
sebelumnya dan sesudahnya. kaitkan dengan
tingkat kenaikan atau penurunan penjualan
• Bandingkan dokumen di bawah ini
- Jumlah Slip Gaji
- SPt Masa PPh Pasal 21
- Nota Debit (Rek. Bank untuk pembayaran gaji)
- Daftar karyawan dan tanda terima
- Nota pengeluaran kas dari perusahaan

• Bandingkan jumlah karyawan di bawah ini


- Jumlah dalam daftar slip gaji
- Jumlah karyawan dalam kartu hadir
- Jumlah karyawan dalam daftar asuransi Jamsostek
- Jumlah karyawan dalam surat perjanjian kerja
- Jumlah KTP karyawan
• Lakukan ekualisasi dengan PPh Pasal 21.
• Pastikan tanda tangan penerima gaji telah sesuai
dengan surat perjanjian kerja, untuk memastikan
karyawan fiktif.
• Pastikan biaya yang diberikan dalam bentuk uang,
bukan dalam bentuk natura
• Jika menggunakan nilai mata uang asing, pastikan
bahwa penghasilan brutonya telah menggunakan nilai
kurs Menteri Keuangan.
• Jika ada gai ke-13 atau bonus, pastikan bukan
berasal dari laba ditahan. Jika berasal dari laba
ditahan, pastikan bukan merupakan pengurang
penghasilan bruto (Pasal 9 ayat 1 UU PPh)

• Jika WP menggunakan tahun buku berbeda dengan


tahun takwim, lakukan rekonsiliasi karena PPh
Pasal 21 harus menggunakan tahun takwim (Januari
- Desember)
Biaya Perjalanan

• Pastikan bahwa mengenai biaya perjalanan tersebut,


ada surat perintah dari direksi dan dalam rangka
melakukan kegiatan terkait dengan usaha
• Bandingkan biaya perjalanan tahun ini dengan tahun
sebelumnya atau sesudahnya. Kaitkan dengan tingkat
kenaikkan atau penurunan penjualan
• Bandingkan dokumen atau bukti di bawah ini.
a. Bukti nota debit (Rekening Bank untuk
pembayaran biaya dinas).
b. Tiket pesawat atau kendaraan, bahan bakar
minyak.
c. penginapan, makan minum dan perjalanan, uang
saku harian.
d. Trasir ke buku kas, buku biaya, dan buku besar.
e. Untuk uang makan pastikan apakah telah
dikenakan PPh Pasal 21.
• Jika ada karyawan asing, pastikan biaya tersebut
hanya untuk kegiatan usaha, dan saat datang atau
pergi ke luar negeri selama-lamanya.
• Pastikan tidak ada keluarga karyawan yang ikut
(Lihat tiket dan biaya akomodasi hotel).
• Pastikan biaya perjalanan dinas yang tidak wajar ke
pemegang saham, dan kaitkan dengan deviden
terselubung.
- Biaya dikoreksi fiskal
- Dividen yang terselubung objek PPh Pasal 23.

Anda mungkin juga menyukai