Anda di halaman 1dari 27

Tujuan Pemeriksaan

Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan

Tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan


perundang-undangan perpajakan

DAPAT DILAKUKAN MELALUI


PEMERIKSAAN KANTOR (PK)
atau
PEMERIKSAAN LAPANGAN (PL)
Ruang Lingkup Pemeriksaan
2

Satu/beberapa/ • WP mohon pengembalian kelebihan pembayaran


seluruh jenis pajak pajak
baik untuk • SPT Lebih Bayar

Pemeriksaan satu atau beberapa • SPT Lebih BayarSPT menyatakan rugi

Menguji Kepatuhan Masa pajak, Bagian • tidak menyampaikan atau menyampaikan SPT

Tahun pajak dalam yang melampaui batas waktu pada Surat Teguran
• melakukan pengabungan, peleburan, dll
Tahun-tahun lalu/
• SPT memenuhi kriteria seleksi (analisis risiko)
Tahun berjalan

Ruang
Lingkup • pemberian NPWP
• penghapusan NPWP
• pengukuhan.pencabutan pengukuhan PKP
• WP mengajukan keberatan

Melaksanakan • pengumpulan bahan Norma Penghitungan

Pemeriksaan ketentuan perundang- • pencocokan data/alket


• penentuan WP berlokasi daerah terpencil
Tujuan Lain undangan
• penentuan tempat terutang PPN
• pemeriksaan dalam rangka penagihan

• penentuan saat mulai produksi

• pertukaran informasi dengan negara mitra P3B


Kriteria Pemeriksaan
3

Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan


 WP mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak;

 WP menyampaikan SPT yang menyatakan lebih bayar, termasuk yang telah


diberikan pengembalian pendahuluan kelebihan pajak;
 WP menyampaikan SPT yang menyatakan rugi;
 WP tidak menyampaikan atau menyampaikan SPT tetapi melampaui jangka
waktu yang telah ditetapkan dalam Surat Teguran;
 WP melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, pembubaran,
atau akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya;atau
 WP menyampaikan Surat Pemberitahuan yang memenuhi kriteria seleksi
berdasarkan hasil analisis risiko (risk based selection) mengindikasikan adanya
kewajiban perpajakan Wajib Pajak yang tidak dipenuhi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
Kriteria Pemeriksaan
4

Pemeriksaan Untuk Tujuan Lain


 pemberian Nomor Pokok Wajib Pajak secara jabatan;
 penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak;
 pengukuhan atau pencabutan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;
 Wajib Pajak mengajukan keberatan;
 pengumpulan bahan guna penyusunan Norma Penghitungan Penghasilan Neto;
 pencocokan data dan/ atau alat keterangan;
 penentuan Wajib Pajak berlokasi di daerah terpencil;
 penentuan satu atau lebih tempat terutang Pajak Pertambahan Nilai;
 Pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak;
 penentuan saat produksi dimulai atau memperpanjang jangka waktu
kompensasi kerugian sehubungan dengan pemberian fasilitas perpajakan; dan/
atau memenuhi permintaan informasi dari negara mitra Perjanjian
Penghindaran Pajak Berganda.
Standar Pemeriksaan Untuk Menguji
Kepatuhan
5
Standar Umum
6

Pemeriksaan dilakukan oleh Pemeriksa yang:


 Telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan teknis yang
cukup serta memiliki keterampilan sebagai pemeriksa pajak
dan menggunakan keterampilannya secara cermat dan
seksama

 Jujur dan bersih dari tindakan-tindakan tercela serta


senantiasa mengutamakan kepentingan negara

 Taat terhadap peraturan perundangan-undangan, termasuk


taat terhadap batasan waktu yang ditetapkan
Standar Pelaksanaan Pemeriksaan
7

Pemeriksaan dilakukan sesuai standar pelaksanaan pemeriksaan:


Harus didahuli dengan persiapan yang baik, sesuai dengan tujuan pemeriksaan, dan
mendapat pengawasan yang seksama.
Scope audit ditentukan dan harus dikembangkan berdasarkan pencocokan data,
pengamatan, konfirmasi, dan pengujian lain.
Temuan pemeriksaan berdasarkan bukti kompeten yang cukup dan berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
>> (menguji kepatuhan)
Dilakukan oleh Tim Pemeriksa (1 supervisor, 1 ketua tim, 1 atau lebih anggota tim)
Tim Pemeriksa dapat dibantu oleh orang yang memiliki keahlian tertentu yang
bukan pemeriksa pajak, baik yang berasal dari internal maupun ekternal DJP.
>> (menguji kepatuhan)
Apabila diperlukan pemeriksaan dapat dilakukan secara bersama-sama dengan
tim pemeriksa dari instansi lain. >> (menguji kepatuhan)
Pemeriksaan dapat dilakukan di kantor DJP, tempat tinggal WP, dan tempat lain yang
dianggap perlu.
Pada jam kerja, jika perlu dapat di luar jam kerja
Didokumentasikan dalam bentuk KKP
LHP sebagai dasar penerbitan SKP dan/atau STP
Standar Pelaporan
8

A. LHP disusun secara disusun secara ringkas dan jelas, memuat:


- ruang lingkup dan pos-pos yang diperiksa
- simpulan yang didukung dengan temuan yang kuat

B. Isi LHP mengenai (sesuai dengan tujuan):


 Penugasan pemeriksaan
 Identitas Wajib Pajak
 Pembukuan/pencatatan Wajib Pajak  menguji kepatuhan
 Pemenuhan kewajiban perpajakan menguji kepatuhan
 Data/informasi yang tersedia  menguji kepatuhan
 Materi yang diperiksa
 Uraian hasil pemeriksaan
 Ikhtisar hasil pemeriksaan  menguji kepatuhan
 Perhitungan pajak terutang menguji kepatuhan
 Simpulan dan usul pemeriksa pajak
 Dasar/Tujuan pemeriksaan  tujuan lain
 Buku/dokumen yang dipinjam  tujuan lain
Kewajiban dan Wewenang Pemeriksa
 Menyampaikan pemberitahuan tertulis (Pem. Lap.)
 Memperlihatkan tanda pengenal dan SP2
9  Menjelasan alasan pemeriksaan
 Memperlihatkan Surat Tugas apabila susunan pemeriksa berubah
 Menyampaikan SPHP
Kewajiban
Menguji  Memberikan hak hadir kepada WP waktu Pembahasan Akhir
Pasal 11
Kepatuhan  Melakukan pembinaan kepada Wajib Pajak
 Mengembalikan buku, dokumen, dll yang dipinjam dari WP
 Merahasiakan segala yang diberitahukan oleh WP

 Memanggil WP datang ke kantor dengan Surat Panggilan (Pem. Kantor)


 Melihat/meminjam buku, catatan, dokumen, dll
Wewenang  Mengakses/mengunduh data elektronik (Pem. Lap)
Pasal 12  Memasuki tempat/ruangan yang dianggap perlu (Pem. Lap)
 Meminta kepada WP memberi bantuan jika diperlukan
Kewajiban  Menyegel tempat/ruangan dan barang bergerak/tidak (Pem. Lap)
&  Meminta keterangan tertulis/lisan dari WP
 Meminta keterangan/bukti dari pihak ketiga
Wewenang Meminjam KKP yang dibuat Akuntan Publik melalui WP (Pem. Kantor)
(Pasal 12)

 Menyampaikan pemberitahuan tertulis (Pem. Lap.)


 Menyampaikan Surat Panggilan (Pem. Kantor)
Kewajiban
 Memperlihatkan tanda pengenal dan SP2
Pasal 37
 Menjelasan alasan dan tujuan pemeriksaan
 Memperlihatkan ST apabila susunan pemeriksa berubah
 Membuat KKP sebagai dasar penyusunan LPP
 Mengembalikan buku, dokumen, dll yang dipinjam dari WP
Tujuan
 Merahasiakan segala yang diberitahukan oleh WP
Lain
 Melihat/meminjam buku, catatan, dokumen, dll
 Mengakses/mengunduh data elektronik (Pem. Lap.)
 Memasuki tempat/ruangan yang dianggap perlu
Wewenang  Meminta keterangan tertulis/lisan dar WP
Pasal 38  Meminta keterangan/bukti dari pihak ketiga
Hak dan Kewajiban Wajib Pajak
 Minta pemeriksa memperlihatkan tanda pengenal dan SP2
10  Minta pemberitahuan secara tertulis perihal pemeriksaan (Pem. Lap.)
 Minta penjelasan alasan dan tujuan pemeriksaan
Hak  Minta diperlihatkan Surat Tugas jika pemeriksa berubah
Menguji
Kepatuhan Pasal 13
 Menerima Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP)
 Menghadari Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
 Mengajukan permohonan dilakukan pembahasan oleh Tim Pembahas
 Memberikan pendapat/penilaian atas pemeriksaan

Kewajiban  Memenuhi panggilan untuk datang menghadiri pemeriksaan (Pem. Kantor)


Pasal 14  Memperlihatkan/meminjamkan buku, catatan, dokumen, dll
 Memberikan mengakses/mengunduh data elektronik (Pem. Lap.)
Hak  Mengizinkan pemeriksa memasuki ruangan/tempat
&  Memberikan bantuan guna kelancaran pemeriksaan
 Menyampaikan tanggapan tertulis atas (SPHP)
Kewajiban  Memberikan keterangan tertulis/lisan

 Minta pemeriksa memperlihatkan tanda pengenal dan SP2


 Minta pemberitahuan secara tertulis perihal pemeriksaan (Pem. Lap.)
 Minta penjelasan alasan dan tujuan pemeriksaan
Kewajiban
 Minta diperlihatkan Surat Tugas jika pemeriksa berubah
Pasal 40
 Memberikan pendapat/penilaian atas pemeriksaan melalui kuisioner

Tujuan
Lain
 Memperlihatkan/meminjamkan buku, catatan, dokumen, dll
 Memberikan mengakses/mengunduh data elektronik (Pem. Lap.)
 Mengizinkan pemeriksa memasuki ruangan/tempat (Pem. Lap.)
Hak  Memberikan keterangan tertulis/lisan
Pasal 39
Peminjaman Dokumen
Pemeriksaan lapangan Pemeriksaan Kantor
11

Buku, catatan, dokumen, data yang dikelola secara - Buku, catatan, dokumen, data yang dikelola secara
elektronik dan keterangan lain Wajib dipinjam elektronik dan keterangan lain yang diperlukan
pada saat itu juga, dan pemeriksa membuat harus dicantumkan pada Surat Panggilan
bukti peminjaman - Dokumen tersebut wajib dipinjamkan pada saat
Wajib Pajak memenuhi panggilan,
panggilan, dan Pemeriksa
Membuat bukti peminjaman
- Dalam hal dokumen yang diperlukan belum
diperoleh saat pelaksanaan pemeriksaan, Pemeriksa
membuat Surat Permintaan Peminjaman.
- Wajib Pajak wajib menyerahkan dokumen yang - Dalam hal dokumen yang diperlukan belum
dipinjamkan pada saat memenuhi panggilan
dimaksud paling lama 1 bulan sejak Surat
Pemeriksa membuat Surat Permintaan Peminjaman.
Peminjaman.
Permintaan Peminjaman disampaikan kepada
- Wajib Pajak wajib menyerahkan dokumen yang
Wajib Pajak
dimaksud paling lama 1 bulan sejak Surat
Panggilan diterima oleh Wajib Pajak

Dalam hal dokumen belum dapat dipenuhi dan jangka waktu 1 bulan belum terlampaui,
Pemeriksa dapat menyampaikan peringatan secara tertulis paling banyak 2 (dua) kali.

Dalam jangka waktu 1 bulan terlampaui dan Surat Permintaan Peminjaman tidak dapat dipenuhi
sebagian atau seluruhnya, Pemeriksa harus membuat berita acara mengenai hal tersebut
Peminjaman Dokumen (Lanjutan)
12

Dalam jangka waktu 1 bulan terlampaui dan Surat Permintaan Peminjaman


tidak dapat dipenuhi sebagian atau seluruhnya.

Jika besarnya Penghasilan Kena Pajak tidak dapat dihitung

WP Orang Pribadi WP Badan

Pemeriksa dapat menghitung


penghasilan kena pajak secara
Pemeriksa mengusulkan
jabatan sesuai dengan ketentuan
Pemeriksaan Bukti Permulaan
perundang-undangan yang berlaku
Peminjaman Dokumen
13

Dalam hal Pemeriksaan dilaksanakan dengan Pemeriksaan Lapangan


 Buku, catatan, dokumen, termasuk data yang dikelola secara elektronik serta
keterangan lain yang diperlukan dan diperoleh/ditemukan pada saat pelaksanaan
Pemeriksaan di tempat Wajib Pajak, dipinjam pada saat itu juga dan Pemeriksa
Pajak membuat bukti peminjaman.
 Dalam hal buku belum diperoleh/ditemukan pada saat pelaksanaan Pemeriksaan
sebagaimana dimaksud pada poin sebelumnya, Pemeriksa Pajak membuat surat
permintaan peminjaman.
 Buku, catatan, dokumen, termasuk data yang dikelola secara elektronik serta
keterangan lain sebagaimana dimaksud pada huruf b, wajib diserahkan kepada
Pemeriksa Pajak paling lama 1 (satu) bulan sejak surat permintaan peminjaman
buku, catatan, dan dokumen disampaikan kepada Wajib Pajak.
Peminjaman Dokumen
14

Dalam hal Pemeriksaan dilaksanakan dengan Pemeriksaan Kantor


 Buku, catatan, dokumen, termasuk data yang dikelola secara elektronik serta
keterangan lain yang diperlukan oleh Pemeriksa Pajak, harus dicantumkan pada
surat panggilan.
 Buku, catatan, dokumen, termasuk data yang dikelola secara elektronik serta
keterangan lain, wajib dipinjamkan pada saat Wajib Pajak memenuhi panggilan
dan Pemeriksa Pajak membuat bukti peminjaman.
 Dalam hal buku, catatan, dokumen, termasuk data yang dikelola secara
elektronik serta keterangan lain yang diperlukan belum dipinjamkan pada saat
Wajib Pajak memenuhi panggilan, Pemeriksa Pajak membuat surat permintaan
peminjaman.
 Buku, catatam, dokumen, termasuk data yang dikelola secara elektronik serta
keterangan lain, wajib diserahkan kepada Pemeriksa Pajak paling lama 1 (satu)
bulan sejak surat panggilan diterima oleh Wajib Pajak.
Peminjaman Dokumen
15

SAAT PEMINJAMAN DOKUMEN


 Harus dibuat bukti peminjaman
 Apabila dalam bentuk fotokopi/data elektronik,
harus dibuat pernyaan bahwa bahwa fotokopi
dan/ atau data yang dikelola secara elektronik
yang dipinjamkan kepada Pemeriksa Pajak
adalah sesuai dengan aslinya.
Data Tidak Dipinjamkan Atau Dipinjamkan Sebagian
16

 Dalam hal Pemeriksaan dilakukan terhadap Wajib Pajak orang


pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan
Wajib Pajak tidak memenuhi sebagian atau seluruh permintaan
peminjaman sehingga besarnya penghasilan kena pajak tidak
dapat dihitung, Pemeriksa Pajak dapat menghitung penghasilan
kena pajak secara jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
 Dalam hal Pemeriksaan dilakukan terhadap Wajib Pajak badan
dan Wajib Pajak tidak memenuhi sebagian atau seluruh
permintaan peminjaman sehingga besarnya penghasilan kena
pajak tidak dapat dihitung, Pemeriksa Pajak mengusulkan
Pemeriksaan Bukti Permulaan.
Penolakan Pemeriksaan
17

 Dalam hal Wajib Pajak tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 29 ayat (3) huruf a, huruf b, dan huruf c Undang-Undang KUP
sehubungan dengan pelaksanaan Pemeriksaan, Wajib Pajak harus
menandatangani surat pernyataan penolakan Pemeriksaan.
 Dalam hal Wajib Pajak menolak menandatangani surat pernyataan penolakan
Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada poin sebelumnya, Pemeriksa Pajak
membuat berita acara penolakan Pemeriksaan yang ditandatangani oleh
Pemeriksa Pajak.
 Apabila Wajib Pajak tidak memenuhi panggilan Pemeriksa Pajak dalam rangka
Pemeriksaan Kantor, Pemeriksa Pajak membuat berita acara tidak dipenuhinya
panggilan Pemeriksaan oleh Wajib Pajak.
Penjelasan Wajib Pajak
18

• Untuk memperoleh penjelasan lebih rinci Pemeriksa


Pajak melalui kepala unit pelaksana pemeriksaan
dapat memanggil WP

• Penjelasan yang diberikan WP ditungkan dalam


pemberian keterangan Wajib Pajak
Penolakan Pemeriksaan (Lanjutan)
19

 Surat pernyataan penolakan Pemeriksaan


 berita acara penolakan Pemeriksaan
 berita acara tidak dipenuhinya panggilan Pemeriksaan
 surat pernyataan penolakan membantu kelancaran Pemeriksaan
 berita acara penolakan membantu kelancaran Pemeriksaan,

Dapat dijadikan dasar untuk penetapan pajak secara jabatan atau diusulkan
Pemeriksaan Bukti Permulaan.
Penyegelan
20

Pemeriksa Pajak berwenang melakukan penyegelan dalam hal


Wajib Pajak :
 tidak memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau

ruang tertentu serta barang bergerak dan/atau tidak


bergerak; dan/atau
 tidak memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan yang

antara lain berupa tidak memberikan kesempatan untuk


mengakses data yang dikelola secara elektronik dan/atau
membuka barang bergerak dan/atau tidak bergerak.
Permintaan Keterangan dan/atau Penjelasan
21
Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan
22

 Hasil Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan harus


diberitahukan kepada Wajib Pajak dengan memberikan hak kepada Wajib Pajak untuk
hadir dalam pembahasan akhir.
 Pemberitahuan hasil Pemeriksaan kepada Wajib Pajak tidak dilakukan apabila
Pemeriksaan dilanjutkan dengan Pemeriksaan Bukti Permulaan.
 Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan beserta lampirannya disampaikan oleh
Pemeriksa Pajak melalui kurir, faksimili, pos, atau jasa pengiriman lainnya.
 Wajib Pajak wajib memberikan tanggapan tertulis atas Surat Pemberitahuan Hasil
Pemeriksaan dan berhak hadir dalam Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan paling
lama :
- 3 (tiga) hari kerja sejak Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan diterima oleh Wajib
Pajak untuk Pemeriksaan Kantor;
- 7 (tujuh) hari kerja sejak Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan diterima oleh Wajib
Pajak untuk Pemeriksaan Lapangan.
Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
23

WP menyampaikan tanggapan
Pemeriksa membuat risalah
hasil pemeriksaan tepat waktu
Hadir dalam pembahasan dan berita acara
pembahasan akhir Pembahasan Akhir Pemeriksaan
(ditandatangani Pemeriksa & WP*)

Tidak hadir dalam Pemeriksa membuat risalah


Berisi persetujuan pembahasan akhir pembahasan dan berita acara
atas seluruh hasil ketidakhadiran WP dalam pembahasan
akhir pemeriksaan
pemeriksaan (ditandatangani Pemeriksa)

Tidak hadir dalam


pembahasan akhir
Berisi ketidaksetujuan
atas sebagian Melakukan pembahasan akhir
atauseluruh hasil dengan WP, membuat risalah
Hadir dalam pembahasan dan berita acara
pemeriksaan
pembahasan akhir Pembahasan Akhir Pemeriksaan
(ditandatangani Pemeriksa & WP*)
*) Dalam hal wajib menolak menandatangani Pemeriksa membuat catatan tentang
penolakan tersebut dalam berita acara Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan
Pembatalan Pemeriksaan
24

Hasil pemeriksaan dan SKP


dapat dibatalkan secara jabatan
atau berdasarkan permohonan
WP apabila pemeriksaan
dilaksanakan tanpa:

Penyampaian Surat
Pemberitahuan Hasil Proses dilanjutkan dengan penyampaian SPHP
Pemeriksaan (SPHP)

Pembahasan Akhir Proses dilanjutkan dengan melakukan Pembahasan Akhir


Hasil Pemeriksaan Pemeriksaan
Pengungkapan Wajib Pajak Dalam Laporan Tersendiri
Selama Pemeriksaan
25

 Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah melakukan Pemeriksaan, dengan


syarat Direktur Jenderal Pajak belum menerbitkan surat ketetapan pajak,
Wajib Pajak dengan kesadaran sendiri dapat mengungkapkan dalam laporan
tersendiri ten tang ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan yang telah
disampaikan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, dan Pemeriksaan tetap
dilanjutkan.
 Pengungkapan dalam laporan tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian
Surat Pemberitahuan, hanya dapat dilakukan sebelum Pemeriksa Pajak
menyampaikan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan.
 Pengungkapan dalam laporan tersendiri tentang ketidakbenaran pengisian
Surat Pemberitahuan oleh Pemeriksa Pajak diperlakukan sebagai tambahan
informasi atau data dan menjadi bahan pertimbangan bagi Pemeriksa Pajak
sebelum menyampaikan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan kepada
Wajib Pajak.
Usulan Pemeriksaan Bukti Permulaan
26

Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban


perpajakan dapat diusulkan Pemeriksaan Bukti Permulaan apabila:
 pada saat pelaksanaan Pemeriksaan ditemukan adanya indikasi
tindak pidana di bidang perpajakan;
pada saat Wajib Pajak badan diperiksa tidak meminjamkan
sebagian atau keseluruhan dokumen; atau
Wajib Pajak menolak untuk dilakukan Pemeriksaan, tidak
memenuhi panggilan Pemeriksaan Kantor, menolak membantu
kelancaran Pemeriksaan dan terhadap Wajib Pajak tersebut tidak
dilakukan penetapan pajak secara jabatan.
Pemeriksaan Ulang
27

 Pemeriksaan Ulang hanya dapat dilakukan berdasarkan instruksi atau


persetujuan Direktur Jenderal Pajak.
 lnstruksi atau persetujuan Direktur Jenderal Pajak untuk
melaksanakan Pemeriksaan Ulang Dapat diberikan :
a. apabila terdapat data baru masuk data yang semula belum terungkap;
atau
b. berdasarkan pertimbangan Direktur Jenderal Pajak.
 Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan harus
didahului dengan Pemeriksaan Ulang, dalam hal sebelumnya terhadap
kewajiban perpajakan yang sama telah diterbitkan surat ketetapan
pajak berdasarkan hasil pemeriksaan.

Anda mungkin juga menyukai