Anda di halaman 1dari 16

Hasil Klinis Setelah Operasi Mosaik Defek

Tulang Rawan Artikular Lutut Pada Sendi


Patellofemoral Versus Sendi Tibiofemoral

Muhammad Zhafran Natsir


Pembimbing :
dr. Harris Tata, Sp. OT, M.Kes
Latar Belakang
Lesi chondral fokal pada lutut merusak kualitas hidup hingga
tingkat yang sama seperti pada pasien yang dijadwalkan untuk
penggantian lutut serta mengurangi fungsi daripada pasien yang
akan menjalani rekonstruksi ligamentum cruciatum anterior
yang robek.
Dengan demikian, sejak awal 1990-an sejumlah opsi perawatan
bedah baru telah diperkenalkan termasuk Osteochondral
Autograft Transfer (OAT) dari area sendi lutut yang sehat ke area
defek. Teknik ini dipopulerkan oleh Hangody et al. dengan nama
mosaicplasty karena cangkok ditempatkan dengan cara mosaik
untuk menutupi sebagian besar defek.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kelangsungan hidup
pada pasien dengan perbaikan tulang rawan di sendi lutut
dengan prosedur transfer autograft osteochondral yang
dikelompokkan berdasarkan lokasi lesi; sendi patellofemoral
versus kondilus femoralis medial atau lateral.
Bahan Penelitian
Untuk analisis kelangsungan hidup, ‘’kegagalan’’ dapat dikatakan
saat pasien melaporkan skor Lysholm yang buruk (dibawah 65
poin) atau menjalani prosedur penggantian lutut.
Kami memasukkan data dengan kriteria pasien berusia 60 tahun
atau lebih muda saat operasi; dengan defek yang tebal pada
chondral artikular fokal pada sendi patellofemoral (patella atau
trochlea, grup PF) dan medial atau lateral femoral kondilus (grup
FC) diverifikasi dengan pemeriksaan artroskopi dan dirawat
dengan mosaikplasti.
Kriteria eksklusi (pada saat pembedahan) adalah: penyempitan
ruang sendi pada radiografi anteroposterior standar (jarak
<4mm), malalignment varus atau valgus lebih dari 5 derajat,
operasi penataan kembali sebelumnya atau bersamaan,
ketidakstabilan ligamen atau ketidakmampuan untuk mengikuti
protokol rehabilitasi.
Teknik Bedah
Setelah evaluasi artroskopi, prosedur mosaikplasti dilakukan.
Lesi dihilangkan dengan kuret ke tulang subkondral, dan di
sekitar tepi sampai pada tulang rawan sekitarnya yang sehat.
Area lesi dihitung (setelah debridemen) dalam satuan milimeter.

Cangkok diambil dari pinggiran kondilus femoralis setinggi sendi


patellofemoral dan ditransplantasikan ke lubang yang sesuai
pada defek dengan cara mosaik untuk menutupi area lesi
sebanyak mungkin
Metode Penelitian
Metode Kaplan-Meier digunakan untuk menilai fungsi
kelangsungan hidup untuk pasien yang dikatakan “gagal". Uji Log
Rank (Mantel-Cox) digunakan untuk perbandingan distribusi
kelangsungan hidup dalam dua kelompok (PF dan FC).
Hasil
Tabel 1
Data demografis untuk pasien (N = 84) yang menjalani mosaicplasty pada
sendi patellofemoral (PF) atau femoral condyles (FC). Nilai rata-rata (SD).
  PF (N = 26) FC (N = 58) Nilai P

Pria/Wanita 12/14 37/21 0,13 (n.s)

Usia saat operasi 35 (10) 35 (9) 0,91 (n.s)

Durasi dari gejala (bulan) 68 (57) 82 (80) 0,44 (n.s)

Lutut kanan/kiri 21/5 36/22 0,09 (n.s)

Area yang dirawat (mm2) 290 (124) 298 (123) 0,76 (n.s)

Skor dasar Lyshom (Lys) 41 (17) 49 (14) 0,02a

a
perbedaan statistik yang signifikan
Lanjutan…
Kedua kelompok tidak berbeda secara signifikan dalam hal
distribusi gender; usia rata-rata saat operasi; durasi rata-rata
gejala pada saat pembedahan; distribusi lutut kanan versus lutut
kiri; atau area perawatan rata-rata.
Lanjutan…
Tabel 2
Frekuensi operasi penggantian lutut (KR) pada lutut yang sama, frekuensi
kegagalan (Lys <65 atau KR), dan waktu rata-rata (tahun) hingga kegagalan.
Nilai Tengah (SD).

  PF (N = 26) FC (N = 58) Nilai P

Penggantian lutut (KR). N (%) N = 5 (19%) 9 (16%) 0,8 (n.s)

Buruk (Lys <65 atau KR). N (%) 15 (58) 28 (48) 0,5 (n.s)

Waktu untuk gagal 9 (5) 8 (5) 0,3 (n.s)


Lanjutan…
Kelompok PF melaporkan hasil skor Lysholm dasar yang jauh
lebih rendah dibandingkan dengan kelompok FC. Skor Lysholm
dasar yang rendah merupakan prediktor penting untuk menilai
hasil yang buruk dalam operasi perbaikan tulang rawan.
Lanjutan…

Gambar 1. Plot data kelangsungan hidup Kaplan-Meier untuk kasus “kegagalan”


(prosedur penggantian lutut di lutut yang sama atau skor Lysholm <65) setelah
operasi perbaikan tulang rawan (PF garis solid; FC garis putus-putus).
Kesimpulan
Penemuan bermakna dari penelitian ini adalah bahwa distribusi
kelangsungan hidup tidak berbeda secara signifikan antara
kelompok sendi patellofemoral dan sendi tibiofemoral. Untuk
kedua lokasi tersebut, sebagian besar perbaikan OAT tetap utuh
selama bertahun-tahun, tetapi akhirnya gagal dalam waktu 18
tahun di hampir seluruh kasus. Namun, kami setuju bahwa
banyak pasien memiliki fungsi lutut yang cukup baik selama
bertahun-tahun setelah prosedur OAT, terlepas dari lokalisasinya
(PF atau FC).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai