Anda di halaman 1dari 20

Biaya Kualitas dan Produktivitas :

Pengukuran, Pelaporan, dan Pengendalian


Kualitas
 Definisi kualitas : Memenuhi atau melebihi harapan pelanggan atau
kepuasan pelanggan. Harapan pelanggan digambarkan melalui
atribut-atribut kualitas yg disebut dengan dimensi kualitas (Hansen
dan Mowen).
1. Kinerja : konsistensi dan seberapa baik fungai-fungsi sebuah
produk
2. estetika : penampilan wujud produk
3. Kemudahan perawatan dan perbaikan
4. Fitur : Karakteristik produk yg berbeda dari produk-produk sejenis
yg fungsinya berbeda
5. Keandalan : probabilitas produk menjalankan fungsinya
6. Tahan lama : jangka waktu produk dapat berfungsi
7. Kualitas kesesuaian : memenuhi spesifikasinya atau tidak
8. Kecocokan penggunaan : kecocokan sebuah produk menjalankan
fungsi-fungsi sebagaimana diiklankan
Jenis Biaya Kualitas

1. Biaya Pencegahan : Biaya-biaya yg dikeluarkan untuk


mencegah dihasilkannya kualitas yg buruk
2. Biaya Penilaian: Biaya-biaya yg dikeluarkan untuk mendeteksi
adanya kualitas yang buruk
3. Biaya Kegagalan Internal : Biaya-biaya yg dikeluarkan untuk
karena produk gagal memenuhi persyaratannya dan kegagalan
ini diketahui sebelum dilakukan penjualan ke pihak luar
4. Biaya Kegagalan Eksternal : Biaya yang terjadi karena produk
gagal memenuhi persyaratannya setelah terjadinya penjualan
kepada pihak luar
Definisi Biaya Kualitas
 Biaya kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin
atau telah terdapat produk yang kualitasnya buruk
 Biaya kualitas berhubungan dengan kegiatan pengendalian
dan kegiatan karena kegagalan
 Kegiatan pengendalian dilakukan untuk mencegah atau
mendeteksi kualitas yg buruk (kegiatan pencegahan dan
penilaian)
- Pencegahan (rekayasa kualitas, program pelatihan, dll)
- Penilaian (by pemeriksaan & pengujian bahan baku)
 Kegiatan karena kegagalan dilakukan untuk merespons
kualitas yang buruk (kegagalan internal dan ekternal)
Pola Pikir Biaya Kualitas (Mutu)
Biaya Kualitas

Biaya Kualitas
-Kepuasan Pelanggan
Biaya Pencegahan - Sesuai harapan konsumen
dgn kenyataan

Biaya Penilaian

Jika biaya kualitas dapat


Biaya Produk diturunkan maka laba naik
Gagal Internal

Biaya Produk Informasi untuk


Gagal Eksternal pengambilan keputusan

Perbaikan mutu ditandai :


1. Demand naik (pangsa pasar naik)
2. Biaya berkurang
Ladd Lighting Corporation
Laporan Biaya Kualitas
Untuk Tahun yg Berakhir 31 Maret 2008
Biaya Kualitas Persentase (%) dari
penjualan
Biaya pencegahan
Pelatihan kualitas $350.000
Rekayasa kendala 800.000 $1.150.000 5,18%
Biaya penilaian
Pemeriksaan bahan baku $200.000
Penerimaan produk 100.000
Penerimaan proses 380.000 $680.000 3,06
Biaya Kegagalan internal
Sisa bahan 500.000
Pengerjaan ulang 350.000 850.000 3,82
Biaya kegagalan ekternal
Keluhan pelanggan 250.000
Garansi 250.000
Perbaikan 150.000 650.000 2,93
Total Biaya kualitas $3.330.000 14,99%
Fungsi Biaya Kualitas : Pandangan Kualitas yg
Dapat Diterima (Pandangan AQL/Konvensional)

Pandangan ini mengasumsikan terdapat perbandingan


terbalik antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan.
Ketika biaya pengendalian meningkat, biaya kegagalan
seharusnya menurun. Selama penurunan biaya kegagalan
lebih besar daripada kenaikan biaya pengendalian,
perusahaan harus terus meningkatkan usahanya utk
mencegah atau mendeteksi unit-unit yg tidak sesuai. Pada
akhirnya, akan dicapai suatu titik dimana kenaikan
tambahan biaya dalam upaya tersebut menimbulkan biaya
lebih besar daripada penurunan biaya kegagalan
Fungsi Biaya Kualitas : Pandangan Cacat Nol
(Pandangan Kontemporer)

Model cacat nol menyatakan keunggulan biaya akan diperoleh


dengan mengurangi unit cacat hingga nol. Perusahaan-
perusahaan yg menghasilkan semakin sedikit produk cacat akan
menjadi lebih kompetitif relatif terhadap perusahaan yang
meneruskan penggunaan model AQL tradisional. Menurut
pandangan kontemporer, tingkat cacat optimal adalah pada
tingkat cacat nol. Oleh karena itu, perusahaan harus berusaha
mencapai tingkat kualitas ini. Meskipun biaya kualitas tidak
hilang pada tingkat ini, biaya tersebut akan jauh lebih rendah
dari biaya kualitas optimal menurut pandangan AQL.
Fungsi Biaya Kualitas : Model Kualitas Kokoh
(Robust Quality Model)

Tahun 1980-an, model cacat nol disempurnakan dengan model


kualitas kokoh yg menentang definisi cacat. Menurut
pandangannya, kerugian terjadi karena diproduksinya produk yg
menyimpang dari nilai target; semakin jauh penyimpangannya,
semakin besar pula nilai kerugiannya. Selain itu, kerugian juga
tetap terjadi meskipun deviasi masih dalam batas toleransi
spesifikasi. Penyimpangan dari spesifikasi ideal adalah
merugikan, dan batas toleransi spesifikasi tidak menawarkan
manfaat apapun, bahkan dapat menipu
Penggunaan Informasi Biaya Kualitas
 Membantu manajer dalam mengendalikan kinerja kualitas
dan berfungsi sebagai input dalam pengambilan keputusan.
 Informasi biaya kualitas dapat digunakan untuk
mengevaluasi kinerja program peningkatan kualitas secara
menyeluruh dan membantu memperbaiki berbagai
keputusan manajerial, misalnya dalam penentuan harga
strategis dan analisis produk baru.
 Merupoakan dasar yg sangat penting bagi penelusuran
perusahaan atas perbaikan yg berkelanjutan.
 Kualitas adalah salah satu dimensi kompetitif yg penting
bagi para pesaing kelas dunia
Produktivitas
 Produktivitas mengacu pada seberapa efisien
penggunaan input dalam menghasilkan output
 Ukuran produktivitas parsial mengevaluasi
efisiensi penggunaan suatu jenis input
 Ukuran produktivitas total menilai efisiensi dari
seluruh input
Dampak Produktivitas Terhadap Laba

 Mencari selisih antara biaya input yg seharusnya


digunakan apabila tidak ada perubahan produktivitas
dengan biaya input aktual yg digunakan
 Insentif pembagian keuntungan dapat digunakan
sebagai insentif bagi para manajer dan pekerja untuk
mencari cara meningkatkan kualitas dan produktivitas
Produktivitas : Pengukuran dan
Pengendalian

 Pengukuran produktivitas parsial : Penilaian kuantitatif


atas perubahan aktivitas
 Pengukuran produktivitas total
 Pengukuran indeks
Data Input dan Output
Keterangan Rp
Output yang dihasilkan 1.500
Input yang dikorbankan :
Biaya bahan baku 200
Upah buruh 100
Overhead pabrik 100
Biaya pemasaran 300
Biaya administrasi 200
Bunga 100
Total pengorbanan 1.000
Produktivitas Parsial

Keterangan Formulasi
Produktivitas bahan baku Output/ bahan baku Rp1.500/Rp200 = Rp7,50
Produktivitas Tenaga Kerja Output/Tenaga kerja Rp1.500/Rp100 = Rp15,00
Produktivitas Peralatan pabrik Output/Peralatan pabrik Rp1.500/Rp100 = Rp15,00
Produktivitas Pemasaran Output/Pemasaran Rp1.500/Rp300 = Rp5,00
Produktivitas Divisi administrasi Output/Divisi adm Rp1.500/Rp200 = Rp7,50
Produktivitas Modal Output/Modal Rp1.500/Rp100 = Rp15,00
Keterangan : Setiap input bahan baku Rp 1 menghasilkan output sebesar Rp7,50.
Demikian pula nilai-nilai produktivitas input lainnya.
Produktivitas Total

Produktivitas Total Total Output / Input Total Rp1.500/Rp1.000 = Rp1,50


Keterangan : Setiap penggunaan total input Rp 1 menghasilkan output sebesar Rp1,50.
Sehingga dengan demikian dapat dikatakan bahwa :
1. Makin tinggi tinggi tingkat produktivitas makin baik manajemen perusahaan
2. Pengukutan produktivitas dengan cara output dibagi input adalah yang paling umum
digunakan perusahaan.
Tujuan Pengukuran Produktivitas

 Evaluasi sistem produktivitas


 Perencanaan produktivitas
 Peningkatan produktivitas
Evaluasi Sistem Produktivitas

Manajemen harus menemukan sebab-sebab penurunan dan


kenaikan produktivitas tiap-tiap input yang dikorbankan untuk
memperoleh output. Penurunan produktivitas pada umumnya
disebabkan :
1. Manajemen tidak mampu membuat program kerja yg
sesuai kemampuan sumber daya manusia yg dimilikinya
2. Sumber daya manusia tidak mempunyai motivasi kerja
3. Peralatan kerja tidak cocok dgn jenis dan kualitas barang
atau jasa yg diproduksi
4. Lingkungan kerja yang tidak kondusi
5. Teknik pengukuran prestasi kerja yang tidak tepat
6. Modal kerja tidak cukup untuk melaksanakan kegiatan
Perencanaan Produktivitas

Setelah manajemen mengetahui sebab setiap penurunan


dan kenaikan produktivitas maka manajemen membuat
perencanaan sistem produktivitas dan program perbaikan
terus menerus di berbagai bidang, program kerja, SDM,
material, metode kerja, peralatan, modal kerja, lingkungan
kerja, dan teknik pengukuran prestasi kerja
Peningkatan Produktivitas

Cara untuk dapat meningkatkan produktivitas


1. Manajemen harus mampu membuat program kerja yang
sesuai dengan kemampuan sumber daya manusia
2. Sumber daya manusia harus dimotivasi agar bersedia
bekerja efektif dan efisien
3. Metode kerja harus cocok dgn jenis dan kualitas barang
atau jasa yang diproduksi
4. Lingkungan kerja yang harus kondusif
5. Teknik pengukuran prestasi kerja harus tepat
6. Modal kerja harus cukup untuk melaksanakan kegiatan

Anda mungkin juga menyukai