Anda di halaman 1dari 41

ASKEP CA COLON

NAMA KELOMPOK :
FINA KARTIKA DAMAYANTI ( 191202 )

FIRDA ROSITA VALLENIA ( 191203 )

FITRI YULIANTI ( 191204 )

GRACEKA ANDHINA P.P ( 191205 )

HARIR MAWALIAN ( 191206 )


ASKEP CA COLON
A. KONSEP DASAR KEBUTUHAN
1. DEFINISI
Menurut PNPK KEMENKES RI, ca colon ialah keganasan
yang berasal dari jaringan usus besar, terdiri dari kolon (bagian
terpanjang dari usus besar) dan atau rektum (bagian kecil
terakhir dari usus besar sebelum anus). Sebagian besar terdiri
di kolon ascendens (30%), diikuti oleh kolon sigmoid (25%),
rektum (20%), kolon descendens (15%) dan kolon transversum
(10%) (John Hopkins Medicine Colon Centre, 2015).
2. ANATOMI FISIOLOGI

Dalam anatomi bagian usus antara usus


buntu dan rectum disebut dengan usus
besar atau kolon. Fungsi organ ini
menyerap air dan fases,pada dasarnya
kolon terbagi atas kolon menanjak
(ascenden ), kolon melintang
( transverse), kolon menurun
(descenden), kolon sigmoid dan rektum.
Bagian kolon usus buntu hingga
pertengahan kolon disebut dengan”
kolon kanan”, dan bagian sisanya sering
disebut “kolon kiri“ (Diyono ,2013).
3. KOMPLIKASI
• Komplikasi pada pasien dengan kanker kolon yaitu:
a) Pertumbuhan tumor dapat menyebabkan obstruksi usus parsial atau
lengkap.
b) Metastase ke organ sekitar, melalui hematogen, limfogen dan
penyebaran langsung.
c) Pertumbuhan dan ulserasi dapat juga menyerang pembuluh darah
sekitar kolon yang menyebabkan hemoragi.
d) Perforasi usus dapat terjadi dan mengakibatkan pembentukan abses.
e) Peritonitis dan atau sepsis dapat menimbulkan syok.
f) Pembentukan abses
4. ETIOLOGI

Penyebab dari kanker kolon tidak diketaui. Diet dan


pengurangan waktu peredaran pada usus besar (aliran depan
feses) yang meliputi factor kausatif. Petunjuk pencegahan yang
tepat dianjurkan oleh American Cancer Society tahun (2014),The
National Cancer Institute, dan organisasi kanker lainnya. faktor
resikonya dibagi menjadi dua yaitu yang dapat dimodifikasi dan
tidak dapat dimodifikasi.
1. Tidak Dapat Dimodifikasi
a. Keturunan dan Riwayat Keluarga
Keturunan bagi orang tua, saudara atau anak yang memiliki kanker
kolorektal mempunyai 2 sampai 3 kali risiko mengembangkan penyakit
dibandingkan dengan individu yang tidak mempunyai riwayat kanker
kolorektal di keluarga (American Cancer Society, 2014). Dan sekitar 5% dari
pasien kanker kolorektal mempunyai sindrom genetik yang menyebabkan
penyakit ini.
b. Riwayat Polip Adenomatour
Polip adenomatous salah satu penyebab yang meningkatkan risiko ca colon.
Hal ini terutamanya apabila ukuran polip besar atau jika lebih dari satu.
Seseorang dengan inflammatory bowel disease, kondisi dimana terjadi
peradangan usus selama jangka waktu yang panjang, memiliki risiko lebih
tinggi terkena kanker kolorektal (iagnost cancer society, 2014).
2. Dapat Dimodifikasi

a. AKTIFITAS FISIK
b. OBESITAS
c. DIET
d. MEROKOK
e. ALKOHOL
5. MANIFESTASI KLINIS
Dari Oxford Desk Reference menunjukkan : Oncology tahun (2011) antara gejala-
gejala kanker kolorektal adalah seperti berikut:
a.) Perdarahan rektal Perdarahan rektal adalah keluhan utama yang penting dalam
20-50% kasus kanker kolorektal. Pasien dengan perdarahan yang diamati dengan
satu atau lebih gejala dibawah harus segera dirujuk untuk pemeriksaan
selanjutnya.

b.) Perubahan pola buang air besar Perubahan pola BAB sering dijumpai pada
banyak pasien ca colon sekitar 39-85%. Gejala dibawah meningkatkan probabiliti
yang mengawali penyebab terjadinya kanker kolorektal.
1. Perubahan pola BAB terutamanya pada pasien lanjut usia.
2. Riwayat mencret darah atau lendir harus segera merujuk pendapat spesialis.
3. Riwayat baru diare dengan frekuensi yang sering dan konsistensi cair.
c. Nyeri perut
Nyeri perut pada pasien kanker kolorektal mungkin tanda dari obstruksi yang
akan terjadi.
Nyeri kolik abdomen dengan gejala obstruksi lain seperti mual, muntah harus
segera diperiksa.
d. Gejala lain Kehilangan darah kronis
anemia defiensi zat besi, keletihan, lesu ; sering dijumpai pada tumor sisi kanan.
1. Massa abdomen.
2. Pada pemeriksaan Digital Rectal Examination (DRE) mungkin dijumpai
massa yang dapat diraba pada kanker rektal.
6. PENATALAKSANAAN
A. Medis
1. Pembedahan (Operasi)
Pembedahan merupakan dilakukannya tindakan primer untuk kebanyakan
kanker kolon dan rektal, operasi dapat bersifat kuratif atau paliatif. Kanker yang
terbatas pada satu sisi dapat diangkat dengan kolonoskop. Kolostomi
laparoskopi dengan polipektomi merupakan suatu prosedur yang baru
dikembangkan untuk meminimalkan luasnya pembedahan pada beberapa
kasus. Laparoskop digunakan sebagai pedoman dalam membuat keputusan di
kolon, massa tumor kemudian di lakukan eksisi.
Tujuan pembedahan dalam situasi ini adalah paliatif. Apabila tumor sudah
menyebar dan mencakup struktur vital sekitar, operasi tidak dapat dilakukan.
Tipe pembedahan tergantung dari lokasi dan ukuran tumor.
Prosedur pembedahan pilihan adalah sebagai berikut.

a) Reseksi segmental dengan anastomosis (pengangkatan


tumor dan porsi usus pada sisi pertumbuhan, pembuluh
darah dan nodus limfatik)
b) Reseksi abominoperineal dengan kolostomi signoid
permanen (pengangkatan tumor dan porsisigmoid dan
semua rektum serta sfingter anal)
c) Kolostomi sementara diikuti dengan reseksi segmental
dan anastomosis serta reanastomosis lanjut dari
kolostomi
d) Kolostomi permanen atau iliostomy (untuk
menyembuhkan lesi obstruksi yang tidak dapat direseksi)
2. Penyinaran (Radioterapi)
Terapi radiasi menggunakan sinar gelombang partikel berenergi tinggi misalnya sinar X,
atau sinar gamma, difokuskan untuk menghancurkan daerah yang terdapat tumor, merusak
genetic sehingga mematikan kanker. Terapi radiasi dapat merusak sel-sel yang pembelahan
dirinya cepat, antara lain sel kanker, sel kulit, sel dinding lambung & usus, sel darah. Kerusakan
sel tubuh ini menyebabkan tubuh menjadi lemas, perubahan kulit dan kehilangan nafsu
makan.
3. Difersi vekal untuk kanker kolon dan rektum
Berhubungan dengan teknik perbaikan melalui pembedahan, kolostomi dilakukan kurang
dari sepertiga pasien kanker kolorektal. Kolostomi merupakan pembuatan lubang (stoma) pada
kolon secara bedah. Stoma berfungsi sebagai difersi sementara atau permanen. Ini
memungkinkan drainase atau evakuasi isi kolon keluar dari tubuh. Konsistensi drainase
dikaitkan dengan penempatan kolostomi yang ditentukan oleh lokasi tumor dan luasnya invasi
pada jaringan sekitar.
B. Keperawatan
1)Dukungan adaptasi dan kemandirian.
2)Meningkatkan kenyamanan.
3)Mempertahankan fungsi fisiologis optimal.
4)Mencegah komplikasi.
5)Memberikan informasi tentang proses/kondisi penyakit, prognosis,
dan kebutuhan pengobatan.
C. Penatalaksanaan Diet
1) Cukup mengkonsumsi serat, seperti sayur – sayuran dan buah – buahan Serat dapat
melancarkan pencemaan dan buang air besar sehingga berfungsi menghilangkan
kotoran dan zat yang tidak berguna di usus, karena terlalu lama mengendap di usus
akan menjadi racun yang memicu sel kanker yang di sebabkan oleh kotoran.
2) Kacang – kacangan (lima porsi setiap hari)
3) Menghindari makanan yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol tinggi terutama
yang terdapat pada daging hewan.
4) Menghindari makanan yang diawetkan dan pewarna sintetik, karena hal tersebut
dapat memicu sel karsinogen / sel kanker.
5) Menghindari minuman beralkohol dan rokok yang berlebihan.
6) Melaksanakan aktivitas fisik atau olahraga secara teratur
7. PATOFISIOLOGI
 Ca colon (95%) adernokasinoma (muncul dari epitel usus). Dimana
sebagai polip jinak tetapi bisa jadi ganas menyusup serta merusak
jaringan normal dan serta meluas ke struktur sekitar.
 Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar sebagian
tubuh yang lain (palin sering ke organ hati)( Japaries, 2013).
 Pembuahan sel kanker dapat mengakibatkan efek sekunder, meliputi
penyumbatan lumen usus dengan obtruksi dan ulserasi pada dinding
usus serta pendarahan.
 Penetrasi kanker dapat menyebabkan perforasi dan abses, serta
timbulnya metastase pada jarinagan lain. Pada saat dilakukannya
Prognosis relative baik bila lesi kurang pada mukosa dan submukosa
pada saat resek dilakukan, akan jauh lebih jelek bila metatase ke kelenjar
limfe(Japaries, 2013).
 Menurut Diyono (2013), tingkatan ca colon dari duke
sebagai berikut :
 Stadium 1 : Hanya terbatas pada mukosa kolon
(dinding rectum dan kolon).
 Stadium 2 : Menembus dinding otot, tapi belum
metatase.
 Stadium 3 : Melibatkan kelenjar limfe.
 Stadium 4 : Metatase kelenjar limfe yang berjauhan
dan organ lain.
 Ca colon yang dapat tumbuh secara local dan bermetatase luas.
Adapun cara penyebaran ini melalui beberapa cara .Penyebaran
secara local biasanya masuk lapisan dinding usus sampai
keserosa dan lemak masetrik, sel kanker akan menagani organ
disekitarnya. Penyebaran yang secara luas didalam lumen usus
melalui limfatik dan system sirkulasi. Jika sel kanker masuk ke
system sirkulasi, maka sel kanker dapat terus masuk ke organ
hati, lalu metatase ke organ paru-paru. Penyebaran lainya ke
adrenal, ginjal, kulit, tulang, dan sel otak.
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) Digital Rectal Examination (DRE)
b) Double-contrast Barium Enema
c) Fecal Occult Blood Test (FOBT)
d) Sigmoidoscopy
e) Scan (Mis; MRI)
f) Biopsi
g) Jumlah Darah Lengkap
ANALISA DATA dan DIAGNOSA KEPERAWATAN
Data Penunjang Diagnosa Keperawatan
1. NYERI KRONIS Nyeri Kronis b.d Agen
Data Subjektif Pencedera Fisik ( adanya
• Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri pemotongan pada usus
dengan bahsa isyarat besar ) d.d
Data Objektif 1) mengeluh nyeri
• Bersikap Protektif atau Posisi untuk menghindari nyeri 2) tampak meringis
• Terjadinya perubahan pada selera makan 3) gelisah
• Perubahan pada pola tidur
• Anoreksia ( Cemas )
• Ketidakmampuan untuk menuntaskan aktivitas
• Fokus menyempit ( Gangguan proses berfikir, Penurunan
interaksi dengan orang lain atau lingkungan )
• Berfokus pada diri sendiri
• Perubahan ekspresi wajah ( Tampak meringis,tampak
menyeringai )
• Adanya kewaspadaan ( Perilaku untuk menjaga ataupun
Data Penunjang Diagnosa Keperawatan
2. DIARE Diare b.d inflamasi pada
Data Subjektif gastrointestinal d.d
• Nyeri/kram pada abdomen 1) Fases lembek atau cair
  2) Nyeri atau kram abdomen
Data Objektif 3) Frekuensi peristaltic
• Adanya feses lembek atau cair meningkat
• Frekuensi paristaltik meningkat
• Bising usus hiperaktif
Data Penunjang Diagnosa Keperawatan

3. GANGGUAN MOBILITAS FISIK Gangguan Mobilitas fisik b.d


Data Subjektif nyeri d.d
Mengeluh sulit untuk menggerakkan bagian 1) Mengeluh sulit
ekstremitas menggerakan ekstermitas
Nyeri pada saat bergerak 2) Rentang gerak (ROM)
Enggan untuk melakukan pergerakan menurun
Merasa akan cemas pada saat bergerak 3) Nyeri saat bergerak
  4) Enggan melakukan
Data Objektif pergerakan
Nyeri/kram pada abdomen
Data Penunjang Diagnosa Keperawatan

4. DEFISIT PERAWATAN DIRI Defisit perawatan diri b.d


Data Subjektif kelemahan d.d Tidak mampu
• Menolak untuk melakukan perawatan diri mandi,mengenakan
( Seperti makan,mandi, mengganti pakaian pakaian,makan, ke toilet,dan
dll ) berhias secara berhias.
Data Objektif
• Tidak mampu untuk mandi atau mengenakan
pakaian, makan juga minum, pergi ke
toilrt,berhias secara mandiri
• Minat untuk melakukan perawatan diri kurang
/ menurun
Data Penunjang Diagnosa Keperawatan

5. GANGGUAN POLA TIDUR Gangguan pola tidur b.d


Data Subjektif kurangnya kontrol tidur d.d
• Mengeluh sulit untuk beristirahat/tidur 1) Mengeluh sulit tidur
• Mengeluh tidak adanya kepuasan saat tidur 2) Mengeluh istirahat tidak
• Mengeluh adanya pola tidur merasa berubah cukup
• Mengeluh istirahat tidak cukup 3) Mengelu pola tidur
• Mengeluh untuk kemampuan melakukan berubah
aktivitasnya menurun 4) Mengeluh kemampuan
Data Objektif beraktivitas menurun
-
Data Penunjang Diagnosa Keperawatan

6. RESIKO INFEKSI Resiko Infeksi d.d penyakit kronis dan


Factor Resiko Ketidakkuatan pertahanan tubuh
1. Penyakit kronis sekunder (supresi respon inflamasi)
2. Efek prosedur invasif
3. Ketidakkuatan pertahanan tubuh
sekunder (supresi respon inflamasi)
B. INTERVENSI dan KRITERIA HASIL
Intervensi Kriteria Hasil

MANAJEMEN NYERI Setelah dilakukan


A. Observasi intervensi keperawatan
1. Identifikasi lokasi, krateristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas 3x4 jam maka tingkat
nyeri
2. Identifikasi skala nyeri nyeri menurun dengan
3. Identifikasi respon nyeri non verbal kriteria hasil :
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri 1) Keluhan nyeri (1)
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri 2) Meringis (1)
6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri 3) Kesulitan tidur (1)
7. Identifkasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup 4) Pola tidur (1)
8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah di berikan
9. Monitor efek samping penggunaan analgetik
B. Terapeutik
1. Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
2. Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
C. Edukasi
5. Jelaskan penyebab,periode dan pemicu nyeri
6. Jelaskan strategi meredakan nyeri
7. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
8. Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
9. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
D. Kolaborasi
10. Kolaborasi pemebrian analgetik, jika perlu
Intervensi Kriteria Hasil
MANAJEMEN DIARE Setelah dilakukan
A. Observasi intervensi keperawatan
1. Identifikasi penyebab diare 3x4 jam maka eliminasi
2. Identifikasi riwayat pemberian makan
3. Monitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja fekal membaik dengan
4. Monitor jumlah pengeluaran diare kriteria hasil :
B. Terapeutik 1) Kontrol pengeluaran
5. Pasang jalur intravena feses (3)
6. Berikan cairan vena 2) Nyeri abdomen (3)
7. Ambil sample feses untuk kultur 3) Kram otot (3)
C. Edukasi 4) Konsitensi feses (4)
8. Anjurkan makanan porsi kecil dan sering secara bertahap
9. Anjurkan menghindari makanan pembentukan gas, pedas dan
mengandung laktosa
D. Kolaborasi
10. Kolaborasi pemberian obat motilitas
11. Kolaborasi pemberian obat antispasmodic/spasmollitik
Intervensi Kriteria hasil

GANGGUAN MOBILITAS FISIK Setelah dilakukan intervensi keperawatan


A. Observasi selama 3x4 jam maka mobilitas fisik meningkat
1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan dengan kriteria hasil:
fisik lainnya 1. Kekuatan otot (3)
2. Identifikasi toleransi fisik melakukan 2. Nyeri (3)
ambulasi 3. Kaku sendi (3)
3. Monitor kondisi umum selama 4. Gerakan terbatas (3)
melakukan ambulasi 5. Kelemahan fisik (3)
B. Terapeutik  
1. Libatkan keluarga untuk membantu  
pasien dalam meningkatkan ambulasi
C. Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
 
Intervensi Kriteria hasil
DUKUNGAN PERAWATAN DIRI Setelah dilakukan intervensi
A. Observasi keperawatan selama 3x4 jam
1. Identifikasi kebiasaan aktivitas perawatan diri sesuai maka perawatan diri meningkat
usia
2. Identifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan diri,
dengan kriteria hasil :
berpakaian, berhias, dan makan 1) Kemampuan mandi (1)
3. Monitor tingkat kemandirian 2) Kemampuan mengenakan
B. Terapeutik pakaian (1)
4. Sediakan lingkungan yang terapeutik 3) Kemampuan makan (1)
5. Siapkan keperluan pribadi 4) Minat melakukn perawatan
6. Fasilitas untuk menerima keadaan ketergantungan diri (3)
7. Jadwalkan rutinitas perawatan diri
C. Edukasi
8. Anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten
sesuai kemampuan
Intervensi Kriteria hasil
DUKUNGAN TIDUR Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama
A. Observasi 3x4 jam pola tidur membaik dengan kriteria
1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur hasil :
2. Identifikasi faktor penggangu tidur 1) Keluhan sulit tidur (5)
B. Terapeutik 2) Keluhan sering terjaga (5)
3. Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur 3) Keluhan tidak puas tidur (5)
4. Tetapkan jadwal tidur rutin 4) Keluhan pola tidur berubah(5)
5. Lakukan proseur untuk meningkatkan 5) Keluhan istirahat tidak cukup (5)
kenyamanan
C. Edukasi
6. Anjurkan menepati kebiasaan wkatu tidur
7. Ajarkanrelaksasi pada oto autogenik atau
cara nonfarmakologi lainnya
Intervensi Kriteria hasil
PENCEGAHAN INFEKSI Setelah dilakukan intervensi keperawatan
A. Observasi selama 3x4 jam tingkat infeksi menurun
1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan dengan kriteria hasil:
sistemik 1) Keluhan nyeri (1)
B. Terapeutik
2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak 2) Meringis (1)
dengan pasien dan lingkungan pasien 3) Sikap protektif (1)
3. Pertahankan teknik aseptik pada pasien 4) Gelisah (1)
beresiko tinggi 5) Kesulitan tidur (1)
C. Edukasi
4. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
5. Ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
6. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
D. Kolaborasi
7. Kolaborasi pemberian imunisasi
C. IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
• MANAJEMEN NYERI B. Terapeutik
A. Observasi
1. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk
1. Mengidentifikasi lokasi,
mengurangi rasa nyeri
krateristik,durasi,frekuensi,kualitas,intensitas nyeri
2. Mengidentifikasi skala nyeri 2. Mengkontrol lingkungan yang
3. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal memperberat rasa nyeri
4. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan 3. Memfasilitasi istirahat dan tidur
memperingan nyeri 4. Mempertimbangkan jenis dan sumber
5. Mengidentifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
6. Mengidentifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri nyeri
7. Mengidentifkasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8. Memantau keberhasilan terapi komplementer yang sudah di
berikan
9. Memantau efek samping penggunaan analgetik
C. Edukasi
1. Menjelaskan penyebab,periode dan pemicu nyeri
2. Menjelaskan strategi meredakan nyeri
3. Menganjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat
5. Menganjurkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

D. Kolaborasi
1. Kerja sama pemebrian analgetik, jika perlu
• MANAJEMEN DIARE
A. Observasi C. Edukasi
1. Mengidentifikasi penyebab diare 1. Menganjurkan makanan porsi kecil
2. Mengidentifikasi riwayat pemberian dan sering secara bertahap
makan 2. Menganjurkan menghindari
3. Memantau warna, volume, frekuensi, makanan pembentukan gas, pedas
dan konsistensi tinja dan
4. Memantau jumlah pengeluaran diare 3. mengandung laktosa
B. Terapeutik D. Kolaborasi
5. Memasang jalur intravena 4. Kolaborasi pemberian obat motilitas
6. Memberikan cairan vena 5. Kolaborasi pemberian obat
7. Mengambil sample feses untuk kultur antispasmodic/spasmollitik
• GANGGUAN MOBILITAS FISIK
A. Observasi
1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
2. Mengidentifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
3. Memantau kondisi umum selama melakukan ambulasi
B. Terapeutik
1. Melibatkan keluarga untuk membantu pasien dalam meningkatkan ambulasi
C. Edukasi
1. Menjelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
• DUKUNGAN PERAWATAN DIRI • GANGGUAN POLA TIDUR
A. Observasi A. Observasi
1. Mengidentifikasi kebiasaan aktivitas perawatan 1. Mengidentifikasi pola aktivitas dan tidur
diri sesuai usia 2. Mengidentifikasi faktor penggangu tidur
2. Mengidentifikasi kebutuhan alat bantu kebersihan B. Terapeutik
diri, berpakaian, berhias, dan makan 3. Memfasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur
3. Memantau tingkat kemandirian 4. Menetapkan jadwal tidur rutin
B. Terapeutik
5. Melakukan proseur untuk meningkatkan
4. Menyediakan lingkungan yang terapeutik kenyamanan
5. Mempersiapkan keperluan pribadi C. Edukasi
6. Memfasilitas untuk menerima keadaan 6. Menganjurkan menepati kebiasaan wkatu tidur
ketergantungan
7. Mengajarkanrelaksasi pada oto autogenik atau
7. Menjadwalkan rutinitas perawatan diri cara nonfarmakologi lainnya
C. Edukasi
8. Menganjurkan melakukan perawatan diri secara
konsisten sesuai kemampuan
• RESIKO INFEKSI
A. Observasi
1. Memantau tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
B. Terapeutik
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
2. Mempertahankan teknik aseptik pada pasien beresiko tinggi
C. Edukasi
1. Menjelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Mengajarkan cara mencuci tangan dengan benar
3. Menganjurkan meningkatkan asupan nutrisi
D. Kolaborasi
1. Kerja sama pemberian imunisasi
 
D. EVALUASI
Berdasarkan diagnosis keperawatan yang telah diidentifikasi,
perawat mengevaluasi respon pasien dengan Ca.Colon.
Kriteria hasil yang diharapkan meliputi:
Mengelolah nyeri dan menyatakan peningkatan
terpenuhi
Mengelola diare agar tidak terlalu cair dan menyatakan
membaik dan terpenuhi
Mengelolah gangguan mobilitas fisik
Menjaga desifit perawatan diri menyatakan peningkatan
dan terpenuhi.
Menjaga gangguan pola tidur membaik dan terpenuhi
Menjaga resiko infeksi menurun dan terpenuhi.

Anda mungkin juga menyukai