Anda di halaman 1dari 18

OBESITAS DAN STRESS DENGAN KEJADIAN

HIPERTENSI

Kelompok 4

Indri Octavia Ginting 181000039


Kartika Panggabean 181000080
Nur Ainina Shofie 181000081

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT
● Volume 7 No 2 Tahun 2012
● Penerbit: Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat, FKM,
Universitas Siliwangi
Tasikmalaya, Indonesia
● Kategori Sinta 1 (S1)

Note: Perbaikan Judul


“Hubungan Obesitas dan Stress dengan Kejadian
Hipertensi pada Guru SD Wanita di Kecamatan
Kalipucang”
What is discussed?

● Abstrak

● Pendahuluan

● Metode

● Hasil dan Pembahasan

● Penutup
ABSTRAK

Hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskuler dengan


kematian tertinggi. Hipertensi dapat terjadi karena obesitas dan stress.
Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara
obesitas dan stress dengan kejadian hipertensi. Penelitan ini bertujuan
untuk menganalisis hubungan antara obesitas dan stress dengan
kejadian hipertensi Terhadap Guru SD Wanita di Kecamatan
Kalipucang. Penelitian menggunakan studi cross sectional dengan 58
sampel dari 15 SD yang ada di Kecamatan Kalipucang. Sampel yang
dimaksud disini adalah wanita usia 40-55 yang bekerja sebagai guru
SD di wilayah Kecamatan Kalipucang. Data dianalisis dengan uji chi
square pada α 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua variabel
penelitian mempunyai hubungan dengan kejadian hipertensi yaitu
variabel obesitas nilai p<0,03 (POR: 3,8; 95%CI POR:1,2-11,8), stress
dengan nilai p<0,01 (POR:6,2; 95%CI POR;1,4-26,2). Dari penelitian
PENDAHULUAN
Prevalensi hipertensi di Indonesia adalah
14% dengan kisaran antara 13,4-14,6%.
Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) yang dilakukan oleh Departemen
Hipertensi merupakan salah Kesehatan tahun 2004 menjukkan
satu penyakit paling prevalensi penyakit hipertensi atau tekanan
mematikan di dunia darah tinggi cukup tinggi yaitu 83 per 1000
ibu rumah tangga

Seseorang dinyatakan menderita


hipertensi bila tekanan darahnya
tinggi atau melampaui nilai tekanan Faktor risiko yang dapat
darah yang normal yaitu 140/80 menyebabkan hipertensi antara
mmHg lain: riwayat keluarga, obesitas
dan juga stress.
PENDAHULUAN
Penyakit hipertensi juga dapat menimpa
pekerja dengan segala profesi dan pekerjaan,
salah satunya adalah di alami oleh para guru
guru yang mengajar di Sekolah Dasar.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Puskesmas


Kalipucang, Hipertensi merupakan penyakit
keempat terbesar. Jumlah pasien hipertensi pada
tahun 2010 sebanyak 200 orang (74,5%)
diantaranya adalah wanita yang berusia 40-55
tahun
Metode
Penelitian

Metode penelitian yang


digunakan adalah metode
survei dengan pendekatan cross
sectional.
METODE

Populasi dan
Sampel

Populasi
Wanita yang berprofesi
sebagai guru SD yang
Sampel berumur 40-55 tahun.

Didapat 58 sampel dari 15


Sekolah Dasar.
Variabel

Dependen
Kejadian hipertensi yaitu
peningkatan tekanan darah
di atas normal, yaitu
Independe tekanan sistolik > 140 mmHg
n dan atau diastolik >
90mmHg.
Obesitas yaitu keadaan gizi orang
dewasa yang dihitung dengan IMT
(Indeks Masa Tubuh), pengukuran
dilakukan berdasarkan hasil observasi.
Stress adalah gangguan pada tubuh
dan pikiran yang disebabkan oleh
perubahan dan tuntutan kehidupan,
yang dipengaruhi oleh lingkungan
maupun penampilan individu di dalam
lingkungan, diukur melalui kuisioner.
ANALISA DATA Univariat
Menggunakan perhitungan nilai statistik
dan tabel distribusi frekuensi untuk
menggambarkan karakteristik responden
yang meliputi kejadian hipertensi pada
responden, obesitas pada responden dan
stress pada responden
Bivariat
Untuk mengetahui hubungan variabel bebas
Bivariat
dengan variabel terikat dan memprediksi
Univariat risiko variabel yang diteliti dengan
menggunakan Uji chi square dan
perhitungan prevalensi odd rasio (POR).
Hasil dan Pembahasan
Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi
sebagian besar responden
(63,8%) menderita
hipertensi. Responden yang
mempunyai status obesitas
sebanyak 35 orang (60,3%)
Berdasarkan hasil
dan responden yang normal
wawancara dengan
sebanyak 23 orang (39,7%).
responden diketahui
bahwa sebagian besar
responden 46 orang
(79,3%) responden dengan
skor stress 11-30 dengan
kategori stress, sedangkan
sebanyak 12 orang
(20,7%) dengan skor
1. Sebanyak 42 responden (72,4%) 5. Gangguan tidur yang
mengalami peristiwa-peristiwa yang biasanya dialami responden
membuat stress dan sebanyak 16 sebanyak (39,7%) responden
responden (27,6%) tidak mengalami mimpi buruk, (62,1%)
peristiwa yang membuat stress. responden sukar tidur, (43,1%)
responden suka terbangun
pada malam hari.

2. Perasaan cemas yang biasanya di 3. Ketegangan yang biasanya 4. Ketakutan yang biasanya di alami
alami respoden Sebanyak (74,1%) dirasakan responden sebanyak responden sebanyak (55,2 %)
responden mengalami firasat (32,8%) res- ponden merasa responden takut pada saat gelap,
buruk, (19,0%) responden takut tegang, (86,2%) responden (44,8%) responden takut pada orang
akan pikiran sendiri, (48,3%) merasa lesu, (20,7%) responden yang tidak dikenal, (34,5%)
responden mudah tersinggung. mudah menangis. responden takut pada kerumunan
orang banyak.
11. Gejala pernapasan yang sering
dialami sebanyak (70,7%)
responden merasakan dada
6. Gangguan kecerdasan yang berdebar, (15,5%) responden 10. Gejala Kardiovaskuler yang
biasanya dialami responden merasakan nyeri dada denyut nadi dialami responden, sebanyak
sebanyak (36,2%) daya ingat mengeras, (56,9%) responden (21,4%) responden merasakan
responden buruk, (82,8%) responden merasakan rasa tertekan di dada, denyut nadi mengeras
sulit berkonsentrasi, (20,7%) (10,3 %) merasakan perasaan
responden mudah marah. seperti tercekik, dan (75,9%)
responden merasakan napas
pendek dan cepat.

7. Perasaan tertekan yang biasanya 8. Gejala somatik yang biasanya 9. Gejala sensorik yang biasanya
dirasakan responden sebanyak dirasakan responden sebanyak dialami sebanyak (65,5%) responden
(29,3%) responden kehilangan (87,9%) responden merasakan merasakan tangan berdenyut,
minat atau kemauan, (87,9 %) nyeri otot, (19%) responden (27,6%) responden merasakan muka
responden merasakan sedih, merasakan kedutan otot, (65,5%) merah, (37,9%) responden merasa
berkurangnya kesukaan pada hobi merasakan kaku suara tidak mudah lemah.
dirasakan oleh responden stabil.
sebanyak (34,5%).
Hasil uji statistik di peroleh nilai
p = 0,03 maka dapat disimpulkan bahwa Hasil uji statistik diperoleh nilai p= 0,01
ada hubungan antara obesitas dengan maka dapat di simpulkan ada hubungan
kejadian hipertensi, nilai POR = 3,8 antara stress dengan kejadian hipertensi,
diantaranya responden yang obesitas nilai POR = 6,2 artinya responden yang
mempunyai resiko 3,8 kali menderita stress mempunyai risiko 6,2 kali
hipertensi di bandingkan dengan menderita hipertensi dibandingkan
responden yang tidak obesitas. dengan responden yang tidak stress.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil uji chi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa obesitas
square dengan derajat kemaknaan 5% menunjukkan
merupakan faktor risiko kejadian hipertensi dengan nilai
ada hubungan bermakna antara stres dengan
p = 0,047 dan nilai OR = 4,02 dan 95% CI = 1,72-9,37.
kejadian hipertensi nilai p=0,0001. Proporsi stres
Hal tersebut berarti bahwa obesitas berisiko terkena
pada responden sebesar 68,29% dan proporsi
hipertensi sebesar OR= 4,02 kali dibandingkan orang
hipertensi pada responden sebesar 68,29%.
yang tidak obesitas.
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan :

1) Ada hubungan antara obesitas dengan


kejadian hipertensi pada Guru SD wanita usia
40-55 tahun,
2) Ada hubungan antara stress
dengan kejadian hipertensi pada Guru SD
Wanita Usia 40-55 tahun.

Saran :
Para petugas kesehatan hendaknya memberikan penyuluhan kepada masyarakat
tentang penyakit hipertensi secara rutin dan terjadwal. Sedangkan bagi guru
disarankan melakukan perubahan gaya hidup yaitu melakukan olahraga secara rutin
dan mengkonsumsi makanan yang sehat sehingga dapat mencegah obesitas kemudian
bagi yang sudah obesitas dianjurkan mengurangi berat badan sehingga berat badan
bisa kembali normal, bagi yang stres harus bisa mengendalikan stress tersebut,
menghindari masalah yang bisa menimbulkan stress dan tidak memikirkan hal-hal
yang membuat stress dengan mengendalikan faktor risiko yang berhubungan dengan
hipertensi maka penyakit hipertensi dapat dicegah
TERIMAKA
SIH

Anda mungkin juga menyukai