Anda di halaman 1dari 48

CONGESTIVE HEART FAILURE

Oleh :
Satrina Yunita Putri
1610070100139
 
Preseptor :
dr. Boy Hutaperi, Sp.PD

SMF / BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM


RUMAH SAKIT M. NATSIR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
2021
Congestif Heart
Failure (CHF)

Ketidak mampuan jantung


memompa darah dalam jumlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan
jaringan terhadap oksigen dan
nutrisi untuk metabolisme jaringan
Epidemiologi

Di Eropa, kejadian gagal jantung berkisar 0,4 – 2% dan


meningkat pada usia lebih lanjut dengan rata-rata umur 74
tahun.

Di Indonesia, usia pasien gagal jantung relatif muda


dibandingkan Eropa disertai dengan tampilan klinis yang lebih
berat. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013,
prevalesi gagal jantung di Indonesia sebesar 0,3%.
Etiologi

Gagal jantung kongestif dapat disebabkan oleh:

o
o Disfungsi miokard (Systolic Overload)
o
o Diastolic Overload
o
o Peningkatan Kebutuhan Metabolik (Demand Overload)
o
o Gangguang pengisian (hambatan input)
Klasifikasi

American Heart Association/American College of Cardiology


(AHA/ACC)

 Stadium A : Memiliki risiko tinggi untuk berkembang menjadi


gagal jantung. Tidak terdapat gangguan struktural atau
fungsional jantung.
 Stadium B : Telah terbentuk penyakit struktural jantung yang
berhubungan dengan perkembangan gagal jantung, tidak
terdapat tanda dan gejala.
 Stadium C : Gagal jantung yang simptomatis berhubungan
dengan penyakit struktural jantung yang mendasari
 Stadium D : Penyakit struktural jantung yang lanjut serta
gejala gagal jantung yang sangat bermakna saat istirahat
walaupun telah mendapat terapi.
Diagnosis
Kriteria Mayor

 Paroksisimal nokturnal dispnu


 Ronki paru
 Edema paru akut
 Kardiomegali
 Gallop S3
 Distensi vena leher
 Refluks hepatojugular
 Peningkatan tekanan vena jugularis
Kriteria Minor

 Edema ekstrmitas
 Batuk malam hari
 Hepatomegali
 Dispneu d’effort
 Efusi pleura
 Takikardi (120x/menit)
 Kapasitas vital paru-paru berkurang 1/3 dari normal
Pemeriksaan Penunjang

 Pemeriksaan Laboratorium
 Foto thoraks
 EKG
 Ekokardiografi
Penatalaksanaan

Non Farmakologi
Anjuran umum

 Edukasi : terangkan hubungan keluhan, gejala dengan


pengobatan
 Aktivitas sosial dan pekerjaan diusahan agar dapat
dilakukan seperti biasa, sesuaikan dengan kemampuan
fisik dengan profesi yang masih bisa dilakukan
 Gagal jantung berat harus menghindari pekerjaan berat
dan dalam waktu yang lama
Tindakan umum

 Diet (obesitas dihinari, diet rendah garam 2 gr pada gagal


jantung ringan dan 1 gr pada gagal jantung berat, jumlah
cairan 1 liter pada gagal jantung berat dan 1,5 liter pada
gagal jantung ringan.
 Hentikan merokok
 Hentikan alkohol pada penderita dengan kardiomiopati.
Batasi penggunaan 20-30 gr/hari pada pasien lainnya
 Aktivitas fisik (latihan jasmani : jalan 3-5 kali/minggu
selama 20-30 menit atau sepeda statid 5 kali/minggu
selama 20 menit (dengan beban 70-80% denyut jantung
maksimal pada gagal jantung ringan dan sedang)
 Istirahat baring pada gagal jantung akut, berat dan
eksaserbasi akut
Farmakologi

 Terapi farmakologi terdiri atas penghambat ACE, antagonis


Angiotensi II, diuretik, antagonis aldosteron, Beta blocker,
vasodilator lain, digoksin, obat inotropik lain, anti trombotik dan
anti aritmia.

 Diuretik. Kebanyakan pasien dengan gagal jantung


membutuhkan paling sedikit diuretik reguler dosis rendah.
Permulaan dapat digunakan loop diuretic atau tiazid. Bila respon
tidak cukup baik, dosis diuretik dapat dinaikkan, berikan diuretik
intravena, atau kombinasi loop diuretik dengan tiazid. Diuretik
hemat kalium, spironolakton, dengan dosis 25-50 mg/hari dapat
mengurangi mortalitas pada pasien dengan gagal jantung sedang
sampai berat (Grade IV) yang dibebakan gagal jantung sistolik.
 Penghambat ACE bermanfaat untuk menekan aktivitas
neurohormonal, dan pada gagal jantung yang
disbabkan disfungsi sistolik ventrikel kiri.
 Penyekat Beta bermanfaat sama seperti paenghambat

ACE. Pemberian mulai dari dosis kecil, kemudian


dititrasi selama beberapa minggu ke depan dengan
kontrol ketat sindrom gagal janutng. Biasanya
diberikan bila keadaan sudah stabil pada gagal jantung
Garade II dan III. Penyekat beta yang digunakan
carvedilol, bisoprolol atau metoprolol. Biasa digunakan
bersama-sama dengan ACE dan diuretik.
 Angiotensin II antagonis reseptor dapat digunakan bersama-
sama dengan intoleransi terhadap ACE inhibitor.
 Digoksin diberikan untuk pasien simptomatik dengan gagal
jantung disfungsi diastolik ventrikel kiri dan terutama yang
dengan fibrilasiatrial, digunakan bersama-sama diuretk, ACE
inhibitor, beta blocker.
 Antikoagulan dan antiplatelet. Aspirin diindikasikan utnuk
pencegahan emboli serebral pada panderita dengan fibrilasi
atrial dengan fungsi ventrikel yang buruk. Anti koagulan
perlu diberikan pada pasien fibrilasi atrial dengan fungsi
ventrikel yang buruk. Antikoagualan perlu diberikan pada
fibrilasi atrial kronis maupun dengan riwayat emboli,
trombosis dan Transient Ischemic Attacks, trombus
intrakardiak dan aneurisma ventrikel.
 Antiaritmia. Anti aritmia tidak direkomendasikan untuk
pasien yang asimptomatik atau aritmia ventrikel yang
menetap. Antiarimia kelas I harus dihindari kecuali
pada aritmia yang mengancam nyawa. Antiaritmia
kelas III terutama amiodaron dapat digunakan untuk
terapi aritmia atrial dan tidak dapat digunakan untuk
mencegah kematian mendadak.
 Antagonis kalsium. Jangan menggunakan kalsium

antagonis untuk mengobati angina dan hipertensi pada


gagal jantung.
STATUS PASIEN

 Nama : Tn. F
 Umur : 57 tahun
 Alamat : selayo
 No MR : 211871
 Pekerjaan : Petani
 Status Pernikahan : Sudah menikah
 Tanggal masuk : 26 desember 2020
 Jam masuk : 14.00 WIB
STATUS PASIEN

Keluhan Utama
Pasien datang ke IGD RSUD M.Natsir dengan
keluhan sesak nafas sejak 4 jam SMRS
Riwayat Penyakit Sekarang

 Pasien mengeluhkan sesak nafas sejak 2 hari yang lalu dan


memberat sejak 4 jam SMRS, pasien mengeluhkan sesak
bertambah berat dan sesak muncul saat istirahat . sesak
dirasakan pada malam hari dan sesak tidak di pengaruhi oleh
cuaca.Pasien sering mengeluhkan terbangun tengah malam
karena sesak nafas tiba-tiba.
 Pasien juga mengelukan batuk 1 hari yll SMRS, batuk
berdahak berwarna putih, batuk sering kumat pada malam hari
dan berkurang bila minum air putih .
 Pasien juga mengeluhkan nyeri dada sewaktu batuk dan
bernafas
 Pasien juga mengeluhkan udem pada ke dua tungkai
kakinya 1 hari SMRS
 Pasien juga mengeluhkan perut terasa keras 1 hari

SMRS,perut terasa keras saat sesak napas pasien


kumat, dan berkurang bila pasien sudah tidak sesak
nafas lagi.
 Pasien juga mgeluhkan nafsu makan menurun sejak 2

hari SMRS
 Mual muntah tidak ada
 Demam tidak ada
 BAK normal, tidak nyeri , tidak berdarah, dan tidak

berbusah
 BAB dalam batas normal
Riwayat Penyakit Dahulu :

 Pasien sudah mengalami penyakit jantung sejak tahun


2014
 Riwayat penyakit hipertensi tidak ada
 Riwayat paru disangkal.
 Riwayat Penyakit ginjal disangkal
 Riwayat penyakit DM disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga :

 Riwayat keluarga dengan penyakit jantung ada yaitu


bapak pasien
 Riwayat keluarga dengan hipertensi tidak ada
 Riwayat keluarga dengan penyakit DM tidak ada
 Riwayat keluarga dengan penyakit ginjal tidak ada
 Riwayat keluarga dengan penyakit paru tidak ada
Riwayat Pekerjaan, Sosial, dan Kebiasaan

Pasien seorang laki-laki berusia 57 thn sebagai


kepala rumah tangga sehari-harinya bekerja sebagai
seorang petani. Pasien tinggal bersama ke 2 anaknya
dan istrinya. Pasien memiliki Kebiasaan merokok
sejak SMP dalam 1 hari pasien bisa menghabiskan 1
bungkus rokok, sekarang pasien sudah mengurangi
mengkonsumsi rokok dan pasien memiliki kebiasaan
minum kopi 3x sehari.
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
 Kesadaran : Compos Mentis Cooperatif

 Tanda- tanda vital :


 Tekanan darah : 120/80mmHg
 Frekuensi nadi : 112 x/menit
 Frekuensi nafas : 28 x/menit
 Suhu : 36,8 C
 Status gizi:

TB: 156 cm
BB : 60 kg
IMT : 24.6 kg/m² (Normoweight)
Status generalisata
 Kepala : Normocephal, rambut putih , rambut
tidak rontok
 Wajah : Simetris kanan dan kiri, tidak tampak
adanya sikatrik
 Mata : Udem Palpebra (-), konjungtiva anemis
(-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor,
reflekscahaya (+/+)
 Mulut : Bibir lembab,atrofi papil lidah (-), leukoplakia(-)
 Telinga :Tidak ditemukan massa, perubahan
warna,bengkak pada auricular, liang telinga tidak
ditemukan massa.
 Hidung : septum nasal simetris, os nasal tidak
ditemukan adanya massa, tidak ditemukan
adanya mimisan
 Leher : JVP 5-2 cmH2O, tidak ada pembesaran
tiroid
 Kelenjar Getah Bening :Tidak ada pembesaran

kelenjar getah bening (KGB) pada submandibula


sepanjang M.sternocleidomastoideus,
supra/infraclavikula kiri dan kanan.
Thorak
 Paru
 Inspeksi : pergerakan dinding dada simertris
kiri dan kanan
 Palpasi : taktil fremitus kiri dan kanan sama
 Perkusi : sonor dikedua lapang paru
 Auskultasi : suara nafas vesikuler, rhonki(+/+)

wheezing(-/-)
Jantung

 Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat


 Palpasi : Iktus cordis teraba pada 2 jari medial RIC

V linea midclavicularis sinistra


 Perkusi
 Batas jantung kanan : RIC V linea sternalis dextra
 Batas jantung kiri : 2 jari medial di RIC VI linea

midclavicularis sinistra
 Batas jantung atas : RIC II linea parasternalis sinistra
 Auskultasi : irama reguler, murmur(-), S3
gallop(+)
Abdomen

 Inspeksi : Perut tidak membuncit, venektasi(-),


sikatrik(-), stretch mark(-), caput medusa(-)
 Palpasi : Nyeri tekan (-) di region epigastrium, nyeri

lepas (-) Hepatomegali (-), Splenomegali (-)


 Ginjal : Ballotement (-)
 Perkusi : timpani pada seluruh region abdomen
 Shifting dullnes (-)

 Undulasi (-)
 Nyeri ketok CVA (-)

 Auskultasi : bising usus (+) normal


Extremitas

Superior
 Inspeksi : oedem (-/-), sianosis(-/-), ptekie(-/-),

palmar eritem (-/-)


 Palpasi : perabaan hangat, pulsasi arteri radialis

kuat angkat, CRT < 2 detik

Inferior
 Inspeksi : oedem (+/+), sianosis(-/-), ptekie(-/-)
 Palpasi : perabaan hangat, pulsasi arteri dorsalis

pedis kuat angkat, CRT < 2 detik


Pemeriksaan Laboratorium
 Hematologi

(Tanggal/Waktu= 23-12-2020/14:25)
 Kimia Klinik
(Tanggal/Waktu : 26-10-2020/17:04)
Point-point Diagnostik

 Sesak nafas, semakin berat saat istirahat


 Sesak pada malam hari
 Batuk malam hari
 Nyeri dada
 Udem pada kedua tungkai
 Perut keras saat sesak nafas
 Nafsu makan menurun
Diagnosis Kerja

CHF FUNGSIONAL GRADE IV

Diagnosis Banding

• PPOK
• Bronkopeneumonia
 PENATALAKSANAAN AWAL

Non-farmakologis
 1. O2 nasal 2-3 L/ menit
 Balance cairan
 Pasang kateter
farmakologis :

 IVFD RL 12j/kolf
 Aminophilin 3x1 150 mg (PO)
 Pct 500mg 2x1 (po)
 Nac 3x1
 Spironolacton 1x25mg
 Lansoprazol 1x1
 Drip lasix 5mg/jam
 nebu Combiven 3x1
PERENCANAAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Echocardiography
 Rontgen foto thorak AP
 Ekg
PROGNOSIS

 Quo ad vitam : Dubia ad bonam


 Quo ad sanationam : Dubia ad malam
 Quo ad functionam : Dubia ad malam
EKG
THORAKS
FOLLOW UP
Tanggal Subject Object Assessment Planning

27 -Pasien Ku: Baik Congestive • Balance


Desember merasakan Kesadaran: hearth failur cairan
2020 • Injeksi
sesak Komposmentis
dexa
-Batuk Gcs: 15
• Nebu
berdahak TD: 130/90
combivan
-Kedua kaki ND: 109X/i
• Lansopraz
oedem NF: 34x/i ole
-Napsu makan T: 37 C • Spironolac
berkurang ton
FOLLOW UP
Tanggal Subject Object Assessment Planning

28 -Pasien Ku: Baik Congestive


November merasakan Kesadaran: hearth failur • Balance
2020 cairan
sesak Komposmentis
• Injeksi
-Batuk Gcs: 15
dexa
berdahak TD: 120/90
• Nebu
-Kedua kaki ND: 97X/i
combivan
oedem NF: 34x/i • Lansopraz
-Napsu makan T: 37 C ole
berkurang • Spironolac
ton
Tanggal Subject Object Assessment Planning

29 -Pasien Ku: Baik Congestive • Balance


November merasakan Kesadaran: hearth failur cairan
2020 • Injeksi
sesak sudah Komposmentis
dexa
berkurang Gcs: 15
• Nebu
-Batuk TD: 120/90
combivan
berdahak ND: 97X/i
• Lansopraz
-Kedua kaki NF: 34x/i ole
oedem sudah T: 37 C • Spironolac
berkurang ton
-Napsu makan
sudah membaik
Tanggal Subject Object Assessment Planning

29 -Pasien Ku: Baik Congestive • Balance


November merasakan Kesadaran: hearth failur cairan
2020 • Injeksi
sesak sudah Komposmentis
dexa
berkurang Gcs: 15
• Nebu
-Batuk (-) TD: 120/90
combivan
-oedem tidak ND: 97X/i
• Lansopraz
ada NF: 34x/i ole
-Napsu makan T: 37 C • Spironolac
baik ton
Tanggal Subject Object Assessment Planning

30 November Congestive • Balance


-Pasien Ku: Baik
2020 hearth failur cairan
merasakan Kesadaran:
• Injeksi
sudah membaik Komposmentis
dexa
- Sesak sudah Gcs: 15
• Nebu
tidak ada TD: 120/90
combivan
-Batuk (-) ND: 90X/i
• Lansopraz
-oedem tidak NF: 26x/i ole
ada T: 36 C • Spironolac
-Napsu makan ton
baik
Kesimpulan
Telah dilaporkan seorang laki-laki berumur 57 tahun dirawat
di RSUD M Natsir Solok masuk bangsal penyakit dalam wanita
pada tanggan 27 desember 2020, Diagnosa Congestive heart
failure.
Ditegakkan berdasarkan anamnesa yaitu pasien datang dengan
sesak nafas, sesak semakin parah ketika beristirahat,pasien juga
sering terbangun malam hari karena pasien merasa sesak, pasien
juga batuk, pada saat batuk pasien merasa kembung diperut dan
pasien merasa sesak, pasien juga mengeluhkan nyeri dada,dan
pasien juga mengeluhkan bengkak pada kedua kaki, pasien juga
mengatakan nafsu makan berkurang.
Pasien tidak memiliki riwayat penyakit diabetes melitus,
hipertensi, dan anemia. Pasien mengatakan anggota keluarga
juga memiliki penyakit jantung.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai