Anda di halaman 1dari 18

KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN DAN

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

Muhamad Atdi Purwoko (012201017)


Dosen Pengampuh: Eko Mardiyaningsih, M.Kep.Ns.Sp.Kep.Mat
LATAR BELAKANG

• Setiap tahun didunia terdapat jutaan perempuan yang mengalami


kehamilan. Kehamilan tersebut dapat terjadi pada perempuan dengan
berbagai niat kehamilan. Berdasarkan niat kehamilan tersebut, maka
kehamilan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu kehamilan yang diinginkan,
kehamilan yang direncanakan dan kehamilan yang tidak diinginkan.
Kehamilan disebut diinginkan apabila kehamilan terjadi pada suami istri
yang menginginkan anak lagi, kehamilan disebut tidak direncanakan, apabila
kehamilan terjadi pada pasangan suami istri yang masih menginginkan anak,
tetapi kehamilan terjadi lebih cepat dan kehamilan disebut tidak diinginkan
apabila kehamilan terjadi pada pasangan suami istri yang sudah tidak
menginginkan anak lagi (Erol, 2010).
kehamilan tidak diinginkan

• Kehamilan adalah hal yang wajar bagi seseorang wanita yang ditakdirkan untuk melahirkan dan melanjutkan
keturunan. Proses kehamilan menjadi hal yang ditunggu dan menjadi hal yang baik jika kehamilan diinginkan,
tetapi menjadi tidak baik ketika kehamilan tersebut tidak diinginkan. Kejadian KTD bisa terjadi pada pasangan
suami istri yang sudah tidak meniginginkan anak dan pada remaja, khususnya pada remaja, karena pada masa ini
alat reproduksi belum cukup matang untuk melakukan fungsinya. Kehamilan pada remaja juga mengandung
banyak resiko, salah satunya dikarenakan rahim remaja yang masih belum siap untuk mendukung kehamilan serta
rasa malu akan perubahan bentuk tubuh secara fisiologis. Remaja yang hamil diluar pernikahan juga memiliki
resiko untuk melakukan aborsi atau tetap melanjutkan kehamilanya dengan berbagai dampak yang tidak aman,
misalnya perdarahan yang berujung kematian pada ibu atau bayi , ibu juga belum siap secara psikis, belum siap
melanjutkan peran sebagai orang tua, sehingga ibu merasa stress dan cemas (Kusmiran, 2014).
• Kehamilan tidak diinginkan merupakan tantangan social dan kesehatan global meliputi kehamilan yang
tidak diinginkan (unwanted pregnancy) dan diinginkan yaitu 80 juta kehamilan pertahun. Dampak
kehamilan tidak diinginkan akan menimbulkan berbagai permasalahan baik pada bayi maupun pada ibu,
salah satunya adalah aborsi yang dapat menyebabkan kerusakan fisik pada bayi dan perdarahan pada ibu.
Selain itu, dampak lain adalah terjangkitnya penyakit menular seksual yang bisa diderita bayi atau ibu
(Nawati &Nurhayati, 2018).
Kehamilan tidak diinginkan dan PMS

• Kehamilan tidak diinginkan pada remaja merupakan salah satu dampak dari perilaku seks bebas. Hasil
survei dari badan pusat statistik tahun 2012 mengungkapkan, angka kehamilan remaja pada usia 15 – 19
tahun mencapai 48 dari 1.000 kehamilan (BKKBN,2014). Beberapa faktor yang menyebabkan kehamilan
tidak diinginkan antara lain kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, pergaulan bebas,
serta perkembagan teknologi yang dapat membuat remaja mengakses hal – hal yang negatife. Faktor
lain yang memicu kehamilan tidak diinginkan adalah pemerkosaan dan kurangnya pengetahuan tentang
tindakan yang dapat memicu kehamilan. Pada masa remaja, yang merupakan masa peralihan dari anak –
anak menuju dewasa, rentan terjerumus ke pergaulan bebas yang menyebabkan seks bebas, karena rasa
keingintahuan yang besar. Perilaku tersebut memiliki banyak dampak negative, diantaranya kehamilan
tidak diinginkan (KTD), aborsi, resiko terkena infeksi penyakit menular seksual (IMS) seperti ulkus mole,
klamidia, trikonomiasis, scabies, sifilis, kutil kelamin, herpes genital, gonorrhea, dan resiko tertular
hiv/aids.
• Penyakit menular seksual adalah infeksi yang menular melalui hubungan intim. Penyakit ini dapat
ditandai dengan ruam atau lepuhan yang nyeri diarea kelamin. Ada banyak jenis penyakit menular
seksual, diantaranya Chlamydia, gonorea, sifilis, trikomoniasis, dan HIV. Penyakit ini menyebar melalui
hubungan intim,baik secara vaginal, anal atau oral. Untuk HIV/AIDS dapat membahayakan ibu dan juga
bayi dalam kandungan, karena bayi yang lahir dengan orang tua yang mengalami HIV, mempunyai resiko
tertular juga (Asrori & Qurbaniah, 2017).
Pencegahan Ktd dan Pms

Pencegahan kehamilan tidak diinginkan dan penyakit menular


seksual.Menurut Ahmad (2020), beberapa hal yang dilakukan adalah:
1. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah.
2. Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan kegiatan positife
3. Hindari perbuatan yang akan menimbulkan dorongan seksual, seperti
meraba – raba tubuh.
4. Memilih kontrasepsi yang cocok dan efektif.
5. Tidak bergonta – ganti pasangan seksual.
6. Rajin mengecek masa subur
7. Menunda kegiatan seks bagi remaja.
8. Memakai kondom dengan benar dan konsisten (pasutri)
penyebab
Adapun faktor medis yang mempengaruhi pada pergaulan bebas dan berakibat remaja dengan gampangnya melakukan hubungan suami
istri diluar pernikahan sehingga menyebabkan kehamilan. Pada kondisi ketidaksiapan berumah tangga dan untuk bertanggung jawab. 
1. Faktor lingkungan (orang tua)
2. Teman, tetangga dan media
3. Pengetahuan yang minim ditambah rasa ingin tahu yang berlebihan
4. Perubahan zaman
5. Perubahan kadar hormone
6. Semakin cepatnya usia pubertas
7. Adanya trend baru dalam berpacaran dikalangan remaja

Hal-hal diatas merupakan faktor pendorong yang tentunya membuat resiko terjadinya KTD
yang menyebabkan PMS menjadi lebih besar
penyebab dan jenis IMS
• Berdasarkan profil rumah sakit penyakit infeksi Sulianti Suroso (2010), beberapa pathogen menular seksual yang paling umum dapat
disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit dibawah ini.
• Common infeksi bakteri.
• Infeksi virus umum, seperti AIDS, herpes.
• Organism parasit, seperti tricomoniasis vaginalis, pembengkakan alat kelamin pria.
Lanjutan
Menurut depkes Amiruddin (2019), penularan IMS dapat melalui beberapa cara, yakni bisa melalui hubungan
seksual, berkaitan dengan prosedur medis dan bisa berasal dari infeksi endogen. Ims tidak bisa ditularkan
melalui kontak seksual seperti berjabat tangan, makan bersama, berenang kolam renang umum dan gigitan
serangga. Penularan IMS melalui cara – cara berikut ini:
• Klamidia dapat ditularkan melalui seks oral, vagina atau dubur dengan pasangan yang terinfeksi.
• Sifilis ditularkan melalui kontak seksual, termasuk seks oral dengan orang yang terinfeksi dengan
pengecualian sifilis congenital, yang menyebar dari ibu ke aninya.
• Herpes mulut atau herpes kelamin biasanya ditularkan dari orang ke orang melalui berciuman .
• HIV AIDS dapat ditularkan melalui hubungan intim, transfuse darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara
ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin atau menyusui, serta kontak lainya dengan cairan – cairan tubuh.
• Gonorea ditularkan secara langsung dari seseorang ke orang lain melalui kontaks seks. Namun penyakit
gonorea ini dapat juga ditularkan melalui ciuman atau kontak badan yang dekat.
• Hepatitis B ditularkan melalui kontak sekual dengan individu yang terinfeksi, penggunaan narkoba suntik dan
paparan cairan tubuh yang terinfeksi, serta menular vertical dari ibu ke bayi.
• Jengger ayam bisa menular melalui kontak kulit, misalnya jari tangan yang meraba bagian yang terinfeksi.
Patofisiologi KTD

• Kehamilan remaja membawa dampak buruk. Dampak buruk itu


memungkinkan terjadinya “ kemacetan persalinan” akibat tidak
seimbangnya antara pinggul ibu dan janinnya. Karena pada wanita usia
remaja belum berkembang sempurna.  
•Pada ibu, perdarahan pada kehamilan maupun pasca persalinan,
hipertensi selama kehamilan, solusio plasenta dan resiko tinggi meninggal
akibat perdarahan.
•Pada bayi, kehamilan belum waktunya (premature), pertumbuhan janin
terhambat, lahir cacat dan berpenyakitan serta berat badan lahir rendah.
 
Komplikasi KTD dan PMS

Komplikasi yang dapat terjadi adalah:


1. Keguguran
2. Persalinan premature dan BBLR
3. Rentan tertular PMS (hamil gonta ganti pasangan, pemerkosaan, sek bebas).
4. Bayi dapat tertular PMS dari Orang tuannya.
5. Mudah terjadi infeksi
6. Anemia atau kekurangan gizi
7. Keracunan kehamilan
8. Kematian ibu yang tinggi
IMS dapat menyebabkan komplikasi dikemudian hari berupa kemandulan, kehamilan diluar kandungan, kematian
janin, keguguran, kebutaan,kerusakan otak, kenker leher rahim dan bahkan mengancam kesehatan bayi.
penatalaksanaan

Pada ibu hamil yang sudah melahirkan dan tenggah mengandung bisa dilakukan cara- cara:
1. Sering memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur, minimal 4 kali kunjungan
selama masa kehamilan.
2. Imunisasi tetanus 2 kali selama kehamilan dengan jarak 1 bulan, untuk mencegah
tetanus bayi baru lahir.
3. Memantau kondisi ibu dan janin.
4. Menentukan skrining atau deteksi dini bahaya kehamilan dan resiko penularan
penyakit pada kehamilan.
5. Setiap ibu hamil dapat mengkonsumsi lebih dari satu obat. Beberapa obat – obatan
yang termasuk adalah ARV adalah lamivudine (3TC), zidovudine, (ZDV), nevirapine,
indinavir dan nelfinafir. Penggunaan obat akan disesuaikan dengan usai kehamilan
karena beberapa obat menyebabkan cacat pada janin.
 
pengkajian

• identitas klien
• mengkaji identitas klien dan penanggung jawabnyang meliputi nama,
umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
diagnose medis.
• Keluhan utama
• Riwayat kesehatan
• Pemeriksaan fisik
• - head to toe
• -ttv
diagnosa

• Risiko kehamilan tidak dikehendaki berhubungan dengan tidak


menggunakan alat kontrasepsi ditandai dengan penyakit menular
seksual.
• Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gangguan adaptasi
kehamilan ditandai dengan distress psikologis.
• Nyeri kronis berhubungan dengan gangguan imunitas (mis. HIV,
virus varicella-zoster) ditandai dengan infeksi.
Dx1
Diagnosa keperawatan Tujuan dan kreteria hasil Intervensi rasional

1.Risiko kehamilan tidak dikehendaki 1. Verbalisasi penerimaan 1. Identifikasi nilai – nilai O: agar klien mengetahui

(D.0073) kehamilan meningkat dari keyakinan terhadap tentang hal terkait


Kategori : fisiologis skala 1 menjadi skala 5 kehamilan kehamilanya.
Subkategori: reproduksi dan
2. Verbalisasi perasaan yang 2. Identifikasi pilihan N: untuk memberikan
seksualitas.
dialami meningkat dari terhadap kehamilannya. pengetahuan dan jalan
Definisi : berisiko mengalami
skala 1 menjadi skala 5. 3. Diskusikan konflik yang keluar.
kehamilan yang tidak diharapkan, baik
3. Kemampuan terjadi dengan adanya E: untuk menanbah
karna alas an waktu yang tidak tepat
menyesuaikan diri dengan kehamilan. pengetahuan klien.
atau karena kehamilan yang tidak
kehamilan meningkat, 4. Berikan konseling C:untuk menghindari hal
diinginkan.
dari skala 1 menjadi skala kehamilan. buruk dan perawatan

5 5. Informasikan perubahan lebih maksimal.

4. Perasaan menarik diri yang terjadi selama

turun, dari skala 1 menadi kehamilan.

skala 5 6. Rujuk jika mengalami

komplikasi kehamilan.
Dx2
2.Gangguan Rasa Nyaman (D.0074) 1. Kesejahteraan fisik 1. Identifikasi O: agar klien memahami

Kategori : psikologis meningkat, dari skala 1 pemahaman tentang kondisinya.


Subkategori: nyeri dan kenyamanan (menurun) menjadi skala kondisi, situsi dan N: untuk menanmabh
Definisi : perasaan kurang senang, lega
5 (meningkat). perasaanya. kenyamanan.
dan sempurna dalam dimensi fisik,
2. Kesejahteraan psikologis 2. Ciptakan lingkungan E: untuk menambah
psikospiritual, lingkungan dan sosial.
meningkat, dari skala 1 yang nyaman. pengetahuan klien.

(menurun) menjadi 5 3. Dukung keluarga C:agar pengobatan lebih

(meningkat) terlibat dalam maksimal.

3. Dukungan sosial dari pengobatan.

keluarga meningkat, dari 4. Jelaskan mengenai

skala 1( menurun) terapi pengobatan.

menjadi 5 (meningkat). 5. Kolaborasi dengan tim

4. Menyalahkan diri sendiri medis lain, terkait

menurun dari skala 1 pemberian analgetik

(meningkat) menjadi 5 terkait penyakit

(menurun). menular seksual.


Dx3
Nyeri kronis (D.0078) 1. Kemampuan 1. Identifikasi lokasi, O: untuk mengetahui

Kategori : psikologis karakteristik, durasi,


menuntaskan aktifitas karakteristik dan hal
frekwensi, kualitas,
Subkategori: nyeri dan kenyamanan meningkat, dari skala 1 penyebab nyeri muncul.
intensitas nyeri
Definisi : pengalaman sensorik atau
(menurun) menjadi skala N: untuk meredakan nyeri.
2. Identifikasi factor yang
emosional yang berkaitan dengan
5 (meningkat). memperberat dan E: agar nyeri lebih bisa
kerusakan jaringan actual atau
2. Keluhan nyeri menurun, memperingan nyeri. dikontrol.
fungsional, dengan onset mendadak atau
3. Berikan teknik
dari skala 1 (meningkat) C: agar penyembuhan lebih
lambat dan berintensitas ringan hingga
nonfarmakologis untuk
menjadi 5 (menurun). maksimal.
berat dan konsisten, yang berlangsung mengurangi rasa nyeri
3. Ekspresi meringis dan
lebih 3 bulan. seperti teknik nafas dalam

gelisah menurun, dari dan relaksasi distraksi

skala 1 (meningkat) 4. kontrol lingkungan yang

memperberat nyeri.
menjadi skala 5 (
5. jelaskan penyebab,
menurun).
periode, dan pemicu nyeri

dan strategi meredakan

nyeri.

6. Kolaborasikan pemberian

analgetik.
implementasi

• Implementasi keperawatan adalah kategori dari perilaku


keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan
dilakukan dan disesuaikan, terdiri dari hari dan tanggal dilakukan
implementasi keperawatan, diagnosa keperawatan, tindakan
keperawatan berdasarkan intervensi keperawatan, dan tanda
tangan yang melakukan implementasi keperawatan.
evaluasi

• Evaluasi keperawatan adalah membandingkan data subjek dan


objek yang dikumpulkan dari pasien, perawat lain, dan keluarga
untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam memenuhi hasil
yang diharapkan yang ditetapkan selama perencanaan. Evaluasi
terdiri dari: nama pasien, nomor rekam medik, hari dan tanggal,
diagnosa keperawatan, evaluasi keperawatan, dan paraf yang
mengevaluasi tindakan keperawatan.
• 
Selesai

Anda mungkin juga menyukai