• Kehamilan adalah hal yang wajar bagi seseorang wanita yang ditakdirkan untuk melahirkan dan melanjutkan
keturunan. Proses kehamilan menjadi hal yang ditunggu dan menjadi hal yang baik jika kehamilan diinginkan,
tetapi menjadi tidak baik ketika kehamilan tersebut tidak diinginkan. Kejadian KTD bisa terjadi pada pasangan
suami istri yang sudah tidak meniginginkan anak dan pada remaja, khususnya pada remaja, karena pada masa ini
alat reproduksi belum cukup matang untuk melakukan fungsinya. Kehamilan pada remaja juga mengandung
banyak resiko, salah satunya dikarenakan rahim remaja yang masih belum siap untuk mendukung kehamilan serta
rasa malu akan perubahan bentuk tubuh secara fisiologis. Remaja yang hamil diluar pernikahan juga memiliki
resiko untuk melakukan aborsi atau tetap melanjutkan kehamilanya dengan berbagai dampak yang tidak aman,
misalnya perdarahan yang berujung kematian pada ibu atau bayi , ibu juga belum siap secara psikis, belum siap
melanjutkan peran sebagai orang tua, sehingga ibu merasa stress dan cemas (Kusmiran, 2014).
• Kehamilan tidak diinginkan merupakan tantangan social dan kesehatan global meliputi kehamilan yang
tidak diinginkan (unwanted pregnancy) dan diinginkan yaitu 80 juta kehamilan pertahun. Dampak
kehamilan tidak diinginkan akan menimbulkan berbagai permasalahan baik pada bayi maupun pada ibu,
salah satunya adalah aborsi yang dapat menyebabkan kerusakan fisik pada bayi dan perdarahan pada ibu.
Selain itu, dampak lain adalah terjangkitnya penyakit menular seksual yang bisa diderita bayi atau ibu
(Nawati &Nurhayati, 2018).
Kehamilan tidak diinginkan dan PMS
• Kehamilan tidak diinginkan pada remaja merupakan salah satu dampak dari perilaku seks bebas. Hasil
survei dari badan pusat statistik tahun 2012 mengungkapkan, angka kehamilan remaja pada usia 15 – 19
tahun mencapai 48 dari 1.000 kehamilan (BKKBN,2014). Beberapa faktor yang menyebabkan kehamilan
tidak diinginkan antara lain kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi, pergaulan bebas,
serta perkembagan teknologi yang dapat membuat remaja mengakses hal – hal yang negatife. Faktor
lain yang memicu kehamilan tidak diinginkan adalah pemerkosaan dan kurangnya pengetahuan tentang
tindakan yang dapat memicu kehamilan. Pada masa remaja, yang merupakan masa peralihan dari anak –
anak menuju dewasa, rentan terjerumus ke pergaulan bebas yang menyebabkan seks bebas, karena rasa
keingintahuan yang besar. Perilaku tersebut memiliki banyak dampak negative, diantaranya kehamilan
tidak diinginkan (KTD), aborsi, resiko terkena infeksi penyakit menular seksual (IMS) seperti ulkus mole,
klamidia, trikonomiasis, scabies, sifilis, kutil kelamin, herpes genital, gonorrhea, dan resiko tertular
hiv/aids.
• Penyakit menular seksual adalah infeksi yang menular melalui hubungan intim. Penyakit ini dapat
ditandai dengan ruam atau lepuhan yang nyeri diarea kelamin. Ada banyak jenis penyakit menular
seksual, diantaranya Chlamydia, gonorea, sifilis, trikomoniasis, dan HIV. Penyakit ini menyebar melalui
hubungan intim,baik secara vaginal, anal atau oral. Untuk HIV/AIDS dapat membahayakan ibu dan juga
bayi dalam kandungan, karena bayi yang lahir dengan orang tua yang mengalami HIV, mempunyai resiko
tertular juga (Asrori & Qurbaniah, 2017).
Pencegahan Ktd dan Pms
Hal-hal diatas merupakan faktor pendorong yang tentunya membuat resiko terjadinya KTD
yang menyebabkan PMS menjadi lebih besar
penyebab dan jenis IMS
• Berdasarkan profil rumah sakit penyakit infeksi Sulianti Suroso (2010), beberapa pathogen menular seksual yang paling umum dapat
disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit dibawah ini.
• Common infeksi bakteri.
• Infeksi virus umum, seperti AIDS, herpes.
• Organism parasit, seperti tricomoniasis vaginalis, pembengkakan alat kelamin pria.
Lanjutan
Menurut depkes Amiruddin (2019), penularan IMS dapat melalui beberapa cara, yakni bisa melalui hubungan
seksual, berkaitan dengan prosedur medis dan bisa berasal dari infeksi endogen. Ims tidak bisa ditularkan
melalui kontak seksual seperti berjabat tangan, makan bersama, berenang kolam renang umum dan gigitan
serangga. Penularan IMS melalui cara – cara berikut ini:
• Klamidia dapat ditularkan melalui seks oral, vagina atau dubur dengan pasangan yang terinfeksi.
• Sifilis ditularkan melalui kontak seksual, termasuk seks oral dengan orang yang terinfeksi dengan
pengecualian sifilis congenital, yang menyebar dari ibu ke aninya.
• Herpes mulut atau herpes kelamin biasanya ditularkan dari orang ke orang melalui berciuman .
• HIV AIDS dapat ditularkan melalui hubungan intim, transfuse darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara
ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin atau menyusui, serta kontak lainya dengan cairan – cairan tubuh.
• Gonorea ditularkan secara langsung dari seseorang ke orang lain melalui kontaks seks. Namun penyakit
gonorea ini dapat juga ditularkan melalui ciuman atau kontak badan yang dekat.
• Hepatitis B ditularkan melalui kontak sekual dengan individu yang terinfeksi, penggunaan narkoba suntik dan
paparan cairan tubuh yang terinfeksi, serta menular vertical dari ibu ke bayi.
• Jengger ayam bisa menular melalui kontak kulit, misalnya jari tangan yang meraba bagian yang terinfeksi.
Patofisiologi KTD
Pada ibu hamil yang sudah melahirkan dan tenggah mengandung bisa dilakukan cara- cara:
1. Sering memeriksakan kehamilan sedini mungkin dan teratur, minimal 4 kali kunjungan
selama masa kehamilan.
2. Imunisasi tetanus 2 kali selama kehamilan dengan jarak 1 bulan, untuk mencegah
tetanus bayi baru lahir.
3. Memantau kondisi ibu dan janin.
4. Menentukan skrining atau deteksi dini bahaya kehamilan dan resiko penularan
penyakit pada kehamilan.
5. Setiap ibu hamil dapat mengkonsumsi lebih dari satu obat. Beberapa obat – obatan
yang termasuk adalah ARV adalah lamivudine (3TC), zidovudine, (ZDV), nevirapine,
indinavir dan nelfinafir. Penggunaan obat akan disesuaikan dengan usai kehamilan
karena beberapa obat menyebabkan cacat pada janin.
pengkajian
• identitas klien
• mengkaji identitas klien dan penanggung jawabnyang meliputi nama,
umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
diagnose medis.
• Keluhan utama
• Riwayat kesehatan
• Pemeriksaan fisik
• - head to toe
• -ttv
diagnosa
1.Risiko kehamilan tidak dikehendaki 1. Verbalisasi penerimaan 1. Identifikasi nilai – nilai O: agar klien mengetahui
komplikasi kehamilan.
Dx2
2.Gangguan Rasa Nyaman (D.0074) 1. Kesejahteraan fisik 1. Identifikasi O: agar klien memahami
memperberat nyeri.
menjadi skala 5 (
5. jelaskan penyebab,
menurun).
periode, dan pemicu nyeri
nyeri.
6. Kolaborasikan pemberian
analgetik.
implementasi