Anda di halaman 1dari 24

REFERAT

ENDOMETRIOSIS
DAN
INFERTILITAS
KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSGIN
RSUD DR. SLAMET KABUPATEN GARUT
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
PERIODE 15 MARET – 25 APRIL 2020

Disusun oleh:
Hasna Luthfiah Fitriani
(1102015090)
Pembimbing :
dr. K. M. Aditya Fitrandi, Sp.OG
PENDAHULUAN
Di Rumah Sakit Umum Dr. Cipto
Mangunkusumo (2012), nyeri
panggul kronis 82,5% kasus,
• Endometriosis adalah suatu gangguan GEJALA dismenore 81%, dan infertilitas
ginekologi jinak yang ditandai dengan 33,7%. Pada tahun 2019 tertinggi
adanya kelenjar endometrium dan stroma di dismenore (100%), nyeri panggul
luar rongga rahim. (23,7%)

• Penyakit inflamasi kronis yang bergantung • Penelitian kohort  Infertilitas


pada estrogen, berhubungan dengan nyeri meningkat dua kali lipat pada
dan infertilitas wanita di bawah 35 tahun dengan
INFERTILITAS endometriosis
• Wanita + endometriosis  risiko
infertilitas 20 kali lebih besar
dari wanita tidak menderita
endometriosis.
FISIOLOGI MENSTRUASI Ovulasi

Fase Luteal
Fase Folikular Hari ke 14-28
(Hari ke 0-14)

01 03

FSH

LH
Sumber : Hoffman et al. (2016). Williams Gynecology Third Ed. New
York: McGraw-Hill Companies Inc.
FISIOLOGI MENSTRUASI

01 03

Estrogen  Membantu penebalan dinding endometrium Fertilisasi (X)  Korpus luteum


Progesteron  Meningkatkan pembuluh darah dan kelenjar terdegradasi  hormone estrogen,
sekresi endometrium progesterone, inhibin menurun 
GnRH teraktivasi  siklus
Sumber : Callahan TL and Caughey AB. 2013. Blueprints Obstetrics and Gynecology Sixth
edition. Philadelphia : Lippincot Williams & Wilkins, a Wolters
menstruasi baru terjadi
ENDOMETRIOSIS
DEFINISI

Endometriosis adalah penyakit kronis yang ditandai dengan adanya jaringan endometrium
(kelenjar dan stroma) di luar rongga endometrium.
MERCURY MARS

Lokasi : ovarium dan


peritoneum panggul
JUPITER
termasuk cul de sacs SATURN
anterior dan posterior.

Sumber : Callahan TL and Caughey


AB. 2013. Blueprints Obstetrics
and Gynecology Sixth edition.
Philadelphia : Lippincot Williams
& Wilkins, a Wolters
INFERTILITAS
DEFINISI

MERCURY MARS
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologist (ACOG) and American
Society for Reproductive Medicine (ASRM), Infertilitas didefinisikan sebagai kegagalan
mencapai kehamilan dalam waktu 12 bulan dengan hubungan seksual tanpa pelindung
atau dalam melakukan inseminasi donor terapeutik pada wanita di bawah 35 tahun atau
dalam waktu 6 bulan pada
JUPITER wanita yang lebih dari 35 tahun.
SATURN
PATOGENESIS
1. Teori regurgitasi dan implantasi haid  darah
haid dapat keluar dari kavum uteri melalui tuba
fallopii ke rongga peritoneum dan berimplantasi
01
pada ruang peritoneum. 02
2. Teori Stem cell  Sel-sel ini berdiferensiasi
menjadi epitel, stroma, dan sel vaskular sebagai
endometrium secara rutin yang beregenerasi
setiap siklus
3. Teori metaplasia coelomic  lesi endometriosis
terbentuk akibat metaplasi sel-sel coelomic yang
berasal dari saluran Muller
4. Teori metastasis limpatik dan vaskular 
Penyebaran sel endometrium melalui emboli sel
endometrium kedalam saluran limfe dan
pembuluh darah.
KLASIFIKASI
Sistem penilaian berdasarkan lokalisasi dan
ASRM (American Society for
ukuran implan serta luasnya adhesi.
Reproductive Medicine)
Stage I (Minimal ) : 1-5
Stage II (Mild) : 6-15
Stage III (Moderate) : 16-40
Stage IV (Severe) : > 40
• Sistem penilaian yang mencakup
KLASIFIKASI penilaian terhadap riwayat operasi, fungsi
adneksa pada akhir operasi, dan perluasan
Endometriosis Fertility Index endometriosis.
(EFI) • Tujuan  untuk memprediksi hasil
kesuburan pada wanita dengan
endometriosis dan terapi infertil dengan
endometriosis
• Skor EFI dihitung dengan menjumlahkan
skor riwayat dan skor pembedahan, dan
berkisar dari 0 hingga 10 poin, dengan 10
menunjukkan prognosis terbaik dan 0
prognosis terburuk

Pada suatu penelitian data setelah tiga tahun, skor 0 - 3


hanya memiliki kemungkinan 10% untuk hamil, skor
tertinggi 9 - 10 poin memiliki tingkat keberhasilan
sekitar 75%. Li et al pada tahun 2017 pada responden
sebanyak 345 wanita infertil dengan endometriosis skor
EFI > kehamilan spontan
• Sebagai pemeriksaan pencitraan pertama
KLASIFIKASI untuk menegakkan diagnosis, stadium dan
terapi endometriosis
• Minimal Invasif
Transvaginal sonography (TVS) • Kelompok International Deep
Endometriosis Analysis (IDEA)
mengusulkan empat langkah dasar
sonografi endometriosis:
1. Evaluasi rutin uterus, adneksa untuk
melihat munculnya adenomiosis dan
endometrioma
2. Evaluasi ‘Soft markers” sonografi
transvaginal (nyeri tekan lokasi spesifik
dan mobilitas ovarium)
3. Penilaian status cavum douglas (POD)
menggunakan tanda ’Sliding Sign) pada
TVS
4. Penilaian DIE (Deep Infiltrating
Endometriosis) di kompartemen anterior
dan posterior
MANIFESTASI KLINIS

1. NYERI

Dismenorea

Disuria
Pelvis sangat banyak
pembuluh darah dan saraf
 wanita endometriosis  Dispareunia
Peritoneal fluid banyak
mengandung saraf faktor
pertumbuhan yang Dyschezia
menstimulasi neurogenesis
+ Sel mediator inflamasi
Pelvic Pain
MANIFESTASI KLINIS

1. INFERTILITAS

• Pada endometriosis moderat hingga berat (stadium III dan IV), telah
terjadi kerusakan pada struktur ovarium maupun tuba fallopi 
embrio memiliki sedikit blastomer dan perkembangan embrio terhenti
• Kadar IL6 (mediator inflamasi) dalam cairan peritoneal meningkat 
menghambat motilitas sperma, dan kerusakan DNA sperma.
• Stres oksidatif, prostaglandin, dan sitokin  mengganggu interaksi
oosit-sperma, perkembangan embrio, dan menghambat implantasi.
DIAGNOSIS
1. Anamnesis : Gejala klinis, Siklus Menstruasi (banyak, ireguler,
bercak darah premenstruasi), Riwayat Penyakit Keluarga
2. Pemeriksaan Fisik  Menggunakan Pemeriksaan Pelvic
Bimanual:
• Teraba Nodul
• Kaku/ tebal pada anatomi panggul khususnya ligamen
uterosakral, vagina, ruang rektovaginal, kantong Douglas,
adneksa, rektosigmoid, atau dinding posterior dari kandung
kemih
90%
3. Pemeriksaan Penunjang  TVS, MRI
4. Laparaskopi  Lesi endometriosis yang klasik tampak berwarna
hitam kebiruan (the blue black / Powder burn Lession), merah (red,
red-pink dan merah bening), putih (white, yellow burn)  warna
untuk membedakan lesi aktif atau tidak
Hudelist et al (2019) melaporkan diagnosis endometriosis akurasi
86-99%, tergantung pada lokasi anatomi

Endometriosis pada Laparaskopi


DIAGNOSIS
TATALAKSANA
Pada endometriosis gejala ringan atau wanita asimptomatik yang didiagnosis
Terapi Ekspektatif secara kebetulan. Menurut suatu penelitian yang dilakukan oleh Sutton et al,
pasien yang dikelola dengan terapi ini, awalnya didiagnosis dengan
endometriosis melalui laparaskopi minimal hingga sedang.

Terapi medis empiris umumnya dimulai untuk mengontrol rasa sakit tanpa
konfirmasi bedah. Meminimalkan peradangan, mengganggu atau menekan
Terapi Medikamentosa
siklus produksi hormon ovarium, menghambat aksi dan sintesis estradiol,
dan mengurangi atau mengeliminasi menstruasi
• NSAIDS
• Kontrasepsi Oral
• Analog GnRH
• Progestin
• Danazol
Tahun 2019
Rekomendasi : A
TATALAKSANA
Pendekatan bedah untuk menghilangkan nyeri yang berhubungan dengan
Operasi endometriosis dapat digunakan sebagai terapi lini pertama atau dimulai
setelah terapi medis gagal. Prosedur bedah termasuk eksisi, fulgurasi, atau
ablasi laser dari implan endometriosis pada peritoneum, eksisi atau drainase
atau ablasi endometrioma, reseksi nodul rektovaginal, lisis adhesi, dan
gangguan jalur saraf.

Pengobatan yang menggabungkan beberapa jenis stimulasi folikel hormonal


Assisted Reproductive
dengan persiapan dan penanganan gamet untuk melewati hambatan patologis
Technology/ART
reproduksi. ART  prosedur in vivo atau in vitro

Dalam dua meta-analisis terbaru tentang hasil IVF pada endometriosis, angka
kelahiran hidup ditemukan sama pada endometriosis minimal / ringan dan
indikasi lain untuk IVF, pasien dengan endometriosis sedang / berat, hasilnya
In Vitro Fertilization/IVF
lebih rendah, termasuk lebih sedikit oosit diambil, tingkat implantasi yang lebih
rendah, dan tingkat kelahiran yang lebih rendah.
KESIMPULAN
Endometriosis sangat kuat terkait dengan penurunan kualitas hidup wanita karena
berbagai masalah yang ditimbulkannya, seperti nyeri endometriosis yang terdiri
dari dismenore, dispareunia, dan nyeri panggul kronis. Wanita dengan
endometriosis diketahui memiliki risiko mengalami infertilitas 20 kali lebih besar
daripada wanita yang tidak menderita endometriosis. Endometriosis dapat
mengganggu kesuburan melalui beberapa jalur, termasuk inflamasi peritoneum dan
gangguan endokrin, yang mengganggu fungsi ovarium dan pada akhirnya
menurunkan kompetensi oosit. Tindakan operasi. Untuk menghilangkan implant
endometriotik pada peritoneal superfisial pada endometriosis minimal / ringan telah
terbukti sedikit meningkatkan kesuburan. Inseminasi intrauterine adalah prosedur
pengobatan yang sederhana, tetapi dengan efek yang sederhana. IVF adalah pilihan
pengobatan yang berhasil dengan hasil sebanding dengan penyebab infertilitas
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
• Thiyagarajan DK, Basit H, Jeanmonod R. Physiology, Menstrual Cycle. [Updated 2020 Sep 17]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2021 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK500020/
• Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC. 2001; 764-77
• Callahan TL and Caughey AB. 2013. Blueprints Obstetrics and Gynecology Sixth edition. Philadelphia : Lippincot Williams & Wilkins, a Wolters
Kluwer Business.
• Hoffman et al. (2016). Williams Gynecology Third Ed. New York: McGraw-Hill Companies Inc.
• Klemmt, P., & Starzinski-Powitz, A. (2018). Molecular and Cellular Pathogenesis of Endometriosis. Current women's health
reviews, 14(2), 106–116. https://doi.org/10.2174/1573404813666170306163448
• Lee, S. Y., Koo, Y. J., & Lee, D. H. (2021). Classification of endometriosis. Yeungnam University journal of medicine, 38(1), 10–18.
https://doi.org/10.12701/yujm.2020.00444
• Tanbo T., Fedorscak T. (2016). Endometriosis-associated Infertility: aspect pathophysiological mechanisms and treatment option. doi:
10.1111/aogs.13082
• Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Indonesia (HIFERI), Perhimpunan Fertilisasi In Vitro Indonesia (PERFITRI), Ikatan
Ahli Urologi Indonesia (IAUI), Perkumpulan Obsetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).Konsensus penanganan infertilitas. 2013
• Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Indonesia (HIFERI), Perhimpunan Fertilisasi In Vitro Indonesia (PERFITRI),
Perkumpulan Obsetri dan Ginekologi Indonesia (POGI).Konsensus Tatalaksana Nyeri Haid pada Endometriosis. 2013.
• Nezhat C., Vang N., Tanaka P. (2019). Optimal Management of Endometriosis and Pain. Endometriosis: Current Commentary. Vol.
134;4.
• Lagana AS., Garzon S., Gotte M., Vigano P., Franchi M., Ghezzi F., Martin DC. (2019). The Pathogenesis of Endometriosis: Molecular
and Cell Biology Insights. International Journal of Molecular Sciences. 20, 5615; doi: 10.3390/ijms20225615.
• Harris A., Tsaltas J. (2017). Endometriosis and Infertility: A Systematic Review. J Endometr Pelvic Pain Disorder; 9 (3): 139-142.
• Committee on Gynecologic Practice and American Society for Reproductive Medicine. Infertility Workup for the Women’s Health
Specialist. The American College of Obstetricians and Gynecologist. 133(6).
• Situmorang H., Avriyani RL., Gunardi ER. 2019. The Association Between Endometriosis Appearance during Laparascopic Surgery and
Pain Characteristic in Pelvic Endometriosis. Indonesian Journal Obstetric Gynecologic. 7;2.
THANK
S

CREDITS: This presentation template was created


by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai