Anda di halaman 1dari 43

TOKSIKOLOGI FORENSIK

BAGIAN SMF KED FORENSIK RSUD DR. RM.


DJOELHAM BINJAI
2018
Pengertian Racun

 Toksikologi : ilmu pengetahuan


mengenai kerja senyawa yang
merugikan terhadap organisme hidup.
 Racun (Taylor) : bahan jumlah relatif
kecil masuk ke tubuh,timbul reaksi
kimiawi menyebabkan penyakit atau
kematian
Pengertian Racun
 Racun (skr banyak dianut) : zat bekerja pada
tubuh secara khemis dan fisiologis dalam
dosis toksis menyebabkan gangguan fungsi
tubuh, mengakibatkan penyakit atau
kematian
 Forensik : pengetahuan tentang masalah
berkaitan dengan hukum
 Toksikologi forensik : semua aspek
pemeriksaan racun yang mempunyai
implikasi hukum
Aplikasi toksikologi forensik

 Pemeriksaan obat pada jenazah 


menentukan sebab kematian
 Mengetahui mengapa peristiwa
terjadi
pemeriksaan obat ditempat kerja
penyelidikan bahan berbahaya
Tes obat/zat pada jenazah/korban

 Informasi kasus di Tempat Kejadian Perkara


 Tanda klinis pada jenazah
 Pengambilan sampel untuk pemeriksaan
toksikologi
 Pemeriksaan sampel atau pengiriman sampel
 Menentukan kematian akibat racun atau
bukan.
 Menentukan cara kematian apakah karena
kecelakaan, bunuh diri atau pembunuhan.
Klasifikasi Racun
 Berdasarkan Sumber
Tumbuhan, hewan, mineral
 Berdasarkan Tempat
Alam bebas, rumah tangga, pertanian,
laboratorium, makanan, obat
Masuknya racun kedalam tubuh
 Mulut (Oral, ingesti)
 Suntikan
 Inhalasi
 Kulit normal atau yang
sakit
 Dubur
 Vagina
Intoksikasi

 Kecelakaan
 Tidak sengaja/tidak tahu
 Sengaja bunuh diri, pembunuhan

 Dokter
 Para medis memahami
 Tenaga medis intoksikasi
Intoksikasi
 Suatu kondisi dimana seseorang kemasukan
racun dan memperlihatkan gejala keracunan

 Penggunaan racun sudah sangat lama, dulu


hukuman mati dengan pemberian racun
sianida

 Yang membedakan racun atau bukan adalah


dosis dan maksud pemberian suatu zat
Toksikologi Forensik dan
Toksikologi klinik

 Toksikologi klinik apakah pasien


mengalami intoksikasi, perlu obat apa?
Perlu dicari penyebab adanya gejala
abnormal
 Toksikologi forensik mengungkap
apakah seseorang telah mengalami
intoksikasi akibat kecelakaan,
kesengajaan atau menjadi korban
tindak kejahatan
Toksikologi Forensik dan
Toksikologi klinik

 Untuk menentukan hal tersebut perlu


koordinasi antara penyidik, ahli patologi
forensik dan laboratorium toksikologi

 Semua zat dapat menyebabkan


intoksikasi tergantung jenis, dosis,
interaksi, cara penggunaan dan kondisi
pasien.
Kriteria diagnostik pada kasus
keracunan

 Anamnesa korban kontak


dengan racun
 Tanda dan gejala
 Ditemukan kelainan pada
tubuh korban
 Sebab kematian lain dapat
disingkirkan (tergantung
kasus)
 Analisa kimia
Cara terjadinya intoksikasi

 Kecelakaan termasuk kesalahan, kecerobohan


atau ketidaktahuan. Dapat terjadi pada anak,
kondisi lingkungan kerja, terkait dengan terapi
(iatrogenic intoxication/calculated
risks/iatrogenic poisoning)

 Unsur kesengajaan termasuk disini intoksikasi


oleh diri sendiri atau orang lain.
Sampel

 Darah
 Urin hidup
 Isi lambung
 Vitreous humor
 Hati dan empedu meninggal
 Ginjal
 Rambut
Pengambilan contoh bahan utk
pemeriksaan toksikologi

 Korban hidup  jenis racun ?, cara


masuk racun ?, darah, urin dan
bilasan lambung, muntahan
 Korban meninggal  cara masuk
racun ?, metabolisme ?, ekskresi?
Target organ ?
 Pada beberapa keadaan  lemak,
rambut, darah
Pemeriksaan racun pada jenazah
- Kematian terjadi cepat 
kongesti, oedema paru, otak dan
ginjal
- Kematian terjadi lambat 
kelainan agak spesifik
- Pemeriksaan luar  pakaian,
lebam mayat, bercak sekitar mulut,
bau, kelainan lain.
- Pemeriksaan dalam  bau,
kelainan gastrointestinal mis zat
korosif
JENIS JENIS RACUN
HEWAN
Bisa Ular
Gigitan ular adalah salah satu bentuk yang paling umum
dari keracunan oleh racun alami di seluruh dunia. Banyak
bisa ular serupa dalam modus tindakan dan konstituen,
menjadi campuran protein atau polipeptida. Racun
campuran dan akibatnya menimbulkan berbagai efek.
Misalnya, adanya protein asing dapat menyebabkan reaksi
anafilaksis, meskipun hal ini jarang terjadi, dan reaksi
alergi tersebut dapat menyebabkan kematian dalam
beberapa menit.
Tetrodotoxin
Racun ini ditemukan dalam ikan puffer, kadal dan bakteri dan
telah dipelajari secara ekstensif. kematian yang terjadi yang
dihasilkan dari persiapan yang salah pada ikan dan sekitar 60
persen kasus keracunan yang fatal. Tetrodotoxin dan
ichthyocrinotoxin yang ditemukan dalam telur, hati dan kulit
ikan. Tetrodotoxin adalah racun saraf yang sangat kuat,
mematikan pada dosis sekitar 10 G kg/ 1 berat badan. Efek
awal adalah kesemutan di mulut diikuti dalam 10-45 menit
dengan otot inkoordinasi, air liur, kulit mati rasa, muntah, diare
dan kejang-kejang. Hasil Kematian dari kelumpuhan otot
rangka. Sensorik serta saraf motorik terpengaruh dan diyakini
bahwa tetrodotoxin selektif menghambat saluran natrium
sepanjang akson, mencegah potensial aksi.
Chlorotoxin
Chlorotoxin (Cltx) adalah senyawa aktif yang ditemukan di
racun kalajengking. Memiliki kemampuan untuk
menghambat konduktansi saluran klorida. Terkena Cltx
dalam dosis yang banyak dapat mengakibatkan
kelumpuhan melalui gangguan saluran ion. Mirip dengan
toksin botulinum, Cltx telah terbukti memiliki nilai
terapeutik yang signifikan. Bukti menunjukkan bahwa Cltx
dapat menghambat kemampuan untuk glioma untuk
menyusup jaringan saraf yang sehat di otak, secara
signifikan mengurangi kerugian invasif potensial yang
disebabkan oleh tumor.
Conotoxin
Conotoxin mewakili kategori racun yang dihasilkan oleh
siput kerucut yang hidup di laut, dan mampu menghambat
aktivitas sejumlah saluran ion seperti kalsium, natrium,
kalium atau saluran. Dalam banyak kasus, racun yang
dikeluarkan oleh berbagai jenis siput kerucut mencakup
berbagai jenis conotoxins, yang mungkin khusus untuk
saluran ion yang berbeda, sehingga menciptakan racun
yang mampu meluas gangguan fungsi saraf.
Apitoxin
Apitoxin atau madu racun lebah, adalah cairan tak
berwarna dan pahit. Bagian aktif dari racun adalah
campuran kompleks protein, yang menyebabkan
peradangan lokal dan bertindak sebagai antikoagulan.
Racun ini diproduksi dalam perut lebah pekerja dari
campuran sekresi asam dan basa. Apitoxin bersifat asam
(pH 4,5-5,5). Sebuah lebah madu dapat menyuntikkan 0,1
mg racun melalui penyengat nya.
Stromatoxin
Pertama kali diidentifikasi dalam racun tarantula Afrika
Stromatopelma calceatum (yang featherleg babon laba-
laba). Singkatan teknis untuk toksin adalah ScTx1.
Stromatoxin adalah peptida yang terdiri dari 34 asam
amino yang dimiliki struktural 'inhibitor sistein simpul'
peptida laba-laba. Toksin diidentifikasi menggunakan
skrining sistematis dari efek racun dari beberapa spesies
tarantula pada KV2-saluran Xenopus laevis (katak bercakar
Afrika)
Vanillotoxins (VaTxs, subtipe
VaTx1, VaTx2, dan VaTx3)
Vanillotoksin adalah neurotoksin yang ditemukan dalam
racun tarantula Psalmopoeus cambridgei, tarantula dari
Trinidad, menggunakan racun untuk melumpuhkan
mangsanya. Pada manusia, efek VaTxs belum sistematis
dipelajari. Secara umum, racun P. cambridgei dikenal untuk
menghasilkan rasa sakit, tetapi jumlah toksin yang hadir
dalam gigitan terlalu rendah untuk menyebabkan masalah
kesehatan yang serius.
Onchidal
Onchidal adalah racun alami yang diproduksi sebagai
sekresi defensif oleh moluska Onchidella binneyi dan
beberapa spesies terkait lainnya di Onchidella. Onchidal
bertindak sebagai inhibitor acetylcholinesterase ireversibel,
mekanisme yang sama pada aksi seperti yang dari agen
saraf yang mematikan, namun onchidal bukanlah suatu
senyawa organofosfat atau karbamat dan sedikit memiliki
kemiripan dengan senyawa lain.
Batrachotoxins (BTX)
BTX sangat ampuh untuk kardiotoksik dan neurotoksik,
alkaloid steroid ditemukan pada spesies tertentu katak
(racun katak panah), kumbang, dan burung (Ifrita kowaldi,
Colluricincla megarhyncha). BTX Sebagai neurotoxin yang
mempengaruhi sistem saraf. Fungsi neurologis tergantung
pada depolarisasi saraf dan serat otot akibat peningkatan
permeabilitas ion natrium dari membran sel.
Bufotoxins
Bufotoksin adalah keluarga zat beracun
yang ditemukan di parotoid kelenjar, kulit
dan racun banyak kodok (genus Bufo);
amfibi lainnya, dan beberapa tanaman dan
jamur. Komposisi yang tepat sangat
bervariasi dengan sumber tertentu toksin.
Snake bite
pendahuluan
racun ular adalah racun hewani yang terdapat pada ular
berbisa. Daya toksin bisa ular tergantung pula pada jenis
dan macam ular. Racun binatang adalah merupakan
campuran dari berbagai macam zat yang berbeda
yangdapat menimbulkan beberapa reaksi toksik yang
berbeda pada manusia.
Jenis toksisitas ular
 Bisa ular yang bersifat racun terhadap darah (hematoxic) Bisa ular yang
bersifat racun terhadap darah, yaitu bisa ular yang menyerang dan
merusak sel-sel darah merah dengan jalan menghancurkan stroma
lecethine ( dinding sel darah merah), sehingga sel darah menjadi
hancur dan larut dan keluar menembus pembuluh-pembuluh darah,
mengakibatkan timbulnya perdarahan pada selaput tipis pada mulut,
hidung, tenggorokan, dan lain-lain.
 yaitu bisa ular yang merusak dan melumpuhkan jaringan- jaringan sel
saraf sekitar luka gigitan yang menyebabkan jaringan-jaringan sel saraf
tersebut mati dengan tanda-tanda kulit sekitar luka gigitan tampak
kebiru-biruan dan hitam (nekrotis). penyebaran dan peracunan
selanjutnya mempengaruhi susunan saraf pusat dengan jalan
melumpuhkan susunan saraf pusat, seperti saraf pernafasan dan
jantung. penyebaran bisa ular keseluruh tubuh, ialah melalui pembuluh
limphe.
Manifestasi klinis
 rasa terbakar
 nyeri ringan
 pembengkakan local yang progresif
 Gatal
 mati rasa perioral, atau fasikulasi otot fasial
 Pendarahan pada selaput tipis
 Hematuria
 Melena
 pusing-pusing kepala
 menggigil
 banyak keluar keringat
 rasa haus
 badan terasa lemah
 denyut nadi kecil dan lemah
 pernapasan pendek
Komplikasi
 Syok hipovolemik
 Edema paru
 Kematian
 Gagal napas
GIGITAN SERANGGA
Kelas Antropoda
 Kelas Arachnida
 Kelas Chilopoda dan Diplopoda
 Kelas Insecta
Tanda dan Gejala
 Kebanyakan gigitan serangga
menyebabakan kemerahan, bengkak,
nyeri, dan gatal-gatal di sekitar area yang
terkena gigitan atau sengatan serangga
tersebut. Kulit yang terkena gigitan bisa
rusak dan terinfeksi jika daerah yang
terkena gigitan tersebut terluka
Penatalaksanaa Gigitan
Serangga
1) Gigitan serangga reaksi ringan
a) Pindahkan ke daerah yang aman untuk menghindari serangan
b) Buang serangga atau lebah yang menyengat apabila masih menempel
pada kulit. Hal ini akan mencegah atau mengurangi pelepasan racun.
c) Cucilah daerah gigitan dengan sabun dan air
d) Kompres dingin atau diisi dengan es batu untuk mengurangi rasa sakit dan
bengkak
e) Minum obat pereda nyeri, seperti ibuprofen atau acetaminophen
(parasetamol) untuk meringankan rasa sakit akibat gigitan serangga atau
sengatan lebah
f) Oleskan krim/salep yang mengandung hydrocortisone, lidokain atau
pramoxine. Krim lainnnya, seperti lotion calamine atau yang mengandung
oatmeal koloid atau baking soda dapat membantu menenangkan kulit gatal.
g) Minum obat antihistamin yang mengandung diphenhydramine (contohnya
Benadryl), CTM, cetirizine dan lain-lain.
2) Gigitan seranga reaksi Berat
Reaksi berat/parah akibat gigitan atau sengatan serangga dapat menimbulkan
gejala lebih dari sekedar di tempat gigitan dan dapat berkembang dengan
cepat. Segera ke Dokter atau IGD jika tanda-tanda atau gejala-gejala
berikut terjadi:
a. Kesulitan bernafas
b. Pembengkakan pada bibir atau tenggorakan
c. Pingsan
d. Pusing
e. Kebingungan
f. Detak jantung cepat
g. Mual, muntah dan kram
Lakukan tindakkan pertolongan pertama sambil menunggu bantuan medis:
a. Kendurkan pakaian yang ketat, tutupi dengan selimut
b. Jangan memberi makanan atau minuman apapun
c. Miringkan kepala untuk mencegah tersedak jika ada mutah, atau
perdarahan dari mulut.
Sengatan / Gigitan Hewan Laut
Ubur-ubur
1. Tanda dan gejala
-Rasa panas dan terbakar serta sedikit perdarahan pada kulit.
-Urtikaria
- Mual-Muntah
-Kejang otot
-Syok
- Kesulitan bernafas
-Keluar air mata terus-menerus
-Mata menjadi merah bengkak, pupil melebar
2. Penanganan
-Aman diri dan lingkungan sekitar
-Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).
-Bebaskan anggota badan yang cedera dari tentakel-tentakel dengan handuk basah.
-Cuci luka dengan larutan Aromatic Ammonia Spirit atau alcohol 70%
-Berikan 10 ml larutan Na Glukonat.
-Asang tourniket dan berikan antidote Sea Wasp Antivenome (SWA) bila ada
-Bawa segera ke rumah sakit
Ikan Pari
1. Tanda dan gejala
-Pembengkakan
-Mual, muntah dan diare
-Tekanan darah menurun,
-Berkeringat
-Jantung berdenyut tidak teratur
-Kadang-kadang bisa menimbulakan kematian.
-Kejang-kejang bahkan terkadang di sertai kelumpuhan otot-otot.
2. Penanganan
-Aman diri dan lingkungan sekitar
-Nilai keadaan dari airway, breating,dan sirkulasi (ABC).
-Bersihkan luka dengan sabun dalam air hangat selam 30-60 menit.Cara
ini efektif untuk me-nonaktifkan racun yang tidak panas
-Bawa segera ke rumah sakit
Gurita
1. Tanda dan gejala
-Kegagalan nafas secara progresif terjdi dalam 10-15 menit.
-Luka bekas gigitan kecil, tidak terasa nyeri yang mungkin berwarnamerah dan
benjolan (tampak seperti meleuh berisi darah).
-Kehilangan rasa raba (di mulai sekitar mulut dan leher).
-Mual, muntah
-Kesulitan menelan
-Kesulitan bernafas
-Gangguan penglihatan
-Inkoordinasi
-Kelumpuhan otot
- Pernapasan berhenti
-Denyut nadi berhenti
-Dapat diikuti kematian
2. Penanganan
- Aman diri dan lingkungan sekitar
-Nilai keadaan dari airway, breating, dan sirkulasi (ABC).
-Tenangkan penderita
-Bersihkan/cuci luka bekas gigitan dengan air hangat
-Lakukan pressure imobilisasi pada bagian yang cidera
-Monitor tanda-tanda vital
-Lakukan RJP jika diperlukan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai