Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN

REMATOID ATRITIS
Disusun Oleh Kelompok 5 :
1. Vanesa tryana putri
2. Yulia Permata Sari
3. Putri Stevanny
4. Fitri Anisa
5. Muhammad Hidayat
Definisi

Rheumatoid arthritis merupakan penyebab paling sering dari penyakit radang


sendi kronis yaitu gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi
pada sendi serta adanya kelainan inflamasi terutama mengenai membran
sinovial dari persendian dan umumnya ditandai dengan nyeri persendian, kaku
sendi, penurunan mobilitas dan keletihan yang terjadi pada semua jenjang
umur dari kanak-kanak sampai lanjut usia. Namun risikoakan meningkat dengan
meningkatnya umur.(Sya'diyah, 2018):36 dan (Asikin, 2013):36
Etiologi

Penyebab arthristis rheumatoid belum di ketahui secara


pasti walaupun banyak hal mengenai patogenesisnya
telah terungkap.penyakit ini kecendrungan pada wanita
dan sering di jumpai pada wanita sedang hamil
menimbulkan dugaan terdapatnya faktor keseimbangan
hormonal sebagai salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap penyakit ini.
Faktor resiko terjadihnya Arthristis
Rheumatoid

a.Umur
b.Jenis kelamin
c.Genetik
d.Suku
e.Obesitas
f.Aktivitas/mobilitas berlebihan
h.Lingkungan
Manifestasi klinis

Gejala awal terjadi pada beberapa sendi sehingga disebut poli


artritis rheumatoid. Persendian yang paling sering terkena adalah sendi
tangan, pergelangan tangan, sendi lutut, sendi siku, pergelangan kaki,
sendi bahu serta sendi panggul dan biasanya bersifatbilateral/simetris.
Tetapi kadang-kadang hanya terjadi pada satu sendi disebut rheumatoid
arthritis mono-artikular (Chairuddin, 2003).
1. Stadium awal
Malaise, penurunan BB, rasa capek, sedikit demam dan anemia. Gejala
lokal yang berupa pembengkakan, nyeri dan ganggun gerak pada sendi
matakarpofalangeal.Pemeriksaan fisik : tenosinofitas pada daerah ekstensor pergelangan
tangan an fleksor jari-jari. Pada sendi besar (misalnya sendi lutut)
gejala peradangan lokal berupa pembengkakan nyeri serta tand-tanda
efusi sendi.
2. Stadium lanjut
Kerusakan sendi dan deformitas yang bersifat permanen, selanjutnya
timbul/ketidak stabilan sendi akibat rupture tendo/ligament yang
menyebabkan deformitas rheumatoid yang khas berupa deviasi ulnar
jari-jari , deviasi radial/volar pergelangan tangan serta valgus lutut dan
kaki
Anatomi dan fisiologi
Sendi merupakan pertemuan dua tulang, tetapi tidak semua pertemuantersebut
memungkinkan terjadinya pergerakan.
Ada tiga jenis sendi pada manusia dan gerakan yang dimungkinkannya yaitu : sendi
fibrosa, kartilaginosa dan sinovial :
a.Sendi fibrosa atau sendi mati
terjadi bila batas dua buah tulang bertemu membentuk cekungan yang akurat dan hanya
dipusahkan oleh lapisan tipis jaringan fibrosa.
b. Sendi kartilaginosa atau sendi yang bergerak sedikit (sendi tulang rawan).
Sendi tulang rawan terjadi bila dua permukaan tulang dilapisis tulang rawan hialin
dan dan dihubungkan oleh sebuah bantalan fibrokartilago dan igamen yang tidak
membentuk sebuah kapsul sempurna disekeliling sendi tersebut.
c. Sendi sinovial atau sendi yang bergerak bebas
terdiri dari dua atau lebih tulang yang ujung-ujungnya dilapisi tulang rawan hialin sendi.
Adapun jenis-jenis sendi Sinovial :
1) Sendi pelana (hinge)
2) Sendi pivot memungkinkan putaran (rotasi)
3) Sendi kondilar
4) Sendi bola dan mangkuk (ball and socket)
22
Pergerakan sendidibagi menjadi tiga macam yaitu :
1) Gerakan meluncur, seperti yang diimplikasikan namanya, tanpa
gerakan menyudut atau ,memutar.
2) Gerakan menyudut memnyebabkan peningkatan atau
penurunan sudut diantara tulang. Gerakan ini mencangkup fleksi
( membengkok), ekstensi ( lurus), abduksi ( menjauhi garis tengah) dan
aduksi ( mendekati garis tengah).
3) Gerakan memutar memungkinkan rotasi internal ( memutar suatu
bagian pada porosnya mendekati garis tengah) dan rotasi eksterna
( menjauhi garis tengah). Sirkumduksi adalah gerakan
ekstremitas yang membentuk suatu lingkaran. Istilah supinasi
dan pronasi merujuk pada gerakan memutar telapak tangan keatas
dan kebawah.
patofisiologi

Pada awalnya, proses inflamasi akan membuat sendi sinovial menjadi edema,
kongesti vaskular dengan pembentukan pembuluh darah baru, eksudat fibrin, dan
infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan akan membuat sinovial menjadi
tebal, terutama pada kartilago. Persendian yang meradang akan membentuk jaringan
granulasi yang disebut dengan pannus. Pannus akan meluas hingga masuk ke
tulang subkondrial. Jaringan granulasi akan menguat karena radang menimbulkan
gangguan pada nutrisi kartilago. Kondisi ini akan membuat kartilago menjadi
nekrosis. Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi.
Jika kerusakan kartilago sangat luas, maka akan terjadi adhesi di antara
permukaan sendi, dimana jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis).
Keruskan kartilago dan tulang dapat menyebabkan tendon dan ligamen menjadi
lemah, serta dapat menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendiaan
Klasifikasi

mengklasifikasikan rheumatoid arthritis menjadi 4 tipe,yaitu:


1. Rheumatoid arthritis klasik pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria
tanda dangejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit
dalam waktu 6 minggu.
2. Rheumatoid arthritis defisit pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria
tanda dangejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit
dalam waktu 6minggu.
3. Probable rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda
dangejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
waktu 6minggu.
4. Possible rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda
dangejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam
waktu 3bulan.
Penatalaksanaan

1. Pendidikan pasien mengenai penyakitnya dan penatalaksanaan yang


akan dilakukan sehingga terjalin hubungan baik dan terjamin ketaatan
pasien.
2. Mengetahui terapi dari Rheumatoid Arthritis
a. Mengurangi nyeri
b. Mengurangi inflamasi
c. Menjaga struktur persendian
d. Mempertahankan fungsi sendi
e. Mengontrol perkembangan sistemik
3. Obat-Obatan
4. Perlindungan Sendi
5. Diet
6. Dukungan Psikososial
7. Persoalan Seksual
8. Fisioterapi
9. Operasi
Komplikasi

komplikasi yang mungkin muncul adalah :


a.Neuropati perifer memengaruhi saraf yang paling sering terjadi
di tangan dan kaki.
b.Anemia
c.Pada otot terjadi myosis,yaitu proses granulasi jaringan otot.
d.Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli. Trombemboli
adalah adanya sumbatan pada pembuluh darah yang
disebabkan oleh adanya darah yang membeku.
Askep Teoritis

Asuhan Keperawatan Berdasarkan Kasus Rheumatoid Arthritis


1.Pengkajian
1. Identitas Klien
Meliputi : Nama, Alamat, Jenis kelamin (nyeri sendi lebih banyak
menyerang wanita daripada pria), Umur (RA dapat terjadi pada usia
berapa pun, namun lebih sering terjadi pada usia 40 sampai 60 tahun),
Agama, riwayat pendidikan, pekerjaan, dan penanggung jawab
2. Keluhan Utama
Pada RA klien mengeluh nyeri pada persendian yang terkena yaitu,
sendi pergelangan tangan, lutut, kaki (sendi diartrosis), sendi siku,
bahu, sterno klavikula, panggul dan pergelangan kaki. Keluhan sering
berupa kaku sendi di pagi hari, pembengkakan, dan nyeri sendi
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat kesehatan sekarang berupa uraian mengenai penyakit yang
diderita oleh klien dari mulai timbulnya keluhan yang dirasakan
sampai klien dibawa ke Rumah Sakit, dan apakah pernah
memeriksakan diri ke tempat lain selain Rumah Sakit umum serta
pengobatan apa yang pernah diberikan dan bagaimana perubahanya
dari data yang di dapatkan saat pengkajian.
.
4. Riwayat Kesehatan Dahulu
Seperti riwayat penyakit muskuloskeletal sebelumnya, riwayat
penggunaan obat-obatan, riwayat mengkonsumsi alkohol dan
merokok
5.Riwayat kesehatan keluarga
Orang tua:
-Klien mengatakan orang tua tidak mempunyai penyakit reumatik seperti klien
-Klien mengatakan saudaranya ada yang memiliki prnyakit seperti klien yaitu abang ke-2 dan kini
meninggal dunia
-
6. Pola Fungsi Kesehatan
a. Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
Menggambarkan persepsi, pemeliharaan, dan penanganan
kesehatan.
b. Pola Nutrisi
Pada penyakit RA biasanya dianjurkan untuk melakukan pola diet
mediteranian yang dapat memperbaiki inflamasi pada RA.
Mediteranian adalah pola makan yang terutama mengandung
ikan, sayur, dan minyak olive dibandingkan unsur makanan yang
lain. Pada klien RA gangguan gastrointestinal yang sering adalah
mual, nyeri lambung, yang menyebabkan klien tidak nafsu makan
dan terjadi penurunan berat badan, terutama klien yang
menggunakan obat reumatik dan NSAID. Dan peristaltik yang
menurun juga menyebabkan klien jarang defekasi.
c. Pola Eliminasi
Produksi urine biasanya dalam batas normal dan tidak ada
keluhan pada sistem perkemihan. Dan umumnya klien RA tidak
mengalami gangguan eliminasi. Meski demikian perlu dikaji
frekuensi, konsistensi, warna serta bau feses dan urine.
d. Pola Tidur dan Istirahat
Menggambarkan pola tidur, istirahat, dan persepsi terhadap
energi, jumlah jam tidur siang dan malam, masalah tidur.
Biasanya pada penderita RA rasa nyeri dapat menganggu pola
tidur dan istirahatnya.
e. Pola aktivitas dan latihan
Menggambarkan pola latihan, aktivitas, fungsi pernafasan, dan
sirkulasi pada penderita RA.
f. Pola Hubungan dan Peran
Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien
terhadap anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal,
pekerjaan, tidak punya rumah, dan masalah keuangan.
g. Pola Sensori dan Kognitif
Menjelaskan persepsi sensori dan kognitif. Pola persepsi sensori
meliputi pengkajian penglihatan, pendengaran, perasaan dan
pembau
. h. Persepsi dan Konsep Diri
Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap
kemampuan konsep diri. Konsep diri menggambarkan gambaran
diri, harga diri, peran, dan identitas diri.
i. Pola seksual dan Reproduksi
Menggambarkan kepuasan atau masalah terhadap seksual pada
penderita RA.
j. Pola Mekanisme atau Penanggulangan Stress dan Koping
Menggambarkan kemampuan untuk menangani stress pada
penderita RA.
k. Pola Nilai dan Kepercayaan
Menggambarkan dan menjelaskan pola, nilai keyakinan termasuk
spiritual.
7. Riwayat Psikososial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup
tinggi, apalagi pada pasien yang mengalami deformitas pada sendisendi karena ia
merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya
dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat
melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khusunya body
image dan harga diri klien.
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
1) Kesadaran biasanya compos mentis
2) GCS yang meliputi : Eye, Verbal, Motorik
3) TTV : Tekanan darah, nadi mungkin meningkat, respirasi,
dan suhu.
b. Pemeriksaan Head To Toe
1. Kepala dan rambut
1.Kepala
 Bentuk
Kulit Kepala
2. Rambut
 Penyebaran dan keadaan rambut
Bau rambut :
3.Wajah
Warna kulit
2.Mata
 Bentuk
Ketajaman penglihatan
Konjungtiva
Sklera
Pupil
3.Hidung 7.Pemeriksaan integumen
 Bentuk Kebersihan klien
Fungsi penciuman Warna
Pendarahan Turgor
4.Telinga
Kelembabpan
Bentuk telinga
Lubang telinga 8.Pemeriksaan payudara dan ketiak
Ketajaman pendengaran 9.Pemeriksaan dada
5.Mulut dan Faring Bentuk thorax
Keadaan bibir Pernafasan
Keadaan gusi dan gigi
10.Pemeriksaan paru
Keadaan lidah
6.Leher Palpasi getaran suara
Tyroid Perkusi
Suara Auskultasi
Denyut nadi karotis
Vena jugularis
c. Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi
(bilateral), amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit,
dan
11.Pemeriksaan abdomen
pembengkakan.
Inspeksi d. Lakukan pengukuran passive range of motion pada sendi-
-bentuk abdomen sendi
-benjolan synovial
Palpasi 1) Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi),
-tanda nyeri tekan 2) Catat bila ada krepitasi (suara berderak atau mendedas),

-benjolan 3) Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan.

-tanda ascites e. Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara


bilateral
-hepar 1) Catat bila ada atrofi, tonus yang berkuran,
12.Pemeriksaan kelamin 2) Ukur kekuatan otot.
13.Pemeriksaan mulkosskleta f. Kaji tingkat nyeri, derajat, dan mulainya
Kesimetrian otot g. Kaji aktivitas dan kegiatan sehari-hari
Pemeriksaan edema h. Neurosensori
Kekuatan otot Akan timbul gejala kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya
Kelainan pada ekstremitas dan kuku sensasi pada jaringan, dan pembengkakan sendi simetris.
i. Kelainan di luar sendi
1) Kepala dan Wajah : biasanya ada sianosis j. Pemeriksaan Muskuloskeletal
2) Jantung : kelainan jantung yang simtomatis jarang di (Ekstremitas)
dapatkan, namun 40% pada autopsy RA didapatkan kelainan
perikard Inspeksi : amati warna kulit,
3) Paru : kelainan yang sering ditemukan berupa paru
obstruktif ukuran, lembut tidaknya kulit,
dan kelainan pleura (efusi pleura, nodul subpleura)
4) Saraf : berupa sindrom multiple neuritis akibat vaskulitis pembengkakan, anggota gerak
yang sering terjadi berupa kehilangan rasa sensoris di lengkap
ektremitas dengan gejala foot or wrist drop. Vaskulitis, terjadi
pada <1% penderita dan pada penderita dengan penyakit RA Palpasi : kekuatan otot 4 (dapat
yang sudah kronis
5) Kulit : nodul rheumatoid umumnya timbul pada fase aktif bergerak dan dapat melawan
dan
terbentuk di bawah kulit terutama pada lokasi yang banyak
hambatan yang ringan, edema pada
menerima tekanan seperti olekranon, permukaan ekstensor kaki di persendian. Untuk
lengan dan tendon Achilles.
6) Hematologi berupa anemia normositik, immune mediated mengetahui skala nyeri pada pasien
thrombocytopenia dan keadaan dengan trias berupa dengan menggunakan
neutropenia, splenomegaly, dan nodular RA yang sering
disebut dengan felty syndrome. Sindrom ini terjadi pada Numeric
penderita RA tahap akhir
Diagnosa Keperawatan
a.Nyeri akut b.d proses inflamasi akumulasi cairan, destruksi sendi.
b.Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri atau rasa tidak nyaman,
deformitas skeletal,penurunan kekuatan otot
c. Risiko cidera b.d kelemahan otot
d.Gangguan citra tubuh b.d perubahan kemampuan melaksanakaan
aktivitas sehari-hari, peningkatan penggunaan energi atau
ketidakseimbangan mobilitas
Rencana Keperawatan
DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC

1. Nyeri akut b.d proses inflamasi Kontrol nyeri (247)kriteria hasil: Manajemen nyeri
akumulasi cairan, destruksi sendid.d a.Mengenali kapan nyeri terjadi a.Lakukan pengkajian nyeri
mengeluh nyeri, tampak meringis, b.Menggambarkan faktor secara komprehensif meliputi:
frekuensi nadi meningkat, sulit tidur. penyebabmenggunakan teknik. lokasi, karakteristik, durasi,
c.pengurangan (nyeri), tanpa analgesik frekuensi, kualitas,dan
d.mengenali apa yang terkait dengan intensitas.
gejala nnyeri b.Berikan informasi mengenai
nyeri, seperti penyebab nyeri,
berapalama nyeri dirasakan.
c.Kurangi faktor-faktor yang
dapat meningkatkan nyeri
d.Ajarkan teknik
nonfarmakologi (seperti teknik
relaksasi dan kompres hangat
daerah yang merasa nyeri)
e.Dukung istirahat/tidur yang
adekuat untuk membantu
penurunan nyeri.
DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC

2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri Pergerakan Kriteria hasil : Peningkatan mekanika tubuh
atau rasa tidak nyaman, deformitas a.Keseimbangan b.Dapat berjalan a.Kaji komitmen pasien untuk
skeletal,penurunan kekuatan otot d.d c.Dapat bergerak dengan mudah belajar dan menggunakan
sulit menggerakkan ekstremitas , d.Cara berjalan postur tubuh yang benar.
kekuatan oto menurun,rentang gerak e.Gerakan send b.Instruksikan untuk
menurun, gerakan terbatas menghindaritidur dengan
posisi telungkup Bantu untuk
menghindari duduk dalam
posisi yang sama dalam
jangka waktu yang lama.
c.Intruksikan pasien untuk
menggerakkan kaki terlebih
dahulu kemudian badan ketika
memulai berjalan dari posisi
berdiri.
d.Bantu pasien melakukan
latihan fleksi untuk
memfasilitasi mobilisasi
punggung
DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC

3. Risiko cidera b.d kelemahan otot Kejadian jatuh Kriteria hasil : Pencegahan jatuh
a.Tidak jatuh saat berjalan a.Identifikasi perilaku dan
b.Tidak jatuh saat berdiri faktor yang mempengaruhi
c.Tidak jatuh saat duduk dan risiko jatuh
berpindah b.Kaji riwayat jatuh bersama
d.keselamatan fisik klien terjaga pasien dan keluarga
c.Sediakan pencahayaan yang
cukup dalam rangka
meningkatkan pandangan
d.Sarankan menggunakan alas
kaki yang aman
e.Anjurkan modifikasi rumah
untuk meningkatkan
keamanan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC

4. Gangguan citra tubuh b.d Citra tubuh Kriteria hasil: Peningkatan citra tubuh
perubahan kemampuan melaksanakan a.Kepuasaan dengan fungsi tubuh a.Dorong pasien
aktivitas sehari-hari, peningkatan b.Penyesuaian terhadapperubahan mengungkapkan harapan citra
penggunaan energi atau tampilan fisik diri.
ketidakseimbangan mobilitasd.d c.Penyesuaian terhadap perubahan b.Tentukan perubahan fisik saat
mengungkapkan perasaan negatif fungsi tubuh ini apakah berkontribusi
tentang perubahan tubuh, d.Kepuasaan dengan penampilan pada citra diri pasien
mengungkapkan kecacatan. tubuh c.Identifikasi dampak dari
budaya, agama,ras,jenis.
kelamin pasien terkait citra diri
d. Bantu pasien mendiskusikan
perubahan-perubahan bagian
tubuh disebabkan
adanyapenyakit atau
pembedahan,dengan cara
yang tepat
Intervensi keperawatan
1.)kaji tingkat nyeri pasien
2.)observasi tanda-tanda vital pasien
3.)Beri tindakan keperawatan seperti kompres
hangat,mengatur posisi tidur,anjur kan pasien istirahat
dengan cukup
4.)Tingkatkan kualitas tidur pasien untuk mengatasi
masalah nyeri
5.)Dorong pasien untuk lebih bertanggungjawab terhadap
prilakunya sendiri.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai