Kelompok 5
Rafli Dimas Ramadhan 1907311053
Novia Indra Sari 1907311054
LIKUIDASI PERSEROAN
Kepailitan adalah:
“Sita umum atas semua kekayaan Debitor Pailit yang pengurusan dan pemberesannya dilakukan oleh
Kurator di bawah pengawasan Hakim Pengawas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini“
( Pasal 1 ayat 1 UU No. 37 tahun 2004)
Pihak-Pihak Dalam Proses Kepailitan
1. Kreditor adalah orang yang mempunyai piutang karena perjanjian atau undang-undang yang
dapat ditagih dimuka pengadilan.
2. Debitor adalah orang yang mempunyai utang karena perjanjian atau undang-undang yang
pelunasannya dapat di tagih di muka pengadilan.
3. Debitor Pailit adalah debitor yang sudah dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan.
4. Kurator adalah Balai Harta Peninggalan atau orang perseorangan yang di angkat oleh
pengadilan untuk mengurus dan membereskan harta debitor pailit dibawah pengawasan hakim
pengawas.
5. Hakim Pengawas adalah hakim yang ditunjuk oleh pengadilan dalam putusan pailit atau
putusan penundaan kewajiban pembayaran hutang.
6. Panitia Kreditor yaitu wakil dari para kreditor yang akan bertindak untuk kepentingan para
kreditor.
Tanda – Tanda Kebangkrutan / Insolvency
Bankruptcy
Equity Insolvency
Insolvency
Suatu Keadaan dimana Suatu Keadaan dimana
Perusahaan tidak mampu Perusahaan memiliki utang yang
membayar utang dalam waktu nilainya lebih besar dibandingkan
yang telah ditetapkan. dengan nilai wajar asetnya.
Cara Pengajuan Kebangkrutan
Tidak
Sukarela Sukarela
Diajukan oleh Diajukan Oleh
Debitur/ Pihak yang Kreditur (Pihak
berutang. Pemberi Utang )
Atau grup kreditor
Syarat dan Putusan Kepailitan
Menurut UU Kepailitan adalah jika suatu perusahaan memenuhi syarat-syarat Yuridis Kepailitan.
Syarat-syarat tersebut menurut Pasal 2 UU Kepailitan meiliputi :
a. adanya debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak membayar sedikitnya satu utang
yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih.
b. dinyatakan pailit dengan putusan pengadilian niaga .
● Kreditor dalam hal ini adalah kreditor baik itu preferen, kreditor separatis maupun kreditor
konkuren.
● Sedangkan utang yang telah jatuh waktu berarti kewajiban untuk membayar utang yang telah jatuh
waktu, baik karena telah diperjanjikan, karena precepatan waktu penagihan sesuai perjanjian
ataupun karena putusan pengadilan.
● Permohonan pailit menurut UU Kepailitan dapat diajukan oleh debitor, satu atau lebih kreditor,
jaksa, Bank Indonesia, Badan Pengawas Pasar Modal atau Menteri Keuangan.
Prosedur Permohonan Pailit Pada Pengadilan
Niaga
5. Pengadilan dapat memanggil Kreditor jika pernyataan pailit diajukan oleh Debitor
dan Terdapat keraguan bahwa persyaratan pailit telah dipenuhi ( Pasal 8).
6. Pemanggilan tersebut dilakukan oleh juru sita dengan surat kilat tercatat paling
lama 7 hari sebelum persidangan pertama diselenggarakan ( Pasal 8 ayat 2 ).
7. Putusan Pengadilan atas permohonan pailit harus dikabulkan apabila terdapatan
fakta terbukti bahwa persyaratan pailit telah terpenuhi dan putusan tersebut harus
diucapkan paling lambat enam puluh hari setelah didaftar ( Pasal 8 ).
8. Putusan atas permohonan pernyataan pailit tersebut harus memuat secara lengkap
pertimbangan hukum yang mendasari putusan tersebut berikut pendapat dari
majelis hakim dan harus diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum dan
dapat dilaksanakan terlebih dahulu, sekalipun terhadap putusan tersebut ada upaya
hukum. ( Pasal 8 ayat 7)
Prosedur Permohonan Pailit Oleh Debitur
Menyerahkan dokumen :
• Surat permohonan bermaterai yang ditujukan kepada ketua pengadilan Negeri /
Niaga yang bersangkutan
• Izin pengacara yang telah dilegalisasi
• Surat kuasa khusus
• Kartu Identitas Penduduk (KTP) dari suami atau istri yang masih berlaku
• Persetujuan dari suami atau istri yang dilegalisasi
• Daftar asset dan tanggung jawab
• Neraca pembukuan terakhir (dalam hal perseorangan memiliki perusahaan)
Prosedur Permohonan Pailit Oleh Kreditur
Menyerahkan dokumen :
Surat permohonan bermaterai yang ditujukan kepada ketua pengadilan Negeri/Niaga yang
bersangkutan
Izin pengacara yang dilegalisasi/kartu pengacara
Surat kuasa khusus
Akta pendaftaran/yayasan/asosiasi yang dilegalisasi oleh kantor perdagangan paling lambat satu
minggu sebelum permohonan didaftarkan
Surat perjanjian utang
Perincian utang yang tidak dibayar
Nama serta alamat masing-masing debitor
Tanda Kenal Debitor
Nama serta alamt mitra usaha
Terjemah dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris oleh penerjemah resmi (jika menyangkut
unsur asing )
Setelah suatu perusahaan dinyatakan pailit
maka segala pengelolaan kekayaan dilakukan
oleh kurator dan diawasi oleh hakim
pengawas, proses pailit dilanjutkan ke proses
likuidasi ketika tidak diperoleh kesepakatan
antara debitur dan kreditur. Kemudian Tim
likuidasi dibentuk.
02.
Likuidasi
Pembubaran Suatu Perseroan
Menurut Pasal 142 ayat (1) Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas :
Penjualan assets dalam proses likuidasi oleh tim likuidasi harus memperhatikan
hal-hal berikut :
Prosedur likuidasi diatur dalam Pasal 142 – 152 UU 40/07 khususnya Pasal 147 s/d 152 UU 40/07, dimana proses likuidasi itu dibagi menjadi tiga
tahapan :
1. Tahap Pertama
Melakukan pengumuman surat kabar dan Berita Negara Indonesia (“BNRI”) dilanjutkan dengan pemberitahuan kepada Menteri untuk dicatat dalam
daftar perseroan bahwa perseroan dalam likuidasi. (Pasal 147 UU 40/2007).
2. Tahap Kedua :
Melakukan pengumuman surat kabar dan BNRI, dalam pengumuman kedua ini likuidator juga wajib memberitahukan kepada Menteri tentang
rencana pembagian kekayaan hasil likuidasi (laporan ini dilakukan oleh likuidator dengan cara memberitahukan dengan surat tercatat kepada
Menteri terkait) (Pasal 149 ayat (1) UU 40/2007).
Jadi pada dasarnya, dalam hal pembubaran perseroan berdasarkan keputusan RUPS, likuidator ditentukan oleh RUPS. Dalam hal likuidator tidak
ditentukan oleh RUPS, Direksi yang akan bertindak selaku likuidator
Ilustrasi Kasus
Likuidasi
Cam Corporation menderita kerugian besar pada tahun 2011 dan
pada semester 1 tahun 2012. Pada Juli 2012 seluruh utang
dagangnya jatuh tempo serta piutang dagang yang dijaminkan
kepada bank terancam gagal bayar. Pada kreditur tidak bersedia
untuk memberikan tambahan pinjaman maupun memperpanjang
atau reskedul tagihannya. Pada tanggal 1 agustus 2012 Cam
Corporation mengajukan kepailitan secara sukarela.
Dalam statement of affairs, aset yang dijaminkan kepada kreditor, langsung di offset dengan tagihan yang
dijaminkan, sisanya (jika ada ) untuk melunasi unsecured creditors (kreditor yang tidak dijamin). Jika ada
prioritas/sebagian yang dijamin makan defisiensinya 8.000 (159.000-167.000) ditanggung prorata oleh
kreditor yang tidak dijamin, pemegang saham tidak menerima sama sekali.