Anda di halaman 1dari 27

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Al- Azhar Indonesia


Mata Kuliah : Perpajakan II
Hari dan Tanggal : Sabtu, 3 April 2021
Jam : 14.30 WIB
Dosen : Dr Wirawan, CPA., CPI., BKP
Materi : 01 Konsep Dasar Perpajakan
02 PPh Badan, PPh Pemotongan
dan Pemungutan
03 Materi Diskusi dan Kasus

Pajak Penghasilan
Pasal 21
Tahun 2020

Bayar gaji
PPh Ps 21 Para pegawai

Bayar jasa konsultan


PT ABC PPh Ps 23
PT KLM Konsultan

Bayar jasa konsultan


Wybert Consulting
PPh Ps 26
Singapore

Self Assessment System Witholding System


1. Menghitung 1. Memotong
2. Menyetor 2. Menyetorkan
3. Melaporkan (SPT) 3. Melaporkan (SPT)
tahunan Bulanan/masa
DASAR HUKUM
UU No. 6 Th 1983
stdd
PMK No.152/PMK.011/2015
UU No. 36 Th 2008
update ttg

Juklak PENYESUAIAN BESARNYA PTKP

JUKLAK PEMOTONGAN, PENYETORAN, DAN PELAPORAN

PMK No. 252/PMK.03/2008 ttg PPh Ps 21 dan Ps 26 SEHUB. DNG PEKERJAAN,


JASA, DAN KEGIATAN ORANG PRIBADI
 

Juklak

PER. 31/PJ/2012 tgl 27 Des 2012


Update
Pedoman teknis tata cara pemotongan,
penyetoran dan pelaporan ppH Ps. 21
update dan/atau Ps. 26 diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Direktur Jenderal Pajak
PER. 32/PJ/2012 tgl 7 Agustus 2015
MEKANISME PEMBAYARAN PPH

SELF ASSESMENT WITHOLDING SYSTEM

MENGHITUNG PAJAK TERUTANG DIHITUNG


MENYETOR MELAPOR DIPOTONG/DIPUNGUT
SENDIRI PAJAK DISETORKAN & DILAPORKAN
YANG TERUTANG PIHAK LAIN

PPh PASAL 21
PPh PASAL 22
PPH PASAL 25/29 PPh PASAL 23/26
PPh PASAL 15
PPh PASAL 4 (2)
PENGERTIAN PPH PASAL 21/26
Pajak Penghasilan
Sehubungan Dengan

• Pekerjaan atau jabatan


• Jasa dan
• Kegiatan
Yang Dilakukan Subjek Pajak Orang
Pribadi

Atas Penghasilan Berupa:


Gaji, Upah, Honorarium, Tunjangan, dan Pembayaran lain
dengan nama/bentuk apapun

Subjek Pajak DN Subjek Pajak LN

PPh Pasal 21 PPh Pasal 26


SUBJEK DAN OBJEK PPH 21

PEMOTONG PPH 21 OBJEK PPH 21 SUBJEK PPH 21

PENGHASILAN (ACTIVE INCOME)

PEKERJAAN, JASA, KEGIATAN

PEMBERI ORANG PRIBADI


PENGHASILAN DALAM NEGERI
KEWAJIBAN PEMOTONG PPh PASAL 21

W
DIPOTONG, DISETOR
A
PENGHASILAN WP ORANG PRIBADI DALAM NEGERI J DAN DILAPORKAN
I PPh -NYA
B
BERUPA OLEH

GAJI,
GAJI,UPAH,
UPAH,HONORARIUM,
HONORARIUM,TUNJANGAN,
TUNJANGAN,DAN
DAN
PEMBAYARAN LAIN SEBAGAI IMBALAN SEHUBUNGAN
PEMBAYARAN LAIN SEBAGAI IMBALAN SEHUBUNGAN PEMBERI
PEMBERIKERJA
KERJA
DENGAN
DENGANPEKERJAAN
PEKERJAANYANG
YANGDILAKUKAN
DILAKUKANOLEH
OLEHPEGAWAI
PEGAWAI
ATAU BUKAN PEGAWAI
ATAU BUKAN PEGAWAI
BENDAHARAWAN
BENDAHARAWAN
GAJI,
GAJI,UPAH,
UPAH,HONORARIUM,
HONORARIUM,TUNJANGAN,
TUNJANGAN,DAN

PEMOTONG PPH 21
DAN ATAU
ATAUPEMEGANG
OBJEK PPH 21

PEMBAYARAN LAIN SEHUBUNGAN DENGAN PEMEGANG


PEMBAYARAN LAIN SEHUBUNGAN DENGAN KAS PEMERINTAH
PEKERJAAN/JABATAN, KAS PEMERINTAH
PEKERJAAN/JABATAN,JASA,
JASA,DAN
DAN KEGIATAN
KEGIATAN
UANG DANA
DANAPENSIUN,
UANGPENSIUN
PENSIUNDAN
DANPEMBAYARAN
PEMBAYARANLAIN
LAINDENGAN
DENGANNAMA
NAMA PENSIUN,
BADAN
APAPUN DALAM RANGKA PENSIUN
APAPUN DALAM RANGKA PENSIUN BADANP.P.
JAMSOSTEK
JAMSOSTEK
HONORARIUM
HONORARIUMATAU
ATAUPEMBAYARAN
PEMBAYARANLAIN
LAINSEBAGAI
SEBAGAI
IMBALAN OP
OP && BADAN
IMBALAN SEHUBUNGAN DENGAN JASA/KEG.TMS
SEHUBUNGAN DENGAN JASA/KEG. TMSJASA
JASA BADAN
TENAGA AHLI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS
TENAGA AHLI YANG MELAKUKAN PEKERJAAN BEBAS
PEMBAYARAN
PEMBAYARANSEHUBUNGAN
SEHUBUNGANDENGAN
DENGAN PELAKSANAAN
PELAKSANAAN PENYELENGGARA
PENYELENGGARA
SUATU KEGIATAN
SUATU KEGIATAN KEGIATAN
KEGIATAN
SUBJEK PPH 21 / Penerima Penghasilan

ORANG PRIBADI DALAM NEGERI

PEGAWAI

PENERIMA PESANGON, PENSIUN, THT, JHT

BUKAN PEGAWAI terdiri :

Tenaga ahli, pemain musik, penyanyi pelawak, olahragawan,


Pengajar, Pengarang, agen iklan, perantara, petuhgas dinas
luar asuransi, distributor MLM

PESERTA KEGIATAN : LOMBA, RAPAT, PELATIHAN, DLL


BUKAN SUBYEK PAJAK
BUKAN SUBY.EK PAJAK

Pejabat Perwakilan diplomatik dan Konsulat atau pejabat


lain dari negara lain. Tms orag diperbantukan kpd mrk
Tinggal bersama mereka.
Syarat : bukan WNI dan tdk menerima pengh.lain,
serta asas timbal balik

Pejabat Perwakilan Organisasi Internasional


Syarat : tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan
lain utk peroleh pengh.

Cfm PMK NOMOR 87/PMK.03/2007


stdd PMK-215/PMK.03/2008
update PMK NOMOR 166/PMK.03/2012
Pemotong PPh Pasal 21/26

1. Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi


dan badan
2. Bendahara atau pemegang kas pemerintah
dana pensiun, badan penyelenggara Jaminan
Sosial Tenaga Kerja dan badan-badan lain
3. Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha
atau pekerjaan bebas serta badan
4. Penyelenggara kegiatan

Pasal 2 ayat (1)


Tidak Termasuk Pemberi Kerja Sebagai Pemotong
PPh Pasal 21/26

 1. Kantor perwakilan negara asing


 2. Organisasi-organisasi internasional yang
ditetapkan Menteri Keuangan
 3. Pemberi kerja orang pribadi yang tidak

melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan


bebas yang semata-mata memperkerjakan
orang pribadi untuk melakukan pekerjaan rumah
tangga atau pekerjaan bukan dalam rangka
melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas
Pasal 2 ayat (2)
Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21/26

• Penghasilan Pegawai Tetap baik teratur maupun tidak


teratur
• Penghasilan Penerima Pensiun secara teratur
• Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan
kerja dan sehubungan pensiun yang diterima sekaligus
• Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas
yang dibayarkan secara bulanan
• Imbalan kepada bukan pegawai
• Imbalan kepada peserta kegiatan
TERMASUK
Natura/Kenikmatan dari :

• Bukan Wajib Pajak


• Wajib Pajak PPh Final
• Wajib Pajak Norma Penghitungan Khusus
Penghasilan Yang Tidak Dipotong PPh Pasal 21

• Pembayaran manfaat atau santunan asuransi


kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna dan bea siswa
• Natura/kenikmatan dari Wajib Pajak atau
Pemerintah
• Iuran pensiun kepada dana pensiun yang telah
disahkan Menkeu, iuran THT/JHT yang dibayar
pemberi kerja
• Zakat/sumbangan wajib keagamaan dari
badan/lembaga yang dibentuk/disahkan pemerintah
• Bea siswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (3) huruf l UU PPh

Pasal 8 ayat (1)


Rumus Penghitungan PPh Pasal 21 :
Pegawai Tetap & Penerima Pensiun Berkala #1

Penghasilan Bruto
Pegawai Tetap Penerima Pensiun
Gaji, Tunjangan, Premi Asuransi Uang Pensiun Berkala
Dibayar Pemberi Kerja

Dikurangi Dengan Dikurangi Dengan


1. Biaya Jabatan, 5% dari pengh. Biaya Pensiun, 5% dari pengh.
Bruto maks. Rp6.000.000 per Bruto maks. Rp2.400.000 per tahun
tahun atau Rp500.000 per atau Rp200.000 perbulan
bulan
2. Iuran pensiun, THT/JHT yang
dibayar sendiri

PENGHASILAN NETO (SETAHUN/DISETAHUNKAN)


Dikurangi: PTKP
Penghasilan Kena Pajak
Dikenakan Tarif Pasal 17
PEGAWAI TETAP
Skema Perhitungan PPh Pasal 21 secara Umum
Penghasilan sebulan :
1 Gaji Pokok (sebulan) XXX
2 Tunjangan PPh XXX
3 Tunjangan Lain XXX
4 Premi Asuransi - JKK, JK, JPK (Yg dibayar Pemberi kerja) XXX Tarif Pasal 17 UU PPh (Progresive)
- Jaminan Kecelakaan Kerja, J. Kematian, J. Pelayanan Kesehatan XXX +/+
5 Penghasilan Bruto sebulan XXX (Jml 1 s.d 4) 5% 0 - 50 Jt
Pengurang Pengh. Bruto : 15% 50 < X < 250 Jt
6 Biaya Jabatan / B. pensiun (5% x Pengh. Bruto) XXX 25% 250 < X < 500 Jt
- max. 500.000/200,000 per bl atau 6.000,000/2.400.000 per th XXX 30% > 500 Jt
7 Iuran Pensiun, IHT (Yg Dibayar Sendiri Karyawan) XXX +/+
XXX -/-
8 Penghasilan Netto sebulan XXX
9 Penghasilan Netto setahun/disetahunkan XXX
Dikurangi PTKP :
10 PTKP setahun ( based per awal th) XXX -/-
11 Penghasilan Kena Pajak (PKP) setahun XXX (9-10)
12 PPh Pasal 21 setahun (Tarif Pasal 17 UU PPh) XXX
13 Ph Pasal 21 sebulan XXX (12/jml bl)
Iuran Pensiun Vs Premi Asuransi

Ditinjau dari sisi PEGAWAI sebagai penerima penghasilan:

Iuran Pensiun Premi asuransi


Dibayar Sendiri Pengurang Bukan Pengurang
Dibayar Pemberi Bukan Objek PPh Objek PPh
Kerja
Pembayaran/
Penggantian Bagi Objek PPh Bukan Objek PPh
Penerima
PMK NOMOR 162/PMK.011/2012
PTKP TAHUN 2016
 Rp 54.000.000,- : untuk diri sendiri (WP OP)
 Rp 4.500.000,- : tambahan WP kawin (suami/isteri)
 Rp 4.500.000,- : tambahan untuk seorang isteri yang penghasilannya
digabung dengan penghasilan suami
(Pasal 8 ayat (1))
 Rp. 4.500.000,- : tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan
keluarga semenda garis keturunan lurus serta anak angkat yang menjadi
tanggungan sepenuhnya – maksimal 3 (tiga) orang untuk setiap keluarga

 Warisan yang belum terbagi sebagai Wajib Pajak menggantikan yang berhak
tidak memperoleh pengurangan Penghasilan Tidak Kena Pajak.

-AWAL TAHUN PAJAK , ATAU


PENERAPAN PTKP -AWAL BAGIAN TAHUN PAJAK

PENYESUAIAN BESARNYA PTKP SEBAGAIMANA DIMAKSUD DI ATAS DITETAPKAN


DENGAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN SETELAH DIKONSULTASIKAN
DENGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT.
• Penghitungan besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak ditentukan
menurut keadaan Wajib Pajak pada awal tahun pajak atau pada
saat awal bagian dari tahun pajak.

• Misalnya pada tanggal 1 Januari 2013 Wajib Pajak B berstatus


kawin dengan tanggungan 1 (satu) orang anak. Apabila anak yang
kedua lahir setelah tanggal 1 Januari 2013, besarnya Penghasilan
Tidak Kena Pajak yang diberikan kepada Wajib Pajak B untuk
tahun 2013, tetap dihitung berdasarkan status kawin dengan
tanggungan 1(satu) anak.
PTKP UNTUK KARYAWATI

STATUS KAWIN
SUAMI
STATUS TDK
STATUS KAWIN TDK MENERIMA/
KAWIN
MEMPEROLEH
PENGHASILAN

- UTK DIRI SENDIRI


- UTK DIRI SENDIRI
SEBAGAI WP
HANYA UTK DIRI SEBAGAI WP
- STATUS KAWIN
SENDIRI - TANGGUNGAN
- TANGGUNGAN
MAKS 3 ORANG
MAKS 3 ORANG

SYARAT:
MENUNJUKKAN KET. TERTULIS DARI PEMERINTAH DAERAH SETEMPAT
SERENDAH-RENDAHNYA KECAMATAN BAHWA SUAMI TIDAK MENERIMA/
MEMPEROLEH PENGHASILAN
TARIF
TARIF PASAL
PASAL17
17 UU
UU PPh
PPh jo
jo UU
UU No.36
No.36Th.2009
Th.2009
Jumlah Penghasilan Kena Pajak Tarif PPh

0 s.d. 50.000.000 5% atau 6%

> 50.000.000 s.d. 250.000.000 15% atau 18%

> 250.000.000 s.d. 500.000.000 25% atau 30%

> 500.000.000 30% atau 36%

Pasal 21 ayat (5a) Besarnya tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (5) yang
diterapkan terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki NPWP lebih tinggi 20%
daripada tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang dapat
menunjukkan NPWP dan Berlaku Tidak Final
Penghitungan PPh Pasal 21 yang harus dipotong
setiap bulan

Setiap masa pajak,


kecuali masa pajak Masa Pajak terakhir
terakhir
Dihitung dari
Perkiraan Penghasilan Selisih antara PPh yang
neto yang akan terutang atas seluruh
diperoleh selama penghasilan kena pajak
setahun selama setahun dengan
Penghasilan teratur yang telah dipotong
sebulan dikali 12 masa-masa
sebelumnya.
Masa Perolehan Penghasilan Kurang Dari 12 Bulan

DISETAHUNKAN TIDAK DISETAHUNKAN

1. WP OP DN meninggal dunia 1. WP OP DN mulai bekerja di


atau meninggalkan Indonesia pertengahan tahun
untuk selama-lamanya di 2. WP OP DN pindah kerja ke
pertengahan tahun pemberi kerja lain
2. Orang Asing mulai bekerja di
Indonesia di pertengahan
tahun untuk jangka waktu
lebih dari 6 bulan
3. Karyawan pindah cabang
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21

BUKAN PEGAWAI

TIDAK
BERKESINAMBUNGAN
BERKESINAMBUNGAN
PENGHASILAN
BRUTO
KUMULATIF
KUMULATIF PENGHASILAN
BRUTO

50%
50%
?
• Punya NPWP
• Hanya memperoleh
PTKP Pengh dari Pemotong
Pajak Bersangkutan
BULANAN

TARIF
TARIF
Ps.17 (1) a
PS.17 AYAT 1 a
UU PPh
bukan pegawai
antara lain meliputi :
1. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek,
dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris.
2. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang
iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati, pemain drama, penari,
pemahat, pelukis, dan seniman lainnya;
3. Olahragawan;
3. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator;
4. Pengarang, peneliti, dan penerjemah;
5. Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik komputer dan sistem aplikasinya,
telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi, dan sosial serta pemberi jasa kepada suatu
kepanitiaan;
6. Agen iklan;
7. Pengawas atau pengelola proyek;
8. Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi perantara;
9. Petugas penjaja barang dagangan;
10. Petugas dinas luar asuransi;
11. Distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan sejenis lainnya;
1. peserta perlombaan dlm segala bidang, al
Penghasilan perlombaan olahraga, seni, ketangkasan, ilmu
Bruto pengetahuan, teknologi dan perlombaan lainnya;
2. peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan,
atau kunjungan kerja;
DEWAN
3. peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan
KOMISARIS YG
TDK
MANTANsebagai penyelenggara kegiatan tertentu;
MERANGKAP PEGAWAI
4. peserta pendidikan, pelatihan, dan magang;
SBG PEG. TETAP 5. peserta kegiatan lainnya.

Jasa Produksi, Penarikan


Tantiem, .. dana pensiun
Kumulatif Kumulatif

TARIF
PS.17
AYAT 1 a

Honorarium
Kumulatif
PESERTA
KEGIATAN
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 - FINAL

UANG PESANGON

PENGHASILAN BRUTO

DI ATAS Rp 500 JUTA 25% Rp …. BERIKUT

DI ATAS Rp 100 JUTA


SD Rp 500 JUTA
15% Rp 400 JUTA BERIKUT

DI ATAS Rp 50 JUTA 5% Rp 50 JUTA BERIKUT


SD Rp 100 JUTA

<= Rp 50 JUTA 0% Rp 50 JUTA

Sekaligus - pembayaran dilakukan dalam 2 th


Tahun ketiga dst => .. X PPh ps. 17 (1) a

PMK 16
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 - FINAL

UANG TEBUSAN PENSIUN,


THT/JHT YANG DIBAYARKAN SEKALIGUS

PENGHASILAN BRUTO

DI ATAS Rp 50 JUTA 5% Rp …. BERIKUT

<= Rp 50 JUTA 0% Rp 50 JUTA

PP 68 2009

Anda mungkin juga menyukai