Anda di halaman 1dari 24

Sejarah Pengelolaan (Manajemen)

• Sesuatu ilmu pengetahuan lahir karena masyarakat menghendakinya. Dalam


masyarakat terasa adanya kebutuhan akan ilmu pengetahuan itu; sebab
perkembangan suatu ilmu pengetahuan sangat dipengaruhi oleh dinamika
masyarakat dan kebutuhan nyata yang terasa timbul di dalam masyarakat.
Demikianlah halnya ilmu manajemen.
• Ilmu manajemen merupakan salah satu cabang daripada ilmu-ilmu sosial lainnya,
ia termasuk kedalam kelompok ”applied science” kemanfaatnya hanya ada
apabila prinsip, rumus-rumus dan dalil-dalilnya diterapkan untuk meningkatkan
peri hidup dan kehidupan umat manusia.
• Sejak tahun 1886 dikenallah apa yang dinamakan ilmu manejemen yang telah
memiliki prinsip-prinsip, dalil-dalil, sistematika, metode analise serta rumus-
rumusnya sendiri.
• Gerakan Manajemen Ilmiah yang dimulai pada tahun 1886 itu menandai 2 hal,
yaitu:
• Berakhirnya status manajemen sebagai seni semata-mata dan lahirnya
manajemen ilmiah.
• Berakhirnya fase sejarah dalam perkembangan manajemen dan timbulnya fase
modern, dimulai tahun 1886 dan masih berlangsung terus hingga sekarang.
TAHAP PERKEMBANGAN ILMU MANAJEMEN

•Tahap Survival (1886-1930)


Tahun 1866 adalah tahun lahirnya ilmu manajemen, yang ditandai
dengan Gerakkan Manajemen Ilmiah yang dipelopori oleh F. W.
Taylor.Dan dalam jangka waktu yang cukup lama para ahli
memperjuangkan untuk diakuinya Manajemen sebagai salah satu
cabang ilmu pengetahuan.
 
•Tahap Konsolidasi dan Penyempurnaan (1930-1945)
Dalam tahap ini prinsip-prinsip, rumus-rumus, sistematika, metode
analisa serta dalil-dalil daripada ilmu manajemen lebih
disempurnakan, sehingga kebenarannya tidak dapat dibantah lagi.
 
• Tahap Human Relation (1945-1959)
Setelah ilmu manajemen diakui dan diterima sebagai cabang ilmu
pengetahuan, perhatian para ahli mulai berlalih kepada faktor
manusia serta hubungannya berikut segala masalahnya demi
terselenggaranya kegiatan yang harus dilaksanakan dalam suasana
kemanusiaan.
• Tahap behaviouralisme (1959-sekarang)
Pada tahap ini perhatian terutama dipusatkan terhadap
pentingnya peranan manusia kerja dalam usaha mencapai tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya.
• Penyelidikan-penyelidikan terhadap manusia kerja ini
berhubungan dengan manusia sebagai makhluk hidup yang
mempunyai martabat, kepribadian, tujuan, cita-cita serta
keinginan-keinginannya dan tingkah laku serta tindak tanduknya
dalam kehidupan bersama, bekerja bersama, mencapai tujuan
yang telah ditetapkan bersama.
PELOPOR-PELOPOR MANAJEMEN

• CHARLES BABBAGE (1792-1871)


• Berkebangsaan Inggris
• Mahaguru Cambridge University di Inggris (1828-1839)
• Perintis jalan bagi lahirnya manajemen berdasarkan ilmu. Hasil
Penyeledikiannya sangat membantu dan mempengaruhi pada konsep-
konsep dan praktek-praktek manajemen ilmiah.
• Observasinya tentang method dan menekankan pentingnya Efisiensi
kerja para pekerja dan perlunya ditentukan jumlah biaya yang pasti
setiap proses dalam produksi sesuatu jenis barang.
• Dalam setiap kegiatan kerja perlu mempergunakan time study
(penelaahan tentang waktu)
• Anjurannya ialah supaya terjadi pertukaran pengalaman-pengalaman
antara manajer dalam menerapkan prinsip-prinsip manajemen.
• Perlu diadakan pembagian kerja (division of labour) yang baik antara
manajer dan pekerja (workers) dan antara sesamanya.
• Salah satu bukunya yang terkenal adalah:
• On the Eckonomy of Machinary and Manufactures
FREDERICK WINSLOW TAYLOR (Amerika Serikat, 1856-1915)

• Pendidikannya: ahli mesin dan bekerja pada perusahaan baja


MIDVALE STEEL COMPANY di Philadelphia tahun 1873 dan pada
tahun 1884 menjadi Insinyur (Ir) Mesin.
• Mencurahkan waktunya untuk menyelidiki pembuatan barang-
barang pada perusahaan tersebut dengan menggunakan stop watch
tape (ukuran perhitungan) tindakan daripada pekerja-pekerja pada
waktu mengolah bahan-bahan dan bekerjanya mesin-mesin terutama
mengadakan penyelidikan pada pekerja bawahan (pegawai dan
metode kerja)
• Metodenya dinamai orang: time and motion study (penelaahan
tentang gerak dan waktu), method Engineering (perencanaan metode
pengerjaan), work measurement (penilaian kerja) dan system
planning (perencanaan system).
• Ajaran terkenal dengan nama“Taylor System” (ban berjalan), tetapi Taylor
menamakannya: “Piece Rate System” (Ban berjalan), Ajarannya ini sejak dari
tahun 1945 hingga sekarang banyak dipelajari orang.
• F.W. Taylor dikenal sebagai Bapak Manajemen Ilmiah atau Manajemen
Keilmuan (Scientific management)
• Dalam pembagian kerja diciptakannya Organisasi fungsionil.
• Tugas-tugas seorang manajer, menurutnya ialah:
• Manajer (pimpinan) adalah pelayan bagi bawahannya;
• Menggantikan metode-metode lama dengan metode ilmiah;
• Menetapkan setiap unsure pekerjaan dan tugas orang-orang;
• Mengadakan latihan-latihan ilmiah dan memilih tenaga kerja yang baik dan
bermutu (qualified);
• Mewujudkan kerja sama yang sebaik-baiknya antara pimpinan (manajer) dan
pegawai atas dasar metode ilmiah;
• Mengusahakan adanya pembagian wewenang dan pertangungan jawab yang
adil antara manajer dan pegawai;
• Mengharuskan setiap petugas menerapkan hasil-hasil ilmu pengetahuan dalam
kegiatan kerjanya.
• Buku atau karyanya terkenal antara lain ialah (1) Principles of Scientific
Management, (2) Shop Management, dan (3) A Piece Rate System.
Kesimpulan :
• Pemborosan-pemborosan waktu, Penggunaan tenaga kerja dan bahan-
bahan atau materi, disebabkan karena pengawasan kerja tidak efektif.
•  Pokok-pokok pikirannya adalah:
–Kerugian-kerugian besar akan diderita kalau tidak ada efisiensi dalam
kegiatan kerja sehari-hari.
–In-efisiensi dapat dihilangkan dengan menggunakan manajemen yang
sistematis, bukan dengan mencari orang yang luar biasa.
–Manajemen yang baik ialah yang menggunakan ilmu pengetahuan
yang benar, mempunyai asas-asas, aturan-aturan dan hokum sebagai
dasar.
–Prinsip dasar daripada manajemen ilmiah dapat digunakan dalam
berbagai macam ragam kegiatan manusia yang membutuhkan kerja
sama.
–Kalau prinsip-prinsip manajemen ilmiah digunakan dengan sebaik-
baiknya, maka hasilnya akan sangat memuaskan, yaitu kemakmuran
daripada pengusaha dan karyawan.
HENRY FAYOL (1841-1925)

• Berkebangsaan Perancis.
• Tahun 1860 dapat menyelesaikan studynya dengan memperoleh gelar Insinyur (Ir)
pertambangan.
• Bekerja dan akhirnya memimpin perusahaan pertambangan dan baja ”Societe de
Commentry Fourchambault”.
• Mengadakan penyelidikan-penyelidikan terutama perhatiannya pada tingkat atas,
yaitu pimpinan atau manajer.
• Penemu type organisasi lini atau jalur (line organization).
• Bukunya yang terkenal ialah: Administration Industrielle et Generale = general and
Industrial Management.
• Ia digelari sebagai Bapak Ilmu Administrasi.
• Beberapa penemuannya di bidang manajemen ialah pembagian kerja dalam suatu
kegiatan perusahaan, kualitas yang harus dipunyai oleh seorang manajer atau
pegawai yang bermutu 14 prinsip-prinsip umum menejemen dan fungsi-fungsinya
menejemen.
14 Prinsip Menejemen H. Fayol

• Prinsip-prinsip manajemen yang dikemukakan oleh Henry Fayol


adalah merupakan suatu pedoman dasar untuk diterapkan terhadap
menejemen dalam segala bentuk dan bukan dalam suatu manajemen
khusus.
• Empat belas prinsip umum manajemen itu, adalah:
1.  Pembagian Kerja (division of work) karena adanya spesialisasi dalam
kegiatan-kegiatan maka perlulah diadakan pembagian kerja yang
teratur.
2.  Kekuasaan dan tanggung jawab (authority and responsibility);
disebabkan adanya pembagian kerja dalam melaksanakan tugas-tugas;
maka agar tugas-tugas tersebut dapat diselesaikan dengan sebaik-
baiknya, diperlukan adanya wewenang (Kekuasaan untuk bertindak
dengan diharuskan pula mempertanggungjawabkan segala kerja/tugas
yang telah dilakukannya kepada pemberi kekuasaan.
3.  Disiplin (discipline); ini berarti respek-respekterhadap perjanjian-
perjanjian yang menghendaki adanya kepatuhan terhadap perintah
maupun peraturan-peraturan dalam pelaksanaanya, energi dan hormat.
4.  Kesatuan perintah (Unity of command); demi kelancaran dalam
pelaksanaan tugas-tugas, maka pegawai/anggota jangan
menerima tugas atau perintah maupun instruksi dari berbagai
pihak, sehingga jadi simpang siur, hal ini membingungkan
pegawai.
5.  Kesatuan pengarahan (unity of direction) ; bahwa setiap
golongan kegiatan yang bertujuan sama harus mempunyai satu
kepala dan satu rencana. Unit-unit yang fungsinya hampir sama
harus dikordinasikan.
6.  Mengabdikan kepentingan sendiri kepada kepentingan umum
(sub ordination of individual interest to general interest); agar
setiap usaha berjalan sesuai dengan rencana, maka setiap
pegawai/anggota harus menyampingkan kepentingan pribadinya
dan mengutamakan kepentingan bersama, kepentingan seluruh
pegawai/anggota.
7. Penggajian pegawai (remuneration of personnel);pembayaran gaji
atau upah para pegawai haruslah adil dan member kepuasan
sebanyak mungkin kepadanya dan juga majikannya.
 8. Pemusatan (centralitation); agar tugas dapat dilaksanakan dengan
tidak terjadi simpang siur tanggung jawabnya, dirasa perlu adanya
sentralisasi kekuasaan dengan tidak menjurus kepada otokrasi
maupun dictator dalam kepemimpinan.
 9. Jenjang bertangga (schalarchain); perlu adanya garis vertical sebagai
schalarchain, rantai bertangga, dari tugas dan tanggung jawab dari
yang tertinggi menurun sampai kepada yang terendah.
 10. Ketertiban (Orde); harus disusun sedmikian rupa, hal-hal dan orang-
orang suatu tempat untuk setiap orang dan hal; dan setiap hal dan
orang pada tempatnya. Dalam hal ini harus dipatuhi dan ditaati
prinsip-prinsip pembagian kerja, kesatuan komando, kesatuan jurusan,
penggajian pegawai, kekuasaan dan tanggung jawab, disiplin kerja.
Pendek kata harus betul-betul diperhatikan pelaksanaan prinsip-
prinsip manajemen, agar kegiatan dapat dijuruskan kepada
pencapaian tujuan.
 11. Keadilan (equity); dalam memperlakukan pegawai/bawahan harus adil
dan bijaksana; jangan ada yang diistimewakan. Hargailah pegawai itu sesuai
dengan prestasi kerja yang dicapainya.
 12. Stabilitasi kondisi pegawai (stability of tenure of personnel); agar
manajemen dapat efektif dan efisien maka haruslah selalu diusahakan
kestabilan kerja dan kondisi pegawai yang memuaskan dalam melaksanakan
tugas-tugasnya. Perubahan dan penggantian kerja yang sering diadakakn
menyebabkan keterlambatan dalam pencapaian tujuan.
 13. Prakarsa (Initiative); pengembangan prakarsa atau inisiatif sangat
diutamakan agar senantiasa adanya ide-ide dan cara-cara kerja baru,
sehingga tidak membosankan. Dalam hal ini alangkah baiknya apabila tiap
pemimpin menghargai prakarsa yang dikemukakan oleh
bawahannya/pegawainya. Inisiatif ini akan menimbulkan pikiran-pikiran
baru dalam melaksanakan rencana baru.
 14. Semangat kesatuan (esprit de corps); jiwa bersatu dan bersetia kawan
dalam sesuatu kegiatan kerja kelompok sangat diperlukan. Diutamakan
adanya team work dan keinginan bersama untuk mencapai tujuan dengan
melaksanakan kegiatan kerja sebaik-baiknya, kompak dan setia-sekata dan
bersatu pendapat serta kegiatan selaras.
Sejarah danPerkembangan manajemen
Indonesia

• Masa Pra Sejarah


• Pada zaman batu tua nenek moyang bangsa Indonesia mulai
muncul dengan kehidupan bermasyarakat dalam bentuk yang
sangat sederhana, hidup mengembara kelompok demi
kelompok.Pada zaman ini sudah timbul gejala manajemen dalam
praktek kerja sehari-hari dalam bentuk yang sangat sederhana
yaitu ada orang yang dianggap memimpin dan ada yang dianggap
pengikut.Antara pemimpin dan pengikut (yang dipimpin) ada
pembagian kerja (tugas).
• Gejala hidup bersama, bermasyarakat semakin nyata terutama pada
akhir zaman batu (neolithium).Manusia hidup berkelompok pada
tempat-tempat tertentu. Hidup menetap dan berkelompok ini
dirasakan perlunya kerja sama yang lebih mantap dan erat. Maka
disusunlah organisasi masyarakat yang bertujuan bekerja sama guna
mencapai tujuan tertentu. Mulailah diadakan sitem pertanian yang
dikerjakan secara bersama-sama.(gotong-royong) diantara anggota-
anggota masyarakat kelompok tersebut.Kemudian disusun pulalah
organisasi pemerintahan (kampung), pembagian kerja, koordinasi
dan pengawasan-pengawasan.
• Manusia secara bersama-sama menghasilkan bentuk-bentuk kerja
sama, yang menghasilkan kebudayaan batu besar, sebagaimana
peninggalan yang terdapat di Pasemah adalah hasil kerja sama
manusia Indonesia di zaman Megalithicum.
• Jadi manajemen sebagai seni atau manejemen dalam praktek
bentuk yang sangat sederhana sudah diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari oleh nenek moyang bangsa Indonesia pada masa pra
sejarah.
Masa Hindu
• Zaman sejarah Indonesia dimulai dengan datangnya kebudayaan Hindu yang
kemudian mempengaruhi tata susunan masyarakat dan alam pikiran bangsa
Indonesia.Akibat dari bermunculan kerajaan-kerajaan pada zaman ini, maka
muncul pulalah gejala manajemen dan penetapannya sehari-hari dalam
pengelolaan kerajaan-kerajaan tersebut.
• Dalam kegiatan kerajaan sehari-hari sudah ada pembagian kerja yang tuntas
antara Pemerintah atau Raja dengan yang diperintah atau rakyat. Telah pula
ada penentuan tujuan yang akan dicapai berikut perencanaan bagaimana
tujuan itu harus dihasilkan, membagi-bagi tugas dan tanggungjawab terutama
antara raja dengan para patih dan sebagainya.
• Telah ada usaha untuk menggerakkan kerja agar tujuan dapat diperoleh,
pemberian perintah, penempatan orang-orang yang ahli dan bertanggungjawab
dalam pelaksanaan tugas serta kewajiban serta mengadakan pengawasan
supaya hasil-hasil pelaksanaan kerja sesuai dengan apa yang sudah
direncanakan sebelumnya.
• Jadi dapat dikatakan bahwa pada zaman Hindu dengan bermunculan berpuluh-
puluh, bahkan berates-ratus kerajaan di seluruh Nusantara sudah ada
penerepan manajemen, sakalipun masih belum sempurna benar sekarang ini.
Masa Islam
• Dengan masuknya kebudayaan Islam serta tumbuhnya
kerajaan-kerajaan Islam pada abad kedua belas, maka
penerapan manajemen di Indonesia tambah sempurna. Hampir
dalam segala bidang kegiatan seperti dalam bidang
pemerintahan, perekonomian, kemasyarakatan, pendidikan,
kelaskaran, pertanian dan sebagainya telah mulai
mempergunakan ilmu pengetahuan. Kegiatan raja-raja Islam
dalam mengatur pemerintahan dan dalam mengorganisasi
rakyat dalam peperangan untuk melawan penjajah
Belanda.Sebenarnya pada waktu itu telah menggunakan
manajemen dengan lebih sempurna bila dibandingkan dengan
penerapannya pada masa prasejarah dan masa Hindu.
Masa Penjajahan Belanda dan Jepang
• Kalau pada masa prasejarah dan pada masa kerajaan-kerajaan Hindu serta
masa Islam, kepemimpinan dalam penerapan manajemen dalam segala
bidang kegiatan di tangan bangsa Indonesia, maka pada masa penjajahan
Belanda dan Jepang kekuasaan dan kepemeimpinan di tangan penjajah.
Bangsa Indonesia dijadikan hanya sebagai pelaksana-pelaksana tingkat
menengah saja.
• Pemakaian Ilmu dan Teknologi di Indonesia pada dasarnya dimulai dengan
kedatangan bangsa Eropa yang telah memiliki pengetahuan lebih maju
daripada bangsa Indonesia.Oleh karena itu pulalah maka mereka dengan
mudah menguasai Nusantara.Pada masa penjajajahan Belanda penerapan
manajemen baik sebagai seni maupun sebagai ilmu (science) jauh lebih baik
dan sempurna bila dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya.
• Pada masa Jepang perkembangan manajemen di Indonesia tidak
menggembirakan.Hal ini disebabkan karena pemerintahan Jepang di
Indonesia lebih memusatkan perhatiannya dalam bidang kemiliteran
sehubungan dengan kesiap-siagaannya untuk berjaga-jaga menghadapi
serangan sekutu. Manajemen militer lebih menonjol kegiatannya pada
waktu itu, sedangkan dibidang-bidang lainnya hanya meneruskan apa yang
telah dibina oleh Pemerintah penjajah sebelumnya.
Masa Kemerdekaan Indonesia
• Setelah bangsa Indonesia berhasil dan memproklamasikan
kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 barulah bangsa Indonesia
mulai memegang Pemerintah sendiri.Betapa pentingnya ilmu pengetahuan
manajemen dalam kegiatan sehari-hari dalam usaha peningkatan tarap
hidup bangsa semakin terasa manfaatnya terutama dalam pembangunan
sekarang ini.
• Meskipun dikatakan bahwa perekembangan Ilmu Manajemen di Indonesia
masih sangat muda, namun melihat perkembangannya akhir-akhir ini ada
tendensi yang sangat menggembirakan, terbukti dengan diajarkannya
manajemen di sekolah-sekolah, perguruan tinggi, kursus-kursus dan
latihan-latihan manajemen yang diselenggarakan oleh Pemerintah maupun
swasta. Adanya lembaga-lembaga manajemen hampir diseluruh perguruan
tinggi dan departemen sangat menggembirakan. Ini berarti sudah ada suatu
maksud baik untuk menyiapkan tenaga-tenaga ahli di bidang manajemen
yang akan menerima warisan dan meneruskan kegiatan pembangunan
Negara di kelak kemudian hari.
Sejarah pertumbuhan perminyakan Indonesia

• Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan dan perminyakan di


Indonesia ini diawali dengan penemuan genangan minyak yang berhasil
menyalakan obor 101 tahun lalu.
• Pada suatu hari di tahun 1883, seorang inspektur perkebunan
tembakau Belanda di daerah Langkat, Aumatera Utara, Aeilko Jana
Zijlker bersama pembantunya mengadakan inspeksi di wilayah kerjanya.
Perjalanan inspeksinya berhenti ketika tiba-tiba turun hujan dnegan
lebatnya sehingga ia harus berteduh di sebuah dangau. Hujan baru reda
setelah hari mulai gelap.Ketika mereka bersiap-siap untuk pulang,
seorang pembantu Zijlker tampak menyalakan obor setelah
mencelupkannya ke sebuah genangan berwarna biasa. Zijlker yang sejak
semula memperhatikian apa yang di perbuat oleh pembantunya itu
sadar bahwa dalam genangan tersebut terdapat kandungan minyak.
.
• Saat itu Zijlker sebagai seorang inspektur perkebunan sebenarnya juga telah
dihinggapi “demam” minyak setelah kolonel Drake secara spektakuler berhasil
mengebor minyak di Titusville, Pennsyvania, Amerika Serikat pada 1859. Jan
Reering tercatat sebagai orang pertama yang melakukan perburuan minyak di
Indonesia yang waktu itu masih disebut Hindia Belanda. Pada Tahun 1871 ia
melakukan pengeboran di cibodas, di lereng G.Ciremai (jawa barat) dengan
peralatan sederhana yaitu, merasa pengeboran model Pensylvania yang
digerakan lembu. Meskipun ditempat tersebut banyak terdapat rengkahan tanah
yang mengandung minyak (Oil Seepages), tetapi ternyata tidak satu pun dari 4
sumur yang dibor menghasilkan minyak secara komersial.Upaya Jan Reering gagal
• Kembali pada cerita tentang Zijlker. Setelah melihat pembantunya menyalakan
obor saecara aneh, keesokan hari nya ia kembali ketempat ia berteduh dan
memeriksa genangan di dekatnay. Tercium olehnya bau khas minyak bumi. Dia
merasa pasti adanya kandungan minyak dalam perut bumi di bawah genangan
yang kemudian dikenal dengan nama Telaga Tiga.
• Pada tahun 1884 ia minta konsesi kepada Sultan Langkat untuk mencari minyak
dan mendirikan sebuah perusahaan dengan modal dari Belanda. Pemboran
minyak pertama kali dilakukannya dilokasi genangan telaga Tiga.Minyak keluar
dari perut bumi tetapi tidak seberapa. Pemboran kedua dilakukan di Telaga
Tunggal dan pada 15 juni 1885 diketahui secara pasti bahwa di lokasi ini terdapat
potensi minyak yang bias ditambang secara komersial.
• Sukses yang dicapai zijlker itu mendorong banyak orang melakukan
pencariian minyak secara besar-besaran diberbagai tempat di
Innndonesia.Kegiatan eksplorasi (di Malaysia disebut cari gali) muncul
ditempat-tempat dimana banyak terdapat oil seepages, seperti di Surabay,
Jambi, Aceh Timur.
• Awal dari industri perminyakan di Indonesia dimulai dengan terbentuknya
Royal Dutch Company (NV Koninklijke Nederlandsch Indie).Guna melengkapi
usaha pencairan minyak itu dengan kegiatan produksi, pengilangan dan
pemasarannya.Perusahaan itu berkantor pusat di Pangkalan Brandan.
Sebuah kilang minyak berhasil dibangun pada februari 1892 di kota ini dan
enam tahun kemudian diselesaikan pula pembangunan tanki-tanki
penimbunan serta fasilitas pelabuhan di Pangkalan Susu. Ini merupakan
pelabuhan ekspor minyak pertama di Indonesia.
• Sementara itu usaha pencarian minyak di pulau jawa yang di lakukan Andrian
Sloop berhasil.Minyak diperoleh di Surabaya, di lapangan Kruka.Di tempat ini
pada 1890 didirikan pabrik pengilangan minyak yang kemudian dikenal
sebagai Kilang Wonokromo dan merupakan kilang minyak pertama di
P.Jawa.Selanjutnya minyak juga berhasil ditemukan di Cepu (Jawa Tengah)
yang disusul dengan pembangunan sebuah pengilangan minyak.
• Di Kalimantan, usaha pencarian minyak dilakukan oleh JH Meeten yang
memperoleh konsesi di daerah sanga-sanga dari Sultan Kutai pada 1888. Lima
tahun kemudian lapangan ini mulai berproduksi., tetapi produksi komersilnya
baru terlaksana pada 1894. Penemuan minyak ini kemudian melahirkan kilang
minyak Balikpapan pada 1897 yang dibangun oleh Shell Transport And Trading
Co. Memasuki abad ke-20 minyak telah ditemukan dibeberapa lapangan di
Sumatera Utara, Sumatera Tengah, Sumatera Selatan, Kalimantan dan Irian Jaya.
Melihat perkembangan kegiatan pencarian minyak pada waktu itu, Pemerintah
Hindia Belanda cepat tanggap.Suatu kebijaksanaan dapat menguraas keuntungan
dari usaha perminyakan ini diambil dengan menerbitkan Minjnwet (UU
Pertambangan) pada 1899.
• Sebuah “cucu perusahaan”, yaitu Nederlandsche Koloniale Petroleum
Maatschappij (NKPM), anak perusahaan American Petroleum Company yang
anak perusahaan Standard Oil of New Jersey itu berhasil menemukan lapangan
minyak terbesar di Hindia Belanda sebelum perang, yaitu lapangan Talang Akar di
Sumatera Selatan. Untuk memproses minyak yang di hasilkan NKPM membangun
pengilangan Sungai Gerong, bersebrangan dengan kilang milik Sheel diPlaju.
Kilang dimulai berproduksi pada 1926 dengan kapasitas 3.500 barrel per hari.
Dalam perkembangan selanjutnya BKPM ini akan menjadi Stanvac yang
merupakan gabungan antara bagian-bagian pembangunan Standard Oil of New
York, yang selanjutnya bernama Mobil Oil dan menguasai pemasaran minyak di
• Pencarian minyak oleh perusahaan minyak Amerika lainnya yang berhasil
dilakukan Caltex di Sumatera Tengah yang terkenal dengan lapangan minyaknya
dan merupakan salah satu dari 25 lapangan minyak terbesar didunia.
• Semasa pendudukan Jepang kegiatan pencarian minyak terhenti, lapangan dan
sumur minyak banyak yang hancur terkena pemboman atau dibumihanguskan.
Namun kilang Plaju, sungai Gerong dan Balikpapan tidak dihancurkan total
karena Jepang berkepentingan untuk memanfaatkannya setelah berhasil
menguasai wilayah Nusantara. Dalam masa Perang Kemerdekaan, tumbuh
“lascar minyak” yang terdiri dari karyawan dan veteran yang pernah
berkecimpung dalam kegiatan perminyakan. Di Pulau Jawa, Pemerintah
Republik membentuk Perusahaan tambang Minyak Nasional (PTMN) yang
menguasai daerah lama Shell, yaitu disekitar kewenangan dan kilang Cepu.
Pada 1957 di Brandan dibentuk PT. Eksplorasi Tambang Minyak Sumatera Utara
(PTETMSU) dan menunjuk Dr. Ibnu Sutowo sebagai Kuasa Pelaksana, dengan
tugas pokok merehabilitasi lapangan-lapangan yang ada agar lebih bersifat
nasional, dua bulan kemudian, tepatnya pada 10 September 1957 diubah
menjadi PT. Perusahaan Minyak Nasional (PT. Permina). Tahun berikutnya
seluruh kekayaan Shell dihibahkan kepada PT. Permina.Tanggal yang dipandang
sebagai “Hari Kebangkitan Perminyakan Nasional Indonesia” itu dikukuhkan
menjadi Hari Jadi Pertamina.
• Sejak dimulainya kontrak bagi hasil Pertamina pada
awal tahun 1968 sampai saat ini, terasa kemajuan
dalam industri minyak dan gas bumi (migas) di
Indonesia cukup pesat. Disamping banyaknya
perusahaan kontraktor minyak bagi hasil beroperasi
di Indonesia dengan menggunakan lebih banyak
tenaga Indonesia, juga terlihat banyak bermunculan
perusahaan-perusahaan swasta nasional yang khusus
beroperasi menunjang pengelolaan industri migas di
Indonesia. Beberapa asosiasi telah dibentuk antara
lain APMI (Asosiasi Teknik Minyak Indonesia) INPE
MIGAS (Industri Penunjang Minyak dan Gas Bumi).
• .

Anda mungkin juga menyukai