Anda di halaman 1dari 36

TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.

02
Halaman : 1 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

PERAMALAN KINERJA INJEKSI AIR

1. TUJUAN

Meramalkan kinerja (performance) injeksi air (water-flood).

2. METODE DAN PERSYARATAN


2.1. METODE
Metode yang digunakan adalah Buckley-Leverett-Welge, Dykstra-Parson, dan Craig-Geffen-
Morse digunakan dalam perkiraan kinerja proses injeksi air.

2.2. PERSYARATAN
Ketiga metode ini berlaku untuk sistem linear yang horizontal. Reservoir yang diproduksikan
melalui beberapa titik serap sebagai hasil proses injeksi air perlu diubah geometrinya menjadi satu
atau lebih sistem linear.

3. LANGKAH KERJA
3.1. METODE BUCKLEY - LEVERETT - WELGE
1. Bagilah reservoir atas beberapa sistem linear (lihat Gambar 1 sebagai contoh).
2. Siapkan data pendukung :
- Luas sistem linear ( A )
- Tebal lapisan ( h )
- Porositas ( φ )

- Permeabilitas formasi ( k )
- Saturasi air konat ( S wc )

- Saturasi minyak residu ( Sor )

- Viskositas minyak pada kondisi reservoir ( µ o )

- Viskositas air injeksi ( µ w )

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 2 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

- Faktor volume formasi pada saat injeksi akan dimulai ( Bo )

- Kurva permeabilitas relatif ( k ro dan k rw )

3. Hitung fractional flow air ( f w ) dari persamaan :

1
fw = (1)
µ k
1 + w . ro
µ o k rw
Siapkan tabel berisikan permeabilitas relatif ( k ro , k rw ) dan fractional flow ( f w ) sebagai fungsi

dari air ( S w ).

4. Plot f w terhadap S w .

5. Tarik garis lurus dari S wc menyinggung kurva f w vs S w . Dari garis singgung ini diperoleh :

a. Titik singgung antara garis tersebut dengan kurva memberikan S w = S wbt

b. Titik potong antara garis. tersebut dengan garis f w = 1 menghasilkan saturasi air rata-rata

sistem pedesakan pada saat breakthrough ( S wbt )

Catatan :
Untuk S w dalam sistem yang lebih besar dari S wc , penarikan garis singgung diperlihatkan

pada Gambar 2.
6. Perolehan minyak pada saat breakthrough dapat dihitung dengan persamaan :

 S − S wi 
N p = 7,758 A h φ  wbt 
 STB (2)
 Bo 

7. Kinerja proses injeksi air setelah breakthrough, yang dinyatakan dalam N p , WOR dan qo

sebagai fungsi dari waktu, dapat dihitung mengikuti runtunan berikut ini :
a. Siapkan format tabel yang mencerminkan runtunan perhitungan.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 3 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

Sw fw ∂f w Qi Sw
∂S w

(1) (2) (3) (4) (5)

Catatan : S w merupakan saturasi pada titik serap/sumur produksi yang harganya dipilih

lebih besar dari S wbt .

b. f w ditentukan berdasarkan S w dengan meggunakan plot f w terhadap S w dari butir 4.

∂f w
c. di hitung dari kemiringan garis singgung titik-titik pada kurva fractional flow yang
∂S w

besarnya lebih besar dari S wbt (lihat Gambar 6 sebagai contoh).

1
d. Qi = (3)
∂f w ∂S w

e. S w = S w + Qi (1 − f w ) (4)

 S − S wi 
f. N p = 7,758 Ahφ  w 
 (5)
 Bo 

g. qo =
(1 − f w ) iw (6)
Bo
f w Bo
h. WOR = (7)
1 − f w Bw
i. Wi = 7,758 A h φ Qi (8)

Wi
j. t = (9)
iw

8. Plot S w , N p , Wi dan WOR terhadap waktu (t)

9. Penentuan perolehan maksimum dari proses injeksi air dalam reservoir minyak yang memiliki

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 4 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

distribusi harga permeabilitas dan mobilitas rasio (M) tidak sama dengan satu adalah sebagai
berikut :
a. Tentukan waktu injeksi air akan berakhir, berdasarkan patokan harga f w , misalnya pada

saat water-cut = 98%, ( f w ) = 98%. Harga ini sebanding dengan WOR pada kondisi

reservoir :
fw
WOR = = 49
(1 − f w )

b. Tentukan S w pada saat f w = 0.98.

c. Tentukan harga Isi Minyak Awal di Tempat yang dikandung oleh 1 bbl volume pori-pori
(PV) total :
1 − S wc
(OIP )i = S wi = (10)
Boi Boi

d. Tentukan Isi Minyak di tempat saat f w = 0.98 yang dikandung oleh 1 bbl volume pori-pori

(PV) total :

So 1 − S w
= (11)
Bo Bo
e. Sisa minyak di daerah yang tidak terdorong air injeksi :
S oi 1 − S wc
= (12)
Bo Bo
f. Tentukan Mobility Ratio :
k rw µo
M = = (13)
µw k ro

krw dibaca pada harga S wbt .

kro adalah harga permeabilitas minyak di depan front pendesak pada S w = S wc .


g. Tentukan V dari gambar distribusi permeabilitas (lihat Gambar 3 sebagai contoh) :

k − kσ
V = (14)
k

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 5 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

h. Tentukan efisiensi Pendesakan Volumetris (VSE) :

1−V 2 )
VSE = ( (15)
M
i. Sisa minyak pada saat f w = 0.98 per 1 bbl volume pori-pori total adalah :

So S
(OIP) a = VSE × + (1 − VSE ) × oi (16)
Bo Boi

j. Total Recovery :
(OIP) i − (OIP) a
RE = (17)
(OIP) i
k. Akhirnya perolehan maksimum akibat injeksi air adalah :
(RE )ult = RE − RF (18)

3.2. METODE DYKSTRA - PARSONS


1. Siapkan data pendukung :
- Luas sistem linear ( A )
- Tebal lapisan ( h )
- Porositas ( φ )
- Permeabilitas formasi (k)
- Saturasi minyak residu ( Sor )

- Saturasi air konat ( S wc )

- Viskositas minyak pada kondisi reservoir ( µ o )

- Viskositas air injeksi ( µ w )

- Distribusi permeabilitas
- Recovery Factor primer (RF)
- Faktor volume formasi awal ( Boi )

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 6 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

- Faktor volume formasi pada saat injeksi akan dimulai ( Bo )

- Kurva permeabilitas relatif ( k ro dan k rw )

2. Tentukan V dari gambar distribusi permeabilitas (lihat Gambar 3 sebagai contoh).

k − kσ
V = (19)
k
3. Tentukan M (sama dengan langkah 9-f Metode Buckley – Leverett - Welge) :
k rw µo
M = = (20)
µw k ro

krw dibaca pada harga S wbt .

kro adalah harga permeabilitas minyak di depan front pendesak pada S w = S wc .


4. Berdasarkan harga V dan M, gunakan Gambar 8, 9, 10 dan 11 untuk menentukan faktor
perolehan (R) sebagai fungsi WOR :
- Gambar 8 : R dihitung dari parameter : R (1 − S w )

- Gambar 9 : R dihitung dari parameter : R (1 − 0.72 S w )

- Gambar 10 : R dihitung dari parameter : R (1 − 0.52 S w )

- Gambar 11 : R dihitung dari parameter : R (1 − 0.40 S w )

5. Buat Tabel WOR , R, dan N p , dimana :

7,758 A h φ ( S oi − S or )
Np = R (21)
Bo
6. Menentukan perolehan maksimum
a. Plot WOR terhadap (R – RF).
b. Tentukan harga WOR pada saat proyek injeksi air akan dihentikan (misalnya pada saat f w

= 0.98 dan WOR = 49).


c. Dari plot di langkah 6-a, baca harga Perolehan Maksimum pada harga WOR = 49.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 7 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

3.3. METODE CRAIG-GEFFEN-MORSE


1. Siapkan data pendukung :
- Luas sistem ( A )
- Tebal lapisan ( h )
- Porositas ( φ )
- Permeabilitas formasi (k)
- Saturasi air konat ( S wc )

- Saturasi gas awal ( S gi )

- Viskositas minyak pada kondisi reservoir ( µo )

- Viskositas air injeksi ( µ w )

- Distribusi permeabilitas
- Faktor volume formasi awal ( Boi )

- Faktor volume formasi pada saat Injeksi akan dimulai ( Bo )

- Kurva permeabilitas relatif ( k ro dan k rw )

2. Hitung fractional flow air f w (sama dengan langkah 3 Metode Buckley – Leverett – Welge).

3. Plot f w terhadap S w ( S w merupakan saturasi pada titik serap/sumur produksi yang harganya

dipilih lebih besar dari S wbt ).

4. Tarik garis lurus dari S w menyinggung kurva f w ( S w adalah titik perpotongan garis dengan

∂f w
f w = 1). merupakan kemiringan garis tersebut untuk tiap harga S w .
∂S w

∂f w
5. Plot vs S w .
∂S w

6. Hitung M S dari persamaan :

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 8 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

 k rw 
 
 µ w  S wbt
MS = (22)
 k ro 
 
 µ o  Swi
7. Hitung E Abt dari persamaan :

0.03170817 0.30222997
E Abt = 0.54602036 + + M
− 0.00509693M S (23)
MS e S
8. Hitung Volume Pori (VP) dari persamaan :
V P = 7,758 A h φ (24)
9. Siapkan format tabel dengan selang perhitungan dua bagian, yaitu: Wibt sampai Wi100 dan
Wi100 sampai (Wi)max.

Wi Wi EA Sw2 Np WOR t
∆Wi ∆E A Q *i fo2 S w5
(bbl) Wibt (fraksi) (fraksi) (bbl) (bbl/bbl) (hari)

a. Hitung jumlah air yang dinjeksi pada saat breakthrough ( Wibt ) :

Wibt = E A bt ( S wbt − S wi )V P (25)

b. (Wi )max dapat dihitung dari pergerakan frontal dengan asumsi Qi 2 = Qi 5 pada WOR
'
tertentu (misalnya 200), lalu pada f w tentukan S w 2 dan f sw 2 sehingga :

(Wi) max = (Qi) max V p (26)

dimana (Qi )max = 1 f ( '


Sw2 )
c. Hitung Wi100 dengan menggunakan persamaan :
Wi100 = Wibt e (1− E Abt ) / 0.274 (27)

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 9 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

d. Tentukan ∆Wi :

(
∆Wi = Wi sekarang − Wibt ) (28)

e. Tentukan EA :

W 
E A = E Abt + 0.633 log  i  (29)
 Wibt 
f. Tentukan ∆E A :

∆E A = E A sekarang − E A sebelumnya (30)

g. Tentukan Qi* :

Qi* untuk Wibt < Wi < Wi100 dihitung dengan persamaan :

Qi*
*
= 1 + a1e − a1 [Ei(a 2 ) − Ei (a1 )] (31)
Qibt
dimana :
*
Qibt = S wbt − S wi
a1 = 3.65 Ebt
W 
a 2 = a1 + ln i 
 Wbt 
Ei(x) adalah fungsi Ei dari nilai yang bersangkutan.
Qi* untuk Wi100 < Wi < Wimax dihitung dengan persamaan :

Wi − Wi100
Qi* = Qi*100 + (32)
VP
dimana :
Qi*100 adalah harga Q* pada EA = 1
'
h. Tentukan f w :

' 1
fw = (33)
Qi*
i. Tentukan Sw2 (dari grafik langkah 5).

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 10 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

j. Tentukan fw2 untuk Sw2 (dari grafik langkah 3).


k. Tentukan fo2 :

f o 2 = 1 − f w2 (34)

l. Tentukan S w5 :

S w5 = S w 2 + f o 2 Qi* (35)

10. Hitung jumlah pertambahan perolehan minyak :


N n + N ps N n + [ f o 2 × (∆Wi − N n )]
= (36)
Bo Bo
dimana :
[
N n = ∆E A × (S wbt − S wi )×V p ]

11. Hitung jumlah kumulatif perolehan minyak (Np) :


[(S wbt − S wi )× E Abt ] − S gi
Nilai I : (37)
Bo
Nilai selanjutnya : N p sekarang + jumlah kumulatif perolehan minyak sebelumnya.

12. WOR dihitung dengan menggunakan persamaan :


(∆Wi − N n ) − f o 2 (∆Wi − N n )
WOR = (38)
Nn
13. Lama waktu setelah injeksi (implementasi laju injeksi konstan)
Wi
t= (39)
iw
14. Slope plot Np vs waktu merupakan laju produksi minyak setelah fill up.
15. Tentukan laju injeksi dasar (base) dengan persamaan (implementasi beda tekanan sumur
injeksi dan sumur produksi dijaga konstan) :
3.541 k h ∆P
i= (40)
 d 
µ  ln − 0.619 
 rw 
dimana :

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 11 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

d = jarak dari sumur injeksi ke sumur produksi, ft (m),


rw = jari-jari efektif lubang sumur, ft
k = permeabilitas, darcy
h = tebal lapisan, ft
∆P = kehilangan tekanan antara sumur injeksi dan produksi, lb/in2
µ = viskositas, cp

16. Tentukan volume air injeksi yang diinginkan pada batas harga Wibt < Wi < (Wi)max

17. Tentukan efisiensi penyapuan :


a. Jika EA < EAbt , Mobility Ratio dihitung sama dengan langkah 6.
b. Jika breakthrough telah tercapai, tentukan E A berdasarkan langkah 9-e. Baca S w5 dari

tabulasi perhitungan dan baca Gambar 5 untuk menentukan (k rw )S w5


. Mobility Ratio

dihitung sama dengan langkah 6 dengan substitusi harga (k rw )S w 5 .

18. Korelasi rasio laju injeksi pemindahan ke laju injeksi pada satuan rasio mobilitas disebut
conductance ratio (Caudle dan Witte) yang ditentukan dengan persamaan :
i
γ = (41)
ib

19. Akhirnya laju alir injeksi :


i = γ × ib (42)

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 12 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

4. DAFTAR PUSTAKA

1. Craig Jr., F. F. : “The Reservoir Engineering Aspect of Waterf1ooding”, SPE-Monogram Series,


SPE of AIME, Second Printing, 1971.
2. Donaldson, E. G., Chilingarian, G. V. dan Yen, T. F. : “Enhanced Oil Recovery I”, Elsevier,
1985.
3. Willhite, G. P. : “Waterflooding”, SPE Textbook series, SPE, 1986.

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 13 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

5. DAFTAR SIMBOL

A = luas, acre
Boi = faktor volume formasi awal, RB/STB

Bo = faktor volume formasi saat mulai injeksi, RB/STB

EA = fraksi zona yang telah tersapu hingga saturasi air rata-rata S wbt

E Abt = efisiensi daerah penyapuan pada saat breakthrough, fraksi

fw = fractional flow air, fraksi

h = tebal formasi, ft
ib = laju injeksi dasar (base), bbl/hari

iw = laju injeksi air, bbl/hari

k = permeabilitas lapisan, md
kro = permeabilitas relatif minyak, fraksi

krw = permeabilitas relatif air, fraksi

M = mobility ratio, tak berdimensi


MS = mobility ratio dimana k rw dihitung pada saturasi air rata-rata di belakang front

(yang ditentukan dari solusi frontal lanjut)


Np = produksi minyak kumulatif sesudah breakthrough, STB

N pbt = produksi minyak kumulatif saat breakthrough, STB

Nn = pertambahan jumlah perolehan minyak dari zona penyapuan baru.

N ps = pertambahan jumlah perolehan minyak dari zona penyapuan sebelumnya

Qi* = jumlah volume pori yang kontak dengan air pada pola 5-titik, PV
*
Qibt = jumlah volume pori yang kontak dengan air saat breakthrough, PV

RF = faktor perolehan primer, fraksi

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 14 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

RE = faktor perolehan karena injeksi air


Sor = Saturasi minyak residu, fraksi

Sw = saturasi air, fraksi

Sw = saturasi air rata-rata, fraksi

S w5 = saturasi air pada pola lima titik


S wc = saturasi air konat, fraksi

S wbt = saturasi rata-rata fasa pemindah pada breakthrough dalam injeksi linier seperti

yang telah terhitung dari solusi frontal lanjut.


S wi = saturasi minyak awal, fraksi

t = waktu, hari
V = permeability variation, tak berdimensi
φ = porositas, fraksi

µo = viskositas minyak pada kondisi reservoir, cp

µw = viskositas air injeksi, cp

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 15 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

6. LAMPIRAN
6.1. LATAR BELAKANG DAN RUMUS
A. Metode Buckley – Leverett
Metode yang dibicarakan disini hanya berlaku untuk pola pendesakan linier, sehingga pola
injeksi-produksi di reservoir harus dibagi atas beberapa sistem linier. Batasan metode ini
adalah :
- Terjadi front pendesak, di mana minyak mengalir di depan front. Air dan minyak mengalir
di belakang front.
- Reservoir merupakan lapisan tunggal yang homogen dan luas bidang aliran (cross-sectional
area) tetap.
- Terjadi aliran linier yang mantap (steady state). Hukum Darcy berlaku dimana laju injeksi
= laju produksi.
- Tidak ada saturasi gas di belakang front pendesak.
- Fractional flow fluida pendesak dan yang didesak setelah breakthrough (air injeksi mulai
terproduksi, tercermin dari lompatan harga WOR) merupakan fungsi M (mobility ratio).
Dengan anggapan bahwa tekanan kapiler diabaikan dan tidak ada efek gravitasi serta
lapisan horizontal, maka persamaan fractional flow dapat dituliskan sebagai berikut :
1
fw =
 k .µ 
1 +  ro w 
 k rw .µ o 

B. Metode Dykstra – Parsons


Batasan metode ini sama seperti metode Buckley – Leverett - Welge, tetapi dapat
dikembangkan untuk sistem reservoir berlapis dengan anggapan tidak ada komunikasi antar
lapisan.

Berdasarkan harga permeability variation (V) dan mobility ratio (M), Dykstra - Parsons
membuat hubungan antara WOR dan Recovery dari 40 contoh batuan inti dari California.

Gambar-Gambar 6,7,8,9 menunjukkan harga WOR = 1.5, 25 dan 100 sebagai fungsi V dan M.
Grafik ini dapat digunakan langsung untuk menentukan recovery dari injeksi air dengan
Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 16 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

anggapan bahwa ulah aliran fluida di reservoir mengikuti sifat-sifat batuan reservoir
California tersebut.

C. Metode Craig - Geffen - Morse


Evaluasi dilakukan pada saat breakthrough dimana efisiensi penyapuan tiap kumulatif volume
air yang diinjeksikan diperkirakan dengan menggunakan korelasi empiris Craig et.al.

Variasi WOR setelah breakthrough diperkirakan dengan membagi dua region, yaitu: daerah
penyapuan yang baru dan setelahnya. Daerah penyapuan yang baru adalah daerah yang hanya
tersapu oleh fluida pendesak. Daerah sebelum penyapuan adalah seluruh daerah penyapuan di
reservoir dimana Sw > Swbt. Kinerja pada region ini mengasumsikan bahwa semua air yang
terproduksi adalah berasal dari region sebelumnya, sementara minyak diproduksi dari daerah
penyapuan baru dan sebelumnya.

6.2. CONTOH SOAL


6.2.1. Metode Buckley - Leverret - Welge
1. Diketahui :
Luas ( A ) = (300 × 1,000) ft
Tebal Lapisan ( h ) = 20 ft
Permeabilitas rata-rata (k) = 100 mD
Porositas ( φ ) = 0.15

Saturasi air konat ( S wc ) = 0.363

Viskositas minyak ( µo ) = 2.0 cp

Viskositas air ( µ w ) = 1.0 cp

Faktor Volume Formasi sekarang ( Bo ) = 1.00 RB/STB

Saturasi minyak residu ( Sor ) = 0.205

Laju injeksi yang dilakukan = 338 bbl/hari


Kurva permeabilitas relatif (lihat Gambar 4)

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 17 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

2. Menentukan fraksi aliran air f w tiap harga S w

Contoh untuk data S w = 0.440

1
fw = = 0.004 ,
 0.605 1 
1+  × 
 0.001 2 
Hasil perhitungan untuk data selanjutnya ditabelkan sebagai berikut :

Tabulasi perhitungan Kurva Fractional Flow :

S atu rasi A ir P erm eab ilitas R elatif F rak si aliran air


(S w ) k rw k ro (fw )
0 .3 6 3 0 .0 0 0 1 .0 0 0 0 .0 0 0
0 .3 8 0 0 .0 0 0 0 .9 0 2 0 .0 0 0
0 .4 0 0 0 .0 0 0 0 .7 9 5 0 .0 0 0
0 .4 2 0 0 .0 0 0 0 .6 9 6 0 .0 0 1
0 .4 4 0 0 .0 0 1 0 .6 0 5 0 .0 0 4
0 .4 6 0 0 .0 0 3 0 .5 2 2 0 .0 1 1
0 .4 8 0 0 .0 0 6 0 .4 4 5 0 .0 2 6
0 .5 0 0 0 .0 1 1 0 .3 7 7 0 .0 5 5
0 .5 2 0 0 .0 1 8 0 .3 1 5 0 .1 0 3
0 .5 4 0 0 .0 2 8 0 .2 5 9 0 .1 7 9
0 .5 6 0 0 .0 4 2 0 .2 1 0 0 .2 8 5
0 .5 8 0 0 .0 6 0 0 .1 6 8 0 .4 1 8
0 .6 0 0 0 .0 8 4 0 .1 3 1 0 .5 6 2
0 .6 2 0 0 .1 1 3 0 .0 9 9 0 .6 9 6
0 .6 4 0 0 .1 4 9 0 .0 7 3 0 .8 0 5
0 .6 6 0 0 .1 9 4 0 .0 5 1 0 .8 8 4
0 .6 8 0 0 .2 4 7 0 .0 3 4 0 .9 3 6
0 .7 0 0 0 .3 1 0 0 .0 2 1 0 .9 6 8
0 .7 2 0 0 .3 8 4 0 .0 1 1 0 .9 8 5
0 .7 4 0 0 .4 7 0 0 .0 0 5 0 .9 9 5
0 .7 6 0 0 .5 7 0 0 .0 0 2 0 .9 9 9
0 .7 9 5 0 .7 8 0 0 .0 0 0 1 .0 0 0

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 18 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

3. Plot f w terhadap S w (Gambar 3).

Tarik garis lurus dari sumbu saturasi menyinggung kurva, untuk S wi = 0,363 dibaca

S wbt = 0,665 dan saturasi saat fraksi air (fw) = 1 dibaca S wbt = 0,7

4. Plot grafik f w terhadap S w saat mulai breakthrough dan setelahnya (Gambar 4). Tarik

garis lurus menyinggung kurva, titik singgung garis dengan kurva adalah harga S w dan

titik potong garis dengan fw = 1 adalah saturasi air rata-rata S w . Contoh untuk S w =

0,670 → S w = 0.703 dan f w = 0.913

5. Perolehan minyak pada saat breakthrough adalah :

 (300 )(20 )(1.000 )(0.15) cuft   0.7 − 0.363 


N p = 7,758     = 54,016 STB
 (5.615 cuft/bbl )  1 
6. Kumulatif volume pori yang diinjeksikan :

S wbt = 0.665 (dari Gambar 3) dan fwbt = 0.899 dan S wbt = 0.7

maka, Qibt =
(0.7 − 0.665) = 0.347
(1 − 0.899)
7. Waktu penginjeksian untuk mencapai breakthrough, t :
Volume pori-pori :

Vp =
(300)(20)(1.000)(0.15) cuft = 160,285 bbl
(5.615 cuft/bbl)
maka, t =
(0.347 )(160,285) =164.3 hari
(338)
8. Kumulatif produksi minyak, Np :

Np =
(160,285)(0.7 − 0.363) = 54,016 bbl
1
9. Laju produksi minyak pada titik serap, q o :

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 19 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

qo =
(1 − 0)(338) = 338 bbl/hari
1

10. Volume air tiap volume minyak yang terproduksi, WOR :


0.899
WOR = = 8.9
1 − 0.899

11. Tabulasi hasil hitungan selengkapnya sebagai berikut :

Sw S wbt fw Qi Waktu, t Np qo WOR


(fraksi PV) (hari) (STB) (bbl/hari) (bbl/STB)
0.363 0.536 0.000 0.173 82.0 27729 338.0 0.0
0.665 0.700 0.899 0.347 164.3 54016 34.1 8.9
0.670 0.703 0.913 0.379 179.9 54497 29.4 10.5
0.680 0.713 0.936 0.516 244.5 56100 21.6 14.6
0.690 0.721 0.953 0.660 312.8 57382 15.9 20.3
0.700 0.730 0.968 0.938 444.6 58825 10.8 30.3
0.710 0.736 0.977 1.130 536.1 59786 7.8 42.5
0.720 0.741 0.984 1.313 622.4 60588 5.4 61.5
0.730 0.750 0.990 2.000 948.4 62030 3.4 99.0
0.740 0.758 0.995 3.600 1707.2 63313 1.7 199.0
0.750 0.766 0.997 5.333 2529.2 64595 1.0 332.3

Perolehan maksimum akibat injeksi air adalah : 64,595 STB

6.2.2. Metode Craig - Geffen - Morse


1. Diketahui :
Luas ( A ) = 10 acre
Tebal Lapisan ( h ) = 20 ft
Permeabilitas rata-rata (k) = 100 mD

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 20 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

Porositas ( φ ) = 0.15

Saturasi air konat ( S wc ) = 0.363

Saturasi gas awal ( S gi ) = 0

Saturasi minyak residu ( Sor ) = 0.205

Viskositas minyak ( µo ) = 2.0 cp

Viskositas air ( µ w ) = 1.0 cp

Faktor Volume Formasi sekarang ( Bo ) = 1.0 RB/STB

Laju injeksi (iw) = 338 bbl/hari


Data permeabilitas relatif (Gambar 4.)

2. Tentukan fw (sama dengan langkah 3 Metode Buckley - Laverett - Welge).


3. Plot f w terhadap S w (sama dengan langkah 4 Metode Buckley - Laverett - Welge).

4. Tentukan S wbt dan S wbt ( sama dengan langkah 5 Metode Buckley - Laverett - Welge).

5. Mobilitas air untuk memindahkan minyak :


0.7 − 0.363
( S wbt ) = 0.7, maka S wD = = 0.78
1 − 0.205 − 0.363
krw = 0.78 (0.78)3.72 = 0.31

 0.31 1 
M _ =   = 0.62
S
 12 
6. Efisiensi area penyapuan saat breakthrough ( E Abt ) :

0.03170817 0.30222997
E Abt = 0.54602036 + + − 0.00509693 (0.62)
0.62 e 0.62
= 0.76

7. Volume pori ( V p )

V p = (10 acre)(43,560 sq.ft acre)(20 ft )(1 bbl 5.615 cu.ft )(0.15)


= 232,734 bbl
8. Volume air injeksi saat breakthrough ( Wibt ) :

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 21 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

Wibt = (0.76)(0.7 − 0.363)(232,734) = 59,431 bbl

9. (Wi )max dari pergerakan frontal dengan asumsi Qi 5 = Qi 2 pada WOR = 200, pada

f w 2 = 0.995, maka S w2 = 0.74 dan f ' w 2 = 0.306, sehingga :

(Qi )max (
= 1 f '
sw 2 ) = (1 0.306) = 3.27
(Wi )max = (Qi )max .Vpori = (3.27 )× (232,734) = 761,039 bbl

(1− E Abt ) 0.274


10. Wi100 = Wibt × e = 59,431× e (1−0.76 ) 0.274 = 144,265.78 bbl

11. Menghitung Qi* :

a. Selang Wibt < Wi < Wi100 menggunakan persamaan :

Qi*
*
= 1 + a1e − a1 [Ei (a 2 ) − Ei (a1 )]
Qibt
dimana :
a1 = 3.65 E Abt = 3.65 × (0.76) = 2.774
a 2 = a1 + ln (Wi Wibt ) = 2.774 + ln (67,832 / 59,339)
= 2.774 + 0.2517 = 3.0257
Wibt 59,339.96
*
Qibt = = = 0.337
E Abt .V p (0.76 )(232,734 )

maka :

( )
Q * = 1 + 2.774e −2.774 [Ei (3.0257 ) − Ei(2.774 )] × 0.337 = 0.336

b. Selang Wi100 < Wi < Wimax menggunakan persamaan :

Wi − Wi100 176,702.73 − 144,265.78


Qi* = Qi*100 + = 0.737 + = 1.015
Vpori 232,734

12. ∆Wi = 68,658 − 59,409 = 9,249 bbl

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 22 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

13. E A = 0.76 + 0.633 log (1.16 ) = 0.80

14. ∆E A = 0.80 − 0.76 = 0.04

' 1
15. f w = = 2.584
0.387
16. S w 2 = 0.6711 (dari grafik langkah 5).

17. f w 2 = 0.9154 untuk S w 2 = 0.6711 (dari grafik langkah 3).

18. f o 2 = 1 − 0.9154 = 0.085

19. Pertambahan produksi minyak :


Nn + N p 2,796 + [0.085 × (9,249 − 2,796 )]
= = 3,342 STB
Bo 1
dimana :
N n = [0.04 × (0.6650 − 0.363)× 232,734] = 2,796 bbl

20. Jumlah kumulatif perolehan minyak :

Nilai I :
[(0.6650 − 0.363)× 0.76] − 1 = 53,177 STB
1
Nilai selanjutnya : 3,342 + 53,177 = 56,519 STB

21. WOR dihitung dengan menggunakan persamaan :

WOR =
(9,249 − 2,796) − 0.085 (9,249 − 2,796) = 1.8
2,796
22. Tentukan waktu setelah injeksi (implementasi laju injeksi konstan) :
68,658
t= = 203 hari
338
23. Laju produksi minyak setelah fill up adalah slope plot Np vs waktu yaitu, 48.2 STB/hari

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 23 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

180000

160000

140000
yang diperoleh akibat injeksi, STB

120000
y = 48.176x + 60319
Kumulatif Minyak

100000

80000

60000

40000

20000

0
0 500 1000 1500 2000 2500

Waktu setelah injeksi, hari

24. Jika volume air yang diinginkan untuk injeksi diketahui (implementasi beda tekanan
konstan antara sumur produksi dan sumur injeksi ) sebesar 40,000 bbl dan 114,900 bbl,
perhitungan laju injeksi sebagai berikut :
a. Wi = 40,000 bbl

Wi 40,000
EA = = = 0.51
(
V p S bt − S wi ) 232,734 × (0.7 − 0.363)

E A < E Abt , maka mobilitas zona penyapuan adalah M s = 0.62

Dari Gambar 7, M s = 0.62 dan E A = 0.51 dibaca rasio konduktivitas γ = 0.84 .

Tentukan laju injeksi dasar (base) :


3.541(0.1)(20)(500 )
ib = = 284.7 bbl/hari
  466.7  
2 ln  − 0.699
  0.5  

Laju alir untuk injeksi :


Manajemen Produksi Hulu
TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 24 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

i = 284.7 × 0.84 = 239.1 bbl/hari


b. Wi = 114,900 bbl

E A = 0.94 dari tabel tabulasi perhitungan. S w5 = 0.719 dan (k rw )S w 5 = 0.376 .

Tentukan mobilitas rasio :


0.376 1
M sw5 = = 0.752
12
Dari Gambar 7, M sw5 = 0.752 dan E A = 0.94 dibaca rasio konduktivitas

γ = 0.80 .
Laju alir air untuk injeksi :
i = 284.7 × 0.80 = 227.7 bbl/hari

Tabulasi hasil perhitungan Metode Craig-Geffen-Morse

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 25 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

∆Wi Wi ∆E A S w2 S w5 WOR t
W i (bbl) W ibt EA Qi* (fraksi) f o2 N p (bbl) (bbl/bbl) (hari)
59409 0 1.0 0.76 0.000 0.336 0.665 0.101 0.699 53177.05 1.1 176
68658 9249 1.2 0.80 0.040 0.387 0.671 0.085 0.704 56518.65 1.8 203
77906 18497 1.3 0.83 0.035 0.435 0.675 0.076 0.708 60178.28 4.1 230
87155 27746 1.5 0.86 0.031 0.482 0.678 0.068 0.711 64097.15 6.1 258
96403 36994 1.6 0.89 0.028 0.527 0.681 0.062 0.714 68229.75 8.0 285
105652 46243 1.8 0.91 0.025 0.571 0.684 0.056 0.717 72510.22 9.8 313
114900 55491 1.9 0.94 0.023 0.614 0.687 0.052 0.719 76906.93 11.6 340
124149 64740 2.1 0.96 0.021 0.656 0.690 0.047 0.721 81396.31 13.4 367
133397 73988 2.2 0.98 0.020 0.697 0.692 0.044 0.723 85999.49 15.1 395
142645 83236 2.4 1.00 0.018 0.737 0.694 0.042 0.724 90710.30 16.7 422
175138 115729 2.9 1.00 0.003 0.876 0.698 0.034 0.729 94880.56 26.8 518
207630 148221 3.5 1.00 0.000 1.016 0.705 0.028 0.733 99019.73 34.8 614
240123 180714 4.0 1.00 0.000 1.156 0.712 0.022 0.737 102974.48 44.7 710
272615 213206 4.6 1.00 0.000 1.295 0.719 0.017 0.741 106511.00 59.3 807
305107 245698 5.1 1.00 0.000 1.435 0.722 0.015 0.743 110076.07 67.9 903
337600 278191 5.7 1.00 0.000 1.574 0.725 0.013 0.745 113720.41 75.3 999
370092 310683 6.2 1.00 0.000 1.714 0.727 0.012 0.747 117421.06 83.0 1095
402584 343175 6.8 1.00 0.000 1.854 0.728 0.011 0.749 121162.36 90.7 1191
435077 375668 7.3 1.00 0.000 1.993 0.730 0.010 0.750 124934.15 98.6 1287
467569 408160 7.9 1.00 0.000 2.133 0.731 0.009 0.751 128729.44 106.5 1383
500061 440652 8.4 1.00 0.000 2.273 0.733 0.009 0.752 132540.56 114.6 1479
532554 473145 9.0 1.00 0.000 2.412 0.734 0.008 0.753 136362.79 122.8 1576
565046 505637 9.5 1.00 0.000 2.552 0.735 0.008 0.754 140188.75 131.2 1672
597538 538129 10.1 1.00 0.000 2.691 0.736 0.007 0.755 144015.50 139.6 1768
630031 570622 10.6 1.00 0.000 2.831 0.737 0.007 0.756 147837.36 148.3 1864
662523 603114 11.2 1.00 0.000 2.971 0.737 0.006 0.756 151650.98 157.1 1960
695015 635606 11.7 1.00 0.000 3.11 0.738 0.006 0.757 155454.91 166.1 2056
727508 668099 12.2 1.00 0.000 3.25 0.739 0.006 0.757 159245.08 175.3 2152
760000 700591 12.8 1.00 0.000 3.389 0.739 0.005 0.757 163020.66 184.6 2249

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 26 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

GAMBAR – GAMBAR YANG DIGUNAKAN

Gambar 1. Contoh Linierisasi Pola Injeksi – Produksi

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 27 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

Gambar 2. Hubungan terhadap S w dan Penarikan Garis Singgung untuk sistem S wi 〉 S wc

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 28 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

Gambar 3. Contoh Permeability Variation pada kertas grafik probabilitas

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 29 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

Gambar 4. Kurva Permeabilitas Relatif

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 30 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

S w bt

1 .0

0 .9
fw b t

0 .8

0 .7
F ra k tio n a l F lo w ,

0 .6

0 .5

0 .4

0 .3

0 .2

0 .1

Sw bt
0 .0
0 .0 0 .1 0 .2 0 .3 0 .4 0 .5 0 .6 0 .7 0 .8 0 .9 1 .0

S a tu ra si A ir , S w

Gambar 5. Kurva Fractional Flow

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 31 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 .0 0

0 .9 6

0 .9 2
F rak tio na l F low ,

0 .8 8

0 .8 4

0 .8 0
0.6 4 0 .68 0.72 0.76

S aturasi A ir, Sw

Gambar 6. Kurva Fractional Flow setelah Breakthrough

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 32 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

Gambar 7 Grafik Korelasi Conductance Ratio Pola 5 Titik

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 33 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

Gambar 8. Permeability Variation vs Mobility Ratio untuk WOR = 1

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 34 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

Gambar 9. Permeability Variation vs Mobility Ratio untuk WOR = 5

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 35 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

Gambar 10. Permeability Variation vs Mobility Ratio untuk WOR = 25

Manajemen Produksi Hulu


TEKNIK RESERVOIR NO : TR 08.02
Halaman : 36 / 36
JUDUL : METODE EOR Revisi/Thn : 2/ Juli
SUB JUDUL : Peramalan Kinerja Injeksi Air 2003

Gambar 11. Permeability Variation vs Mobility Ratio untuk WOR = 100

Manajemen Produksi Hulu

Anda mungkin juga menyukai