Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH I

PADA Tn. N DENGAN PNEUMONIA DI RUANG


RAFLESIA RSUD KEPAHIANG

Disusun Oleh :
1. Cindy Eka Juniarni
2. Dapit Sopiana Silaban
3. Dea Monica
4. Dera Tri Yolendari
5. Desmita Putri Ani
Latar Belakang
Penumonia merupakan salah satu masalah kesehatan dan
penyumbang terbesar penyebab kematian. Menurut BAB I
sait.2017,peneumonia membunuh lebih bnayak dari pada
penyakit lain membunuh lebih dari 2 juta manusia setiap tahun
yang sebagian besar terjadi di Negara berkembang. Menurut
profil RSUD Kepahiang, pada tahun 2020 terdapat 59 kasus
pneumonia di RSUD Kepahiang.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat
dirumuskan masalah yang dibahas adalah “bagaimana
pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn.I yang
mengalami aspirasi pneumonia diruang raflesia RSUD
Kepahiang
Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus

Manfaat
1. Bagi Perawat
2. Bagi Institusi Pendidikan
3. Bagi Institusi Rumah Sakit
4. Bagi Pasien
BAB II
KONSEP TEORI
CONTENTS

Definisi
Pneumonia merupkan infeksi pada paru
yang bersifat akut. Penyababnya adalah
bakteri, virus,jamur bahan kimia atau
kerusakan fisik dari paru-paru, dan bisa
juga disebabkan pengaruh dari penyakit
lainnya.
Klasifikasi
CONTENTS
Menurut pendapat Amin & Hardi (2015)
1 、 Click here to add text. 2 、 Click here to add text.
 Pneumonia Click here toyaitu
lobaris add text.
terjadi pada seluruh atau Click here to besar
sebagian add text.dari lobus paru.
Disebut pneumonia bilateral atau ganda apabila kedua paru terkena.
 Pneumonia lobularis, terjadi pada ujung bronkhiolus, yang tersumbat oleh ekskudat
mukopurulen dan membentuk bercak konsolidasi dalam lobus yang berada
didekatnya.
3 、 Click
 Pneumonia
here to add text.
interstitial, proses inflamasi yang terjadi didalam dinding alveolar dan
Click here to add text.
interlobular.
Etiologi
Menurut Padila (2014) penyebab pneumonia :
 Bakteri CONTENTS
 Virus
Disebabkan
1 、oleh
Clickvirus influenza
here to addyangtext.menyebar melalui
2 、doplet
Click here to add text.
 Jamur Click here to add text. Click here to add text.
Disebabkan oleh jamur hitoplasma yang menyebar melalui udara yang mengandung spora
dan ditemukan pada kotoran burung, tanah serta kompos.
 Protozoa
Penyebaran infeksi melalui doplet dan di sebabkan oleh streptococcus pneumonia, melalui
selang infus yaitu stapilococcus aureus dan pemakaian ventilator oleh P. Aeruginosa dan
3 、 Click here
enterobacteriSelain diatastopenyebab 4 、 Click
add text.terjadinya pneumonia yaituhere to add
dari Non text.
Mikroorganisme :
• Bahan kimia Click here to add text. Click here to add text.
• Paparan fisik seperti suhu dan radiasi (Djojodibroto, 2014)
• Merokok
• Debu, bau-bau, dan polusi lingkungan (Ikawati, 2016)
Manifestasi Klinis

• Menggigil mendadak dan dengan cepat • Pneumonia berat : pipi memerah, bibir
berlanjut dengan demam (38, 5 derajat C dan kuku menunjukkan sianosis sentral
sampai 40,5 derajat C) • Sputum purulent berwarna seperti katar,
• Nyeri dada pleuritik yang semakin berat ketika
bernapas dan batuk.
bercampur darah, kental atau hijau,
• Pasien yang sakit parah mengalami takipnea bergantung pada agen penyebab.
berat (25 sampai 45 kali pernafasan/menit) • Nafsu makan buruk,dan pasien
dan dyspnea, prtonea ketika disangga. mengalami diaphoresis dan mudah lelah
• Nadi cepat, dapat meningkat 10 kali/menit per • Tanda dan gejala pneumonia dapat juga
satu derajat peningkatan suhu tubuh (celcius) bergantung pada kondisi utama pasien
• Bradikardi relative untuk tingginya demam (missal yang menjalani terapi
menunjukkan infeksi virus, infeksi
mikroplasma atau infeksi organisme
imunosupresan, yang menurunkan
legionella. resistensi terhadap infeksi
Komplikasi

Komplikasi pneumonia meliputi Pencegahan


hipoksia, gagal respiratorik, effuse
pleura, empyema, abses paru dan Pencegahan pneumonia yaitu
bacteremia disertai penyebaran infeksi menghindari dan mengurangi
ke bagian tubuh lain yang factor resiko, meningkatkan
menyebabkan meningitis, endocarditis, pendidikan kesehatan,
dan pericarditis (Paramita, 2015) perbaian gizi, pelatihan
petugas kesehatan dalam
diagnois dan penatalaksanaan
pneumonia yang benar dan
efektif. (Said, 2016)
Pemeriksaan Penunjang Penatalaksanaan

• Analisa gas darah Penatalaksanaan medis secara


• Pemeriksaan serologi umum untuk pneumonia menurut
• LED : meningkat Manurung (2016) adalah:
• Pemeriksaan fungsi paru • Pemberian antibiotic seperti :
• Elektrolit : natrium dan klorida penicillin, cephalosporin
mungkin rendah. pneumonia
• Bilirubin : mungkin meningkat • Pemberian antipiretik,
• Aspirasi perkutan/biopsy analgetik, bronkodilator
jaringan paru terbuka • Pemberian oksigen
• Pemberian cairan parental
sesuai indikasi
BAB III
Studi Kasus

Pengkajian

IDENTITAS KLIEN Keluhan Utama


Nama Klien :Tn. N
Jenis kelamin : Laki-laki
Usia/Tanggal lahirTET: ( 52 tahun ) / 04 Desember 1969
Pasien mengatakan demam
Status perkawinan : Kawin
kurang lebih 1 hari yang
Agama : Islam
lalu, batuk dan susah
Suku Bangsa : Rejang
mengeluarkan dahak,
Pendidikan : SMA
pasien mengatakan nyeri
Bahasa yang digunakan : Rejang
pinggang dan sesak nafas.
Pekerjaan : Petani
Alamat : Sukamerindu kec. Sungai serut kab.
Kepahiang
Kronologis keluhan utama

Faktor pencetus keluhan : Adanya • Timbulnya keluhan : 2 bulan yang lalu,


anggota keluarga yang pernah
mengalami sakit seperti pasien
namun keluhan memberat sejak kemarin
yang menjadi factor resiko, penyakit • Lamanya keluhan : Pasien mengatakan
1
asma yang di derita pasien serta pasien sesak beberapa bulan yang lalu
lingkungan rumah yang kurang • Upaya mengatasi : Pasien minum
bersih karena di pinggir jalan yang paracetamol dan di bawa istirahat
selalu banyak debu dan riwayat karena tidak kunjung membaik pasien di
meroko pasien menjadi factor bawah ke rumah sakit
pencetus penyakit.
• Penanganan yang telah dilakukan : Saat
2 merasa sakit pinggang & dada sakit
serta sesak klien hanya mengolesi
daerah yang sakit dengan balsem.
Riwayat Kesehatan Sekarang

Keluhan utama saat di kaji : Pasien 1


mengatakan batuk berdahak, pasien
mengatakan sesak, pasien mengatakan
pusing, tidak mampu batuk, nyeri diderah Keadaan umum : Baik
pinggang dengan skala 4 seperti tertusuk- Kesadaran : Composmentis
2 Tekanan darah : 140/100 mmHg
tusuk, pasien tampak gelisah, sulit
berbicara, suara nafas terdengar ronchi, Frek. Nadi : 100 x/m
pola nafas dalam dan cepat, tampak Frek. Napas : 25 x/m
sedikit meringis dan mengelus daerah Suhu : 36,5
pinggang, nyeri dada terutama saat batuk, 3
pasien sedikit pucat.
Click here to add text
Riwayat Kesehatan Dahulu

Penyakit yang pernah diderita : Hipertensi dan


1
Asma
Riwayat dirawat, Penyakit : Tidak ada
Tempat & Waktu : Tidak ada
Riwaayat operasi, jenis operasi : Tidak ada
Tempat & Waktu 2 : Tidak ada
Riwayat Merokok (jenis & lama) : Tidak ada
Riwayat Narkoba (jenis & lama) : Tidak ada
Riwayat Alkohol (jenis & lama) : Tidak ada
Riwayat Alergi (jenis & gejala)
3 : Tidak ada
 

4
Pemeriksaan fisik umum
• Keadaan umum : Baik
• Tingkat Kesadaran : compos mentis E: 4 V: 5 M: 6
• Berat badan : 63 kg Tinggi badan : 160 cm
• IMT : 18,0

Sistem penglihatan
• Posisi mata : Simetris antara kiri & kanan
• Kelopak mata : Simetris antara kiri & kanan, tidak ada nyeri
tekan, tidak kemerahan, bengkak, warna kulit
sama dengan yang lain
• Pergerakan bola mata : Pergerakan bola mata sama antara kiri & kanan
• Konjungtiva : An Anemis
• Kornea : Berwarna putih, tidak terdapat jaringan parut di sekitar kornea, & tidak ada kemerahan, serta pengkristalan di
daerah sekitar kornea
• Sclera : Tidak ikterik
• Pupil : Berwarna hitam, simetris kiri & kanan, berbentuk bulat, bereaksi terhadap cahaya, tidak kemerahan/bengkak

• Otot-otot mata : Dapat menggerakan mata dengan baik kekiri, kanan, atas, bawah dan dapat membuka serta menutup mata
dengan baik
• Fungsi penglihatan : Sudah menurun, pasien mengatakan untuk membaca matanya mulai sedikit kabur, terutama tulisan-
tulisan kecil
• Tanda-tanda radang : Tidak ada
• Pemakaian kaca mata : Tidak ada
• Pemakaian lensa kontak : Tidak ada
• Reaksi terhadap cahaya : Bereaksi terhadap cahaya
Sistem pendengaran • Retraksi dinding dada : Ada
• Daun telinga : Simetris kiri dan kanan, tidak • Frekuensi : 28 x/m
terdapat pembengkakan, nyeri tekan, warna • Irama : Regular
sama dengan warna kulit lainnya. • Jenis pernafasan : pernafasan dada
• Kondisi telinga tengah : Terdapat serumen, • Kedalaman : 1 cm, Hiperpnea, dalam dan
kondisi membrane timpani utuh, tidak terdapat cepat
bengkak/kemerahan • Batuk : Batuk berdahak, batuk saat
• Cairan dari telinga : Tidak ada malam dan pagi hari. Dada sakit saat batuk &
• Perasaan penuh di telinga : Tidak ada susah mengeluarkan sputum
• Tinnitus : Tidak ada • Sputum : Berwarna putih kental
• Fungsi pendengaran : Baik • Batuk darah : Tidak ada
• Gangguan keseimbangan : Tidak ada • Suara nafas : Ronchi
• Pemakaian alat bantu : Tidak ada • SPO2 : 90%

System pernafasan
• Jalan nafas : Ada sumbatan, berupa sekret
• Penggunaan otot bantu pernafasan : Tidak
menggunakan otot bantu pernafasan/cuping
hidung.
System kardiovaskuler
a. Sirkulasi peripher
• Frekuensi Nadi : 100 x/m
• Irama : Regular
• Kekuatan : Teraba kuat & cepat
• Tekanan darah : 140/100 mmHg
• Distensi vena jugularis Kanan : Tidak ada
• Distensi vena jugularis Kiri : Tidak ada
• Temperature kulit : 36,6 C (hangat)
• Warna kulit : Sawo matang
• Edema : Tidak ada
• Kapilarry Refill : Kembali dalam waktu lebih dari 3 detik
b. Sirkulasi jantung
• Kecepatan denyut apical : 100x/menit
• Bunyi jantung : BJ 1 lebih terdengar dari BJ 2 & tidak ada bunyi
jantung tambahan
• Irama : Regular
• Sakit dada : Ada terutama saat batuk
Pemeriksaan Nervus I – XII
• Nervus I ( olfaktorius) : penciuman, dapat
membedakan bau-bau spesifik dengan menutup
System hematologi mata
• Pucat : Pasien tampak pucat • Nervus II ( optikus) : penglihatan mata berespon
• Perdarahan : Tidak ada terhadap cahaya, penglihatan tajam dengan menutup
salah satu mata dengan tangan dan mata
  sebelahnya membaca snaillchat
System syaraf pusat • Nervus III, IV, V ( Nervi okulares) : gerakan mata,
• Keluhan sakit kepala : Tidak ada mengangkat kelopak mata keatas, kontraksi pupil
• Tingkat kesadaran : Compos mentis • Nervus V ( trigeminus) : gerakan mengunyah,
• Glasgow coma scale : E : 4 V : 5 M : 6 sensasi lidah, gigi, reflex kornea dan kedip
• Tanda-tanda peningkatan TIK : Tidak ada • Nervus VII ( fasialis ) : untuk ekspresi wajah
• Gangguan system persyarafan • Nervus VIII ( oktavus ) : untuk pendengaran dan
: Tidak
keseimbangan
ada • Nervus IX ( glosofaringeus ) : untuk membedakan
Pemeriksaan reflek sensasi rasa asam dan manis
Reflek fisiologis : patella (+) • Nervus X ( vagus ) : reflex muntah dan menelan
Reflek patologs : Babinski (-) • Nervus XI ( asesoris) : menggerakkan bahu pasien
dapat menggerakkan bahu
• Nervus XII ( hipoglosus ) : mengetahui gerakan lidah
Sistem pencernaan
a. Keadaan mulut
• Kondisi Mukosa dan gusi : Membran mukosa kering
• Kondisi Gigi : Kuning, terdapat caries
• Kondisi lidah : Baik tidak kotor, tidak ada lessi dan bengkak
• Kondisi Kerongkongan : Baik, tidak ada kemerahan, nyeri.
• Kondisi Tonsil : Baik tidak terdapat peradangan
b. Auskultasi abdomen : Bising usus 12 x/menit
c. Palpasi Abdomen : Tidak teraba hepatomegali dan spenomegali
d. Perkusi Abdomena : Abdomen kanan atas pekak, abdomen kiri atas timpani,
abdomen kanan bawah timpani, abdomen kiri bawah timpani
e. Keluhan pasien pada saluran cerna
f. Konsistensi feces : Lunak
g. Warna & Bau Feces : Kuning tua dan bauk has feses
Data Penunjang

• poto thorax Penatalaksanaan


• pemeriksaan laboratorium
• eritrosit 9700
• leukosit 4,6 • Infus RL 20 TPM
• GDS 102 • Omeprazole injeksi melalui
• HB 12,0 IV/24jam 1 vial 3x1
• Trombosit 235000 • Seftriaxsone injeksi melalui
• Ureum 118 IV/12jam 1 vial 3x1
• Kreatinin 1,9 • Ambroxole syrp 3x1
• Paracetamol tablet 500gr
3x1
Diagnosa Keperawatan

a. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d


hipersekresi jalan napas
b. Gangguan pertukaran gas b.d
perubahan membrane alveulos-kapiler
c. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik
Kesimpulan
Saran
Dari pelaksanaa asuhan keperawatan pada klien Pasien hendaknya harus mengenali
dengan pneumonia dapat disimpulkan : Konsep sejak dini gejala Pneuomnia
dasar teori dan asuhan keperawatan secara sehingga masalah kesehatan dapat
teoritis tentang pneumonia seperti pengertian, langsung diatasi agar tidak
anatomi dan fisiologi, etiologi, menifestasi klinis, menimbulkan komplikasi. Bagi
patofisiologi dan WOC, pemeriksaan penunjang, keluarga juga harus ikut serta dalam
penatalaksanaan, komplikasi, dan pengamatan mendukung pengobatan pasien
kasus dilapangan pada Tn. N di ruangan rawat misalnya dalam memberikan
inap Raflesia RSUD Kepahiang tahun 2021 dapat dukungan moril pada pasien baik
dipahami dengan baik oleh penulis. dalam pengobatan rumah sakit dan
dirumah.
清 END

THANKS

Anda mungkin juga menyukai