Anda di halaman 1dari 41

PEDOMAN

PEMBERIAN
SERTIFIKAT
PRODUKSI
PANGAN INDUSTRI
RUMAH TANGGA
(SPP-IRT)

SEKSI FARMASI, MAKANAN MINUMAN,


KOSMETIKA DAN TRADISIONAL
DINAS KESEHATAN
KABUPATEN BANDUNG BARAT
BIODATA

NAMA : H.RENDRA GUSTIAWAN, S.Kep.,MM


TTL : TASIKMALAYA, 9 JULI 1987
ALAMAT : CICALENGKA, KAB. BANDUNG
RIWAYAT PEKERJAAN :
- PUSKESMAS NGAMPRAH (2010 - 2011)
- STAF BIDANG YANKES (2011 - JULI 2017)
- KEPALA SEKSI MUTU (AGST 2017 – MARET 2018)
- KEPALA SEKSI FARMAMIN (MARET 2018 S.D
SEKARANG)
NO.HP : 082-120-694-189
EMAIL : rendrasangkuriang@gmail.com
AGENDA

• Dasar Hukum
1.

2. • Peraturan Kepala Badan

• Tujuan
3.
• Pedoman Pemberian
4. SPP-IRT
1. DASAR HUKUM
UU RI NO. 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN
Pasal 67 :
(1) Keamanan Pangan diselenggarakan untuk menjaga
Pangan tetap aman, higienis, bermutu, bergizi, dan tidak
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat.

Pasal 68 :
(1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin
terwujudnya penyelenggaraan Keamanan Pangan di
setiap rantai Pangan secara terpadu.
(2) Pemerintah menetapkan norma, standar, prosedur, dan
kriteria Keamanan Pangan.
(5) Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah wajib membina
dan mengawasi pelaksanaan penerapan norma, standar,
prosedur, dan kriteria Keamanan Pangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3)
lanjutan .........

UU RI NO. 18 TAHUN 2012 TENTANG PANGAN

Pasal 69 :
Penyelenggaraan Keamanan Pangan
dilakukan melalui:
a. Sanitasi Pangan;
b. Pengaturan terhadap bahan tambahan Pangan;
c. Pengaturan terhadap Pangan Produk Rekayasa
Genetik;
d. Pengaturan terhadap Iradiasi Pangan;
e. Penetapan standar Kemasan Pangan;
f. Pemberian jaminan Keamanan Pangan dan
Mutu Pangan; dan
g. Jaminan produk halal bagi yang dipersyaratkan.
lanjutan .........

PP NO. 28 TAHUN 2004 TENTANG KEAMANAN,


MUTU DAN GIZI PANGAN
(1) Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 42 ayat
(1) untuk pangan olahan yang diproduksi oleh industri rumah
tangga.
(2) Pangan olahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib
memiliki sertifikat produksi pangan industri rumah tangga.
(3) Sertifikasi produksi pangan industri rumah tangga
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterbitkan oleh
Bupati/Walikota.
(4) Kepala Badan menetapkan Pedoman Pemberian Sertifikat
Produksi Pangan Industri Rumah Tangga sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), yang meliputi antara lain :
a. jenis pangan;
b. tata cara penilaian ; dan
c. tata cara pemberian sertifikat produksi pangan
lanjutan .........

PP NO. 28 TAHUN 2004


PENJELASAN PASAL 43 AYAT (3)

Penerbitan Sertifikat Produksi


Pangan Industri Rumah Tangga
(SPP–IRT) oleh Bupati / Walikota
didasarkan atas dipenuhinya
persyaratan Cara Produksi yang
Baik untuk Industri Rumah Tangga
yang meliputi antara lain :
- Persyaratan sanitasi,
- Penggunaan Bahan Tambahan
Pangan (BTP) , dan
- Label pangan
2. PERATURAN KEPALA BADAN
POM RI

PERATURAN
KEPALA BADAN
PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 22 TAHUN 2018

TENTANG

PEDOMAN PEMBERIAN SERTIFIKAT


PRODUKSI
PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA
TANGGAL 13 AGUSTUS 2018
lanjutan .........

DEFINISI Antara lain :


 Industri Rumah Tangga Pangan adalah
perusahaan pangan yang memiliki tempat usaha di
tempat tinggal dengan peralatan pengolahan pangan
manual hingga semi otomatis.
 Pangan Produksi IRTP adalah pangan olahan hasil
produksi Industri Rumah Tangga Pangan yang
diedarkan dalam kemasan eceran dan berlabel
 Label Pangan adalah setiap keterangan mengenai
pangan yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi
keduanya, atau bentuk lain yang disertakan pada
pangan, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada,
atau merupakan bagian kemasan pangan.
lanjutan .........

 Produksi Pangan adalah kegiatan atau proses


menghasilkan, menyiapkan, mengolah, membuat,
mengawetkan, mengemas, mengemas kembali
dan/atau mengubah bentuk pangan
 Kemasan Pangan adalah bahan yang digunakan
untuk mewadahi dan/atau membungkus Pangan,
baik yang bersentuhan langsung dengan Pangan
maupun tidak.
 Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah
Tangga (SPP-IRT), adalah jaminan tertulis yang
diberikan oleh Bupati/Walikota terhadap pangan
produksi IRTP di wilayah kerjanya yang telah
memenuhi persyaratan pemberian SPP-IRT dalam
rangka peredaran Pangan Produksi IRTP.
lanjutan .........

 Nomor P-IRT adalah nomor pangan IRT yang menjadi


bagian tidak terpisahkan dari SPP-IRT dan wajib
dicantumkan pada label pangan IRT yang telah
memenuhi persyaratan pemberian SPP-IRT.
 Penyuluh Keamanan Pangan (PKP) adalah PNS
yang mempunyai kualifikasi PKP yang mempunyai
kompetensi sesuai dengan bidangnya dalam produksi
pangan dan diberi tugas untuk melakukan penyuluhan
keamanan pangan dari organisasi yang kompeten.
 Pengawas Pangan Kabupaten/Kota (District Food
Inspector/DFI) adalah PNS yang mempunyai
kualifikasi DFI, yang mempunyai kompetensi sesuai
dengan bidangnya dalam produksi pangan dan diberi
tugas untuk melakukan pengawasan keamanan
pangan IRTP dalam rantai pangan dari organisasi
yang kompeten.
lanjutan .........

1. Pemberian SPP-IRT (Pasal 2)


1.1. Oleh Bupati / Walikota
c.q. Unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)
1.2. Memenuhi persyaratan :
a. Memiliki sertifikat PKP
b. Hasil pemeriksaan sarana produksi IRTP memenuhi syarat
c. Label Pangan memenuhi ketentuan peraturan

2. Masa Berlaku SPP-IRT (Pasal 4)


2.1. Berlaku 5 (lima) tahun
2.2. perpanjangan dapat diajukan paling lambat 6 bulan sebelum
masa berlaku SPP-IRT berakhir dan dapat diperpanjang
selama memenuhi persyaratan
2.3. Masa berlaku berakhir  pangan dilarang diedarkan

3. Penyampaian Informasi Pemberian SPP-IRT (Ps 4)


Secara periodik setiap 3 (tiga) bulan ke Kepala Badan POM RI

4. Jenis Pangan yang Diizinkan mendapat SPP-IRT (Ps 3)


Terdapat pada lampiran II Peraturan Kepala Badan POM RI tentang Pedoman
Pemberian SPP-IRT
3. TUJUAN

Pedoman ini
dimaksudkan
sebagai dasar bagi
Bupati/Walikota
c.q. Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
dalam pemberian
Sertifikat
Produksi Pangan
Industri Rumah
Tangga (SPP-IRT).
4. PEDOMAN PEMBERIAN SPP-IRT
A. TATA CARA PEMBERIAN SPP-IRT

Tahapannya ???????
1. Penerimaan Pengajuan Permohonan
2. Penyelenggaraan Penyuluhan
Keamanan Pangan
3. Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan IRT
4. Pemberian Nomor P-IRT
lanjutan .........

1. PENERIMAAN PENGAJUAN PERMOHONAN


(1)Permohonan SPP-IRT
diterima oleh Bupati/Walikota
c.q. Unit Pelayanan Terpadu
Satu Pintu
 SIAPA YANG MENGAJUKAN ?
 DATANYA APA DAN BAGAIMANA ?
 SIAPA YANG MENDATA ?
 FORMULIRNYA ?
lanjutan .........

(2) Permohonan SPP-IRT Dievaluasi


Kelengkapan dan Kesesuaiannya :
2.1. Formulir yang memuat informasi sebagai berikut :
(a) Nama jenis pangan (g) Nama, alamat, kode pos
(b) Nama dagang dan nomor telepon IRTP
(c) Jenis kemasan (h) Nama pemilik
(d) Berat bersih/isi bersih (i) Nama penanggungjawab
(mg/g/kg atau ml/l/kl) (j) Informasi tentang masa
(e) Komposisi simpan (kedaluwarsa)
(f) Tahapan produksi (k) Informasi tentang kode
produksi
2.2. Dokumen lain antara lain :
(a) Surat keterangan atau izin usaha dari Instansi
yang berwenang
(b) Rancangan label pangan
lanjutan .........

2. PENYELENGGARAAN PENYULUHAN
KEAMANAN PANGAN
SPP
(1) Penyelenggara : -IRT
Dikoordinir oleh Bupati /
Walikota c.q. Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota
(2) Kriteria Tenaga PKP :
- PNS
- Memiliki Sertifikat Kompetensi PKP
- Ditugaskan Bupati / Walikota c.q.
Dinas Kesehatan Kab / Kota HS, CPPB

(3) Narasumber :
Tenaga PKP dari Dinas Kesehatan P-IRT

Kabupaten / Kota dan Balai


Besar/Balai POM Setempat
(4) Peserta PKP:
Pemilik dan / atau Penanggung Jawab IRTP
lanjutan .........

(5) Materi Penyuluhan :


5.1. Materi utama :
 Peraturan perundang-undangan di bidang pangan
 Keamanan dan Mutu Pangan
 Teknologi Proses Pengolahan Pangan
 Prosedur Operasi Sanitasi yang Standar
(Standard Santitation Operating Procedure /SSOP)
 Cara Produksi Pangan Yang Baik untuk Industri
Rumah Tangga (CPPB-IRT).
 Penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP)
 Persyaratan Label dan Iklan Pangan

5.2. Materi pendukung :


 Pencantuman Label Halal
 Etika Bisnis dan
Pengembangan Jejaring Bisnis IRTP
lanjutan .........

(6) Metoda Penyuluhan Keamanan


Pangan : 123/4567/89
Ceramah, diskusi, demonstrasi /
peragaan simulasi, pemutaran
video, cara lain yang mendukung
pemahaman Tahun
Penerbitan
sertifikat
(7) Sertifikat Penyuluhan
Keamanan Pangan:
- Pemilik/ Kode provinsi dan
Penanggungjawab Kab./kota
lulus PKP dengan
nilai post test
minimal 60 Nomor urut tenaga
- Penomoran Yg memperoleh Sertifikat
Sertifikat
lanjutan .........

3. PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI


PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA

(1) Setelah pemilik / penanggungjawab


memiliki Sertifikat PKP
(2) Tenaga Pemeriksa :
- PNS
- memiliki Sertifikat Kompetensi
Pengawas Pangan Kabupaten/
Kota (DFI)
- dilengkapi surat tugas dari
Bupati/ Walikota cq. Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota
lanjutan .........

(3) Sesuai dengan Peraturan


Kepala Badan POM RI
tentang Tata Cara
Pemeriksaan Sarana
Produksi Pangan Industri
Rumah Tangga

(4) Hasil pemeriksaan


menunjukkan level I – II
akan diberi SPP-IRT
lanjutan .........

4. PEMBERIAN NOMOR P-IRT


Minimal 15
P-IRT No. 1234567890123 – 45
(lima belas)
Digit ke-1
digit = Jenis kemasan

Digit ke-2,3 = Jenis pangan/produk

Digit ke-4,5,6,7 = Kode Provinsi dan Kab/Kota

Digit ke-8,9 = Nomor urut produk pangan yang


telah mendapat SPP-IRT

Digit ke-10,11,12,13 = Nomor urut IRTP di Kab/Kota

Digit ke-14,15 = Tahun berakhir masa berlaku


lanjutan .........

(1) Nomor P-IRT


diberikan untuk 1
(satu) jenis pangan
IRTP
(2) Setiap perubahan,
baik penambahan
maupun pengurangan
provinsi,
kabupaten/kota,
pemberian nomor disesuaikan
dengan kode baru untuk Provinsi,
Kabupaten, dan Kota yang
diterbitkan oleh instansi yang
berwenang dalam penerbitan kode
propinsi, kabupaten dan kota.
lanjutan .........

PEMBERIAN SERTIFIKAT
OLEH PEMDA KABUPATEN/KOTA

Sertifikat Penyuluhan Sertifikat Produksi Pangan


Keamanan Pangan (PKP) IRT (SPP-IRT)

Mengikuti acara Diperiksa Sarana Produksinya


Penyuluhan Keamanan Pangan

Hasil Post test Berita Acara


Minimal 60 Pemeriksaan
Minimal Level I - II
B. PERPANJANGAN SPP – IRT DAN
PERUBAHAN PEMILIK
1. PENGAJUAN PERPANJANGAN
Pengajuan perpanjangan SPP-IRT
dapat dilakukan paling lambat
6 (enam) bulan sebelum masa
berlaku SPP-IRT berakhir.

2. PERUBAHAN PEMILIK /
PENANGGUNGJAWAB
Perubahan pemilik / penanggungjawab
IRTP harus dilaporkan pada
Bupati/Walikota cq. Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
C. PENCABUTAN SPP – IRT
1. PENCABUT
Dicabut oleh Bupati/Wali Kota
c.q. Unit Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten / Kota

2. ALASAN PENCABUTAN
a.pemilik dan/atau penanggung jawab perusahaan melakukan
pelanggaran terhadap peraturan di bidang pangan;
b.Pangan Produksi IRTP terbukti sebagai penyebab Kejadian Luar
Biasa (KLB) keracunan pangan;
c. Pangan IRTP terbukti mengandung bahan berbahaya dan/atau
bahan kimia obat (BKO);
d.Pangan Produksi IRTP mencantumkan klaim selain
peruntukannya sebagai Pangan Produksi IRTP;
e. lokasi sarana produksi Pangan Produksi IRTP tidak sesuai
dengan lokasi yang tercantum dalam dokumen pendaftaran pada
saat mendapatkan SPPIRT dan/atau dokumen yang didaftarkan
pada saat pemberian SPP-IRT; dan/atau
f. sarana dan/atau produk Pangan Olahan yang dihasilkan terbukti
tidak sesuai dengan SPP-IRT yang telah diberikan.

Pencabutan SPP-IRT sebagaimana dimaksud pada ayat (1) juga


dapat dilakukan berdasarkan rekomendasi yang diterbitkan oleh
Badan Pengawas Obat dan Makanan.
D. MONITORING SPP – IRT

Bupati/Walikota cq.
Dinas Kesehatan
kabupaten/Kota wajib
melakukan monitoring
terhadap pemenuhan
persyaratan SPP-IRT
yang telah diterbitkan
minimal 1 (satu) kali
dalam setahun
GELOMBANG 1 TH.2020
GELOMBANG 2 TH.2020
PENGERTIAN KODE
KODE PROVINSI 2 (DUA) DIGIT
SUMATERA : 11 S/D 30
JAWA : 31 S/D 50
BALI, NTB,NTT : 51 S/D 60
KALIMANTAN : 61 S/D 70
SULAWESI : 71 S/D 80
AMBON : 81 S/D 90
PAPUA : 91 KE ATAS
KODE KABUPATEN/KOTA 4 (EMPAT) DIGIT
KABUPATEN : 01 S/D 70
KOTA : 71 KE ATAS
lanjutan .........

1. KODE PROVINSI
11 ACEH
12 SUMATERA UTARA
13 SUMATERA BARAT
14 RIAU
15 JAMBI
16 SUMATERA SELATAN
17 BENGKULU
18 LAMPUNG
19 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
21 KEPULAUAN RIAU
lanjutan .........

31 DKI JAKARTA 51 BALI


32 JAWA BARAT 52 NUSA TENGGARA
33 JAWA TENGAH BARAT
34 DI YOGYAKARTA 53 NUSA TENGGARA
35 JAWA TIMUR TIMUR
36 BANTEN
lanjutan .........

61 KALIMANTAN 71 SULAWESI UTARA


BARAT 72 SULAWESI TENGAH
62 KALIMANTAN 73 SULAWESI SELATAN
TENGAH 74 SULAWESI TENGGARA
63 KALIMANTAN 75 GORONTALO
SELATAN 76 SULAWESI BARAT
64 KALIMANTAN
TIMUR
lanjutan .........

81 MALUKU
82 MALUKU UTARA
91 PAPUA BARAT
94 PAPUA
2. KODE JENIS PANGAN YANG DIIZINKAN
UNTUK MEMPEROLEH SPP-IRT

01 HASIL OLAHAN DAGING KERING


02 HASIL OLAHAN IKAN KERING
03 HASIL OLAHAN UNGGAS KERING
04 HASIL OLAHAN SAYUR
05 HASIL OLAHAN KELAPA
06 TEPUNG DAN HASIL OLAHNYA
07 MINYAK DAN LEMAK
08 SELAI, JELI DAN SEJENISNYA
09 GULA, KEMBANG GULA DAN MADU
lanjutan .........

10 KOPI DAN TEH KERING


11 BUMBU
12 REMPAH-REMPAH
13 MINUMAN SERBUK
14 HASIL OLAHAN BUAH
15 HASIL OLAHAN BIJI-BIJIAN,
KACANG-KACANGAN DAN UMBI
lanjutan .........

3. KODE KEMASAN PANGAN IRT*


NO KODE JENIS KEMASAN KETERANGAN
1. 1 GELAS (GLASS) Tidak digunakan untuk pangan yang
disterilisasi komersial
2. 2 PLASTIK Tidak digunakan untuk pangan yang
disterilisasi komersial atau pasteurisasi
3. 3 KARTON/KERTAS
4. 4 KALENG Tidak digunakan untuk pangan yang
disterilisasi komersial
5. 5 ALUMINIUM FOIL Termasuk aluminium foil kombinasi
plasik **)
6. 6 LAIN-LAIN Misalnya daun
7. 7 Komposit ***)
8. 8 Ganda ****)
lanjutan .........

CATATAN :
*) yang dimaksud dengan kemasan disini adalah kemasan eceran
baik berupa kemasan primer atau kemasan primer dan sekunder

**) Aluminium kombinasi plastik :


yaitu kemasan alumunium di satu sisi dan sisi lainnya berupa
plastik transparan yang tembus pandang sehingga bentuk dan
warna produk pangan di dalamnya dapat dilihat, umumnya
berbentuk standing pouch

***) Kemasan Komposit adalah kemasan yang terbuat dari dua atau
lebih bahan kemasan yang berbeda, misal plastik dengan
aluminium foil, kertas dengan aluminium foil

****) Kemasan Ganda adalah kemasan yang terdiri dari dua atau lebih
jenis kemasan yang berbeda pada satu produk pangan, contoh :
kemasan primer dan sekunder pada satu produk, misalnya
Aluminium foil sebagai kemasan primer dan karton sebagai
kemasan sekunder
ALUR PENERBITAN P-IRT
1
PEMOHON
PEMOHON DPMPTSP
DPMPTSP
7
2
6
3 4
PENYULUHAN
PENYULUHAN DINKES
DINKES PEM.SARANA
PEM.SARANA
3.1 5 4.1

SERTIFIKAT
SERTIFIKAT SERTIFIKAT
SERTIFIKAT
PENYULUHAN
PENYULUHAN P-IRT
P-IRT(SPP-IRT)
(SPP-IRT)

BALAI
BALAIBESAR/
BESAR/ DINKES
DINKES
BALAI
BALAIPOM
POM PROV..
PROV

Langsung Tembusan
SILAHKAN MENGHUBUNGI KAMI

1. DINAS KESEHATAN KAB.BANDUNG BARAT


2. SEKSI FARMASI, MAKANAN MINUMAN,
KOSMETIK, TRADISIONAL
BIDANG SDK
Jl. Raya Padalarang Cisarua KM.2, Mekarsari - Ngamprah
Telp. : 022 27010103
Fax. : 022 27010103
Email : farmaminkbb@gmail.com

3. LAYANAN PENGADUAN :
Instagram : @dinkeskbb
email : farmaminkbb@gmail.com /
rendrasangkuriang@gmail.com
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai