Anda di halaman 1dari 16

Perjalanan Pengaturan

KAPITA SELEKTA III


Klasifikasi dan
Perizinan Rumah Sakit Khusus
DOSEN PENGUJI : Prof. Dr. apt. Shirly Kumala, M.Biomed
Disusun Oleh Kelompok 19
Sefti Qurniati Komsi (2020001175)
Septia Fanny Wandari (2020001176)
Serlin Natalia Fono (2020001177)
Rezita Gunawan Tanjung (2020001214)
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2021
Agenda 01 PENDAHULUAN
02 MATERI POKOK
03 PENUTUP
04 DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Fasilitas Perizinan
Pelayanan
Kesehatan Klasifikasi
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan
masalahnya adalah :
1. Bagaimana Tinjauan Yuridis Tentang Perizinan
Dalam Sistem Penyelenggaraan Pemerintahan?
2. Bagaimana Prosedur Perizinan Mendirikan
Bangunan Rumah Sakit Khusus? Tujuan
1. Untuk mengetahui Bagaimana Tinjauan
Yuridis Tentang Perizinan Sistem Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan.

2. Untuk mengetahui Bagaimana Prosedur


Perizinan Mendirikan Bangunan Rumah Sakit
Khusus
MATERI POKOK
PERIZINAN RUMAH Menurut lampiran Permenkes No. 147 Tahun 2010, untuk
SAKIT memperoleh izin mendirikan, rumah sakit harus memenuhi
syarat yang meliputi:
1. Studi kelayakan Rumah Sakit
2. Master plan
3. Status kepemilikan
4. Persyaratan pengolahan limbah
5. Luas tanah dan sertifikasinya
6. Penamaan Rumah Sakit

Rumah
Sakit
Umum

Rumah
Sakit
Khusus
PERJALANAN 1. UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Klasifikasi Dan
Perizinan Rumah Sakit
KLASIFIKASI a. Rumah Sakit khusus kelas A
DAN PERIZINAN b. Rumah Sakit khusus kelas B
RUMAH SAKIT c. Rumah Sakit khusus kelas C.
Izin Rumah Sakit dapat dicabut jika :
KHUSUS - Habis masa berlakunya
- Tidak lagi memenuhi persyaratan dan standar
- Terbukti melakukan pelanggaran terhadap peraturan
perundang-undangan.
- Atas perintah pengadilan dalam rangka penegakan
hukum

2. PMK NO. 147/MENKES/PER/2010 Tentang


Perizinan Rumah Sakit peraturan ini
mengatur mengenai tata cara mendirikan
rumah sakit baik itu oleh pemodal dalam negeri
maupun pemodal asing. Permohonan izin
diajukan berdasarkan klasifikasi rumah sakit
yang akan didirikan
4. PMK NO.56 TAHUN 2014 tentang Klasifikasi dan
Perizinan Rumah Sakit
Permenkes no 56 Tahun 2014 Adalah Permenkes
yang menyempurnakan dan mencabut :
a. Permenkes no 147 tahun 2010 tentang perizinan
Rumah Sakit
b. Permenkes no 340 tahun 2010 tentang klasifikasi
Rumah Sakit
c. KMK 2264/MENKES/SK/XI/2011 tentang
pelaksanaan perizinan RS.

3. PMK NO.340 /MENKES/ PER/ III/ 2010 Tentang


Klasifikasi Rumah Sakit
Klasifikasi Rumah Sakit Khusus ditetapkan berdasarkan
a. Pelayanan
b. Sumber Daya Manusia
c. Peralatan
d. Sarana dan Prasarana
e. Administrasi dan Manajemen
5. PMK NO.30 Tahun 2019 Tentang Klasifikasi
6. PMK NO.3/2020 Tentang Klasifikasi Dan
Dan Perizinan Rumah Sakit
Perizinan Rumah Sakit
PERIZINAN RUMAH SAKIT
PMK No 30/2019 ini adalah tidak disebutkan (telah
a. IZIN MENDIRIKAN DAN IZIN OPERASIONAL
dihilangkan) secara rinci jenis – jenis pelayanan
b. IZIN OPERASIONAL
apa saja yang termasuk dalam kategori pelayanan
c. IZIN PELAYANAN KESEHATAN TERTENTU
subspesialis dasar dan apa – apa saja kelompok
pelayanan subspesials lain. Hilangnya Pelayanan
Penunjang Medik, yang terdiri dari:
a. Pelayanan Penunjang Medik Spesialis
b. Pelayanan Penunjang Medik Subspesialis
c. Pelayanan Penunjang Medik lain
Klasifikasi Rumah Sakit Khusus (RSK) Kelas A, B
dan C tidak lagi berdasarkan memiliki kemapuan
pelayanan medik spesialis dan subspesialis, tetapi Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah
hanya berdasarkan Jumlah Tempat Tidur, sebagai Sakit khusus paling sedikit terdiri atas:
berikut : a. Pelayanan medik
RSK Kelas A : Paling sedikit 100 buah b. Pelayanan keperawatan dan/atau kebidanan
RSK Kelas B : Paling sedikit 75 buah c. Pelayanan penunjang medik
RSK Kelas C : Paling sedikit 25 buah d. Pelayanan penunjang nonmedik
PENUTUP
KESIMPULAN
- Pengaturan Klasifikasi Rumah Sakit ditetapkan berdasarkan pelayanan,
sumber daya manusia, perlatan, sarana dan prasarana, administrasi dan
manajemen.

- Sebelum memperoleh izin mendirikan Rumah Sakit, diperlukan beberapa


syarat yang meliputi studi kelayakan, master plan, status kepemilikan
rekomendasi izin mendirikan, izin Undang-Undang gangguan (HO),
persyaratan pengelolaan limbah, luas bangunan (IPB) dan surat izin tempat
usaha (SITU).
SARAN
1. Perizinan dalam penyelenggaraan pemerintahan masih kurang dari yang diharapkan, hal ini banyak
peraturan tentang perizinan yang saling berbenturan, dibutuhkannya suatu koordinasi yang lebih insentif
antara semua yang berurusan dengan perizinan dalam penyelenggaraan pemerintahan. Dan banyaknya
kebijakan peraturan perizinan serta berubah-ubahnya peraturan perizinan dalam penyelenggaraan
pemerintahan membuat proses perizinan menjadi lambat dikarenakan banyaknya hal yang terbaru yang
harus di penuhi dalam proses perizinan rumah sakit, harapan kedepannya agar perizinan dalam
penyelenggaraan pemerintahan agar lebih simpel tidak terlalu rumit, agar memudahkan pihak rumah sakit
dalam melakukan perizinan mendirikan rumah sakit.

2. Peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan hendaklah dijalankan dengan penuh


tanggungjawab serta disiplin dan konsisten.

3. Diharapkan semua proses dapat dipermudah dalam proses izin pendirian rumah sakit guna kepentingan
umum agar mampu mempercepat pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan medis serta lebih
berkoordinasi lagi dalam hal perizinan pendirian rumah sakit
DAFTAR PUSTAKA
1. Adisapoetra, R. Kosim. 1978. Pengantar Ilmu Hukum Administrasi Negara, Pradnya Paramita, Jakarta
Bremen, Jan. Menjinakkan Sang Kulit Politik Kolonial Pada Awal Abab Ke-20. Pustaka Utama Grafiti, Jakarta.HR,
Ridwan. 2006. 2. Hukum Administrasi Negara , PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta
3. Ibrahin, Jhonny, 2005. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayu Media Publishing. Jakarta.
4. Muchsan, 1982, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, Liberty, Yogyakarta.
5. M. Hadjon, Philipus, 2005. Pengantar Hukum Administrasi Indonesia. Gadjah et.al. 1993, Pengantar Hukum
Administrasi Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.Mada University Press, Yogyakarta.
6. Muchsan, 1982, Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, Liberty, Yogyakarta.
7. Peraturan Menteri Kesehatan No. 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.
8. Pudyatmoko, Y. Sri. 2009. Perizinan Problem Dan Upaya Pembenahan, PT, Gramedia Widiasarana Indonesia,
Jakarta
9. Pohan S. Imbalo, 2004. Jaminan Mutu Kesehatan : Dasar-dasar Pengertian dan Penerapan. EGG, Jakarta Sutedi,
Adrian. 2008. Hukum Perizinan dalam Sektor Pelayanan Publik. Sinar Grafika, Jakarta.
10. Utrecht, E. 1957. Pengantar dalam Hukum Indonesia, Ichtiar, Jakarta.
11. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2021 Tentang Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
12. Departemen Kesehatan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
13. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor147/MENKES/PER/I Tentang Perizinan
Rumah Sakit. Peratur Menteri Kesehat tentang Perizinan Rumah Sakit. 2010;
14. Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 340/MENKES/PER/III/2010. 2010;60.
15. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014.
Klasifikasi Dan Perizinan Rumah Sakit. 2014
16. Kemenkes. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2019 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit.
Peratur Menteri Kesehat Republik Indonesia. 2019;Nomor 65(879):106.
17. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2020.
Menteri Kesehat Republik Indones. 2020;39(1):80.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai