Anda di halaman 1dari 17

REVIEW JURNAL

Mata Kuliah :

TEKNOLOGI PENGECORAN TITLE


DISUSUN OLEH : LOREM
ALEXANDER HMARPAUNG ( 5193520004)
ALFREDO NABABAN ( 5193520009) IPSUM
CAVIN ADRIAN SITOMPUL (5193520011) DOLOR SIT AMET
YOSEPH REZA TAMPUBOLON (5193520020)
YUSUF BRATAH YUDA SEMBIRING DEPARI
( 5193520013)

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
ANALISIS JURNAL

Judul

PENGARUH PENGECORAN ULANG TERHADAP

KEKUATAN TARIK DAN KEKERASAN


 
PADA ALUMINIUM COR DENGAN CETAKAN PASIR
Jurnal 1  

Volume & Halaman 5 Halaman


Tahun 2010
Penulis Helmy Purwanto, Mulyonorejo

Reviewer Kelompok 1
   
Tanggal 07Januari 2021
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengecoran ulang terhadap kekuatan
tarik
dan kekerasan pada aluminium.

Subjek Penelitian Bahan yang digunakan adalah aluminium yang beredar di


pasaran. Material dilebur diatas tungku pengecoran dan dituang pada temperatur 7500C
dengan menggunakan cetakan pasir. Hasil pengecoran kemudian dibuat spesimen pengujian
tarik menurut standart JIS Z 2201 No. 14 untuk pengujian tarik dan spesimen pengujian
kekerasan.

Metode Penelitian Pengecoran ulang dilakukan tiga kali dengan kondisi penuangan yang sama dan
masing-masing masing pengecoran dibuat tiga spesimen. Dari hasil pengujian bahwa untuk
pengecoran ulang I terhadap pengecoran ulang II kekuatan tarik turun 3.9% dan kekerasannya
turun 5.1% dan setelah dilakukan pengecoran ulang III kekuatan tarik turun sekitar 8.9 % dan
kekerasannya turun sekitar 27 %.
Kesimpulan dari hasil penelitian adalah bahwa pengecoran
Defenisi ulang akan menurunkan kekuatan tarik dan kekerasan aluminium cor.
 

Tegangan tarik maksimum pada variasi pengecoran ulang I sampai pengecoran


Hasil penelitian ulang III pada temperatur tuang 750oC ditunjukkan pada Gambar 2 dimana pada raw
material mempunyai tegangan tarik maksimum sebesar 19.98 kg/mm2. Tegangan tarik
maksimum pada pengecoran ulang I terhadap raw material turun dari 19.98 kg/mm2
menjadi 11.69 kg/mm2 atau turun sekitar 41 %. Setelah dilakukan pengecoran ulang II
tegangan tarik maksimum turun lagi menjadi 11.23 kg/mm2 atau turun 3.9 % demikian
juga setelah dilakukan pengecoran ulang III tegangan tarik maksimumnya juga turun
menjadi 10.23 kg/mm2 atau turun 8.9 %. Pengujian ini menunjukkan penurunan
kekuatan tarik maksimum, sesuai yang dilaporkan oleh Purnomo, 2004 pada aluminium
tuang 320 yang mengalami penurunan kekuatan tarik setelah dilakukan pengecoran
ulang, hal ini disebabkan karena karena adanya porositas yang disebabkan timbulnya
gas H2 saat proses peleburan. Penurunan kekuatan tarik juga dapat disebabkan oleh
masuknya kotoran pada saat peleburan karana peleburan menggunakan bahan bakar
minyak tanah.
Berdasarkan hasil penelitian pada proses pengecoran ulang pada aluminium
Kesimpulan murni dengan menggunakan cetakan pasir dan temperatur tuang 750oC dapat ditarik
Penelitian kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengecoran ulang menyebabkan penurunan pada kekutan tarik yaitu dari
pengecoran I ke pengecoran II turun sekitar 3.9 % sedang penurunan dari pengecoran ulang
II ke pengecoran III turun 8.9%atau rata-rata penurunan setelah
dilakukan pengecoran ulang adalah 6.4 %.
2. Pengecoran ulang juga berpengaruh pada penurunan regangan. Rata-rata
penurunannya sebesar 11 % .
3. Pengecoran ulang juga menurunkan kekerasan material dari pengecoran I ke
pengecoran II turun dari 19.3 BHN menjadi 18.03 BHN atau turun sebesar 5.1%
dan dari pengecoran ulang II ke pengecoran ulang III turun dari 18.03 BHN
menjadi 13.1 BHN atau turun sebesar 27 %.
Judul Penerapan Metode Sentrifugal pada Proses Pengecoran Produk
Jurnal 2 Komponen Otomotif Velg Sepeda Motor

Volume dan Halaman 8 Halaman


Tahun -
Penulis Fajar Febrianto Kusuma Palagan
Reviewer Kelompok 1

Tanggal 07januari 2021


Tujuan Penelitiaan Perkembangan industri pengecoran semestinya tidak terlepas dari penelitian awal tentang
pembelajaran yang ada di lingkungan sekolah. Sehingga satu produk yang baik adalah
produk yang terlebih dahulu diteliti dan diuji dalam lingkungan industry dalam sekolah,
sehingga
membuat rasa puas ketika menggunakannya, dan salah satu produk itu adalah velg, part
yang digunakan pada roda sepeda motor.
Subjek Penelitian Pengamatan struktur mikro menunjukkan bahwa ukuran butiran pada tuangan sentrifugal akan
semakin halus butirannya pada sisi terluar. Penjelasan dari hasil pengamatan ini disebabkan karena
adanya gaya sentrifugal (CF) selama proses penuangan kedalam cetakan. Logam cair akan dilempar
oleh gaya sentrifugal sehingga menimbulkan tekanan pada setiap layer, hal ini juga menjelaskan bahwa
produk yang dibuat dengan menggunakan metoda ini bebas cacat, sisi terluar dari produk sentrifugal
akan memiliki sifat mekanis yang baik dibandingkan dengan sisi tengah produk akibat tekanan gaya
sentrifugal.

Metode penelitian Peneliti ini dilakukan dengan tahapan dari persiapan material dalam hal ini material yang digunakan adalah
material velg bekas kendaraan roda empat, karena material ini yang sering digunakan pengrajin cor dalam
memproduksi velg kendaraan sepeda motor dengan ukuran 14 inch Cetakan yang digunakan adalah cetakan
baja, material tersebut dibuat dengan menggunakan proses pemesinan CNC [3] membentuk rongga cetakan
berbentuk velg sepeda motor. Selanjutnya velg ini dibentuk dan digunakan untuk spesimen benda uji.

Defenisi Penggunaan teknologi tepat guna dalam lingkungan industri kecil adalah baris terdepan dari kehidupan
masyarakat Indonesia, salah satunya adalah industri kecil pengecoran yang ada di dalam sekolah dan
menggunakan bahan baku aluminium bekas. Metode pengecoran yang sering digunakan
dan paling sederhana adalah menggunakan metode pengecoran gravitasi. Metode pengecoran gravitasi seperti
ini biasanya banyak memiliki kekurangan pada produk coran, yaitu banyaknya produk yang memiliki cacat.
Cacat yang sering terjadi pada metode pengecoran gravitasi salah satunya adalah keropos (porositas), hal ini
disebabkan karena selama proses pengecoran logam cair masuk kedalam rongga cetak dengan hanya
memanfaatkan gaya gravitasi sehingga menyebabkan produk coran menjadi cacat [3][4][5][6][7].
Kekerasan
Hasil Penelitian Pengujian kekerasan dilakukan menggunakan metoda Brinnel, indentor yang digunakan
menggunakan bola baja yang dikeraskan berdiameter 2.5 mm dengan beban 613 N [2].
Produk dicetak pada cetakan dengan temperature 250oC, di ambil pada posisi yang sama.
Nilai sebaran kekerasan Brinnel pada setiap spesimen I,J,K dan L terdistribusi tidak
proporsional atau berbeda-beda, hal ini memperlihatkan adanya pengaruh gaya sentrifugal
yang bekerja pada logam cair selama proses pengisian proses penuangan dan sebaran
inokulan yang tidak homogen disetiap posisi produk tuangan.
 
Peningkatan ketangguhan velg yang dicetak dengan temperatur 250oC kemungkinan disebabkan
Kesimpulan karena inokulan Al-Ti-B berfungsi sebagai penghalus butiran sehingga grafik ketangguhannya
meningkat. Kekuatan tarik tertinggi terjadi pada velg yang dicetak pada cetakan dengan temperatur
250oC yaitu sebesar 209,44 MPa dengan penambahan inokulan Al-Ti-B sebesar 156 gr ke dalam 5
kg bahan baku. Densitas produk velg yang dibuat dengan VCC memiliki densitas kurang lebih
sama dengan produk pabrikan 2,655 g/cm3. Kekerasan produk velg yang dibuat menghasilkan
kekerasan bervariasi dari yang terkecil 48,05 BHN hingga 60,08 BHN pada I 25. Ketangguhan
(impak) tertinggi pada produk ini adalah 0,0785 J/mm2 pada L 25 lebih baik dari produk lokal dan
pabrikan ( lokal 0,013 J/mm2 dan pabrikan 0,038 J/mm2). Kualitas pengecoran vertical
sentrifugal bisa ditingkatkan mutunya dengan menggunakan pengecoran sentrifugal pada putaran
1000 Rpm pada temperatur cetakan 250oC dan paduan Al-Ti-B sebesar 156 gr ke dalam 5 kg
bahan baku.
Judul VARIASI KETINGGIAN TITIK JATUH PADA PROSES
PENGECORAN LOGAM DENGAN MENGATUR POSISI TITIK
Jurnal 3
PUTAR TUNGKU

Volume & halaman Vol. 1 No. 2, 6 halaman


Tahun 2015
Penulis Darianto
Reviewer Kelompok 1
Tanggal 08 januari 2021
Tujuan penelitian Industri pengecoran logam pada proses produksinya melibatkan rangkaian proses yang
komplek dengan tingkat penggunaan teknologi yang beraneka ragam, sehingga untuk
melakukan usaha perbaikan harus didasarkan pada setiap mata rantai proses secara sendiri-
sendiri kemudian dirangkaikan secara keseluruhan dalam ikatan matarantai proses yang
kompak. Losis atau kerugian
atas cairan yang terbuang merupakan bahagian dari proses yang perlu dipertimbangkan
sehingga diperlukan teknology sebagai pengatur ketinggian titik jatuh logam cair dengan cara
mengatur posisi putar tungku
Subjek penelitian Bahan yang digunakan adalah aluminium yang beredar di pasaran. Material
dilebur diatas tungku pengecoran dan dituang pada temperatur 7500C dengan
menggunakan cetakan pasir. Hasil pengecoran kemudian dibuat spesimen
pengujian tarik menurut standart JIS Z 2201 No. 14 untuk pengujian tarik dan
spesimen pengujian kekerasan. Pengecoran ulang dilakukan tiga kali dengan
kondisi penuangan yang sama dan masing-masing masing pengecoran dibuat
tiga spesimen.
Metode penelitian Jadi, metode penelitian yang digunakan adalah melalui pendekatan
simulasi yang dibandingkan dengan hasil eksperiment. Simulasi diawali dengan
membangun model matematik dan algoritma untuk menyusun program pengendali.
Program yang digunakan untuk pengendali sistem adalah program
MATLAB.
Defenisi Penanganan material pada industry pengecoran logam besi sampai saat ini
umumnya masih dilakukan secara manual. Akan tetapi dalam perjalanan home
industry pengecoran logam di daerah Ceper kabupaten Klaten, kebanyakan
pemilik perusahaan kurang memperhatikan aspek penerapan ergonomi pada
lingkungan dan budaya kerja.
Hasil penelitian Hubungan gelombang permukaan liquid dengan waktu hasil
simulasi dan eksperimen pada hs = 20 cm
Kesimpilan Dari hasil yang diperoleh dapat dilihat bahwa kedua model yaitu
model SOLAMAC dan model Pendulum memiliki hasil simulasi yang
hampir mendekati pada setiap percobaan. Hasil inipun dapat
menunjukan bahwa dengan kecepatan putar balik semakin besar,
diperoleh gelombang permukaan yang semakin besar. Hal ini sesuai
dengan hasil percobaan sebelumnya yaitu dengan
kecepatan putar balik yang semakin tinggi diperoleh gelombang
permukaan semakinbesar. Oleh sebab itu, dibutuhkan alat pengontrol
getaran saat proses putar balik.
Judul jurnal 4 Sintesis dan Karakterisasi Sifat Mekanik Cetakan Pasir Pengecoran Logam
Berbasis Pasir Recycle dengan Penambahan Resin

Volume & halaman Vol. 04, No. 02, 4 Halaman


Tahun 2017
Penulis Eri Widianto1), Aa Santosa1), Kardiman1), Viktor Nabunome1)
Reviewer Kelompok 1
Tanggal 08 januari 2021
Tujuan penelitian Telah dilakukan penelitian tentang sintesis dan karakterisasi sifat mekanik cetakan
pasir pengecoran logam.
Subjek penelitian Hasil pengujian kadar air bervariasi dengan penambahan resin yaitu antara
0,68 – 2,08 %. Hasil pengujian sifat mekanik bervariasi dengan nilai kekerasan
= (78 –97) kgf, kekuatan tekan = (1,46 – 33,55) kgf/cm2, LOI = (1,9 – 4,8) % dan
SSI = (0,7494 – 0,9808) %.
Metode penelitian Material yang digunakan dalam pembuatan pasir cetak
pengecoran logam yaitu
pasir recycle, pasir silika baru, resin alpha dan katalis. Sampel A
dibuat dengan mencampurkan 3 kg pasir recycle, resin dan
katalis dengan variasi
Defenisi  -
Hasil penelitian Telah dilakukan sintesis pasir cetak pengecoran logam menggunakan
pasir recycle dengan variasi penambahan resin alpha. Pasir cetak
dibuat dengan metode cetak sederhana menggunakan cetakan kayu.
Kesimpulan Telah berhasil dibuat pasir cetak untuk proses pengecoran logam
berbahan dasar pasir recycle dengan penambahan resin. Hasil
pengujian kadar air dan sifat-sifat mekanik menunjukan karakteristik
yang baik dengan nilai yang bervariasi akibat penambahan kadar resin
yang berbeda. Secara umum hasil pengujian sampel A dan sampel B
memiliki nilai yang tidak jauh berbeda.
Judul jurnal Pemanfaatan Pasir Sungai Rokan Sebagai Pasir Cetak
5 Pengecoran Logam Aluminium Kaleng Minuman Bekas
Volume & 9 hlm
halaman
Tahun 2016
Penulis Dedy Masnur , Warman Fatra
Reviewer Kelompok 1
Tanggal 08 januari 2021
Tujuan Opsi alternatif pemanfaatan pasir tersebut sebagai pasir cetak pengecoran
penelitian logam diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi dengan
memanfaatkan pasir tersebut pada UMKM bidang pengecoran logam
 
Subjek Penelitian ini mengkaji pemanfaatan pasir sungai Rokan dengan
penelitian memberikan perlakuan terhadap pasir sungai yakni penghalusan butir,
penambahan
kadar lempung, dan kadar air sehingga kriteria sebagai pasir cetak
Metode 2.1 Pengambilan Sampel
penelitian Pengambilan sampel dilakukan di sungai Rokan Hulu bagian hilir desa Tanjung Belit
kecamatan Bangun Purba sesuai dengan lokasi pengambilan
oleh Sihite dkk., 2014. Lokasi pengambilan sampel pada bagian pinggir sungai
dengan menggunakan sekop dan memasukkan ke dalam container plastik.
 
Defenisi Provinsi Riau dilewati empat sungai besar yang mempunyai arti penting seperti Sungai
Siak (panjang ± 300 km) dengan kedalaman 8-12 m, Sungai Rokan (400 km) dengan
kedalaman 6-8 m, sungai Kampar (panjang ± 400 km) dengan
kedalaman lebih kurang 6 m dan Sungai Inderagiri (panjang ± 500 km) dengan kedalaman
6-8 m (Badan Pusat Statistik Provinsi Riau, 2016). Proses sedimentasi oleh aliran air
menjadikan sungai-sungai tersebut kaya dengan
potensi pasir.
 
Hasil penelitian Persentase pasir pada tiap ayakan untuk sampel pasir yang belum melalui proses
treatment (penggilingan) dan yang telah melalui proses penggilingan
 

Kesimpulan Proses perlakuan yang dilakukan pada pasir Sungai Rokan Hulu bagian hilir yaitu
penghalusan butiran pasir berupa penggilingan pada pasir selama ± 5 menit untuk setiap
100gr pasir menghasilkan nilai GFN sebesar 42,17,
penambahan kadar lempung sebanyak 3kg menghasilkan persentase kadar lempung
sebesar 15,21% dan penambahan kadar air sebanyak
2,65kg menghasilkan persentase kadar air sebesar 8%. Nilai permeabilitas yang dihasilkan
dari proses treatment yang dilakukan menghasilkan nilai permeabilitas sebesar 5,21
cm/menit dan nilai kekuatan tekan sebesar 0,695
kgf/cm2. Proses treatment yang dilakukan pada pasir sungai Rokan Hulu bagian Hilir
menghasilkan pasir yang sesuai dengan kriteria pasir cetak.
SEKIAN DAN TERIMAKASI

Anda mungkin juga menyukai