Farmaseutika
Dosen pengampu : SATYA CHANDRA I.Y M.FARM.,APT
Anngi anggraeni lestari 201851028
ditta nur baitti 201851069
rizky lestari 201851246
sugiarti 201851289
2. Aksi Sistemik
Untuk efek sistemik, membran mukosa
rektum dan vagina memungkinkan absorbsi
dan kebanyakan obat yang dapat larut
walaupun rektum sering digunakan sebagai
temat absorbsi secara sistemik, vagina
tidak sering digunakan untuk tujuan ini.
CARA PEMBUATAN SUPPOSITORIA
1. METODE DENGAN TANGAN
Yaitu dengan cara menggulung basis suppositoria yang telah
dicampur homogen dan mengandung zat aktif, menjadi bentuk yang
dikehendaki. Mula-mula basis diiris, kemudian diaduk dengan bahan-
bahan aktif dengan menggunakan mortir dan stamper, sampai
diperoleh massa akhir yang homogen dan mudah dibentuk. Kemudian
massa digulung menjadi suatu batang silinder dengan garis tengah dan
panjang yang dikehendaki. Amilum atau talk dapat mencegah
pelekatan pada tangan. Batang silinder dipotong dan salah satu
ujungnya diruncingkan.
2. PEG (Polietilenglikol)
Keuntungan menggunakan Kerugian jika digunakan sebagai basis
PEG sebagai basis supositoria, supositoria, antara lain :
antara lain: 1. Menarik cairan dari jaringan tubuh setelah
1. Tidak mengiritasi atau dimasukkan, sehingga timbul rasa yang
merangsang menyengat. Hal ini dapat diatasi dengan cara
2. Tidak ada kesulitan dengan mencelupkan supositoria ke dalam air dahulu
titik leburnya, jika sebelum digunakan.
dibandingkan dengan oleum 2. Dapat memperpanjang waktu disolusi sehingga
cacao mengahambat pelepasan obat.
3. Tetap kontak dengan Pembuatan supositoria dengan PEG dilakukan
lapisan mukosa karena tidak dengan melelehkan bahan dasar, lalu dituangkan
meleleh pada suhu tubuh ke dalam cetakan seperti pembuatan supositoria
dengan bahan dasar lemak coklat
PERHITUNGAN SUPPOSITORIA
Ket:
F : faktor pengganti
E : bobot basis suppositoria murni
G : bobot suppositoria dengan bahan aktif X%
X : % bahan aktif
Suppositoria mengandung 200 mg aminofilin, dengan basis
oleum cacao. Diketahui bobot basis suppositoria murni
adalah 5 g, berapa bobot suppositoria yang mengandung
200 mg aminofilin (bilangan pengganti aminofilin = 0,86) ?
Diketahui:
a. E = 5g
b. X = % zat aktif = 200 mg / 5000 mg x 100% = 4%
c. F = 0,86
Ditanya: G ?
Jawaban :
Diperlukan : 10 x 0,3 g = 3 g aminofillin
Berat suppositoria 10 x 4 g = 4o g.
Faktor pengganti aminofilin : 3 g x 0,86 = 2,58 g
Jadi, oleum caco yang diperlukan adalah: 40 g –
2,58 g = 37,24 g
2. Density Factor
Faktor densitas adalah jumlah gram zat aktif yang
setara dengan 1 g basis. Nilai faktor densitas untuk
beberapa senyawa terhadap oleum cacao dapat
dilihat di buku sumber, berikut beberapa faktor
densitas senyawa terhadap basis oleum cacao:
Diketahui:
a. density factor fenobarbital = 1,2
b. density factor oleum caco = 0,9
c. zat aktif = 300 mg
d. berat 1 suppos = 3 g
e. suppos yang akan dibuat = 10 buah
KEUNTUNGAN KERUGIAN