Case Based Discussion: Bell's Palsy
Case Based Discussion: Bell's Palsy
Bell’s Palsy
Oleh : Akhmad Sandy Sauqy
01 02 03
Pendahuluan Tinjauan Pustaka Laporan Kasus
04
Penutup
01. Pendahuluan
Kasus Bell’s Palsy
20-30
Dalam setiap 100.000 Populasi
60-70%
Penyebab kelumpuhan wajah
unilateral
Basis pedunkuli
N. VII Kontralateral
Anatomi & Fisiologi N. VII
N. VII meninggalkan batang otak
Ganglion Genikulatum
Nervus Stapedius
Kanalis Fasialis
Foramen Stiomastoideus
Diagnosis
Pasien datang ke Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Bangli dengan kondisi sadar dengan keluhan
wajah mencong. Keluhan dirasakan pada wajah bagian kiri sudah sejak 11 hari yang lalu. Keluhan
dirasakan hanya sebelah wajah dari dahi, lipatan pipi, kelopak mata sulit menutup, dan bibir kiri nampak
lebih rendah saat pasien bercermin, keluhan terjadi secara mendadak dan menetap sepanjang hari. Pasien
mengaku keluhan yang ia rasakan saat ini muncul secara tiba-tiba saat pasien baru bangun tidur. Pasien
mengatakan tidak ada aktifitas yang memperberat maupun memperingan keluhan dari pasien. Pasien
menyangkal adanya keluhan lain seperti demam, nyeri, lemah separuh badan, penurunan kesadaran,
gangguan perasa pada lidah, gangguan pendengaran, mual dan muntah, serta kelainan buang air besar dan
buang air kecil
Riwayat
RPD RPK
Pasien laki-laki usia 46 tahun dengan keluhan wajah kiri mencong. sejak 11 hari yang lalu. Keluhan
mencong pada dahi, lipatan pipi, kelopak mata sulit menutup, dan bibir kiri nampak lebih rendah, keluhan
terjadi secara mendadak dan menetap sepanjang hari serta keluhan awalnya muncul secara tiba-tiba.
Pasien menyangkal adanya riwayat keluhan lain. Pada pemeriksaan didapatkan status present tidak ada
kelainan, status general dalam batas normal, status neurologis didapatkan GCS E4V5M6, tidak ada kaku
kuduk, dan paresis nervus fasialis perifer sinistra.
Diagnosis
Diagnosis Kerja
Bell’s Palsy adalah paralisis fasialis idiopatik, merupakan penyebab tersering dari paralisis fasialis
unilateral. Bells’ palsy merupakan kejadian akut, unilateral, paralisis saraf fasial type LMN (perifer), yang
secara gradual mengalami perbaikan pada 80-90% kasus. Penyebab utama dari Bell’s palsy adalah
idiopatik. Gejala klinis yang dapat ditemukan pada Bell’s palsy bergantung dari lokasi lesi pada susunan
saraf. Dapat berupa Kelumpuhan muskulus fasialis tidak mampu menutup mata, nyeri tajam pada telinga
dan mastoid, perubahan pengecapan, hiperakusis, kesemutan pada dagu dan mulut, epiphora, nyeri ocular
penglihatan kabur. Bell’s palsy pada umumnya dapat ditegakan dari hasil anamnesis dan pemeriksaan
fisik, pemeriksaan ENMG dapat digunakan sebagai pemeriksaan penunjang untuk menegakan diagnosis
bell’s palsy. Penatalaksanaan bell’s palsy terbagi menjadi farmakologi yaitu pemberian kortikosteroid dan
nonfarmakologi yaitu fisioterapi.
TERIMA KASIH