Anda di halaman 1dari 25

MEKANISME KOPING

Oleh : Firman Hidayat


Definisi Mekanismie Koping
Mekanisme koping merupakan tiap upaya yang di
tujukan untuk penatalaksanaan stress, termasuk
upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme
pertahanan ego yang di gunakan untuk melindungi
diri (Gail. W. Stuart, 2006)
Macam-macam koping
Koping dapat diidentifikasi melalui respon manifestai
( tanda dan gejala) koping dapat dikaji melalui
beberapa aspek yaitu fisiologis dan psikologis (Kelliat,
2007) koping yang efektif menghasilkan adaptif
sedangkan yang tidak efektif menyebabkan maladaptif
1. Fisiologis
Manifestasi stress pada aspek fisik bergantung pada:
1. Persepsi/ penerimaan individu pada stress
2. Keefektifan pada strategi koping
2. Psikologis
Dalam aspek ini di bagi menjadi dua yaitu cara penyesuaian yang berorientasi pada
tugas dan berorientasi pada pembelaan ego
 
1. Cara penyesuaian yang berorientasi pada tugas
Cara penyesuaian ini bertujuan menghadapi tuntutan secara sadar, realistic, obyektif,
rasional.
Cara ini mungkin terbuka atupun mungkin terselubung dan dapat berupa:
a. Serangan atau menghadapi tuntutan secara frontal
b. Penarikan diri atau tidak tahu akan hal itu
c. Kompromi
Umpamanya bila seseorang gagal dalam suatu usaha, maka mungkin ia akan bekerja lebih
keras(serangan) atau menghadapinya secara terang terangan ataupun menarik diri dan tidak mau
berusaha lagi(penarikan diri) atau mengurangi keinginannya lalu memilih jalan tengah (kompromi)

2. Cara penyesuaian yang berorientasi pada pembelaan ego atau pembelaan diri. Sering
disebut mekanisme pertahanan mental. Reaksi ini berguna untuk melindung diri yang
merupakan garis pertahanan jiwa pertama.
Jenis-jenis koping Lazarus membagi koping
menjadi dua jenis, yaitu:
1. Tindakan langsung (Direct Action)
2. Peredaan atau Peringanan (pallitation)
1. Tindakan langsung (Direct Action)
koping jenis ini adalah setiap usaha tingkah laku yang
dijalankan oleh individu untuk mengatasi kesakitan
dan luka. Ancaman atau tantangan dengan cara
mengubah hubungan yang bermasalah dengan
lingkungan. Individu menjalankan koping jenis direct
action atau tindakan langsung bila dia melakukan
perubahan posisi terhadap masalah yang di alami.
Ada empat macam koping jenis tindakan
langsung:
A. Mempersiapkan diri untuk menghadapi luka
Individu melakukan langkah aktif dan antisipatif (beraksi) untuk menghilangkan atau
mengurangi bahaya dengan cara menempatkan diri secara langsung pada keadaan
yang mengancam dan melakukan aksi yang sesuai dengan bahaya tersebut.
B. Agresi
Agresi adalah tindakan yang dilakukan oleh individu dengan menyerang agen yang
dinilai mengancam atau akan melukai. Agresi dilakukan bila individu merasa atau
menilai dirinya lebih kuat atau berkuasa terhadap agen yang mengancam tersebut.
C. Penghidaran (Avoidance)
Tindakan ini terjadi bila agen yang mengancam dinilai lebih berkuasa dan berbahaya
sehingga individu memilh cara menghindari atau melarikan diri dari situasi yang
mengancam tersebut
D. Apati
Jenis koping ini merupakan pola orang yang putus asa. Apati dilakukan dengan cara
individu  yang bersangkutan tidak bergerak dan menerima begitu saja agen yang
melukai dan tidak ada usaha apa-apa untuk melawan ataupun melarikan diri dari
situasi yang mengancam tersebut.
2. Peredaan atau Peringanan (pallitation)
koping jenis ini mengacu pada mengurangi  atau
menghilangkan atau mentoleransi tekanan-tekanan
kebeutuhan atau fisik, motorik atau gambaran afeksi
dari tekanan emosi yang dibangkitkan oleh
lingkungan yang bermasalah. Atau bisa di artikan
bahwa bila individu menggunakan koping jenis ini,
posisinya dengan masalah relatif tidak berubah, yang
berubah adalah diri individu, yaitu dengan
Ada 2 macam koping jenis peredaan atau
pallitation:
A. Diarahkan pada gejala (Symptom Directed Modes)
Macam koping ini digunakan bila gejala-gejala gangguan
muncul dari diri individu, kemudian individu melakukan
tindakan dengan cara mengurangi gangguan yang
berhubungan dengan emosi-emosi yang disebabkan oleh
tekanan atau ancaman tersebut.
 
B. Cara Intrapsikis ( Intrapsykis Modes)
Koping jenis ini peredaan dengan cara intra psikis adalah cara-
cara yang menggunakan perlengkapan-perlengkapan
psikologis kita, yang biasa dikenal dengan istilah defense
mechanism ( mekanisme pertahanan diri)
Macam-macam mekanisme pertahanan diri
(defense mechanism atau pembelaan ego)
1. Fantasi: Memuaskan keinginan yang terhalang dengan prestasi dan
khayalan.
2. Penyangkalan: Melindungi diri sendiri terhadap kenyataan yang tak
menyenangkan, dengan menolak menghadapi hal itu, sering dengan
melarikan diri seperti menjadi sakit atau kesibukan dengan hal-hal lain.
3. Rasionalisasi: Berusaha membuktikan bahwa perilakunya itu masuk akal
dan dapat dibenarkan sehingga dapat di setujui oleh diri sendiri dan
masyarakat.
4. Identifikasi: Menambah rasa harga diri, dengan menyamakan dirinya
dengan orang atau institusi yang mempunyai nama
5. Introyeksi: Menyatukan nilai dan norma luar dengan sturktur egonya
sehingga individu tidak tergantung pada belas kasihan, hal-hal itu yang
dirasakan sebagai ancaman luar.
Macam-macam mekanisme pertahanan diri
(defense mechanism atau pembelaan ego)
6. Represi: Mencegah pikiran yang menyakitkan atau berbahaya masuk ke
alam sadar.
7. Regresi : Mundur ke tingkat perkembangan yang lebih rendah, dengan
respon yang kurang matang dan biasanya dengan aspirasi yang kurang.
8. Proyeksi: menyalahkan orang lain mengenai kesukarannya atau
keinginannya yang tidak baik.
9. Penyusunan reaksi: Mencegah keinginan yang berbahaya, bila di
ekspresikan dengan melebih-lebihkan sikap dan perilaku yang berlawanan
dan menggunakannya sebagai rintangan.
10. Sublimasi: Mencari pemuasan atau menghilangkan keinginan sexual
dalam kegiatan non sexual
11. Kompensasi: Menutupi kelemahan, dengan menonjolkan sifat yang
dinginkan atau pemuasan secara berlebihan dalam suatu bidang karena
mengalami frustasi dalam bidang lain.
Macam-macam mekanisme pertahanan diri
(defense mechanism atau pembelaan ego)
12. Salah pindah: Melepaskan perasaan yang terkekang, biasanya permusuhan,
pada obyek yang tidak begitu berbahaya seperti yang pada mulanya
membangkitkan emosi itu.
13. Pelepasan: Menebus dan dengan demikian meniadakan keinginan atau
tindakan yang tak bermoral.
14. Penyekatan emosional: Mengurangi keterlibatan ego dan menarik diri
menjadi pasif untuk melindungi diri sendiri dari kesakitan.
15. Isolasi: memutuskan pelepasan afektif karena keadaan yang menyakitkan
atau memisahkan sikap-sikap yang bertentangan, dengan tembok-tembok
yang tahan logika.
16. Simpatisme: berusaha memperoleh simpati dari orang lain dan demikian
menyokong rasa harga diri, meskipu  gagal.
17. Pemeranan: Menurangi kecemasan yang dibangkitkan oleh keinginan yang
terlarang, dengan membiarkan ekspresinya. (W.F.Maramis, 2005)
Jenis-jenis koping yang konstruktif atau yang sehat
Harber & Runyon (1984) yang di kutip dalam siswanto
menyebutkan jenis-jenis koping yang di anggap konstruktif, yaitu:
1. Penalaran (Reasioning)
Yaitu pengguanaan kemampuan kognitif untuk mengeksplorasi berbagai macam alternatif pemecahan masalah dan
kemudian memilh salah satu alternative yang di anggap paling menguntungkan. Individu secara sadar mengumpulkan
berbagai informasi yang relevanberkaitan dengan persoalan yang di hadapi, kemudian membuat alternatif-alternatif
pemecahannya, kemudian memilh alternatif yang paling  menguntungkan dimana resiko kerugiannya paling kecil dan
keuntungan yang di peroleh paling besar.
 
2. Objektifitas
Yaitu kemampuan untuk membedakan antara-antara komponen emosional dal logis dalam pemikiran, penalaran, maupun
tingkah laku. Kemampuan untuk melakukan koping jenis ini masyarakat individu yang bersangkutan memiliki
kemampuan untuk mengelola emosinya sehingga individu mampu memilah dan membuat keputusan yang tidak semata di
dasari oleh pengaruh emosi.
 
3. Konsentrasi
Yaitu kemampuan untuk memusatkan perhatian secara penuh pada pesoalan yang sedang di hadapi.
 
4. Humor
Yaitu kemampuan untuk melihat segi yang lucu dari persoalan yang sedang dihadapi, sehingga perspektif persoalan
tersebut menjadi lebih luas, terang dan tidak terasa sebagai menekan lagi ketika dihadapi dengan humor. Humor
memungkinkan individu yang bersangkutan untuk memandang persoalan dari sudut manusiawinya, sehingga persoalan di
artikan secara baru, yaitu sebagai persoalan yang biasa, wajar dan dialami oleh orang lain juga.
 
Jenis-jenis koping yang konstruktif atau yang sehat
Harber & Runyon (1984) yang di kutip dalam siswanto
menyebutkan jenis-jenis koping yang di anggap konstruktif, yaitu:
5. Supresi
Yaitu kemampuan untuk menekan reaksi yang mendadak terhadap situasi yang ada sehingga
memberikan cukup waktu untuk lebih menyadari dan memberikan reaksi yang lebih konstruktif.
Koping supresi juga mengandaikan individu memililki kemampuan untuk mengelola emosi
sehingga pada saat tekanan muncul , pikiran sadarnya tetap bisa melakukan control secara baik
 
6. Ambiguitas
Yaitu kemampuan untuk memahami bahwa banyak hal dalam kehidupan yang bersifat tidak
jelas dan oleh karenanya perlu memberikan ruang bagi ketidakjealasan tersebut. Kemampuan
melakukan toleransi mengandaikan individu sudah memiliki perspektif hidup yang matang, luas
dan memeiliki rasa aman yang cukup.
 
7. Empati
Yaitu kemampuan untuk melihat sesuatau dari pandangan orang lain. Kemampuan empati ini
memungkinkan individu mampu memperluas dirinya dan mengahayati perspektif pengalaman
orang lain sehingga individu yang bersangkutan menjadi semakin kaya dalam kehidupan
batinnya.
APA (1994) yang menerbitkan DSM-IV juga menyebutkan sejumlah koping yang
sehat merupakan bentuk penyesuaian diri yang paling tinggi dan paling baik
dibandingkan dengan jenis koping lainnya. Maka jenis koping yang sehat
lainnya adalah:
1. Antisipasi
Antisipasi merupakan berkaitan dengan kesiapan mental individu untuk menerima suatu perangsang. Ketika individu
berhadap dengan konflik – konflik emosional atau pemicu stress baik dari dalam maupun dari luar, dia mampu
mengantisipasi akibat dari konflik atau stress tersebut dengan cara menyediakan alternatif respon atau solusi yang paling
sesuai.
 
2. Afiliasi
Afiliasi berhubungan dengan kebutuhan untuk berhubungan atau bersatu dengan orang lain dan bersahabat dengan
mereka. Dia mampu mencari sumber-sumber dari orang lain dan mendapatkan dukungan dan pertolongan.
 
3. Altruisme
Merupakan salah satu bentuk koping dengan cara mementingkan kepentingan orang lain.
 
4. Penegasan diri (self assertion)
Individu berhadapan dengan konflik emosional yang menjadi pemicu stress dengan cara mengekspresikan perasaan dan
pikiran secara langsung tetapi dengan cara yang tidak memaksa atau memanipulasi orang lain.
 
5. Pengamatan diri( self observation)
Pengamatan diri sejajar dengan introspeksi, yaitu individu melakukan pengujian secara objektif  peroses – peroses
kesadaran sendiri atau mengadakan pengamatan terhadap tingkah laku, motif, ciri, sifat sendiri, dan setrusnya untuk
mendapatkan pemahaman mengenai diri sendiri yang semakin dalam.
Sumber koping
(Wiscar dan Sandra)

1. Faktor dari dalam meliputi :


a. umur dimana semakin tinggi umur koping individu semakin baik,
b. kesehatan dan energi ,
c. system kepercayaan termasuk kepercayan ekstensial (iman, kepercayaan,
agama)
d. komitmen atau tujuan hidup,
e. pengalaman masa lalu,
f. tingkat pengetahuan atau pendidikan semakin tinggi individu mudah untuk
mencari informasi,
g. jenis kelamin perempuan lebih sensitive dari laki-laki,
h. perasaan seseorang seperti harga diri, control dan kemahiran,
i. keterampilan, pemecahan masalah.
j. Teknik pertahanan,
k. motivasi.
Sumber koping
(Wiscar dan Sandra)

2. Faktor dari luar meliputi:


a. dukungan sosial,
b. sumber material atau pekerjaan,
c. pengaruh dari orang lain,
d. media massa.
e. Dukungan sosial sebagai rasa memiliki informasi terhadap
seseorang atu lebih dengan tiga ktegori yaitu dukungan emosi
dimana seseorang merasa dicintai,
f. dukungan harga diri dimana mendapat pengakuan dari orang
lain akan kemampuan yang dimiliki, perasaan memiliki dalam
sebuah kelompok
Penggolongan mekanisme
koping
1. Mekanisme
(Stuart Koping
dan Sundeen, 1995),Adaptif
yaitu:
Mekanisme koping yang mendukung fungsi
integrasi, pertumbuhan, belajar dan mencapai
tujuan.

2. Mekanisme Koping Maladaptif


Mekanisme koping yang menghambat fungsi
integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan
otonomi dan cenderung menguasai lingkungan.
karakteristik mekanisme koping
A. Adaptif, jika memenuhi keriteria sebagai berikut:
1. Masih mengontrol emosi pada dirinya dengan cara berbicara pada orang lain
2. Melakukan aktifitas yang kontruktif
3. Memiliki persepsi yang luas
4. Dapat menerima dukungan dari orang lain
5. Dapat memecahkan masalah secara efektif

B. Maladaptif
1. Perilaku cenderung merusak
2. Melakukan aktifitas yang kurang sehat seperti obat-obatan dan alkohol.
3. Tidak mampu berfikir apa-apa atudisorientasi
4. Perilaku cenderung menghindar atau menarik diri
5. Tidak mampu menyelesaikan masalah. (Stuart & Sudden, 2008)
Strategi koping
1. Problem-solving focused coping
Dimana individu secara aktif mencari penyelesaian
masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi
yang menimbulkan stress.

2. Emotion-focused coping
Dimana individu melibatkan usaha-usaha untuk
mengatur emosinya dalam rangaka menyesuaikan
diri dengan dampak yang akan di timbulkan suatu
kondisi dari suatu tekanan.
Faktor yang mempengaruhi koping
Cara individu menangani situasi yang mengandung tekanan
ditentukan oleh sumber daya individu, yaitu:
1. Kesehatan fisik
Merupakan hal yang penting karena dalam hal mengatasi stress individu dituntut menggunakan energy
yang lebih besar.
 
2. Keyakinan atau pandangan positif
Keyakinan menjadi sumber daya psikologis yang sangat penting yang akan mengarahkan individu pada
ketidak berdayaan yang akan menurunkan kemampuan strategi koping.
 
3. Keterampilan memecahkan masalah
Ketrampilan ini meliputi kemampuan untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi
masalah, dengan tujuan untuk alternative tindakan.
 
4. Keterampilan sosial
Keterampilan ini meliputi kemampuan berkomunikasi dan bertingkah laku sesuai norma sosial di
masyarakat
 
5. Dukungan sosial
Dukungan ini meliputi pemenuhan kebutuhan informasi dan emosional serta pengaruh dari orang
lain( teman, keluarga, guru, petugas kesehatan, dll)
Faktor yang mempengaruhi koping
Cara individu menangani situasi yang mengandung
tekanan ditentukan oleh sumber daya individu, yaitu:
6. Materi atau Pekerjaan.
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan sesorang memperoleh pengalaman dan
pengetahuan baik secara langsung maupun tidak langsung.
 
7. Umur
Umur mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah umur akan
semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang
diperoleh semakin membaik
 
8. Jenis kelamin
Bahwa jenis kelamin adalah faktor penting dalam perkembangan koping seseorang.
 
9. Pendidikan
Bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-
cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk
mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang
makin mudah menerima informasi.(ahyarwahyudi,2010)
Metode koping
Bell (1977) yang di kutip Rasmun (2004)

1. Metode koping jangka panjang, cara ini adalah konstruktif dan


merupakan cara efektif dan realistis dalam menangani masalah
psikologis dalam kurun waktu yang lama.
Contohnya adalah:
a. Berbicara dengan orang lain”curhat” (curah pendapat dari hati ke hati)
dengan teman, keluarga, atau profesi tentang masalah yang di hadapi.
b. Mencoba mencari informasi lebih banyak tentang masalah yang di hadapi.
c. Menghubungkan situasi atau masalah yang sedang dihadapi dengan
kekuatan supranatural.
d. Melakukan latihan fisik untuk mengurangi ketegangan atau masalah.
e. Membuat berbagai alternatif tindakan atau untuk mengurangi situasi
f. Mengambil pelajaran dan peristiwa atau pengalaman masa lalu.
Metode koping
Bell (1977) yang di kutip Rasmun (2004)
2. Metode jangka pendek, cara ini digunakan untuk mengurangi
stress atau ketegangan psikologis dan cukup efektif untuk
waktu sementara, tetapi tidak efektif untuk di gunakan dalam
jangka panjang.
Contohnya adalah:
a. Menggunakan alcohol atau obat
b. Melamun atau fantasi
c. Mencoba melihat asoek humor dari situasi yang tidak menyenangkan
d. Tidak ragu, dan merasa yakin bahwa semua akan kembali stabil.
e. Banyak tidur
f. Banyak merokok
g. Menangis
h. Beralih pada aktifitas lain agar dapat melupakan masalah.

Anda mungkin juga menyukai