Anda di halaman 1dari 31

CARA PEMBUATAN OBAT YANG

BAIK (CPOB)
Present by Diah Indah KS
PENDAHULUAN

Merupakan pedoman dalam memproduksi obat yang bermutu,


aman, dan efektif. Sebagai informasi bahwa dunia industri
farmasipun dituntut menerapkan GMP (Good Manufacturing
Practice), melalui SK Menkes No 43/Menkes/SK/11/1988.
Melalui SK ini semua industri farmasi diwajibkan
memproduksi obat yang terjamin khasiat, keamanan, dan mutu
yang baik.
SUATU OBAT DIKATAKAN BERMUTU
HARUS MEMENUHI 5 PERSYARATAN
UTAMA

1. Identitas pada label harus sesuai dengan isinya (identity)


2. Mutu harus seragam (uniformity)
3. Potensi zat aktif harus sesuai dengan yang tertera pada
label (potency)
4. Bekhasiat (efficacy)
5. Aman (safety)
MANAJEMEN MUTU

Unsur dasar manajemen mutu yang harus didisain haruslah


memenuhi 2 (dua) pokok berikut:
1.Adanya suatu infrastruktur atau sistem mutu yang tepat
meliputi struktur organisasi, prosedur, proses, dan sumber
daya.
2.Diperlukan suatu tindakan sistematis untuk mendapatkan
kepastian dengan tingkat kepercayaann yang tinggi, sehingga
produk yang dihasilkan selalu memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan. Keseluruhan tindakan ini disebut Pemastian
Mutu.
CPOB dalam hal ini adalah bagian dari pemastian mutu yang
memastikan bahwa obat dibuat dan dikendalikan secara
konsisten untuk mencapai standar mutu yang sesuai dengan
tujuan penggunaan dan dipersyaratkan dalam izin edar dan
spesifikasi produk.
PENGAWASAN MUTU

Pengawasan mutu adalah bagian dari CPOB yang berhubungan


dengan pengambilan sampel, spesifikasi dan pengujian,
serta dengan organisasi, dokumentasi, dan prosedur
pelulusan yang memastikan bahwa pengujian yang diperlukan
dan relevan telah dilakukan dan bahwa bahan yang belum
diluluskan tidak digunakan serta produk yang belum diluluskan
tidak dijual atau dipasok sebelum mutunya dinilai dan
dinyatakan memenuhi syarat
PENGKAJIAN MUTU PRODUK

1. Melakukan status kualifikasi peralatan dan sarana yang relevan misal


sistem tata udara (HVAC), air, gas bertekanan, dan lain-lain
2. Melakukan kajian terhadap bahan awal dan bahan pengemas
3. Melakukan kajian terhadap semua penyimpangan atau ketidaksesuaian
yang signifikan, dan efektivitas hasil tindakan perbaikan, serta
pencegahannya.
4. Melakukan kajian terhadap variasi yang diajukan, disetujui, dan
ditolak dari dokumen registrasi yang telah disetujui termasuk
dokumen registrasi untuk produk ekspor
5. Melakukan kajian terhadap semua produk kembalian, keluhan, dan
penarikan obat yang terkait dengan mutu produk
ORGANISASI, KUALIFIKASI, DAN
TANGGUNG JAWAB

1. Struktur organisasi industri farmasi hendaklah sedemikian rupa


sehingga bagian produksi, pengawasan mutu, dan manajemen
mutu (pemastian mutu) dipimpin oleh orang yang berbeda serta
tidak saling bertanggung jawab satu terhadap yang lain.
2. Kepala bagian Produksi hendaklah seorang apoteker yang terdaftar
dan terkualifikasi, memperoleh pelatihan yang sesuai, memiliki
pengalaman praktis yang memadai dalam bidang pembuatan
obat,dan memiliki keterampilan manajerial sehingga
memungkinkan untuk melaksanakan tugasnya secara profesional.
AREA PENIMBANGAN

Penimbangan bahan awal dan perkiraan hasil nyata


produk dengan cara penimbangan hendaklah dilakukan di area
penimbangan terpisah yang didesain khusus untuk kegiatan
tersebut. Area ini dapat menjadi bagian dari area penyimpanan
atau area produksi.
AREA PRODUKSI

Untuk memperkecil risiko bahaya medis yang serius akibat terjadi


pencemaran silang, disarankan adanya suatu sarana khusus dan self-
contained harus disediakan untuk produksi obat tertentu. Misalnya,
terhadap produk yang dapat menimbulkan sensitisasi tinggi,seperti
golongan penisilin atau preparat biologis, seperti mikroorganisme
hidup. Produk lain seperti antibiotika tertentu, hormon tertentu (misal
hormon seks), sitotoksika tertentu, produk mengandung bahan aktif
tertentu berpotensi tinggi, dan produk non obat hendaklah diproduksi di
bangunan terpisah
KLASIFIKASI KEBERSIHAN
RUANG PEMBUATAN OBAT

1. Tingkat kebersihan ruang atau area untuk pembuatan obat hendaklah


diklasifikasikan sesuai dengan jumlah maksimum partikulat
udara yang diperbolehkan untuk tiap kelas
2. fasilitas pengemasan produk obat hendaklah didisain spesifik dan
ditata sedemikian rupa untuk mencegah kecampurbauran atau
pencemaran silang. Area produksi hendaklah mendapat penerangan
yang memadai, terutama di mana pengawasan visual dilakukan pada
saat proses berjalan.
AREA PENYIMPANAN

1. Area penyimpanan hendaklah memiliki kapasitas yang memadai untuk


menyimpan dengan rapi dan teratur berbagai macam bahan dan produk
seperti bahan awal dan bahan pengemas, produk antara, produk ruahan
dan produk jadi, produkdalam status karantina, produk yang telah
diluluskan, produk yang ditolak, produk yang dikembalikan atau
produk yang ditarik dari peredaran.
2. Area penerimaan dan pengiriman barang hendaklah dapat memberikan
perlindungan bahan dan produk terhadap cuaca. Area penerimaan
hendaklah didisain dan dilengkapi dengan peralatan yang sesuai untuk
kebutuhan pembersihan wadah barang bila perlu sebelum dipindahkan ke
tempat penyimpanan.
3. Bahan pengemas cetakan merupakan bahan yang kritis karena
menyatakan kebenaran produk menurut penandaannya.
AREA PENGAWASAN MUTU

1. Laboratorium pengawasan mutu hendaklah didisain sesuaidengan


kegiatan yang dilakukan.
2. Suatu ruangan yang terpisah mungkin diperlukan untuk memberi
perlindungan instrumen terhadap gangguan listrik, getaran,
kelembaban yang berlebihan dan gangguan lain, atau bila perlu untuk
mengisolasi instrumen.
3. Disain laboratorium hendaklah memerhatikan kesesuaian bahan
konstruksi yang dipakai, ventilasi dan pencegahan terhadap asap. Pasokan
udara ke laboratorium hendaklah dipisahkan dari pasokan kearea produksi.
Hendaklah dipasang unit pengendali udara yang terpisah untuk masing-
masing laboratorium biologi, mikrobiologi dan radioisotop
PERALATAN

Saudara mahasiswa, beberapa hal pokok yang terkait dengan bahasan ini
meliputi: Prinsip, Disain dan Konstruksi, Pemasangan dan Penempatan, dan
Perawatan. Berikut ini penjelasan masing-masing bahasan tersebut
DISAIN DAN KONSTRUKSI

1. Permukaan peralatan yang bersentuhan dengan bahan awal, produk


antara atau produk jadi tidak boleh menimbulkan reaksi, adisi atau
absorbsi yang dapat memengaruhi identitas, mutu atau kemurnian di
luar batas yang ditentukan.
2. Bahan yang diperlukan untuk pengoperasian alat khusus, misalnya
pelumas atau pendingin tidak boleh bersentuhan dengan bahan yang
sedang diolah sehingga tidak memengaruhi identitas, mutu atau
kemurnian bahan awal, dan produk antara ataupun produk jadi.
3. Peralatan pencucian dan pembersihan hendaklah dipilih dan digunakan
agar tidak menjadi sumber pencemaran
PEMASANGAN DAN PENEMPATAN

a. Peralatan hendaklah dipasang sedemikian rupa untuk mencegah risiko


kesalahan atau kontaminasi.
b. Peralatan satu sama lain hendaklah ditempatkan pada jarak yang cukup
untuk menghindarkan kesesakan serta memastikan tidak terjadi kekeliruan
dan kecampurbauran produk.
c. Air, uap, dan udara bertekanan atau vakum serta saluran lain hendaklah
dipasang sedemikian rupa agar mudah diakses pada tiap tahap proses. Pipa
hendaklah diberi penandaan yang jelas untuk menunjukkan isi dan arah
aliran.
SANITASI DAN HIGIENE

Beberapa hal pokok yang akan dibahas dalam sub ini meliputi: Prinsip,
Higiene Perorangan, Sanitasi Bangunan dan Fasilitas, Pembersihan dan
Sanitas Peralatan, serta Validasi Prosedur Pembersihan dan Sanitasi.
SANITASI BANGUNAN DAN FASILITAS

Seperti halnya terhadap higiene perorangan, dunia industri farmasi juga


harus memperhatikan sanitasi banguna dan fasilitas yang digunakan untuk
memproduksi obat yang bermutu. Hal ini memang menjadi syarat mutlak
agar obat yang dihasilkan terjaga dari hal-hal yang dapat merusak mutu
obat itu sendiri. Berikut adalah ketentuan-ketentuan yang dapat dijadikan
acuan industri farmasi dalam menjaga sanitasi bangunan dan fasilitas
pendukungnya.
Sampah tidak boleh dibiarkan menumpuk. Sampah hendaklah dikumpulkan
di dalam wadah yang sesuai untuk dipindahkan ke tempat penampungan di
luar bangunan dan dibuang secara teratur dan berkala dengan
mengindahkan persyaratan saniter. Rodentisida, insektisida, agens fumigasi
dan bahan sanitasi tidak boleh mencemari peralatan, bahan awal, bahan
pengemas, bahan yang sedang diproses atau produk jadi.
SISTEM PENOMORAN BETS/LOT

a. Sistem penomoran bets/lot yang digunakan pada tahap pengolahan dan


tahap pengemasan hendaklah saling berkaitan.
b. Sistem penomoran bets/lot hendaklah menjamin bahwa nomor bets/lot
yang sama tidak dipakai secara berulang. Alokasi nomor bets/lot hendaklah
segera dicatat dalam suatu buku log. Catatan tersebut hendaklah mencakup
tanggal pemberian nomor, identitas produk dan ukuran bets/lot yang
bersangkutan.
KARANTINA DAN PENYERAHAN
PRODUK JADI

a. Karantina produk jadi merupakan tahap akhir pengendalian sebelum


penyerahan ke gudang dan siap untuk didistribusikan. Sebelum diluluskan
untuk diserahkan ke gudang, pengawasan yang ketat hendaklah
dilaksanakan untuk memastikan produk dan catatan pengemasan bets
memenuhi semua spesifikasi yang ditentukan.
b. Prosedur tertulis hendaklah mencantumkan cara penyerahan produk jadi
ke area karantina, cara penyimpanan sambil menunggu
pelulusan,persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh pelulusan, dan
cara pemindahan selanjutnya ke gudang produk jadi.

c. Area karantina merupakan area terbatas hanya bagi personil yang benar-
benardiperlukan untuk bekerja atau diberi wewenang untuk masuk ke area
tersebut.
Peralatan pengawasan mutu hendaklah memenuhi persyaratan umum yang
diuraikan,
yaitu:
- Pereaksi dan Media Perbenihan
- Baku Pembanding
Hewan yang digunakan untuk pengujian komponen, bahan atau produk,
bila perlu dikarantina, dipelihara, dan diawasi sedemikian untuk
memastikan kesesuaian tujuan penggunaannya sebelum digunakan.
PENGUJIAN

1. Metode analisis hendaklah divalidasi. Semua kegiatan pengujian yang


diuraikan dalam izin edar obat hendaklah dilaksanakan menurut
metode yang disetujui.
2. Hasil pengujian yang diperoleh hendaklah dicatat dan dicek untuk
memastikan bahwa masing-masing konsisten satu dengan yang lain.
Semua kalkulasi hendaklah diperiksa dengan kritis.
3. Pengujian yang dilakukan hendaklah dicatat dan catatannya hendaklah
mencakup paling sedikit mencakup data sebagai berikut:
a) nama bahan atau produk dan, di mana perlu, bentuk sediaan;
b) nomor bets dan, di mana relevan, pembuat dan/atau pemasok;
c) rujukan spesifikasi dan prosedur pengujian yang relevan;
d) hasil pengujian, termasuk pengamatan dan kalkulasi, dan acuan
kepada semua sertifikat analisis;
e) tanggal pengujian;
f) paraf orang yang melaksanakan pengujian;
4. Semua pengawasan selama proses, termasuk yang dilakukan dalam area
produksi oleh personil produksi, hendaklah dilaksanakan menurut metode
yang disetujui kepala bagian Pengawasan Mutu dan hasilnya dicatat.
5. Hasil uji di luar spesifikasi (HULS) yang diperoleh selama pengujian
bahan atau produk, hendaklah diselidiki menurut prosedur yang disetujui.
Catatannya hendaklah disimpan. Selain itu, Uji stabilitas lanjut hendaklah
dilakukan terhadap produk hasil pengolahan ulang sesuai keperluan.
WASSALAMUALAIKUM

Anda mungkin juga menyukai