Anda di halaman 1dari 14

LARUTAN DAN KELARUTAN

Oleh:
Diah Ramadhani, S.Farm., M.Si., Apt.
Pendahuluan
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat
kimia (obat) yang terlarut di dalam pelarut yang saling bercampur
karena molekul-molekul dalam larutan tersebut terdispersi secara
merata maka penggunaan larutan sebagai bentuk sediaan
memberikan jaminan keseragaman dosis
hal yang perlu mendapat perhatian dalam proses formulasi dan
pembuatan bentuk sediaan cair yaitu:
1. kelarutan,
2. stabilitas,
3. pengawetan,
4. kontrol kekentalan
5. penampilan sediaan secara keseluruhan
Keuntungan larutan
keseragaman kadar sediaan
Dosis lebih mudah divariasikan
Efek iritasi dari beberapa zat aktif dapat dikurangi
kerja obat lebih cepat
penampilan yang menarik
Mudah diberikan pada anak-anak dan pada pasien yang
sukar menelan obat
lebih mudah dan merata dioleskan bila digunakan sebagai
obat luar
Larutan ideal dan larutan nyata
Larutan ideal terbentuk dengan mencampurkan zat yang
sifatnya sama. Jika 100 ml metanol dicampur dengan 100 ml
etanol, volume akhir larutan adalah 200 ml
jika 100 ml asam sulfat dicampurkan dengan 100 ml air,
volume akhir larutan adalah sekitar 180 ml pada suhu
ruangan, dan pencampuran diikuti dengan terbentuknya
pelepasan panas maka larutan tersebut dikatakan tidak ideal
atau nyata
Ciri-ciri larutan ideal
tidak ada perubahan sifat dari komponen (selain dari
pengenceran) ketika zat bercampur membentuk
larutan;
tidak ada panas yang diserap dan dilepaskan selama
proses pencampuran
tidak ada penyusutan volume
mengikuti hukum Roult, “tekanan uap larutan ideal
dipengaruhi oleh tekanan uap pelarut dan fraksi
mol zat terlarut yang terkandung dalam larutan
tersebut”
Jenis larutan
Larutan jenuh adalah suatu larutan dimana zat terlarut
berada dalam kesetimbangan (tepat larut dalam batas
kelarutannya) dengan fase pelarutnya
Larutan tidak jenuh atau hampir jenuh adalah suatu
larutan yang mengandung zat terlarut dalam konsentrasi di
bawah konsentrasi yang dibutuhkan untuk penjenuhan
sempurna
Larutan lewat jenuh adalah larutan yang mengandung zat
terlarut dalam konsentrasi yang banyak pada suhu tertentu
sehingga terdapat zat terlarut yang tidak dapat larut lagi
Kelarutan
Kelarutan adalah konsentrasi zat terlarut dalam larutan
jenuh pada suhu tertentu atau interaksi spontan dari
dua atau lebih zat untuk membentuk dispersi molekul
yang homogen
Kelarutan zat dalam pelarutnya berdasarkan prinsip
like dissolves like yaitu zat akan larut dalam pelarut
yang sesuai atau sama
Sifat kelarutan

 
Sifat kelarutan
1. Pelarut polar
Kelarutan obat sebagian besar disebabkan oleh polaritas
dari pelarut yaitu oleh momen dipolnya
Pelarut polar melarutkan zat terlarut ionik dan zat polar
lain
Pelarut polar mengurangi gaya tarik-menarik antara ion
suatu senyawa yang bermuatan berlawanan seperti
natrium klorida karena tingginya tetapan dielektrik pelarut
pelarut polar juga mampu melarutkan molekul dan ion
dengan adanya gaya interaksi dipol, terutama
pembentukan ikatan hidrogen
2. Pelarut non polar
Pelarut non polar tidak dapat mengurangi gaya tarik menarik
antara ion-ion elektrolit karena tetapan dieletriknya rendah
Pelarut non polar tidak dapat membentuk jembatan hidrogen
dengan nonelektrolit
Senyawa nonpolar dapat melarutkan zat terlarut nonpolar
dengan tekanan dalam yang sama
Molekul zat terlarut tetap berada dalam larutan dengan adanya
gaya sejenis yaitu gaya van der Waals – London
minyak dan lemak larut dalam karbon tetraklorida, benzena
dan minyak mineral.
Alkaloida basa dan asam lemak larut dalam pelarut nonpolar
Pelarut semi polar

Tingkat kepolarannya lebih rendah


Molekul tidak mengandung ikatan O-H
Memiliki ikatan ganda karbon dengan atom oksigen atau
nitrogen
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan

Sifat dari solute (zat terlarut) dan solvent (pelarut)


Cosolvensi adalah peristiwa kenaikan kelarutan suatu zat
karena adanya penambahan pelarut lain atau modifikasi
pelarut
Zat yang mudah larut memerlukan sedikit pelarut,
sedangkan zat yang sukar larut memerlukan banyak
pelarut
Suhu. Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya
dinaikkan, zat padat tersebut dikatakan bersifat endoterm
karena pada proses kelarutannya membutuhkan panas
Salting Out adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu
yang mempunyai kelarutan lebih besar dibanding zat
utama, yang akan menyebabkan penurunan kelarutan zat
utama atau terbentuknya endapan
Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang
menyebabkan kelarutan zat utama dalam solvent menjadi
lebih besar
Pembentukan kompleks adalah peristiwa terjadinya
interaksi antara senyawa tak larut dengan zat yang larut
dengan membentuk garam kompleks. Contohnya: Iodium
larut dalam larutan KI atau NaI jenuh.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan
kelarutan

Ukuran partikel
Suhu
pengadukan

Anda mungkin juga menyukai