Anda di halaman 1dari 58

DESAIN

PENELITIAN
KUANTITATIF

DESMAWATI, SKp., MKep., Sp.Mat., Ph.D


OBSERVASIONAL; Cross
Sectional, Cohort
Prospective, Case control.

EKSPERIMENTAL;
Quasi or True
Experimental;
Randomized Controlled
Trial
PENGERTIAN DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun


sedemikian rupa sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban
terhadap pertanyaan penelitian.

Desain penelitian mengacu pada jenis-jenis atau macam penelitian


yang dipilih untuk mencapai tujuan penelitian , serta berperan
sebagai alat dan pedoman untuk mencapai tujuan tersebut.

Desain penelitian membantu peneliti untuk mendapatkan jawaban


dari pertanyaan penelitian dengan objektif, akurat serta hemat
Menentukan Jenis Penelitian
 Pertama: sejak awal peneliti harus menentukan apakah akan
dilakukan intervensi dalam penelitian tersebut , yaitu dengan
melakukan penelitian intervensional (eksperimental) atau
apakah hanya melakukan pengamatan saja tanpa intervensi
yaitu dengan melakukan observasional?
 Kedua: bila peneliti memilih studi observasional, perlu
ditentukan apakah akan negadakan pengamatan sewaktu (cross
sectional) atau melakukan follow-up dalam jangka waktu
tertentu (longitudinal)?
 Ketiga: apakah akan dilakukan studi retrospektif yaitu meneliti
peristiwa yang sudah berlangsung atau prospektif yaitu dengan
mengikti subyek untuk meneliti peristiwa yang belum terjadi?
PEMBAGIAN DESAIN PENELITIAN

DESAIN PENELITIAN

Eksperimental Observasional

MACAM : Analitik :
1. Pra eksperimental Deskriptif :
Macam :
2. Eksperimental semu/quasi Macam :
1. Cross sectional
eksperimental 1. Sensus; pop, parameter
2. Case control
3. Eksperimental sungguhan/true 2. Survey; sample, statistic
3. Cohort
RCT 3. Studi kasus
-Prospektive
-retrospektif
JENIS PENELITIAN
OBSERVASIONAL
1. Penelitian Observasional Deskriptif

 Deskriptif; metode penelitian yang dilakukan


dengan tujuan utama untuk membuat
gambaran tentang suatu keadaan secara
objektif.
 Digunakan untuk memecahkan/menjawab
permasalahan yang sedang dihadapi pada
situasi sekarang….Ex; COVID-19
 Langkah-langkah; pengumpulan data,
klasifikasi, pengolahan, membuat kesimpulan
dan laporan.
Contoh

 Penelitian mengenai sikap para petugas kesehatan di


poli pada pasien Covid-19 yang berkunjung……..
Hasil dari penelitian tersebut adalah pemaparan
bagaimana sikap seorang petugas jaga dipoli rawat
jalan.
 Studi tentang tingkat kepuasan pasien yang dirawat
diruang rawat inap BUGAR……Hasil dari penelitian
tersebut adalah bagaimana tingkat kepuasaan
seorang pasien yang sedang di rawat di IRNA BUGAR
Ciri-ciri dari penelitian deskriptif:

a. Pada umumnya bersifat menyajikan potret


keadaan; bisa mengajukan hipotesis atau tidak.
b. Merancang cara pendekatan; hal yang meliputi
macam datanya, penentuan sampelnya,
penentuan metode pengumpulan datanya dan
penyajian hasilnya.
c. Tidak perlu kelompok pembanding.
d. Tidak mencari penyebab suatu masalah.
e. Mengumpulkan data.
f. Penyusunan laporan.
Langkah-langkah Penelitian Deskriptif
1. Memilih masalah yang akan diteliti.
2. Merumuskan dan mengadakan pembatasan
masalah, kemudian berdasarkan masalah tersebut
diadakan studi pendahuluan untuk menghimpun
informasi dan teori sebagai dasar penyusunan
kerangka konsep penelitian.
3. Membuat asumsi atau anggapan yang menjadi
dasar perumusan hipotesis.
4. Dalam penelitian deskriptif tidak diharuskan
memakai hipotesis.
5. Menentukan desain penelitian, metode
pengumpulan data, criteria atau kategori
untuk membedakan data yang akan diteliti
dan yang tidak diteliti
6. Menentukan tekhnik pengumpulan data.
7. Menentukan alat pengumpulan data
(instrument/kuesioner)
8. Melakukan pengolahan atau analisis data
(untuk menguji hipotesis)
9. Melakukan pembahasan serta menarik
kesimpulan hasil penelitian.
Macam penelitian deskriptif antara lain adalah:

1. Survey
Survey adalah suatu cara penelitian deskriptif
yang dilakukan terhadap sekumpulan objek
yang biasanya cukup banyak dalam jangka
waktu tertentu. Informasi yang di sediakan
biasanya berhubungan dengan pravalensi,
disrtibusi dan hubungan antar variable dalam
suatu populasi.
2. Case studi/studi kasus

Studi kasus dilakukan dengan cara meneliti


suatu permasalahan melalui suatu kasus yang
terdiri dari unit tunggal.
Unit tunggal disini dapat berarti satu orang/
kelompok penduduk yang terkena suatu
masalah misalnya keracunan di SDN X atau
kelompok masyarakat disuatu daerah.
2. Penelitian Observasional Analitik

Pada penelitian analitik, peneliti mencoba mencari


hubungan antar variabel.
Perlu dilakukan analisis terhadap data yang dikumpulkan,
seberapa besar hubungan antar variabel yang ada, perlu
diketahui apa adanya variabel terkontrol.
Perlu adanya hipotesis. Berusaha menjawab
pertanyaannya mengapa (why) disebut juga penelitian
eksplamantory.
penelitian survey analitik; cross sectional, case control
dan cohort.
a. Cross Sectional
Variabel sebab (resiko) dan akibat (kasus) yang terjadi pada objek
penelitian di ukur dan dikumpulkan secara simultan, sesaat yang
bersamaan, pada studi ini tidak ada follow up.

Cross sectonal bisa deskritif -maupun analitik


Langkah-langkah:
• Merumuskan pertanyaan penelitian & hipotesis yang sesuai
• Mengidentifikasikan variabel penelitian (bebas/x dan
tergantung/y )
• Mendapatkan subjek penelitian
• Melakukan pengukuran faktor resiko dan efek
• Melakukan analisis
Contoh :
1. Menetapkan pertanyaan penelitian: apakah ada hubungan antara
kebiasaan konsumsi minuman bersoda atau bisa sedentary lifestyle
dengan kejadian nyeri haid pada remaja putri.
• Hipotesis; terdapat hubungan antara minuman soda dengan
kejadian nyeri haid pada remaja putri .
2. Identifikasi variabel
• Faktor resiko yang diteliti : minum bersoda
• Efek : nyeri haid (berkurang)
• Faktor resiko yang tidak diteliti : riwayat cista dalam keluarga, tingkat
sosial ekonomi, kebiasaan olra dan stress, pola makan fast food dan
lain-lain.
• Semua istilah tersebut harus dibuat definisi yang jelas sehingga
tidak bermakna ganda
3. Penetapaan subjek penelitian
• Populasi terjangkau: remaja putri, tidak mempunyai riwayat
ca/cista dalam keluarga, kebiasaan exercise, stress, tingkat
sosial ekonomi keluarga, pola makan fast food, kopi, dll
• Sampel: di pilih sejumlah remaja putri sesuai dengan estimasi
besar sampel, bisa mengunakan random sampling.
4. Pengukuran
• Faktor resiko, ditanyakan apakah biasa minum minuman
bersoda?
• Efek, dengan kriteria tertentu di tetapkan apakah subjek
mengalami nyeri haid
5. Analisis
• Analisis yang di gunakan bisa menggunakan
tabel 2 x 2 regresi multiple atau regresi
logistik.
Nyeri haid

Mpon- Ya Tidak Jumlah


mponan
Ya 20 30 50

Tidak 5 30 35
Kelebihan penelitian cross sectional
• Keuntungan utama desain ini adalah memungkinkan
penggunaan populasi dari masyarakat umum.
• Desain ini relatif mudah, murah, dan hasilnya cepat
dapat diperoleh.
• Dapat dipakai untuk meneliti sekaligus banyak
variabel
• Tidak terancam loss to follow up ( droup out )
• Dapat dimasukkan kedalam tahapan pertama suatu
penelitian kohort ( prospektif ) atau eksperimental.
• Dapat dipakai dasar penelitian selanjutnya yang
konklusif
Kekurangan penelitian cross sectional

• Sulit menentukan sebab dan akibat karena pengambilannya


data resiko dan efek di lakukan pada saat bersamaan.
Akibatnya sering tidak mungkin ditentukan mana yang
sebab dan mana akibat.
• Memungkinkan kesalahan interpretasi hasil karena hasil
yang di dapatkan adalah ditentukan secara bersamaan.
• Dibutuhkan subjek yang cukup besar, terutama jika
variabelnya banyak
• Tidak bisa menggambarkan perjalanan suatu penyakit
insiden atau prognosa.
• Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang terjadi
• Memungkinkan terjadinya bias dalam penelitian.
 
Kasus kontrol ( case control )
Suatu penelitian menganalisis hubungan kausal dengan logika terbalik, yaitu
menentukan penyakit (outcome) terlebih dahulu kemudian mengidentifikasi
penyebabnya (faktor resiko)nya.
Dengan menggunakan pendekatan retrosprotektif, dengan kata lain
efek/variabel tergantungnya di identifikasikan saat ini, kemudian faktor resiko
diidentifikasikan adanya atau terjadinya pada waktu lalu. Rancangan ini dapat
digambarkan sebagai berikut

E+
E+ retrospektif disease

E+
E+ retrospektif Non disease
Tahap-tahap penelitian case control;

• Menetukan pertanyaan penelitian dan hipotesis


• Identifikasi variabel -variabel penelitian (bebas, tergantung)
• Identifikasi objek penelitian (populasi, sample)
• Identifikasi kasus
• Pemilihan subjek sebagai kontrol
• Melakukan pengukuran retrospektif (kebelakang) untuk melihat
faktor resiko
• Melakukan analisis dengan membandingkan proporsi antara
varabel objek/case dengan variabel kontrol.
Contoh
Penelitian tentang hubungan antara stunting pada anak batita dengan
pola konsumsi makan ibu saat hamil atau perilaku pemberian makan
oleh ibu .
Dari judul ini bisa diambil langkah:
Tahap pertama , yang dilakukan yaitu mengidentifikasikan varabel
dependent (efek) dan variabel independent (faktor resiko)
• Variabel dependent: stunting
• Variabel independent : prilaku ibu dalam konsumsi makanan saat
hamil dan saat memberikan makanan padi bayi sejak lahir
• Variabel indepenedent lain; pendidikan ibu, pendapatan keluarga,
jumlah anak, dan sebagainya
Tahap kedua , Tetapkan objek penelitian yaitu
populasi dan sample penelitian.
Objek penelitian; pasangan ibu dan anak
batitanya, di daerah mana yang dianggap
menjadi populasi dan sample penelitian ini.
Jumlah subjek yang diteliti untuk dapat
membuktikan hubungan tersebut perlu
ditentukan sebelum penelitian dimulai
Tahap ketiga , dengan melakukan identifikasi kasus, yaitu anak batita yang
stunting dg kriteria stunting yang ditetapkan, misalnya BB kurang dari
75% standart harvard. Kasus diambil dari populasi yang telah ditetapkan.
Tahap keempat, adalah pemilihan subjek sebagai kontrol yaitu pasangan
ibu-ibu dengan anak batita yg sama;
ciri-ciri masyarakat, sosial ekonomi nya, letak geografinya dan sebagainya.

Pemilihan kontrol memberi masalah yang lebih besar daripada pemilihan


kasus karena kontrol semata-mata ditentukan oleh peneliti,sehingga
sangat terancam oleh bias.

Ditekankan kontrol harus berasal dari populasi yang sama dengan kasus
sehingga baik kasus maupun kontrol mempunyai probability yang sama
untuk terpajan oleh faktor resiko.
Ada beberapa cara untuk memilih kontrol yang baik

1. Memilih kasus dan kontrol dari populasi yang sama. Misalnya kasus adalah semua
pasien dalam pupulasi tertentu sedangkan kontrolnya diambil secara acak dari populasi
sisanya. Bisa juga dari yang sudah ditentukan sebelumnya yang lebih kecil.
2. Matching, cara kedua untuk mendapatkan kontrol yang baik adalah dengan melakukan
matching yaitu memilih kontrol yang mempunyai karakterisitik yang sama dengan kasus
dalam semua variabel yang mungkin berperan sebagai faktor resiko, tetapi yang tidak
diteliti apabila matching dilakukan dengan baik, berbagai jenis variabel yang mungkin
berperan terhadap kejadian penyakit (kecuali yang sedang diteliti) dapat disamakan;
didapatkan assosiasi yang lebih kuat antara variabel yang diteliti dengan penyakit
3. Cara lain adalah dengan memilih lebih dari satu kelompok kontrol. karena sukar
mencari kelompok kontrol yang benar-benar sebanding maka dapat dipilih lebih dari
satu kelompok kontrol yang berbeda lokasi dan demografinya yang tidak terlalu
berbeda jauh. tetapi bila didapatkan perbedaannya yang cukup besar antara kedua
kelompok tersebut, maka berarti salah satu atau kedua hasil tersebut tidak sahih
(terdapat bias) dan perlu diteliti dimana letak biasnya.
Tahap kelima, adalah melakukan pengukuran secara retrospektif yaitu dari
kasus (anak batita stunting ) itu diukur atau ditanyakan kepada ibu dengan
menggunakan metode recall mengenai prilaku atau kebiasaan ibu saat
mengandungnya/memberikan makanan kepada anaknya. Recall disini
maksudnya adalah menanyakan pada ibu dan anak batita kasus tentang
jenis-jenis makanan serta jumlahnya yang diberikan kepada anak selama
periode terntentu, metode 24 jam.
Memang susah untuk mengingatkan kembali bila sesorang telah lupa apa
yang telah dilakukannya saat dulu pada keadaan tertentu bisa mengunakan
rekam medik yang lengkap, gambaran keadaan pasien dan data demografi
dari pasien tersebut.
Tahap keenam, adalah dengan melakukan pengolahan data analisis data,
membandingkan proposri prilaku ibu yang baik dan kurang baik dalam hal
konsumsi saat hamil/memberikan makanan kepada anaknya pada
kelompok kasus dengan proporsi prilaku ibu yang sama pada kelompok
kontrol.
Kelebihan penelitian case control

1. Adanya kesamaan ukuran waktu antara kelompok kasus dengan


kelompok kontrol
2. Memerlukan subjek penelitian yang relatif sedikit
3. Memungkinkan untuk mengidentifikasikan berbagai faktor resiko
sekaligus
4. Adanya pembatasan atau pengendalian faktor resiko sehingga hasil
penelitian lebih tajam dibanding dengan hasil penelitian cross
sectional
5. Tidak menghadapi kendala etik seperti penelitian
eksperimen atau cohort
6. Waktu singkat, lebih ekonomis, cocok utk penyakit langka-periode
latent panjang
Kekurangan penelitian Case Control
1. Pengukuran variabel yang retrospektif, objektivitas dan
reabilitasnya….recall bias/lupa mengingat ….bertahun2
2. Tidak dapat diketahui efek variabel luar karena secara teknis
tidak dapat dikendalikan.
3. Validasi mengenai informasi kadang-kadang sukar diperoleh.
4. Karena kasus dan control sukar dipilih oleh….bias seleksi
5. Tidak dapat memberikan incidens rate.
6. Tidak dapat dipakai untuk menentukan lebih dari satu variabel
dependent, hanya berkaitan dengan satu penyakit atau efek.
7. Kadang-kadang sulit memilih kontrol yang benar-benar sesuai
dengan kelompok kasus
STUDI KOHOR
• Studi observasional yg mempelajari hubungan
antara paparan dan penyakit dengan memilih
2/> kelompok studi berdasarkan status
paparan kemudian diikuti (follow up) hingga
periode tertentu shg dpt diidentifikasi dan
dihitung besarnya kejadian penyakit
Contoh
• Ingin mengetahui beberapa factor yg mempengaruhi
terjadinya Typoid pada anak-anak.
• Faktor resiko; jajan, kebiasaan cuci tangan sebelum
makan; D; Disease (typoid)
• E; exsposure (cuci tangan)

• D+

• E+ D-
• D+

• E- D-
COHORT STUDY DESIGN
Cohort Study
Pro and Retrospective
Prospective cohort
Retrospective
Kelemahan Cohort
• Jika waktunya panjang; rawan thd bias
penarikan participant; drop out dari observasi
• Dana besar
• Waktu panjang
Kelebihan Cohort
• Punya kekuatan dalam membuktikaninferensi
kausa disbanding studi onservasional lainnya
• Didapatkan angka kejadian penyakit
( incidence rate) secara langsung
• Cocok untuk meneliti paparan yang langka
• Crossectional; diukur bersamaan dalam satu
waktu
• Case Control; Adanya kesamaan ukuran waktu
antara kelompok kasus dengan kelompok
kontrol
• Cohor; follow up
LATIHAN
• Berikut masuk desain apa?
Contoh :
Why Use Experimental Designs?
• Man prefers to believe what he prefers to be
true

• Francis Bacon
DESAIN PENELITIAN EKSPERIMEN
Sugiono, 2012
• Pre-experimental design
Belum eksperiment sungguh (masih ada
variable luar yang mempengaruhi var Y
Ada 3;
@One shoot case study; 1 kelompok diberikan perlakuan sbg
var X dan hasil sbg var Y
@One group pretest-posttest design; ada pre testnya, 1
group
@ Intact group comparison; 1 kelp dibagi 2; utk perlakuan
dan untuk control (tidak diberikn perlakuan)
True Experimental Design
• Experiment sebenarnya; peneliti bias mengontrol variable luar,
validitas internal (kualitas pelaksanaan rancangan lit) tinggi
Ada 3;
@ Post test only control design; kelp 1 perlakuan & kelp 2
tidak perlakuan, lht hsl post
@Pretest postest control design; kelp 1 perlakua, kelp 2 tdk,
pre test seb intervensi-post
@The Solomon Four Group Design; salah satu dari 4 group
dipilih random, 2 kelp pre test, 2 kelp tdk, 1 dari kelp pretest dan
1 dari non pre test diberi perlakuan….terakhir keempat group di
posttest
Randomized Control trial?
True eksperimental;
• Random
• Control bias
• Control Confounding factors
True Experiments

True experiments must have at least one experimental group


(subjects who receive some treatment) and at least one
comparison group (subjects to whom the experimental group
can be compared).

01
01

© Pine Forge Press, an imprint of Sage Publications, 2004


QUASY EKSPERIMENTAL DESIGN

Ini adalah pengembangan dari true


experimental design yg sulit dilakukan. Punya
kelp control tp tdk berfungsi sepenuhnya utk
mengontrol variable luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperiment,
@ Time series design; tdk random, pretest 4x
(stabil), 1 group intervensi
@ Non equivalent control group design=pretest
postest control design, Cuma tdk random
@ Conterbalanced design; semua kelp dpt
perlakuan, urutan perlakuan beda, random
@ factorial design; 2/>variable X, hubungan utk
variable ganda
@True=kendali penuh utk melihat
sebab akibat, quasy tidak tanpa
adanya kendali penuh
@quasy bukan menggunakan subjek
acak
@mirip dari pemanipulasian variable
independen yg dilakukan (Ary et al.,
2010).
Contoh
Pengaruh ARO massage terhadap
kelancaran produksi dan ejeksi ASI
 References
Anderson, G.C., Chiu, S.‐H., Dombrowski, M.A., Swinth, J.Y., Albert, J.M. and Wada, N. (2003). Mother‐Newborn Contact in a Randomized Trial of Kangaroo (Skin‐to‐Skin) Care. Journal of
Obstetric,
Ary, Donal. et al., 2010. Introduction to research in education 8th edition. Wardswoth Cengange Learning
Cook TD & Campbel. 2012. Quasy experimental . Boston; Houghton Mifflin Company
Polit & Beck. 2012. Nursing Research; Generating Assessing Evidence for Nursing Practice. 10ed . Lippincot; William and
Wilkins.
Simon dagenais & Scott Haldeman. 2012. Evidence Based Managament of Low Back Pain. Science Direct.
Sugiono. 2010. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, Alfabeta
Sugiono 2012
Tappen. Ruth. M. 2011. Advanced nursing research. From theory to practice. Sudbury; Jones & Bartlett

Anda mungkin juga menyukai