Anda di halaman 1dari 54

Dependent Inventory

Management/Lot Sizing
Tujuan Pembelajaran
• Mahasiswa mampu memahami konsep
persediaan
• Mahasiswa mampu menentukan ukuran lot
ekonomis bagi perusahaan
Persediaan

• Persediaan membentuk hubungan


antara produksi dan penjualan produk

• Persediaan dikelompokan :
• 1.    Bahan baku
• 2.    Barang dalam proses
• 3.    Barang jadi
Jenis Material Persediaan
• Bahan mentah
• Part atau suku cadang
• Work in process
• Component parts
• Tools, machinery, and equipment
• Finish Goods
Jenis Persediaan
PRODUCTION SYSTEM

Production floor

Raw Finished
Supplier Customer
material product

purchase Work-in-process Customer


order order
material manufactuirng
order order

ALIRAN MATERIAL ALIRAN INFORMASI


Kesalahan Dalam Manajemen Persediaan

• Kesalahan dalam menetapkan persediaan dapat


berakibat fatal, suatu contoh :
Persediaan terlalu kecil
Hilangnya kesempatan ; untuk menjual –
memperoleh laba
Persediaan terlalu besar
Adanya biaya besar ; memperkecil laba –
memperbesar resiko
Ongkos Persediaan
• Ongkos simpan
– Ongkos untuk menyimpan per unit per perioda
– Bisa terdiri dari : (1) opportunity cost, (2) storage & space charges, (3) taxes &
insurance, and (4) cost of obsolence.

• Ongkos pesan
– Ongkos memesan per sekali pesan
– Bisa terdiri dari : (1) preparing & placing orders, (2) handling & shipment, (3)
machine setup cost , (4) inspection cost of received orders.

• Ongkos kekurangan persediaan


– Kerugian sementara atau permanen akibat demand tidak bisa dipenuhi
– 2 jenis : shortage / unit dan shortage / unit / period
Fungsi Inventori
Inventori disediakan karena berbagai alasan, antara lain:
1. Motif Transaksi, yaitu motif untuk menjamin pemenuhan
permintaan barang.
2. Motif Berjaga-jaga, terjadi bila adanya keinginan untuk
meredam ketidakpastian baik ketidakpastian dari sisi
pasokan (supplier) maupun ketidakpastian dari sisi pemakai
barang (user).
3. Motif Berspekulasi, motif yang muncul karena adanya
keinginan untuk melakukan spekulasi (speculative motive)
dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang
berlipat ganda dari kenaikan harga barang di masa yang akan
datang.
Tujuan Persediaan
• Mengantisipasi permintaan tak terduga
• Menghadapi permintaan musiman atau siklis
• Mengantisipasi variasi permintaan
• Memanfaatkan adanya discount
• Mengantisipasi kenaikan harga
• Trade-off antara ongkos simpan dan ongkos pesan
• Menghilangkan pengaruh ketidakpastian (mis: safety stock)
• Memberi waktu luang untuk pengelolaan produksi dan
pembelian
• Untuk mengantisipasi perubahan pada permintaan dan
penawaran.
Pemahaman Dasar Lot Sizing
 Perlu dipahami secara tepat konsep lead
time.
 Perlu diketahui bagaimana ukuran lot
mempengaruhi lead time.
 Perlu dipahami bagaimana teknik-teknik lot
sizing.
 Perlu dipahami logika pengaruh ukuran lot
terhadap MRP
Definisi Lead Time
“A span of time required to perform a process”

Delivery Lead Time


“The time from the receipt of customer order to
the delivery of the product”
Cumulative Lead Time
“The longest planned length of time to
accomplish the activity in question”
Manufacturing Lead Times
Manufacturing lead time is simply the time required to buy or
make an item.

Manufacturing lead time consists of make item lead time and


buy item lead time.
Make Item Lead Time

Preprocessing Lead Time: The time required to create a work order (discrete
job) from the time you learn of the requirement. It is also known as "planning
time" or simply "paperwork".
Processing Lead Time: The time required to make/manufacture the item.
Fixed lead time: The fixed lead time is a portion of processing lead time which is
not dependent of order quantity
Variable lead time: Portion of processing lead time which is dependent of order
quantity

The total lead time is equal to the fixed lead time plus the variable lead time
multiplied by the order quantity. The planning process uses the total lead time
to calculate order start dates from order due dates.
Buy Item Lead Time

• Preprocessing Lead Time: The time required to create a


Purchase Order from the time you learn of the requirement.
As for Make items, the buy item preprocessing lead time is
also known as "planning time" or simply "paperwork".
• Processing Lead Time: The time required to buy an item.
• Post processing lead time: The time required to receive a
buy or transfer item from the receiving dock to inventory (it
includes quarantine, inspection time, etc.)
Lead Time dalam Berbagai Strategi
Manufaktur
Pengertian Lot
Sebagai contoh, sebuah vendor menetapkan bahwa pemesanan
hanya dapat dilakukan per pack yang berisi 10 material, dan
perusahaan membutuhkan 15 unit material, maka perusahaan
harus memesan material sebanyak 2 pack.

“Ukuran pack yang harus dipesan disebut lot (satuan


pembulatan)”

Contoh lain, perusahaan akan memesan material sebanyak 18


unit, akan tetapi alat tranportasi hanya mampu mengangkut
material sebanyak 10 unit. Maka perusahaan harus melakukan
pemesanan sebanyak dua kali lot. Teknik pemesanan seperti ini
bertujuan untuk meminimasi biaya pemesanan dan biaya simpan
dari material. Dan teknik pemesanan ini dinamakan lot sizing.
Lot Sizing
Teknik yang dipergunakan dalam MRP untuk memperoleh
ukuran Lot pengorderan yang paling ekonomis.

Teknik Lot Sizing: (Metode Heuristik)


1. Lot For Lot (LFL)
2. Least Unit Cost (LUC)
3. Least Total Cost (LTC)
4. Part Period Balancing (PPB)
5. Period Order Quantity (POQ)
6. Economic Order Quantity (EOQ)
7. Fixed Period Requirement (FPR)
8. Fixed Order Quantity (FOQ)
1. Lot for Lot (L4L)
 Pesan sejumlah yang diperlukan (tidak ada
on hand inventory).
 Mengasumsikan bahwa order dapat
dilakukan untuk jumlah berapapun.
 Ukuran lot sama dengan jumlah rencana
produksi.
Contoh Perhitungan L4L
 Contoh kasus, jika lead time 2, ongkos set up $ 5.75, dan ongkos
simpan $ 0.05, maka:

Period 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

GR 12 15 9 17 8 10 16 7 11

SR 12 15

POH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

PORec 9 17 8 10 16 7 11

PORel 9 17 8 10 16 7 11

 Ongkos set up : 9 x $ 5.75 = $ 51.75


 Ongkos simpan : =0 +
 Ongkos total = $ 51.75
2. Least Unit Cost (LUC)
 Prinsipnya, memeriksa satu per satu alternatif
jumlah pemesanan dan memilih alternatif
dengan biaya per unit terendah.

 Pilih ongkos per unit terkecil selama periode


berurutan.
 Contoh kasus, jika lead time 2, ongkos set up
$ 5.75, dan ongkos simpan $ 0.05, maka:
2. Least Unit Cost (LUC)
 Pilih ongkos per unit terkecil selama periode berurutan.

Periode Order Ongkos Ongkos Ongkos Ongkos D


Kumulatif Set up Simpan Total Per Unit
1 12 5.75 0 5.75 0.479
1–2 27 5.75 15 x 0.05 = 0.75 6.50 0.240
1–3 36 5.75 15 x 0.05 + 9 x 0.1 = 1.65 7.40 0.205
1–4
53 5.75 15 x 0.05 + 9 x 0.1 +
17 x 0.15 = 4.20
9.95 0.188

1–5 61 5.75 5.80 11.55 0.189


5 8 5.75 0 5.75 0.719
5–6 18 5.75 10 x 0.05 = 0.5 6.25 0.343
5–7 34 5.75 10 x 0.05 + 16 x 0.1 = 2.1 7.85 0.230
5–8 41 5.75 10 x 0.05 + 16 x 0.1 + 8.90 0.217
7 x 0.15 = 3.15
5–9
52 5.75 5.35 11.10 0.213
Hasil MRP dengan LUC
Ukuran lot 53 unit pada pemilihan pertama, dijadwalkan sebagai scheduled receipts di
periode 1. Hal ini dikarenakan lead time adalah 2 satuan waktu, yang artinya 2 satuan
waktu sebelum periode pertama sudah harus dijadwalkan. Sehingga ini tidak bisa lagi
dimasukkan sebagai planned order receipts.

Sementara ukuran lot 52 pada pemilihan kedua, dijadwalkan sebagai Planned Order
Releases di periode 3 karena periode tersebut belum lewat, sehingga bisa
direncanakan (dimana lead time-nya adalah 2 satuan waktu maka planned order
receipts-nya adalah di periode 5).

Perioda 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

GR 12 15 9 17 8 10 16 7 11

SR 53

POH 0 41 26 17 0 44 34 18 11 0

PORec 52

PORel 52
Biaya MRP dengan LUC
Berdasarkan MRP ditentukan bahwa dilakukan 2 kali setup. Diketahui pula bahwa
terdapat inventori hampir pada seluruh perioda kecuali perioda 4 dan 9. Maka
perhitungan biaya total adalah sebagai berikut:

Biaya setup : 2 x 5,75 = $ 11,5


Biaya simpan : (41 + 26 + 17 + 44 + 34 + 18 + 11) x 0,05 = $ 9,55
Total Biaya = $ 21,05

Perioda 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

GR 12 15 9 17 8 10 16 7 11

SR 53

POH 0 41 26 17 0 44 34 18 11 0

PORec 52

PORel 52
3. Least Total Cost (LTC)
 Pilih ongkos total minimum (menggabungkan
kebutuhan sampai ongkos simpan mendekati
ongkos pesan).

 Contoh kasus, jika lead time 2, ongkos set up


$ 5.75, dan ongkos simpan $ 0.05, maka:
Perhitungan LTC
Periode Unit Periods Period Carrying Kumulatif
Carried Cost
1 12 0 12 x 0.05 x 0 = 0.00 0.00
2 15 1 15 x 0.05 x 1 = 0.75 0.75
3 9 2 9 x 0.05 x 2 = 0.90 1.65
4 17 3 17 x 0.05 x 3 = 2.55 4.20
5 8 4 8 x 0.05 x 4 = 1.60 5.80

 Jadi, kebutuhan untuk periode 1 sampai 5 harus


didatangkan pada periode 1 (SR) adalah 12 + 15 + 9 + 17
+ 8 = 61.
 Perhitungan yang sama akan menghasilkan didatangkan
pada periode 6 (dipesan pada periode 4) sebanyak 44.
Hasil MRP dengan LTC
Period 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

GR 12 15 9 17 8 10 16 7 11

SR 61

POH 0 49 34 25 8 0 34 18 11 0

PORec 44

PORel 44

Berdasarkan MRP ditentukan bahwa dilakukan 2 kali setup. Diketahui pula bahwa
terdapat inventori hampir pada seluruh perioda kecuali perioda 5 dan 11. Maka
perhitungan biaya total adalah sebagai berikut:

Biaya setup : 2 x 5,75 = $ 11,5


Biaya simpan : (49 + 34 + 25 + 8 + 34 + 18 + 11) x 0,05 = $ 8,95
Total Biaya = $ 20,45
4. Part Period Balancing (PPB)
 Suatu variasi LTC (bentuk lain dari
pendekatan LTC)
 Konversi ongkos pesan menjadi equivalent
part periods (EPP)

EPP = s/k

s = ongkos pesan
k = ongkos simpan per unit per periode
Perhitungan PPB
Periode Kebutuhan Periods Part Kumulatif
Carried Periods
1 12 0 0 0
2 15 1 15 15
3 9 2 18 33
4 17 3 51 84
5 8 4 32 116
6 10 5 50 166

5.75
EPP   115 part periods
0.05 part period
116 mendekati EPP (=115)
Hasil MRP dengan PPB
Period 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

GR 12 15 9 17 8 10 16 7 11

SR 61

POH 0 49 34 25 8 0 34 18 11 0

PORec 44

PORel 44

Berdasarkan MRP ditentukan bahwa dilakukan 2 kali setup. Diketahui pula bahwa
terdapat inventori hampir pada seluruh perioda kecuali perioda 5 dan 11. Maka
perhitungan biaya total adalah sebagai berikut:

Biaya setup : 2 x 5,75 = $ 11,5


Biaya simpan : (49 + 34 + 25 + 8 + 34 + 18 + 11) x 0,05 = $ 8,95
Total Biaya = $ 20,45
Diskusi
• Untuk kasus ini, biaya persediaan untuk teknik
LTC & PPB adalah sama dan termurah.
• Mengapa L4L paling mahal untuk kasus ini?
• Dalam kondisi seperti apakah L4L dipilih?
Taksonomi Model Inventori

Model paling
Statis sederhana
Inventori
Deterministik
Dinamis

Inventori

Stasioner
Inventori
Probabilistik
Model paling
Non Stasioner kompleks
Inventori Deterministi k
• Inventori deterministik : Variabel dan faktor
(kedatangan dan demand (D), lead time (L),
serta sistem manajemen inventori) bersifat
pasti, atau diasumsikan pengaruh
perubahannya dapat diabaikan.
• Inventori deterministik:
1. Inventori deterministik Statis
2. Inventori deterministik Dinamis
Inventori Deterministi k Stati k
Inventori deterministik Statis : fenomena dimana
besarnya permintaan diketahui secara pasti dan
sama untuk setiap periodenya.

Secara statistik variansi tidak signifikan sehingga


nilainya dapat diabaikan (S = 0)
Inventori Deterministi k Dinamis
Inventori Deterministik Dinamis : Ditandai dengan adanya
keterkaitan yang tidak dapat diabaikan antara besarnya nilai
permintaan dengan periodenya dan besarnya permintaan
diketahui secara pasti dan nilainya berbeda untuk setiap
periodanya.

- Tidak digunakan nilai statistik (harga rata-rata dan


standar deviasi)
- Prinsip time phasing, nilai permintaan pada setiap
periode perencanaan akan diberlakukan secara mandiri
Inventori Deterministi k Dinamis

• Bersifat diskrit: Demand (D) terjadi pada suatu


titik waktu (point of time) yang diskrit dengan
jumlah yang diketahui secara pasti
(deterministik), besarnya tidak sama antara
satu periode dengan periode lainnya (dinamis)
• Penentuan operating stock (ukuran lot
ekonomis)
Inventori Deterministi k Dinamis

• Pendekatan penentuan ukuran lot pemesanan


yang ekonomis permintaan deterministik
dinamis :
1. Metode Optimasi / Analitik
2. Metode Heuristik
Inventori Deterministi k Dinamis
 Metode Optimasi / Analitik : Menghasilkan solusi yang optimal.
- Metode Wagner-Within (1958).
 Metode Heuristik : Menghasilkan Solusi baik yang tidak selalu
dapat dijamin keoptimalannya.
− Metode Lot For Lot ( LFL)
− Metode Least Unit Cost (LUC)
− Metode Least Total Cost (LTC)
− Metode Economic Part Period (EPP)
− Metode Part Period Balancing (PPB)
− Metode Period Order Quantity (POQ)
− Metode Silver – Meal (1969)
Inventori Deterministi k Dinamis
•Asumsi

1.
Permintaan dikatahui secara pasti , muncul pada awal periode perencanaan
besarnya tidak selalu sama antara satu periode dengan periode perencanaan
lainnya.
2.
Horison perencanaan terbatas (finite) dan terdiri atas beberapa periode
perencanaan yang sama panjang.
3.
Ukuran lot pemesanan akan meliputi kebutuhan dan permintaan barang satu atau
beberapa perode perencanaan secara utuh (integer)
4.
Barang yang dipesan datang pada awal periode perencanaan. Pemesanan akan
dilakukan L periode waktu sebelum waktu kedatangan barang direncanakan.
5.
Tidak ada diskon dalam pembelian barang.
6.
Barang yang dibeli bersifat independen antara barang yang satu dengan barang
lainnya.
7.
Tidak ada inventori awal dan akhir pada tiap periode perencanaan, tidak ada barang
dalam daftar pesanan yang belum tiba pada saat pemesanan lain dilakukan.
Inventori Deterministi k Dinamis

• Komponen Model
1. Kriteria Kinerja
Minimasi ongkos total inventori (OT)yang
terdiri dari ongkos beli (Ob), ongkos pesan
(Op)dan ongkos simpan(Os).
OT = Ob + Op + Os
2. Variabel Keputusan
• Ukuran lot pemesanan ekonomis (q).
Inventori Deterministi k Dinamis

3. Parameter
• Harga satuan barang P (Rp/unit)
• Harga satuan pesan A (Rp./Pesan)
• Harga satuan ongkos simpan h
(Rp./unit/horison perencanaan)
• Waktu ancang-ancang konstan L periode
Iventori Deterministi k Dinamis

Metode Optimasi
• Populer untuk persoalan inventori
deterministik dinamis dikembangkan oleh
Wagner-Within (1958).
• Sesuai dengan karakteristik permintaannya
yang bersifat dinamis maka metode ini
menggunakan pendekatan programa dinamis
dalam mencari solusi untuk menentukan
ukuran lot pemesanannya.
Metode Opti masi / Analiti k
• Formulasi Model Dinamis
Asumsi
1.Horison perencanaan terdiri atas N periode perencanaan,
permintaan tiap periode perencanaan diketahui secara pasti dan
jumlah permintaan tiap periodenya tidak harus sama besar.
2. Tidak ada ongkos kekurangan inventori.
3.Barang yang dipesan akan diterima pada awal periode dan
permintaan barang pada suatu periode t (Dt) akan dipenuhi pada
periode tersebut.
4.Setiap kali melakukan pemesanan dikenakan ongkos pesan (A) dan
barang yang disimpan akan terkena ongkos simpan (h) yang
besarnya sebanding dengan jumlah barang yang disimpan selama
periode penyimpanannya.
Metode Opti masi / Analiti k (2)

• Formulasi Model Dinamis


N
Fungsi tujuan : O N    AY t  hI t 
t 1
Pembatas : di mana :
ON : Ongkos inventori total selama N periode
1. It = It-1 + qt - Dt
A : Satuan ongkos pesan (Rp./pesan)
2. Io = 0 h : Satuan ongkos simpan (Rp./unit/periode)
It : Inventori pada akhir periode t
3. IN = 0
qt : Ukuran lot pemesanan yang akan datang pada
4. 1 jika q t  0
Yt   periode t
0 jika q t  0 Dt : Permintaan pada periode t
n
n : Batas maksimum periode yang dicakup
5. q t   D t pada pesanan qt
t e
e : Batas awal periode yang dicakup
pada pemesanan qt
Algoritma Wagner – Within
1. Langkah 1
Hitung matriks ongkos total (ongkos pesan dan ongkos simpan) untuk
semua alternatif pemesanan (order) selama horison perencanaannya
(terdiri dari N periode perencanaan).
n
O en  A  h   q en - q et  untuk 1  e  n  N
te

Dimana :
A : Ongkos pesan (Rp./pesan)
h : Ongkos simpan per unit per periode (Rp./unit/periode)
n

qet : D
t e
t

Dt : Permintaan pada periode t


e : Batas awal periode yang dicakup pada pemesanan qet
n : Batas maksimum periode yang dicakup pada pesanan qet
Algoritma Wagner – Within
2. Langkah 2
Hitung fn (ongkos minimum yang mungkin dari periode e sampai dengan
periode n ), asumsi tingkat inventori di akhir periode n adalah nol.
• Mulai dengan f0 = 0
• Selanjutnya hitung secara berurutan f1, f2, ......, fN.
• Nilai fN adalah nilai ongkos total dari pemesanan optimal
fn = Min [ Oen + fe-1] untuk e = 1,2,...,n dan n = 1,2,.......,N
• setiap periode semua kombinasi dari setiap alternatif pemesanan yang
mungkin dibandingkan
•Hasil kombinasi terbaik disimpan sebagai strategi fn terbaik untuk
memenuhi permintaan selama periode e sampai dengan periode ke-n.
• Harga fN adalah nilai optimal dari cara pemesanan sampai periode ke-N.
Algoritma Wagner – Within
3. Langkah 3
Terjemahkan fN menjadi ukuran lot dengan cara seperti
disajikan pada tabel 1 berikut :
Tabel 1. Penjabaran fN kedalam ukuran lot pemesanan
Pemesanan terakhir dilakukan pada periode e untuk memenuhi
fN = OeN + fe-1 permintaan dari periode e sampai periode N.

Pemesanan sebelum pemesanan terakhir harus dilakukan pada


periode v untuk memenuhi permintaan dari periode v sampai
fe-1 = Ove-1 + fv-1
periode e-1.

. .
. .
. .

Pemesanan yang pertama harus dilakukan pada periode 1 untuk


memenuhi permintaan dari periode 1 sampai periode u-1.
fu-1 = O1u-1 + f0
Algoritma Wagner – Within
(Contoh)
Contoh 1.
Diketahui permintaan barang setiap minggunya seperti
diperlihatkan pada tabel dibawah ini:
Permintaan barang tiap minggu (dalam unit)
Minggu (t) 1 2 3 4 5 6
Permintaan (Dt) 8 20 56 45 35 40

Jika ongkos pesan Rp. 500.000,- untuk setiap kali pesan


dengan waktu ancang-ancang sebesar 1 minggu dan
ongkos simpan sebesar Rp. 10.000,-/unit/minggu dan tidak
ada inventori awal, bagaimana kebijakan inventorinya
dengan menggunakan algoritma Wagner-Within?
Algoritma Wagner – Within (Contoh)

Langkah 1 :
parameter model sebagai berikut :
A : Rp. 500.000,- /pesan
h : Rp. 10.000,-/unit/minggu
L : 1 minggu

Hitung Oen dengan menggunakan rumus berikut :


Algoritma Wagner – Within (contoh)

Langkah 1 :
O11 = 500.000 + 10.000 [(8-8)]
= 500.000
O12 = 500.000 + 10.000 [(28-8) + (28-28)]
= 700.000
O13 = 500.000 + 10.000 [(84-8) + (84-28) + (84-84)]
= 1.820.000
. . .
. . .
. . .

O66 = 500.000 + 10.000 [(40-40) + (129-28) + (129-84) + (129-129)]


= 500.000
Algoritma Wagner – Within (contoh)

Langkah 1 :
Matriks hasil perhitungan Oen
(dalam ribuan rupiah)
n
1 2 3 4 5 6
e
1 500 700 1820 3170 4570 6570
2 500 1060 1960 3010 4610
3 500 950 1650 2850
4 500 850 1650
5 500 900
6 500
Algoritma Wagner – Within
(Contoh)
Langkah 2 :
Menghitung nilai fn dimana :
fn = Min [ Oen + fe-1] untuk e = 1,2,...,n dan n = 1,2,.......,N
f0 = 0
f1 = min [O11 + f0] = min [500.000]
= 500.000 untuk O11 + f0
. . . . .
. . . . .
. . . . .

f6 = min [O16 + f0 , O26 + f1 , O36 + f2 ,O46 + f3 ,O56 + f4 , O66 + f5]


= min [6.750.000 + 0 , 4.610.000+ 500.000 , 2.850.000+ 700.000 ,
1.650.000+ 1.200.000 , 900.000 + 1.650.000, 500.000 + 2.050.000]
= 2.550.000 untuk O56 + f4 atau O66 + f5
Algoritma Wagner – Within
(Contoh)
Langkah 2 :
Tabel Rekapitulasi Hasil Perhitungan fn
(dalam ribuan rupiah)
n
1 2 3 4 5 6
e
1 500 700 1820 3170 4570 6570
2 1.000 1.560 2.460 3.510 5.110
3 1.200 1.650 2.350 3.550
4 1.700 2.050 2.850
5 2.150 2.550*
6 2.550*
fn 500 700 1.200 1.650 2.050 2.550

*) optimal
Algoritma Wagner – Within
(Contoh)
Langkah 3 :
2 solusi optimal karena f6 mempunyai 2 alternatif untuk kombinasi
O56 + f4 atau O66 + f5.
Alternatif 1
• f6 = O56 + f4, berarti bahwa pemesanan sebesar 75 unit dilakukan
pada periode 4 untuk memenuhi permintaan pada periode 5 dan
6. Selanjutnya periode sebelumnya bergantung pada f4.
• f4 = O34 + f2, berarti bahwa pemesanan sebesar 101 unit dilakukan
pada periode 2 untuk memenuhi permintaan pada periode 3 dan
4, selanjutnya ukuran lot pemesanan untuk periode sebelumnya
bergantung pada f2.
• f2 = O12 + f0, berarti bahwa pemesanan sebesar 28 unit dilakukan
pada periode 0 untuk memenuhi permintaan pada periode 1 dan
2. Penjabaran dihentikan sebab semua periode telah tercakup.
Algoritma Wagner – Within
(contoh)
Langkah 3 :

Kebijakan inventori dengan algoritma Wagner-Within


(alternatif 1)
Perioda (t) 0 1 2 3 4 5 6
Permintaan (Dt)   8 20 56 45 35 40
Ukuran Lot Pemesanan   28   101   75  
Saat pemesanan (POR) 28   101   75    

Anda mungkin juga menyukai